18 February 2019
Godly Zeal
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Wahyu 3 : 14-19; Yohanes 2 : 13-17.

Wahyu 3 : 14-19; Yohanes 2 : 13-17.

Dunia tidak mengenal satu gerakan yang Tuhan berikan dari Surga kepada gereja-Nya, kepada hamba–hamba-Nya, kepada anak-Nya yang sejati, yaitu zealous. Ini adalah api yang dari Surga yang mendorong seseorang untuk hidup bergairah dan melakukan segala perkerjaan dan kemuliaan didedikasikan kepada Allah saja. “Be zealous” demikian kata Yesus Kristus kepada jemaat di Laodikia. Gambaran jemaat di Laodikia pada waktu itu adalah tidak panas dan tidak dingin. Yesus berkata, “alangkah baiknya jikalau engkau panas atau dingin”. Di Laodikia ada sumber mata air panas yang dapat digunakan untuk kesehatan dan ada sumber mata air dingin yang begitu fresh, begitu segar untuk diminum. Tetapi sumber mata air itu begitu jauh dari kota. Maka orang–orang berusaha untuk mengalirkan sumber mata air panas dan juga sumber mata air dingin ke kota, tetapi karena jaraknya begitu panjang maka ketika sampai ke kota Laodikia, kedua mata air tersebut menjadi suam–suam kuku. Keduanya sudah tidak panas dan tidak segar lagi. Maka Yesus Kristus mengatakan “karena engkau suam–suam kuku, Aku akan memuntahkan engkau”. Ini adalah suatu tuntutan dari Kristus Yesus sang gembala gereja. Ini adalah kalimat–kalimat yang sangat tajam dari pencipta langit dan bumi dan pembentuk gereja. Itu berarti, engkau tidak berguna dan berharga bagi-Ku. Gereja adalah garam dunia, gereja adalah terang dunia, diminta oleh Allah untuk dipakai bagi dunia ini sehingga dikatakan engkau adalah garam dunia. Tetapi jikalau garam itu sudah menjadi tawar, dengan apa dia diasinkan lagi? Tidak mungkin, dan tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.

Dunia ini adalah dunia yang membutuhkan kesaksian dari Allah yang hidup. Dunia ini adalah dunia yang mau mencari sebenarnya siapa yang sungguh–sungguh sejati di tengah–tengah umat manusia yang mengaku Allahnya adalah sejati. Dan satu–satunya adalah di dalam Yesus Kristus, di dalam gereja-Nya, tetapi gereja sekarang sudah menjadikan diri persis seperti dunia dan hidup sama dengan budaya dunia. Jikalau kita ingin membesarkan kerajaan Allah, hanya melalui satu cara yaitu Kristus Yesus, salib dan kesucian harus ditegakkan. Tidak mungkin tidak. Sekarang banyak orang ingin menjadi audience pleaser, bisa diterima oleh dunia, “memiliki cara kerja, cara pikir yang sama dengan dunia. “Engkau sudah suam–suam kuku, tidak ada gunanya.” Jangan bermain–main, jangan membohongi Tuhan dan jangan membohongi dirimu sendiri. Jangan engkau menjadi orang yang melayani Tuhan dengan caramu sendiri. Lihat dan kembali kepada Firman, mari bertobat dan kemudian kita melayani Tuhan.

Saya kembali lagi, dunia ini tidak mengenali apa yang akan saya bicarakan karena ini ada di dalam Alkitab, yaitu zealous, Godly zeal. Godly zeal adalah bentukan Roh Kudus di dalam hidup kita yang menyalakan hati kita, menumbuhkan seluruh afeksi yang suci di dalam hati kita, dan mengarahkan seluruh hidup kita menuju kepada sesuatu yang benar and kudus. Di dalam Alkitab kita menemukan orang–orang yang begitu zealous bagi Tuhan bahkan di dalam seluruh emosinya yang membuat kita sebagai orang Kristen pun kebingungan. Mereka memiliki doa-doa seperti ini, “Seperti rusa yang merindukan air demikian jiwaku merindukan Engkau ya, Tuhan. Air mataku menjadi makananku siang dan malam karena sepanjang hari orang berkata kepadaku di mana Allahmu?” Di dalam kerinduannya orang ini berkata, “Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama–lamanya. Biarlah aku berlindung di dalam naungan sayap-Mu.” Ada sesuatu api dan afeksi di dalam doanya. Afeksi itu bukan untuk mengejar uang, bukan untuk mengejar harga diri, bukan unutk mengejar kenikmatan hidup, tetapi mengejar Allah. Saudara lihat di dalam pengharapan orang ini, “Aku sangat menanti–nantikan Tuhan seperti pengawal menantikan pagi hari.” Lihat kesukaannya, “Ya peringatan–peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasehat–penasehatku.” Lihat cintanya, “Aku menaikkan tanganku kepada perintah–perintahMu yang kucintai. Aku hendak merenungkan ketetapan–ketetapanMu.” Lihatlah kemarahan dan kebenciannya, “Aku menjadi gusar terhadap orang fasik yang meninggalkan taurat-Mu, aku membenci orang–orang yang membenci Engkau, aku sungguh–sungguh membenci mereka.” Lihatlah ketakutan orang ini, “Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau. Aku takut kepada penghukuman.” Seluruhnya dinyatakan di dalam doa, ia mencetuskan isi hatinya yang terdalam, pengharapannya, kerinduannya, kehausannya, cintanya, kesukaannya, kemarahannya dan ketakutannya. Bagaimanakah dengan saudara?

Orang–orang yang dipakai oleh Tuhan selalu memiliki Godly zeal, kegairahan, ketekunan, kerinduan yang besar, sesuatu hal mengharapkan dan terus menerus mengejar Allah dan tidak akan melepaskannya sampai mendapatkannya. Orang–orang yang dipakai oleh Tuhan selalu memiliki contentment di dalam hatinya, karena sadar Tuhan itu segala–galanya tetapi ia tidak pernah puas untuk berambisi melihat anugerah dan kekayaan dan kemuliaan Tuhan dinyatakan di seluruh dunia. Godly zeal. Pagi ini saya berharap, berlutut berdoa, kiranya Tuhan mengasihani kita, mengasihani gereja yang sejati, memberikan kembali api yang tidak dikenal oleh dunia ini. Api yang asing bagi dunia ini, yang mungkin aneh bagi dunia ini. Tetapi itu adalah api Surgawi dan itu adalah api Roh Kudus yang menggerakkan seluruh hamba–hamba-Nya dan dimulai dari Yesus Kristus itu sendiri. Dia diurapi oleh Roh Kudus tanpa berhingga. Suatu hari Dia datang ke Bait Suci dan melihat orang–orang berjualan. Ibadah sudah tidak lagi dipentingkan, sebenarnya seluruhnya itu adalah uang. Dari dulu sampai sekarang gereja tetap sama, menarik jemaat dengan berbagai cara dan intinya adalah uang. Mengapa tidak bertobat? Mengapa tidak jujur? Mengapa kita diam saja? Sungguh–sungguhkah kita mencintai Tuhan? Tidak pernah ada orang yang mencintai Tuhan tidak mencintai gereja. Tidak pernah ada orang yang mencintai Tuhan tidak mencintai pekerjaan Tuhan. Yesus Kristus tidak tahan melihat orang-orang berjualan di Bait Suci, Ia mengatakan, “Cinta untuk rumah-Mu membakar Aku”, maka diporakporandakan orang-orang yang berjualan itu. Saudara tidak mungkin akan mengerti gerakan Tuhan, jika tidak memiliki Roh Kudus. Tetapi jikalau saudara–saudara memiliki Roh Kudus, maka saudara akan tahu bahwa itu adalah pemurnian/penyucian.

Suatu hari Paulus diminta oleh seluruh jemaatnya untuk tidak pergi karena baru saja Nabi Agabus bernubuat bahwa sebentar lagi Paulus akan pergi ke Roma dan mengalami begitu banyak penganiayaan. Jemaatnya begitu mengasihi Paulus dan menahannya untuk tidak pergi. Tetapi Paulus mengatakan, “Kamu jangan mendukakan hatiku, jangankan dianiaya, mati bagi Kristus aku mau.” Lalu Paulus pergi dan sampai akhirnya dia mati. Jikalau bukan Roh Kudus yang menerangi kita, bagaimana kita dapat mengerti ayat ini? Semua orang inginnya lari dari kematian. Tetapi orang yang memiliki api dari Tuhan, ketaatan kepada Tuhan diutamakan. Maka kemudian dia pergi ke sana untuk menjalani seluruh penderitaan sampai akhirnya dia mati. Ketika saya melihat seperti ini, saya menyadari hidup saya itu miskin sekali. Roh yang menggerakkan Paulus itu kiranya Roh yang menggerakkan aku. Kita harus meminta pertolongan Tuhan untuk digerakkan oleh Roh yang sama.

Suatu hari ketika Musa sudah sampai di perbatasan tanah Kanaan, Tuhan mengatakan, “Masuklah, Aku akan meminta malaikat-Ku memimpin engkau. Masuk ke tempat negeri yang berlimpah dengan susu dan madunya, dan seluruh malaikat-Ku akan memerangi mereka dan akan menghancurkan seluruh kota demi kota. Masuklah Musa, bersama dengan malaikat-Ku tetapi Aku tidak akan menyertai engkau.” Lalu Musa mengatakan: “Kalau Engkau Tuhan tidak menyertai kami, jangan biarkan aku melangkah satu langkah dari tempat ini.” Ketika melihat Musa seperti ini, mungkin saudara mengatakan Musa bodoh karena itu beyond pengertian manusia pada umumnya. Tuhan yang mengatakan akan memberikan berkat-Nya, memberikan malaikat-malaikat-Nya mengapa Musa tidak mau? Jawabannya adalah karena ada Godly zeal di dalam hati Musa. Sekarang hanya sedikit orang di dunia ini di dalam gereja Tuhan yang memilikinya.

Hari ini saya akan berbicara apa yang Alkitab itu nyatakan, dan apa yang bapak–bapak Gereja, khususnya orang–orang Puritan ketika bicara mengenai Godly zeal. Kalau saudara membaca buku–buku Puritan, dua kata ini akan digabungkan. Mereka adalah orang yang Godly, orang yang saleh, takut akan Tuhan dan mereka adalah orang zealous, orang yang berapi–api, orang yang berambisi, orang yang sungguh–sungguh memiliki kegairahan besar bagi Allah.

Beberapa karakteristik dari Godly zeal:

(1) Orang yang Godly zeal adalah orang yang zeal-nya itu dijagai dan lahir dari Firman. Zealous yang sejati. Kegairahan, kerajinan, ketekunan, kecemburuan yang suci dari Firman dan dibatasi oleh Firman. Orang yang memiliki kegairahan bagi Tuhan yang sejati, ketika orang tersebut membaca Firman setiap hari, sungguh–sungguh mau meneliti perintah–perintah-Nya dan menyimpan di dalam hatinya, kemudian saudara lihat dia begitu rajin, itu adalah sesuatu yang sejati. Tetapi jikalau seseorang hanya di dalam gereja, tidak membaca Firman, tidak mengerti Firman, maka itu adalah bukan Godly zeal, itu adalah performance zealous. Banyak orang tidak mau pergi ke gereja yang sama kalau tidak ada pelayanan. Tidak ada ketekunan. Tidak ada gairah untuk mengejar Tuhan. Tidak baca Firman Tuhan. Itu adalah sesuatu kepalsuan. Itu performance. Godly zeal selalu akan muncul dari Firman. Selalu akan muncul dari pengenalan akan Allah. Karena melihat Allah itu begitu mulia di dalam Firman-Nya. Itu yang membuat seseorang gentar dan mau seumur hidup melayani Tuhan dalam bentuk apapun saja. Dan di dalam setiap pelayanan selalu sangkal diri, pikul salib.

Ketika berbicara berkenaan tentang Godly zeal, Biblical zealous, zeal yang lahir dan juga dijagai oleh Firman, bukan liar. Banyak orang di dalam gereja kelihatan sungguh–sungguh bagi Tuhan, orang itu kadang–kadang mengeluarkan karunia–karunia Roh yang begitu seakan–akan hebat, berkobar bagi Tuhan tetapi sebenarnya adalah sesuatu yang liar. Di dalam Alkitab, anak–anak Harun memberikan satu api yang asing, demikian kata Firman Tuhan. Kelihatannya sama, api. Tetapi Tuhan katakan tidak, ini api asing. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Thomas Brooks, seorang Puritan. Godly Zeal itu seperti api. Jika api itu berada di dalam tungku perapian, maka akan menjadi pelayan yang baik. Tetapi jika di luar tungku perapian itu, akan menjadi tuan yang buruk. Artinya adalah bahwa sama seperti saudara–saudara memiliki api di dalam tungku, maka tungku dengan api itu akan sangat bermanfaat bagi kita. Saudara bisa membakar jagung, membakar roti, bisa merebus air di sana, saudara bisa lakukan. Tetapi jikalau api itu keluar dari tungku itu, maka yang terjadi adalah rumah kita akan terbakar. Perhatikan baik–baik, zealous yang sejati tungkunya itu, batasannya adalah Firman. Zeal yang sejati dijagai oleh knowledge and wisdom kepada the Word of God. Dan itu adalah tanda dari yang dimiliki oleh Kristus dan orang–orang yang dikuduskan-Nya. Api yang sejati yang dari Surga selalu ada kaitannya dengan mengenal Firman. Zealous yang sejati adalah biblical zealous, lahir dan dibatasi dengan pengenalan dan arti yang ada di dalam Firman.

(2) Mereka memiliki kegairahan yang besar bagi kehormatan Allah. Api itu akan muncul ketika gereja Tuhan dirusak, gereja Tuhan disesatkan, kemunafikan merajalela, dan dosa merebak, bukan karena merasa diri dirugikan. Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan kepada Pinehas, yang baru saja membela kehormatan Tuhan. Tuhan mengatakan kepada dia, dia begitu giat membela kehormatan Allah tetapi sebenarnya bukan God-centered tetapi self-centered. Banyak orang tidak peduli kalau gereja dirusak, kalau gereja itu kemudian sesat, tidak peduli untuk seluruh kemunafikan yang terjadi di dalam gereja. J.C. Ryle mengatakan seseorang yang tidak memiliki zeal against error pada dasarnya dia tidak memiliki zeal for truth. Kalau saudara dan saya sebenarnya tidak peduli akan kesesatan, saudara dan saya sebenarnya tidak peduli akan kebenaran. Lihat seluruh orang yang dipakai oleh Tuhan, yang dipimpin, yang Roh Kudus itu hadir menggerakkan hatinya dan kemudian memiliki Godly zeal adalah orang–orang yang mau mengejar kehormatan bagi Allah di dunia ini, ingin kemuliaan Allah melingkupi seluruh bumi, memiliki visi yang tidak dilihat oleh mata manusia. Seluruh mata manusia memandang ke bawah, kepada uang, tetapi dia memandang ke atas, kepada nama Tuhan yang dipermuliakan bagi seluruh, di atas seluruh bumi.

Suatu hari nabi Elisa, ketika Elia sudah meninggalkan dia dengan diangkat oleh kereta yang ada dari Surga. Elisa sendiri tidak tahu harus seperti apa, banyak orang Israel yang masih mendukakan Tuhan. Elisa sendiri merasa apakah mungkin dia dipakai seperti Elia.  Maka kemudian di dalam doanya, dengan zealous yang masuk menjelajah seluruh nadinya, membakar hatinya dan dia berteriak meminta Tuhan bekerja sekali lagi bahkan meminta dua bagian dari apa yang Tuhan kerjakan bagi Elia. Sekarang di mana teriakan seperti itu? Di mana api itu lagi? Sudah tidak ada.

Yeremia mengatakan ada sesuatu api di dalam tulangku, seperti dalam sekam aku mau tahan untuk tidak bicara tentang Tuhan, karena Yeremia adalah salah satu orang yang paling sulit sekali dalam pelayanannya, dia pernah mengutuki hari lahirnya. Dia mengatakan, “Oh adalah sesuatu yang baik jikalau pada waktu itu, tempat kuburanku adalah kandungan ibuku, kalau aku pada waktu itu tidak melihat matahari dan tidak ada satu orangpun yang meneriakkan kegembiraan karena Yeremia sudah lahir, oh alangkah bahagianya waktu itu. Celakalah, celakalah engkau yang meneriakkan bahwa Yeremia sudah lahir, celakalah engkau yang berbahagia karena kelahiranku, karena sebenarnya aku begitu sangat menderita dan aku mau menyembunyikan namaMu, aku mau mengkatupkan mulutku, dan aku tidak akan menyebut–nyebut Engkau lagi dan aku mau berdiam diri, tetapi ketika aku berdiam diri api itu menjalar di seluruh sendiku, aku tak sanggup untuk menahannya, api itu mendorong aku untuk hidup menyatakan dan mengabarkan kehormatan Allah”. Di mana gereja atau orang yang berdoa seperti itu?

(3) Zeal yang menuntut akan diri. Godly zeal bukan ditujukan untuk terus menuntut orang lain. Allah akan memproses diri kita terlebih dahulu. Orang–orang yang memiliki zealous yang suci akan memaksa diri, menuntut diri, mengintrospeksi diri, mengkoreksi diri terlebih dahulu. Mematikan dosa diri terlebih dahulu, taat kepada Allah terlebih dahulu, mendengar Firman bukan memikirkan orang lain tetapi kepada diri kita terlebih dahulu. Zeal yang sejati akan mulai dari sincere examination of self, demikian orang–orang Puritan mengatakan. Jikalau saudara mengikuti satu pemimpin yang hanya bisa bicara tetapi tidak mau kerja itu bukan Godly zeal. Yang menyuruh saudara untuk memberikan persembahan, tetapi dia tidak memberikan persembahan yang terbaik itu bukan Godly zeal. Kalau menyuruh seseorang pikul salib, dia sendiri tidak pikul salib. Godly zeal menginginkan kebangunan tetapi mulai daripada diri, menginginkan nama Tuhan dipermuliakan tetapi mulai daripada ketaatan diri.

Terhadap hal ini saya akan memberikan sedikit catatan, mungkin banyak saudara–saudara yang tidak suka dengan apa yang disebut dengan gerakan radikal. Tetapi saya mau luruskan kata radikal ini. Radikal dari kata radix, radix artinya akar. Kalau kita tidak suka dengan kata ini, apakah saudara suka dengan orang yang munafik, orang yang bertindak bukan dari dalam hatinya? Ketika berbicara mengenai Godly zeal, saudara akan berpikir bahwa ini adalah bagian dari radikalisme. Lihat, Yesus Kristus radikal atau tidak? Yesus Kristus mengatakan kepada jemaat di Laodikia, “Karena kamu tidak panas, karena kamu tidak dingin, maka Aku akan memuntahkan engkau”. Intinya adalah dengan menggunakan satu kata radikal itu, saya mengatakan kita harus radikal bagi Allah. Apa arti radikal bagi Allah? Perhatikan baik–baik, prinsip dari Alkitab, api di dalam peperangan rohani bukan dilawan dengan air, api dilawan dengan api! Ibrani 1:7 Allah itu membuat malaikat–malaikat-Nya, membuat pelayan–pelayan-Nya, pelayan–pelayan api. Ini adalah api yang kudus, dari Tuhan, urapan Roh Kudus, api yang menuntut diri, menyangkal diri, memikul salib. Ketika bicara mengenai radikalisme di dalam kekristenan, radix, orang yang bekerja dari akarnya itu hidup berdedikasi bagi Allah. Di dalam kekristenan kalau kita bicara mengenai radikal, kita yang mati, kita yang disembelih, kita yang dianiaya, kita yang harus sangkal diri, kita yang harus pikul salib, kita harus menahan diri kita, kita harus mendoakan musuh kita, kita yang dirugikan, itu adalah Godly zeal.

Samuel Ward menyatakan api zealous surgawi ini sama dengan ketakutan kepada kematian tetapi bagi setan. Setan tidak takut ketika kita itu memuji–muji Tuhan, di dalam gereja, nyanyi dalam koor, kita bahkan melayani biasa saja tetapi setan itu takut kepada orang-orang Kristen yang memiliki Godly zeal, takutnya persis seperti seseorang mau berhadapan dengan kematian. Di dalam kitab Wahyu ada satu tulisan, dan mereka mengalahkan seluruh musuh itu dengan darah Anak Domba dengan perkataan kesaksian mereka dan tidak menyayangkan hidup mereka sendiri masuk ke dalam kematian. Godly zeal adalah api yang membakar untuk diri, menuntut diri lebih berjuang, menuntut diri menyangkal salib, menuntut diri untuk hidup lebih suci, menuntut diri untuk mematikan dosa.

(4) Godly zeal, kudus dan aktif bertindak. Selalu mendedikasikan diri pada tugas yang diberikan kepada kita untuk Injil. Thomas Brooks menyatakan, jiwa yang memiliki Godly zeal selalu bertanya kepada diri, apa yang dapat aku berikan bagi Allah lagi? William Ames menyatakan seorang Kristen yang memiliki Godly zeal selalu siap untuk melakukan seluruh tugas yang Tuhan tempatkan di atas kepalanya, bahkan itu mungkin suatu tugas yang sangat sulit bagi dia, bahkan mungkin melampaui kemampuan manusia untuk menanggungnya. Karena dia memuliakan Allah, karena dia ingin hidup untuk menyenangkan hati Allah, hanya Allah saja, maka ketika ada tugas bahkan paling sulitpun dia akan meminta kekuatan dari Tuhan itu. Ini adalah orang–orang yang hidup aktif bergairah dan bergelora bagi Allah yang keluar dari comfort zone. Saya tidak katakan saudara harus meninggalkan segala sesuatu yang rutin, tidak. Di dalam kerutinan itu pun kita bisa Godly, memiliki Godly zeal.

Perhatikan baik-baik apa yang saya mau bicara di bawah ini, zealous yang Godly adalah zealous yang aktif bertindak di hadapan Tuhan, tuntutan kita bukan tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi kita dipanggil bersama–sama untuk menjadi hamba Tuhan, saudara dan saya adalah sama–sama full time hamba Tuhan di dalam ketaatan kepada Pemimpin kita. Kita dipanggil full time hidup bagi Allah.

Richard Baxter mengatakan, apakah engkau berpikir bahwa Tuhan memiliki banyak hamba namun tidak mempunyai pekerjaan untuk hambanya lakukan? Akankah seorang di antara kalian yang akan memuji dan menghadiahi hambamu karena tidak berbuat apa–apa? Dan kemudian merasa puas apabila hambamu itu pada akhir tahun berkata kepadamu, aku tidak melakukan kesalahan apapun. Allah memanggil engkau tidak semata–mata untuk tidak melakukan kesalahan, namun untuk mengasihi Dia dan melayani-Nya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Apabila kini engkau memiliki tuan yang lebih baik daripada tuan yang sebelumnya, tidakkah engkau seharusnya bekerja lebih keras dari sebelumnya? Tidakkah engkau akan melayani Allah dengan lebih berapi–api daripada engkau dulu melayani setan? Apabila engkau adalah orang percaya sejati, engkau kini telah meletakkan pengharapanmu di Surga, maka carilah, kejarlah hal–hal surgawi seperti orang–orang dunia memilih dan mencari dan mengejar hal–hal duniawi. Lihat bagaimana orang dunia mengejar dunia ini, membayar berapa pun saja harganya, mendedikasikan hidupnya untuk segala sesuatu yang nantinya mati. Tetapi mengapa gereja Tuhan yang sudah ditebus, sama dengan dunia? Kiranya Tuhan mengasihani kita, memberikan kepada kita roh-Nya, urapan dan api-Nya kepada kita semua untuk kita memiliki Godly zeal.


Mazmur 141:1-5
 
 

Mazmur 139
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

7 June 2018
Cinta Tuhan yang ditolak di Kapernaum
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 4:12-17, Yesaya 8:23-9:7

Matius 4:12-17, Yesaya 8:23-9:7

Setelah Yesus dicobai oleh setan di padang gurun, selanjutnya Yesus pergi ke Galilea ke tanah Zebulon dan Naftali, dan memberitakan Injil Kerajaan di sana. Di antara peristiwa Yesus dicobai dan Dia pergi ke Galilea, ada gap 1 tahun. Matius memang sengaja menuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam hidup Yesus Kristus. Apa yang terjadi setelah Yesus dicobai dan sebelum Yesus berada di Galilea yang dituliskan dalam Injil Yohanes. Kitab Yohanes menuliskan peristiwa air menjadi anggur di Kana, Yesus membersihkan dan memporak-porandakan semua yang berjualan di Bait Suci, pembicaraan Yesus dengan Nikodemus, pembicaraan Yesus dengan perempuan Samaria. Tetapi mengapa Matius tidak memasukkan peristiwa-peristiwa tersebut di dalam suratnya? Karena memang seluruh penulis Kitab Suci tidak mau memiliki sesuatu ketertarikan menuliskan silsilah atau menuliskan daftar kehidupan Yesus Kristus secara kronologis. Itu bukan ide mereka. Itu bukan concern mereka. Kalau kita membaca Kitab Suci, khususnya Kitab Injil ataupun beberapa kitab-kitab di dalam Perjanjian Lama, kita akan menyadari bahwa penulis-penulis itu tidak menuliskannya secara kronologis. Penulis-penulis itu menuliskannya, memasukkan cerita ini, mengeluarkan cerita yang lain karena mereka menulis untuk suatu tujuan. Mereka tidak memberikan data kepada kita. Mereka menuliskan untuk sesuatu tujuan. Tujuannya adalah untuk memproklamirkan iman mereka, memproklamirkan Allah yang mereka kenal dan mereka percaya. Tujuan Matius menuliskan suratnya adalah untuk orang-orang Yahudi khususnya mereka yang ada di pembuangan, agar mereka menyadari bahwa Yesus yang mereka salibkan adalah Mesias yang ditunggu-tunggu. Yesus yang mereka tolak itu adalah Mesias yang sebenarnya datang, yang sudah dinyatakan di dalam Perjanjian Lama. Maka Matius menuliskan pasal demi pasal dengan urutan-urutan yang detail dan cermat.

Orang-orang Yahudi adalah orang yang terus menerus menunggu kapan Mesias datang seumur hidup, beratus-ratus tahun tidak pernah bisa rest di dalam hatinya. Orang Yahudi adalah orang yang terus, hampir setiap hari, ratusan tahun, perang sampai saat ini. Mereka orang yang terus dikejar-kejar oleh bangsa-bangsa sekitar. Mereka dianggap sebagai satu bangsa yang menduduki tanah yang tidak sah, tidak legal yang mereka sekarang duduki. Ini adalah kesulitan bagi orang-orang Yahudi. Orang Yahudi sudah ditindas oleh Mesir, Asyur, Babel, Media-Persia, Yunani, Romawi, terus menerus. Mereka terus menunggu kedatangan Mesias. Lalu Tuhan mengirimkan Mesias itu tetapi mata mereka buta. Mata mereka tidak bisa melihat dan mereka memakukan Mesias yang mereka tunggu-tunggu itu. Dan Matius mau menyatakan; Hai orang Yahudi, lihat, Mesias yang engkau tunggu-tunggu itu adalah Yesus Kristus yang engkau salibkan dan sekarang sudah bangkit dari kematian. Maka melihat dari seluruh catatan-catatan Matius, selalu ada di dalam framework teologia orang Yahudi.

Perhatikan apa yang sedang dinyatakan oleh Matius. Ada 4 hal yang terjadi sebelum Yesus pergi ke Zebulon.

  1. Penegasan dari kepastian internal melalui silsiah (Matius 1). Matius mempresentasikan kepada orang Isreel siapa Yesus, yang mereka paku, Kristus yang mereka nantikan. Ia membuktikan bahwa Yesus ada di dalam internal orang Israel melalui silsilah yang dituliskan, Dia adalah Anak Daud.
  2. Penegasan kepastian eksternal (Matius 2). Matius mengatakan bahwa Kristus itu akan bersinar bagi Israel dan Israel akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dibuktikan pada hari kelahiran-Nya, orang Majus dari Timur, datang. Mereka bukan orang Israel, datang menyembah Yesus.
  3. Penegasan kesaksian dari Atas yaitu dari Allah (Matius 3), mengenai baptisan Yesus Kristus di dalam pasal 3. Maka ini bicara berkenaan dengan inagurasi Mesias, kesaksian dari Allah diteguhkan.
  4. Penegasan berkenaan dengan pribadi-Nya sendiri (Matius 4), Yesus adalah Kristus yang menang terhadap seluruh pencobaan. Itu adalah sesuatu yang benar karena Dia menang terhadap seluruh pencobaan. Kristus harus menang terhadap seluruh pencobaan. Adam gagal, Israel gagal. Semua orang yang menyebutkan Kristus-Kristus sudah ada ratusan sebelum Yesus Kristus lahir. Sekarang mereka semua satu persatu gagal. Tetapi Yesus dicobai dari seluruh bagian-Nya dan Dia tidak gagal. Dia layak adanya.
  5. Dan sekarang, Yesus pergi ke Galilea, ke tempat tanah Naftali dan Zebulon, tempat yang gelap, tempat bangsa-bangsa lain. Dia menyatakan: “Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat”. Di sini Matius menyatakan kesaksian kelima.

  6. Yesus menggenapi Perjanjian Lama. Matius 4, ayat yang selanjutnya, Yesus ditegaskan menggenapi Perjanjian Lama. Yesaya pasal 8 dan 9, dikatakan bahwa bangsa yang berjalan di dalam kegelapan itu, tanah Naftali dan Zebulon yang tadinya dimurkai oleh Allah, sekarang Dia akan dimuliakan oleh Tuhan dengan kehadiran dari Raja Damai, kehadiran dari Mesias. Dan kapan penggenapan Yesaya 8:23 – 9:6 itu? Adalah pada detik Yesus pergi ke Galilea dan menetap di sana. Setelah seluruh inauguration of Christ. Setelah seluruh preparation of Christ, sekarang kemudian Matius menuliskan the work of Christ, menuliskan pekerjaan Kristus. Sekarang di dalam tanah ini, Dia akan berbicara, Dia akan melayani berlama-lama di sana.

Maka saudara-saudara, hari ini saya akan bicara mengenai 2 hal yang besar yang akan menjadi anti-thesis satu dengan yang lain.

Poin pertama (Matius 4:12–17), lihatlah cinta kasih Allah yang besar di dalam Kristus menjangkau bangsa yang sudah dilupakan dan yang terhilang. Yesus pergi ke Galilea, ke tanah Zebulon dan Naftali. Bangsa itu sudah tidak ada lagi, tempat yang bukan Israel lagi dan sudah dilupakan. Kemudian Dia memproklamirkan Injil Kerajaan: Bertobatlah karena Kerajaan Allah itu sudah dekat. Orang Israel sejak jaman Salomo terbagi menjadi 2. Satu adalah Israel Selatan atau di dalam Alkitab dikatakan suku Yehuda. Sebenarnya ada 2 suku di dalamnya, yaitu Yehuda dan Benyamin. Kedua adalah Israel Utara. Dan Israel Utara ada 10 suku. Dari peta Israel akan terlihat bahwa Yehuda ada di bawah. Betlehem ada di bawah. Yerusalem ada di bawah. Naik ke atas, kita akan bertemu dengan Nazaret. Naik ke atas lagi, maka kita akan bertemu dengan Kapernaum di dalam ayat ini dan juga itu ada di tanah Zebulon dan tanah Naftali. Kapernaum di tanah Naftali di atas dan di bawahnya itu adalah Zebulon. Tanah Naftali dan Zebulon itu adalah tanah yang paling atas dari Israel. Dan berbatasan dengan suku-suku yang asing, bukan orang Israel. Berbatasan dengan bangsa-bangsa yang lain dan bukan orang Israel. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Sehinga kalau kita melihat kota Kapernaum, melihat tanah Zebulon dan Naftali, kita akan menemukan di sana bukan hanya orang Israel. Di sana banyak gentile, banyak kafir. Dan di sana bukan hanya agama Yahudi, di sana penuh dengan agama demi agama, budaya demi budaya dan ilah demi ilah dan masuk dalam kehidupan sosial dan seluruh kehidupan perekonomian dan tatanan masyarakat. Ini adalah wilayah bangsa-bangsa lain, demikian Alkitab katakan.

Tetapi bukan itu saja, yang mendiami tanah Zebulon dan Naftali adalah bukan Israel secara sejati, Israel campuran. Percampuran terjadi pada waktu Asyur datang ke Israel, seorang raja Asyur yang menjadi panglima besar sekali, itu namanya Tiglat-Pileser. Di dalam Alkitab dikatakan Tiglat-Pileser atau raja Pul datang menghancurkan 10 suku dan mengambil semua 10 suku itu, menyerakkan ke seluruh dunia, menjadi minoritas-minoritas. Setelah beberapa puluh tahun akhirnya mereka harus kawin campur. Seluruh anak mereka tidak ada lagi yang murni Israel. Jadi Israel Utara habis, karena Tiglat-Pileser, karena mereka kawin campur. Dan saya katakan kepada saudara-saudara 1 prinsip ini. Tiglat-Pileser pertama kali menghancurkan Israel mulai dari tanah Zebulon dan Naftali masuknya. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan di Yesaya, bangsa yang sudah dimurkai oleh Tuhan. Bangsa yang dibuang oleh Tuhan. Sekarang, pada waktu yang ditetapkan oleh Allah, hati Tuhan berbalik kepada mereka. Yesus datang ke tempat bangsa yang sudah dimurkai-Nya. Waktu penghukuman sudah selesai, sekarang adalah waktu pemulihan. Aku mencari kembali anak-anak-Ku meskipun mereka sudah berzinah. Cinta Tuhan datang kepada Zebulon dan Naftali. Cinta Tuhan datang kepada Kapernaum. Kapernaum itu artinya adalah the village of compassion. Ini yang dikerjakan oleh Kristus.

Betapa cinta kasih-Nya itu besar. Betapa Dia murka kepada orang-orang berdosa sesaat saja. Tetapi kasih setia-Nya tetap untuk selama-lamanya. Allah hadir kepada bangsa yang terbuang. Allah hadir kepada orang demi orang yang ada di Kapernaum, tanah Zebulon, Naftali yang sudah kehilangan identitas Israel yang bisnis mereka itu, berpacaran, mereka itu menikah, mereka itu berdagang, mereka itu sekolah dengan orang-orang sekitar mereka, tidak ada perbedaan sama sekali antara gereja dan bukan gereja. Tidak ada perbedaan sama sekali Israel dan tidak Israel. Tidak ada perbedaan sama sekali antara orang yang kenal Tuhan dan tidak kenal Tuhan. Dan Allah menyerakkan mereka. Tetapi pada waktu yang ditetapkan, Allah datang dengan kaki-Nya sendiri. Dia menyerakkan dengan bangsa yang lain, Dia datang dengan Anak-Nya sendiri datang. Jalan jauh sampai ke sana, mengajar. Perhatikan baik-baik. KKR pertama kali tidak dilakukan Yesus di Yerusalem, tetapi di Zebulon dan Naftali, 10 suku yang sudah hilang. . KKR pertama kali dilakukan Yesus: “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat.” Sebenarnya inilah yang ada di dalam isi hati Allah yang dinyatakan oleh nabi di dalam Perjanjian Lama.

Seluruh bagian dari kitab ini me-refer kepada Yesaya. Tetapi sebenarnya ada satu nabi lagi, yaitu nabi Yehezkiel, 600 tahun sebelum Yesus datang. Dia sudah diberi Firman oleh Allah. Allah menyatakan, nanti suatu hari maka Israel Utara dan Selatan yang sudah pecah pada jaman raja Jeroboam dan Rehoboam sekarang akan Aku gabungkan. Lihat Yehezkiel 37:15-19 menggunakan judul “Kerajaan Israel dan Yehuda”, Israel itu adalah Israel Utara, Yehuda adalah Israel Selatan, dipersatukan kembali. Nubuatan ini terjadi pada waktu Matius 4 yang tadi kita baca. Kapan nubuatan Yesaya itu terjadi? Bangsa yang diam di dalam kegelapan telah melihat Terang yang bersinar pada waktu Matius ini, Yesus Kristus jalan pergi ke Galilea. Dia pergi ke Galilea, Dia pergi ke tanah Zebulon dan Naftali. Dalam khotbah yang beberapa bulan yang lalu, saya berbicara mengenai tugas Mesias. Mesias di dalam cara pikir orang Yahudi, Mesias di dalam Perjanjian Lama, maka Mesias tersebut akan memulihkan 4 hal ini. Pertama, Dia akan memulihkan tahta Daud. Itulah sebabnya Matius mengatakan: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Israel, anak Abraham. Kedua, Mesias akan memulihkan Bait Suci; rombak Bait Suci ini dan dalam 3 hari Aku akan membangun-Nya kembali. Yohanes mengatakan: Yang Dia maksudkan adalah tubuh-Nya. Ketiga adalah Israel akan dipulihkan tanahnya. Maka saudara-saudara perhatikan, Yesus Kristus harus lahir di tanah Israel. Yesus Kristus harus mengajar di tanah Israel dan seluruh rasul-rasul dibentuk di tanah Israel dan diurapi dan dari Israel seluruh bangsa akan mendapatkan berkat. Dan yang keempat adalah Mesias ketika datang, Dia akan menyatukan Israel Utara dan Israel Selatan dan ini adalah ayatnya. Jika kita membaca ini, kita akan menemukan cinta kasih Tuhan yang begitu dalam adanya. Mencari orang-orang yang sudah dimurkai, mencari bangsa yang tertindas, bangsa yang hidupnya seperti orang-orang kafir, bangsa dimana kegelapan yang besar itu terjadi.

Point kedua merupakan anti-thesis point pertama. Dalam ayat-ayat tersebut, kita juga melihat cinta kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang sekali lagi ditolak dan dibuang. Allah mengunjungi Galilea, Naftali dan Zebulon. Dia mengunjungi dengan cinta-Nya karena Dia ingat janji-Nya. Seluruh nabi sudah menyatakan isi hati-Nya ratusan tahun sebelum Yesus Kristus lahir. Tetapi seluruh cinta kasih ini akan ditolak dan dibuang oleh manusia. Di dalam pelayanan-Nya, Yesus memilih kota Kapernaum di Galilea menjadi head quarter pelayanan-Nya. Sebagian besar hidup pelayanan Yesus ada di sana, tempat itu disebut village of compassion, di situ Yesus tinggal. Di Kapernaum, rasul-rasul pertama kali dipanggil oleh Yesus, di Kapernaum itu pula banyak mujizat-mujizat yang Yesus lakukan. Di Kapernaum Yesus mengajar prinsip-prinsip teologis mengenai diri-Nya, banyak ajaran yang terpenting diajarkan di kota ini. Di tempat itu Yesus mengatakan “Akulah roti hidup”. Hampir setiap hari Yesus mengajar di sinagoge-sinagoge di Kapernaum. Di dalam Alkitab, Kapernaum ditulis sebagai “kota Yesus”. Kalau kita melihat Alkitab, kita melihat Yesus lahir di Bethlehem, dibesarkan di Nazareth dan tinggal lama dan mengajar di Nazareth, tapi Alkitab mengatakan bahwa “kota Yesus” adalah Kapernaum. Hal ini dikatakan di Matius 9:1. Kapernaum adalah tempat di mana Yesus tinggal bertahun-tahun lamanya dalam pelayanan-Nya sebelum Dia mati. Dalam tiga setengah tahun pelayanan-Nya, satu tahun dihabiskan di tempat lain sebelum Dia masuk ke Kapernaum dan baru pada bulan-bulan terakhir Dia masuk ke Yerusalem. Sebelum Yesus pergi ke Kapernaum, Dia tinggal di Nazareth. Yesus meninggalkan Nazareth karena Dia diusir dari sana. Dalam Lukas 4:16 dikatakan Yesus mengajar di Nazareth. Apa yang terjadi bisa dilihat di Lukas 4:17-29. Yesus diusir dari Nazareth. Saya teringat kalimat Yesus: “Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepala-Nya”.

Setelah diusir, Dia pergi ke Kapernaum dan menjadikannya sebagai head quarter di mana Dia melayani beberapa tahun di sana. Dalam ayat 31 dikatakan Yesus pergi ke Kapernaum di Galilea. Setelah melakukan pelayanan, begitu banyak pengajaran dan mujizat, dan banyak hal dilakukan untuk orang-orang di Kapernaum, Galilea tanah Zebulon dan Naftali apa yang terjadi kemudian? Dalam Matius 11:20-24 Yesus mengecam kota-kota di mana banyak mujizat-Nya dilakukan yang tidak bertobat. Apa yang terjadi di Kapernaum setelah Dia diusir dari Nazaret? Dia pergi. Bangsa yang berjalan di kegelapan, sekarang Terang itu datang, Terang yang besar itu bersinar. Setelah Dia memberitakan Firman-Nya berkali-kali, menyatakan Diri-Nya, hal yang sama terjadi, Kapernaum tutup pintu, Galilea kembali menolak cinta kasih Tuhan. Ini adalah suatu anti-thesis. Allah begitu mencintai Zebulon dan Naftali, bangsa yang sudah dihardik oleh Tuhan. Mengapa cinta kasih Tuhan itu ditolak? Beranikah seseorang menolak cinta atau berkat Tuhan? Hanya orang gila atau bodoh yang tidak mau menerima hal-hal tersebut. Alkitab mengatakan bangsa yang berjalan di dalam kegelapan (artinya dia buta, hancur, putus asa) sekarang melihat terang yang besar atau dalam bahasa aslinya adalah sukacita dan mulia, dipindah dari realm of darkness menuju kingdom of light. Kenapa hal ini ditolak? Apakah ini masuk akal? Jangankan Tuhan, orang lain yang tidak kita kenal mencintai kita akan membuat kita senang. Cinta Tuhan ditolak karena cinta-Nya hadir melalui satu kata: “Bertobatlah, karena kerajaan Allah sudah dekat!” Seseorang yang diminta bertobat, sebenarnya cinta Tuhan dekat kepadanya. Seseorang yang diminta bertobat artinya cinta kasih Kristus mendatangi mereka, artinya jalan terang akan ditemukan, artinya mereka tidak akan mati tetapi tetap hidup jika mereka mau bertobat. Itu adalah kata yang keluar karena cinta kasih Allah dan kata yang kita dengar dengan pikiran dan telinga kita, serangan di dalam jiwa kita.

Bila kita tidak mengerti ini berarti kita tidak mengerti cara kerja Allah. Allah ketika mencintai seseorang tidak akan mengelus-elus orang itu, itu adalah cara nabi palsu. Tuhan ketika mencintai kita Dia akan datang dalam kesucian-Nya menuntut pertobatan. Ketika kita bertobat, hidup murni, kita akan melihat terang yang besar itu bersinar. Berapa banyak dari kita yang sudah menolak cinta Tuhan, sudah melupakan cinta Tuhan dan tidak memperdulikan Dia karena kita mengingkari dan tidak mau menerima pertobatan. Lihatlah cinta yang besar itu, terang yang datang di negeri yang begitu kelam itu, seruan untuk bertobat itu. Di dalam Alkitab, setelah Yohanes Pembaptis dipenjara, maka Yesus mulai berbicara. Yohanes ketika pertama kali berkotbah, dia berseru “Bertobatlah engkau!” Yesus ketika berkotbah Dia berseru: “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat!” Murid-murid Yesus diutus untuk pergi ke seluruh dusun untuk berseru: “Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat!” Yang menerima mereka berarti menerima Yesus, sedangkan bagi yang menolak, Yesus perintahkan: “Kebaskan debu itu dari kakimu.” Itu artinya Allah akan melupakan mereka yang menolak untuk bertobat, selama-lamanya. Kalau Tirus, Sidon, Sodom, Gomorah dilawat Allah dan mujizat dilakukan di sana, mereka sudah pasti bertobat, tetapi Kapernaum tidak bertobat. Pada masa penghakiman, tanggungan Kapernaum akan lebih berat dari Sodom dan Gomorah. Kapernaum akan diturunkan di tempat orang mati yang paling bawah. Mengapa manusia berani dan bodoh? Kita ingin dielus-elus oleh Firman Tuhan, kita ingin mendengar Tuhan mencintai kita. Tetapi, Tuhan ketika mencintai kita, Dia akan meminta kita bertobat. Ketika pertobatan itu terjadi, kita akan tahu bahwa cinta-Nya pada kita sangat besar, membebaskan kita dari kutuk, dari segala sesuatu kegelapan yang kita tidak sadari. Kalau kita melihat prinsip ini, kita akan mengerti isi hati Allah. Kalau kita tidak membaca bagian Matius dari perspektif kitab Yesaya, kita akan berpikir bahwa Yesus sedang marah-marah. Tetapi dilihat dari perspektif kitab Yesaya, kita akan melihat cinta Tuhan. Tidak ada pengampunan tanpa pertobatan. Kita harus mengerti prinsip ini. Sekarang terlalu banyak orang yang mengajar baik dari luar Kristen ataupun dari dalam Kristen, dari luar gereja maupun dari dalam gereja, bahwa kita akan mendapatkan cinta kasih, pengampunan Tuhan. Tidak ada pengampunan tanpa pertobatan.

Allah yang mencintai kita adalah Allah yang berteriak menegur dosa, yang datang dengan menyatakan kesalahan-kesalahan kita. Allah yang mencintai kita adalah Allah yang hadir untuk menegakkan kesucian-Nya, dan ketika kita bertobat maka kita akan menemukan cinta kasih-Nya yang besar. Cinta kasih Allah hanya bisa kita alami dan terima jika dan hanya jika di dalam pertobatan. Jangan keraskan hati. Saya berbicara di sini kepada orang-orang yang mungkin baru pertama kali mendengarkan hal ini. Mungkin belum pernah mendapatkan cinta kasih Yesus Kristus. Saya tidak akan memberikan kalimat-kalimat penghibur, “Terima Yesus Kristus maka engkau akan dipulihkan, atau sembuh, atau jadi kaya, dapat berkat.” Kita tidak mungkin terima Yesus Kristus kecuali kita bertobat. Bertobatlah, maka Kerajaan Allah itu dekat padamu. Saya berbicara kepada seluruh jemaat, dan juga saya sendiri, apakah kita sungguh-sungguh rela bertobat atau tidak? Apakah ketika Allah menyatakan diri kepada kita di dalam satu bagian dalam hidup kita maka kita rela untuk bertobat, untuk berbalik atau tidak. Kita menginginkan penyertaan Tuhan tanpa kita mau bertobat. Kita ingin keluarga kita dibereskan tanpa kita mau bertobat.

Yesus ditolak di Nazaret, kemudian pergi ke Kapernaum. Setelah Dia ditolak di Kapernaum, pada suatu hari, pada waktunya Tuhan, Dia akan pergi ke Yerusalem dan di kota itu pula Dia akan ditolak dan akhirnya dibunuh. Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Di manapun saja pelayanan Yesus yang merupakan cinta kasih Tuhan adalah pelayanan yang sekaligus ditentang dan diusir, ditolak dan dimatikan. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Australia. Lama-lama kota ini akan makin menjauhi Tuhan dengan terus bicara mengenai same sex marriage, mereka mau melegalkan kenajisan di depan seluruh publik. Kesucian Allah dibuang. Standar Alkitab dibuang. Segala sesuatu yang baik untuk kesejahteraan kota ini ke masa depan dibuang. Maka saya hanya teringat ketika menyiapkan kotbah ini pada satu kalimat Yesus sebelum Dia dipaku di kayu salib, “Wahai betapa baiknya engkau bila engkau tahu apa yang perlu untuk sejahteramu”. Wahai Nazaret, Kapernaum, Yerusalem, kita semua, “Wahai seluruh jiwa di sini, alangkah baiknya hari ini jika kita tahu apa yang perlu untuk sejahtera kita.” Kiranya ada pertobatan di dalam hati kita, jangan tolak, jangan lawan, jangan kita mengatakan bahwa kita menerima Yesus tetapi tidak pernah ada pertobatan. Kiranya kasihan Tuhan menolong hidup kita.

 
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more