Matius 6:9-10
Thomas Aquinas seorang teolog Katolik pernah mengatakan bahwa tidak ada yang lebih besar dari kehendak Allah selain Allah itu sendiri. Kita tidak setuju dengan banyak hal yang Thomas Aquinas itu ajarkan. Tetapi kalimatnya itu benar dalam hal ini. Dua hal yang tertinggi yaitu pribadi Allah dan yang kedua adalah kehendak Allah. Kita sering sekali berkata kehendak Allah dan banyak hamba Tuhan berbicara kehendak Allah. Ketika orang-orang mengatakan “Ini kehendak Allah”, saya meminta biarlah kita mendidik jiwa kita, hati-hati ketika kita berbicara kehendak Allah. Sepuluh perintah Allah menyatakan, jangan menyebut nama Allahmu dengan tidak hormat. Sama dengan hal tersebut, maka saudara dan saya jangan mudah untuk mengatakan ini adalah kehendak Allah. Karena kehendak Allah itu tinggi sekali. Ketika kita mau mengatakan “kehendak Allah”, sungguh-sungguh biarlah terlebih dahulu kita mencarinya di dalam Alkitab, kemudian kita mengatakannya di dalam ketulusan, kejujuran dengan kehati-hatian, dan tetap berpikir mungkin saya salah. Ketika kita mengatakan “ini kehendak Allah”, maka kita harus terus menerus menguji. Tetapi di tempat yang lain, adalah benar Tuhan itu melahirbarukan kita, memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya dan Firman-Nya untuk kita boleh mengerti kehendak-Nya. Ini adalah privilege bagi orang Kristen yang sejati. Mengerti kehendak Allah, melalui iluminasi Roh Kudus, melalui Firman. Tetapi tidak ada seorang pun, yang terbaik sekalipun, yang expert di dalam mengetahui kehendak Allah. Allah memiliki kehendak dan saya akan berbicara mengenai hal-hal yang penting di dalam area ini.
Yang pertama, Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang self-existent, self-sufficient, self eternal. Artinya Dia tidak memerlukan sesuatu di luar diri-Nya untuk mencukupi diri-Nya. Ketika kita berbicara kehendak Allah, kita menyatakan Allah memiliki kehendak. Perhatikan kalimat di bawah ini. Allah tidak pernah berada dalam kondisi tidak memiliki atau belum memiliki apa yang Dia kehendaki. Kalau saya menghendaki sesuatu, misalnya saya mengatakan kepada Grace, “Grace tolong ambilkan saya saputangan ini”, maka saya sebenarnya dalam posisi membutuhkan saputangan ini. Saya belum memiliki saputangan ini. Saya tidak memiliki saputangan ini. Demikian juga kalau saya berbicara kepada siapa pun saja. Saya menghendaki makanan. Saya menghendaki untuk bisa les piano. Saya menghendaki pergi ke sana. Maka seluruh kehendak saya itu lahir dari kebutuhan. Tetapi ketika Allah memiliki kehendak, saudara dan saya berdoa Tuhan kehendak-Mu apa? Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Itu tidak berarti bahwa Dia itu belum memilikinya. Itu tidak berarti bahwa Dia ingin memilikinya. Dia menghendaki sesuatu terjadi dalam ciptaan adalah semata-mata karena diri-Nya sendiri bukan kebutuhan-Nya. Kehendak Allah adalah bagian integral dari diri-Nya. Allah di dalam Alkitab bukan Allah yang tidak Mahakuasa, bukan Allah yang impotent, bukan Allah yang lemah, bukan Allah yang kekurangan sesuatu. Allah yang di dalam Alkitab bukan Allah yang memerlukan sesuatu atau kekurangan sesuatu sehingga Dia masih memiliki kehendak untuk memenuhi kebutuhan-Nya. Mazmur 115:3 menyatakan “Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Allah kita tidak memerlukan nasihat. Allah kita tidak memerlukan apa pun juga di belakang kehendak-Nya. Maka ketika Allah menyatakan kehendak-Nya, itu adalah karena diri-Nya sendiri mau menyatakan kehendak-Nya. Ini adalah prinsip yang penting. Allah sama sekali tidak memerlukan kita dan Dia tidak perlu melibatkan kita. Kalau saudara dan saya melihat Alkitab, dan melihat bahwa Allah menghendaki saudara dan saya mengabarkan Injil, Dia tidak memerlukan kita. Dia sama sekali tidak memerlukan kita. Kalau Allah itu menghendaki saudara dan saya pergi ke gereja menyembah Dia, apakah kita berpikir kalau kita tidak mau pergi ke gereja, Dia akan kekurangan sesuatu? Tidak, Dia tidak memerlukan kita. Kalau Dia meminta supaya semua umat-Nya untuk memuji Tuhan, apakah Dia kekurangan sesuatu kalau umat-Nya tidak memuji Dia? Tidak. Dia tidak kekurangan sesuatu seperti kita, manusia. Kalau Dia menyatakan saudara dan saya memberikan persembahan atau perpuluhan, perpuluhan adalah milik Allah. Kemudian saudara-saudara berpikir “Oh, Allah memerlukan uang saya”, saudara adalah orang yang paling berdosa yang tidak mengenal Allah. Dia tidak memerlukan kita. Kalau begitu, kalau saya sekarang menjadi hamba Tuhan, saya dipanggil dalam kehendak-Nya menjadi hamba Tuhan. Saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk beribadah. Kalau saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk memberikan perpuluhan, untuk memberikan persembahan. “Pak Agus, kenapa saya mesti melakukan itu? Kenapa pak Agus melakukan itu?” Jawabannya adalah privilege. Itu adalah hak istimewa yang diberikan kepada kita. Allah mau menyatakan diri-Nya pun itu adalah sesuatu privilege. Ketika Allah berbicara kepada Abraham dan Abraham bisa mengerti perkataan Tuhan di dalam bahasanya Abraham. Maka itu artinya Allah merendahkan diri-Nya sejajar untuk Abraham bisa mengerti Dia. Zamannya Abraham dan bahasanya Abraham beda sama Adam. Dan bahasanya Abraham berbeda dengan Adam, berbeda dengan Daud. Maka ketika Allah berbicara kepada Adam, berbeda bahasa dengan Abraham, berbeda bahasa dengan Ayub, berbeda bahasa dengan Daud. Allah harus “menyesuaikan diri” dengan seseorang untuk menyatakan diri-Nya. Itu tidak berarti bahwa Allah membutuhkan orang itu. Tetapi artinya kalau orang itu adalah orang yang mengerti dan ada Roh Kudus di dalamnya, pasti hatinya remuk. Karena dia pasti merasakan kenapa Tuhan rela menyatakan diri-Nya kepadaku? Kenapa Tuhan rela menyatakan isi hati-Nya kepadaku? Kalau kita bisa mengerti kehendak Allah, isi hati Allah, itu adalah privilege bagi kita, hak istimewa bagi kita. Dia tidak memerlukan kita. Dia melakukan-Nya bukan karena dorongan kebutuhan-Nya. Tidak ada satu pribadi pun di belakang Dia yang memberikan nasihat untuk Dia berbicara kepada Agus. Tidak pernah ada sesuatu yang mendesak Dia untuk berbicara kepada saya. Dia tidak memerlukan saya. Dia adalah Allah pencipta langit dan bumi, dan kita hanyalah ciptaan-Nya yang kecil, debu adanya. Ketika Dia menyatakan diri-Nya dan Dia berbicara. Dia mengungkapkan apa yang menjadi isi hati-Nya, kehendak-Nya, itu adalah privilege bagi kita. Let God be God, let man be man. Saudara jangan pernah lagi merasa berjasa. Oh, saya harus pergi ke gereja, kalau saya tidak pergi ke gereja, Tuhan bisa apa? Kalau saya tidak pergi ke gereja, gereja ini mau jadi apa? Saya dipanggil untuk melayani di gereja ini. Siapa saya? Siapa saudara? Kalau Dia menyatakan diri-Nya, kehendak-Nya, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berzinah, kuduskanlah hari Tuhan, saudara pikir itu adalah untuk Tuhan? Itu untuk kita. Itu privilege. Itu cinta Dia kepada kita. Dia adalah self-existent, self eternal dan Dia self-sufficient.
Hal yang kedua adalah karena kehendak Allah secara esensial adalah pribadi Allah sendiri. Kehendak Allah tidak bisa dipisahkan dari pribadi Allah. Maka setiap bagian Alkitab yang menyatakan umat-Nya tenang di dalam Allah, umat-Nya damai di dalam Allah, umat-Nya rest di dalam Allah, maka itu adalah rest, peace di dalam kehendak-Nya. Saudara tidak pernah bisa mengatakan bahwa sekarang ada Tuhan dalam hidupku, aku damai tetapi pada saat yang sama tidak memperhatikan dan tidak menjalankan kehendak-Nya. Saudara tidak bisa memisahkan dua hal ini, Allah dan kehendak Allah. Kalau saudara dan saya tidak melakukan kehendak Allah, tidak mungkin ada kedamaian dengan Allah. Kalau saudara dan saya melalaikan kehendak Allah, maka saudara dan saya tidak mungkin rest dalam diri Allah. Seluruh orang yang tenang di dalam diri Allah, semua orang yang damai di dalam diri Allah, semua orang yang dirinya itu dipelihara oleh Allah, orang itu adalah orang yang melakukan kehendak Allah. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10)
Bagian yang ketiga. Kehendak Allah secara pernyataan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia,ada pada diri Allah sendiri. Tidak ada manusia atau tidak ada malaikat yang mengetahuinya. Ulangan 29:29 mengatakan dan saudara akan menemukan God’s secret will. “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Dari cara pandang pernyataan Allah maka saudara-saudara akan menemukan dua kehendak Allah. Pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia, the secret will of God. Dan yang kedua adalah the revealed will of God (kehendak Allah yang dinyatakan). Kita tidak diminta untuk mengetahui atau menyelidiki apa kehendak Allah yang bersifat rahasia, tetapi kita diminta menyelidiki, mempelajari dan melakukan kehendak Allah yang dinyatakan. Kehendak Allah yang dinyatakan itu adalah di dalam Alkitab. Kalau saudara dan saya tidak membaca Alkitab sebenarnya saudara dan saya tidak mempedulikan kehendak Allah. Kalau tidak mempedulikan kehendak Allah, saudara dan saya sebenarnya tidak peduli dengan pribadi Allah. Sekali lagi, ada dua sifat penyataan kehendak Allah. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat secret dan kedua adalah kehendak Allah yang dinyatakan. Di mana kehendak Allah dinyatakan? Di dalam Alkitab. Allah menghendaki kita membaca Alkitab, menyelidikinya, studi, dan mengenal-Nya. Dan kemudian kita memasukkan Firman-Nya dalam hati kita untuk kita laksanakan. Itulah tugas kita di dalam hidup ini.
Sekarang saya akan masuk ke dalam satu topik yang besar. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Poin-poin ini tidak mungkin akan selesai hari ini. Kalau Tuhan pimpin maka saya akan khotbahkan minggu depan lagi. Alkitab mengatakan Allah memiliki kehendak dan kehendak Allah itu dinyatakan dalam Firman-Nya. Kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah. Yesus Kristus sendiri mengajar kita untuk berdoa: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Kehendak Allah dinyatakan di dunia ini untuk kita jalankan. Tetapi pertanyaannya adalah mengapa saya harus menjalankan? Ada beberapa poin penting. Malam hari ini saya akan berbicara beberapa poin saja kenapa kita melakukan kehendak Allah.
Hal yang pertama adalah karena secara ordo, Dia adalah pencipta dan kita adalah ciptaan. Kalau saudara-saudara masuk ke dalam satu system, apapun saja organisasi yang ada di dunia ini, maka akan menemukan ada ordo di sana. Ada atasan saudara. Ada bawahan saudara. Ada pemerintah di atas kita. Berpikir saja secara common sense. Saudara dan saya, ketika berada dalam organisasi harus menaati apa yang menjadi kehendak atasan. Hal yang sama ketika saudara berada di dalam rumah tangga. Semua anak-anak harus menaati orangtua. Ini adalah sesuatu yang common sense. Ini adalah sesuatu yang kita lakukan, sesuatu yang kita tuntut. Kita itu diciptakan di dalam ordo. Maka di dalam ordo tersebut orang yang di posisi bawah melakukan kehendak yang di atas. Mengapa saudara tidak pernah mempertanyakan itu di kantor ketika bos saudara memerintahkan saudara melakukan sesuatu untuk saudara taati? Kenapa saudara di kantor tidak pernah mengatakan, “Mengapa aku harus taat kepadamu?” Saudara tidak pernah lakukan itu di kantor. Tetapi saudara selalu lakukan itu kepada Tuhan. Saudara tidak berani untuk tidak taat kalau di kantor. Tetapi kepada Tuhan, saudara dan saya berani untuk tidak taat. Saudara tidak berani merugikan atasan saudara atau nama kantor. Saudara berusaha untuk sebisa mungkin company itu namanya baik dan tidak dirusak oleh saudara. Kalau saudara berbicara macam-macam, merusak nama company itu maka saudara kemudian menjadi takut karena company itu akan menuntut saudara di pengadilan. Saudara mengerti ada ordo di situ. Saudara mengerti bagaimana harus hidup di bawah atasan saudara. Tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah bukan saja atasan kita. Allah pencipta kita. Maka, mau tidak mau ini adalah sesuatu yang harus ditaati. Ini adalah common sense untuk kita melakukan kehendak Dia. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Karena pertama ini adalah ordo.
Hal yang kedua, kenapa kita mesti melakukan kehendak Allah? Karena ada begitu banyak berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ketika saya mengatakan ordo, meskipun dalam pikiran kita ada Allah yang berdaulat ,tetapi di sisi yang lain Alkitab mengatakan Allah yang berdaulat, yang ada di atas kita tidak seperti bos kita. Tidak seperti pemerintah-pemerintah yang ada di dunia. Allah yang di atas kita, yang memang menuntut ketaatan kita, adalah Allah yang mengasihi kita. Allah yang memberikan berkat secara gracious kepada kita. Alkitab menyatakan Allah menciptakan, memberkati Adam dan Hawa dan baru kemudian Adam dan Hawa diberikan perintah untuk ditaati. Perhatikan baik-baik! Diciptakan, diberkati baru kemudian ada perintah. Dia bukan menciptakan saja lalu mengatakan engkau mesti taat kepada-Ku. Tidak! Dia menciptakan kita. Dia memberkati kita. Dan kemudian Dia menyatakan perintah-Nya untuk kita taati dengan hati yang bersyukur. Banyak sekali berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Semakin banyak berkat yang diberikan kepada kita, semakin banyak mujizat yang diberikan kepada kita seharusnya mendorong kita untuk lebih taat kepada Dia.
Mari kita melihat satu bagian Alkitab, Kejadian 1: 27-28, Mari kita membaca ayat ini. Karena ini adalah ayat yang penting. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Oh, ini adalah dua ayat yang luar biasa penting. Perhatikan baik-baik bagaimana tatanannya. Musa menuliskannya dengan hati-hati. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, diciptakan-Nya dia laki-laki dan perempuan. Itu adalah tahap pertama. Dan tahap yang kedua, Allah memberkati mereka. Dan kemudian tahap yang ketiga, baru ada Firman Tuhan untuk mereka dengar dan mereka taati.
Perhatikan! Allah menciptakan. Allah memberkati. Baru Allah kemudian memerintahkan sesuatu. Allah memberikan kehendak-Nya yang bisa didengar oleh Adam dan Hawa untuk ditaati karena ada berkat sebelumnya. Perhatikan baik-baik! Manusia diciptakan hanya untuk melakukan kehendak Allah. Apakah dia berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah menentukan keberhasilan dia diciptakan. Apakah dia melakukan atau tidak. Itu menentukan identitasnya. Apa yang menjadi tujuan manusia diciptakan? Satu hal yaitu mentaati Firman. Apa yang menjadi identitas seseorang diciptakan? Apa yang menjadi identitasmu dan saya? Yaitu mendengarkan Firman dan melakukannya. Adam dan Hawa ditentukan sukses atau tidak di mata Allah, tergantung dari satu hal. Apakah mereka berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah? Itu artinya menjadi manusia. Itu artinya engkau dan saya sekarang ini hidup dan diciptakan bukan untuk menikmati Sydney. Bukan untuk menikmati holiday. Bukan untuk menikmati hidup seperti orang dunia. Tujuan Allah menciptakan saudara dan saya, memberkati saudara dan saya adalah untuk mendengarkan Firman dan seumur hidup melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Kebahagiaan hatimu dan hatiku adalah bagian integral ketika kita melakukan kehendak-Nya. Engkau tidak perlu mencari kebahagiaan. Engkau dan saya perlu melakukan kehendak Allah. Dan engkau dan saya perhatikan dan ujilah kalimat ini! Sukacita dan kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya dan kepenuhan hidup (contentment) akan hadir dengan sendirinya, dan keindahan hidup di tengah-tengah dunia akan hadir dengan sendirinya. Karena itu adalah bagian integral yang Tuhan akan berikan kepada kita ketika kita memenuhi kehendak-Nya. Itulah manusia.
Kalau saudara mencari kepenuhan untuk dirimu sendiri. Mencari kebahagiaan untuk dirimu sendiri maka saudara dan saya tidak akan mendapatkannya. Karena ini adalah design yang Tuhan berikan kepada kita, lakukan kehendak Allah! Memang ini bukan sesuatu yang mudah. Nanti di belakang saya akan bicara berkenaan dengan apa yang Tuhan nyatakan karena kita memerlukan Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi ini adalah benar. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk menikmati hidup. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah dan ketika saudara dan saya melakukan kehendak Allah, saudara dan saya akan menikmati hidup. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk bahagia. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah. Ketika itu dilakukan maka kita akan bahagia. Itu adalah bagian integral yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan dibalik! Saudara-saudara harus tahu tujuan kita diciptakan itu apa. Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah memberkati Adam dan Hawa dan Allah menyatakan Firman untuk dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ini adalah struktur design kita sebagai manusia. Saudara tidak bisa menggantinya dan ini adalah rahasia berkat dalam hidup kita. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Mari kita berdoa.
GRII Sydney
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more