17 March 2019
Doa Bapa Kami (10)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-10

Matius 6:9-10

Thomas Aquinas seorang teolog Katolik pernah mengatakan bahwa tidak ada yang lebih besar dari kehendak Allah selain Allah itu sendiri. Kita tidak setuju dengan banyak hal yang Thomas Aquinas itu ajarkan. Tetapi kalimatnya itu benar dalam hal ini. Dua hal yang tertinggi yaitu pribadi Allah dan yang kedua adalah kehendak Allah. Kita sering sekali berkata kehendak Allah dan banyak hamba Tuhan berbicara kehendak Allah. Ketika orang-orang mengatakan “Ini kehendak Allah”, saya meminta biarlah kita mendidik jiwa kita, hati-hati ketika kita berbicara kehendak Allah. Sepuluh perintah Allah menyatakan, jangan menyebut nama Allahmu dengan tidak hormat. Sama dengan hal tersebut, maka saudara dan saya jangan mudah untuk mengatakan ini adalah kehendak Allah. Karena kehendak Allah itu tinggi sekali. Ketika kita mau mengatakan “kehendak Allah”, sungguh-sungguh biarlah terlebih dahulu kita mencarinya di dalam Alkitab, kemudian kita mengatakannya di dalam ketulusan, kejujuran dengan kehati-hatian, dan tetap berpikir mungkin saya salah. Ketika kita mengatakan “ini kehendak Allah”, maka kita harus terus menerus menguji. Tetapi di tempat yang lain, adalah benar Tuhan itu melahirbarukan kita, memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya dan Firman-Nya untuk kita boleh mengerti kehendak-Nya. Ini adalah privilege bagi orang Kristen yang sejati. Mengerti kehendak Allah, melalui iluminasi Roh Kudus, melalui Firman. Tetapi tidak ada seorang pun, yang terbaik sekalipun, yang expert di dalam mengetahui kehendak Allah. Allah memiliki kehendak dan saya akan berbicara mengenai hal-hal yang penting di dalam area ini.

Yang pertama, Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang self-existent, self-sufficient, self eternal. Artinya Dia tidak memerlukan sesuatu di luar diri-Nya untuk mencukupi diri-Nya. Ketika kita berbicara kehendak Allah, kita menyatakan Allah memiliki kehendak. Perhatikan kalimat di bawah ini. Allah tidak pernah berada dalam kondisi tidak memiliki atau belum memiliki apa yang Dia kehendaki. Kalau saya menghendaki sesuatu, misalnya saya mengatakan kepada Grace, “Grace tolong ambilkan saya saputangan ini”, maka saya sebenarnya dalam posisi membutuhkan saputangan ini. Saya belum memiliki saputangan ini. Saya tidak memiliki saputangan ini. Demikian juga kalau saya berbicara kepada siapa pun saja. Saya menghendaki makanan. Saya menghendaki untuk bisa les piano. Saya menghendaki pergi ke sana. Maka seluruh kehendak saya itu lahir dari kebutuhan. Tetapi ketika Allah memiliki kehendak, saudara dan saya berdoa Tuhan kehendak-Mu apa? Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Itu tidak berarti bahwa Dia itu belum memilikinya. Itu tidak berarti bahwa Dia ingin memilikinya. Dia menghendaki sesuatu terjadi dalam ciptaan adalah semata-mata karena diri-Nya sendiri bukan kebutuhan-Nya. Kehendak Allah adalah bagian integral dari diri-Nya. Allah di dalam Alkitab bukan Allah yang tidak Mahakuasa, bukan Allah yang impotent, bukan Allah yang lemah, bukan Allah yang kekurangan sesuatu. Allah yang di dalam Alkitab bukan Allah yang memerlukan sesuatu atau kekurangan sesuatu sehingga Dia masih memiliki kehendak untuk memenuhi kebutuhan-Nya. Mazmur 115:3 menyatakan “Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Allah kita tidak memerlukan nasihat. Allah kita tidak memerlukan apa pun juga di belakang kehendak-Nya. Maka ketika Allah menyatakan kehendak-Nya, itu adalah karena diri-Nya sendiri mau menyatakan kehendak-Nya. Ini adalah prinsip yang penting. Allah sama sekali tidak memerlukan kita dan Dia tidak perlu melibatkan kita. Kalau saudara dan saya melihat Alkitab, dan melihat bahwa Allah menghendaki saudara dan saya mengabarkan Injil, Dia tidak memerlukan kita. Dia sama sekali tidak memerlukan kita. Kalau Allah itu menghendaki saudara dan saya pergi ke gereja menyembah Dia, apakah kita berpikir kalau kita tidak mau pergi ke gereja, Dia akan kekurangan sesuatu? Tidak, Dia tidak memerlukan kita. Kalau Dia meminta supaya semua umat-Nya untuk memuji Tuhan, apakah Dia kekurangan sesuatu kalau umat-Nya tidak memuji Dia? Tidak. Dia tidak kekurangan sesuatu seperti kita, manusia. Kalau Dia menyatakan saudara dan saya memberikan persembahan atau perpuluhan, perpuluhan adalah milik Allah. Kemudian saudara-saudara berpikir “Oh, Allah memerlukan uang saya”, saudara adalah orang yang paling berdosa yang tidak mengenal Allah. Dia tidak memerlukan kita. Kalau begitu, kalau saya sekarang menjadi hamba Tuhan, saya dipanggil dalam kehendak-Nya menjadi hamba Tuhan. Saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk beribadah. Kalau saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk memberikan perpuluhan, untuk memberikan persembahan. “Pak Agus, kenapa saya mesti melakukan itu? Kenapa pak Agus melakukan itu?” Jawabannya adalah privilege. Itu adalah hak istimewa yang diberikan kepada kita. Allah mau menyatakan diri-Nya pun itu adalah sesuatu privilege. Ketika Allah berbicara kepada Abraham dan Abraham bisa mengerti perkataan Tuhan di dalam bahasanya Abraham. Maka itu artinya Allah merendahkan diri-Nya sejajar untuk Abraham bisa mengerti Dia. Zamannya Abraham dan bahasanya Abraham beda sama Adam. Dan bahasanya Abraham berbeda dengan Adam, berbeda dengan Daud. Maka ketika Allah berbicara kepada Adam, berbeda bahasa dengan Abraham, berbeda bahasa dengan Ayub, berbeda bahasa dengan Daud. Allah harus “menyesuaikan diri” dengan seseorang untuk menyatakan diri-Nya. Itu tidak berarti bahwa Allah membutuhkan orang itu. Tetapi artinya kalau orang itu adalah orang yang mengerti dan ada Roh Kudus di dalamnya, pasti hatinya remuk. Karena dia pasti merasakan kenapa Tuhan rela menyatakan diri-Nya kepadaku? Kenapa Tuhan rela menyatakan isi hati-Nya kepadaku? Kalau kita bisa mengerti kehendak Allah, isi hati Allah, itu adalah privilege bagi kita, hak istimewa bagi kita. Dia tidak memerlukan kita. Dia melakukan-Nya bukan karena dorongan kebutuhan-Nya. Tidak ada satu pribadi pun di belakang Dia yang memberikan nasihat untuk Dia berbicara kepada Agus. Tidak pernah ada sesuatu yang mendesak Dia untuk berbicara kepada saya. Dia tidak memerlukan saya. Dia adalah Allah pencipta langit dan bumi, dan kita hanyalah ciptaan-Nya yang kecil, debu adanya. Ketika Dia menyatakan diri-Nya dan Dia berbicara. Dia mengungkapkan apa yang menjadi isi hati-Nya, kehendak-Nya, itu adalah privilege bagi kita. Let God be God, let man be man. Saudara jangan pernah lagi merasa berjasa. Oh, saya harus pergi ke gereja, kalau saya tidak pergi ke gereja, Tuhan bisa apa? Kalau saya tidak pergi ke gereja, gereja ini mau jadi apa? Saya dipanggil untuk melayani di gereja ini. Siapa saya? Siapa saudara? Kalau Dia menyatakan diri-Nya, kehendak-Nya, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berzinah, kuduskanlah hari Tuhan, saudara pikir itu adalah untuk Tuhan? Itu untuk kita. Itu privilege. Itu cinta Dia kepada kita. Dia adalah self-existent, self eternal dan Dia self-sufficient.

Hal yang kedua adalah karena kehendak Allah secara esensial adalah pribadi Allah sendiri. Kehendak Allah tidak bisa dipisahkan dari pribadi Allah. Maka setiap bagian Alkitab yang menyatakan umat-Nya tenang di dalam Allah, umat-Nya damai di dalam Allah, umat-Nya rest di dalam Allah, maka itu adalah rest, peace di dalam kehendak-Nya. Saudara tidak pernah bisa mengatakan bahwa sekarang ada Tuhan dalam hidupku, aku damai tetapi pada saat yang sama tidak memperhatikan dan tidak menjalankan kehendak-Nya. Saudara tidak bisa memisahkan dua hal ini, Allah dan kehendak Allah. Kalau saudara dan saya tidak melakukan kehendak Allah, tidak mungkin ada kedamaian dengan Allah. Kalau saudara dan saya melalaikan kehendak Allah, maka saudara dan saya tidak mungkin rest dalam diri Allah. Seluruh orang yang tenang di dalam diri Allah, semua orang yang damai di dalam diri Allah, semua orang yang dirinya itu dipelihara oleh Allah, orang itu adalah orang yang melakukan kehendak Allah. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10)

Bagian yang ketiga. Kehendak Allah secara pernyataan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia,ada pada diri Allah sendiri. Tidak ada manusia atau tidak ada malaikat yang mengetahuinya. Ulangan 29:29 mengatakan dan saudara akan menemukan God’s secret will. “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Dari cara pandang pernyataan Allah maka saudara-saudara akan menemukan dua kehendak Allah. Pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia, the secret will of God. Dan yang kedua adalah the revealed will of God (kehendak Allah yang dinyatakan). Kita tidak diminta untuk mengetahui atau menyelidiki apa kehendak Allah yang bersifat rahasia, tetapi kita diminta menyelidiki, mempelajari dan melakukan kehendak Allah yang dinyatakan. Kehendak Allah yang dinyatakan itu adalah di dalam Alkitab. Kalau saudara dan saya tidak membaca Alkitab sebenarnya saudara dan saya tidak mempedulikan kehendak Allah. Kalau tidak mempedulikan kehendak Allah, saudara dan saya sebenarnya tidak peduli dengan pribadi Allah. Sekali lagi, ada dua sifat penyataan kehendak Allah. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat secret dan kedua adalah kehendak Allah yang dinyatakan. Di mana kehendak Allah dinyatakan? Di dalam Alkitab. Allah menghendaki kita membaca Alkitab, menyelidikinya, studi, dan mengenal-Nya. Dan kemudian kita memasukkan Firman-Nya dalam hati kita untuk kita laksanakan. Itulah tugas kita di dalam hidup ini.

Sekarang saya akan masuk ke dalam satu topik yang besar. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Poin-poin ini tidak mungkin akan selesai hari ini. Kalau Tuhan pimpin maka saya akan khotbahkan minggu depan lagi. Alkitab mengatakan Allah memiliki kehendak dan kehendak Allah itu dinyatakan dalam Firman-Nya. Kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah. Yesus Kristus sendiri mengajar kita untuk berdoa: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Kehendak Allah dinyatakan di dunia ini untuk kita jalankan. Tetapi pertanyaannya adalah mengapa saya harus menjalankan? Ada beberapa poin penting. Malam hari ini saya akan berbicara beberapa poin saja kenapa kita melakukan kehendak Allah.

Hal yang pertama adalah karena secara ordo, Dia adalah pencipta dan kita adalah ciptaan. Kalau saudara-saudara masuk ke dalam satu system, apapun saja organisasi yang ada di dunia ini, maka akan menemukan ada ordo di sana. Ada atasan saudara. Ada bawahan saudara. Ada pemerintah di atas kita. Berpikir saja secara common sense. Saudara dan saya, ketika berada dalam organisasi harus menaati apa yang menjadi kehendak atasan. Hal yang sama ketika saudara berada di dalam rumah tangga. Semua anak-anak harus menaati orangtua. Ini adalah sesuatu yang common sense. Ini adalah sesuatu yang kita lakukan, sesuatu yang kita tuntut. Kita itu diciptakan di dalam ordo. Maka di dalam ordo tersebut orang yang di posisi bawah melakukan kehendak yang di atas. Mengapa saudara tidak pernah mempertanyakan itu di kantor ketika bos saudara memerintahkan saudara melakukan sesuatu untuk saudara taati? Kenapa saudara di kantor tidak pernah mengatakan, “Mengapa aku harus taat kepadamu?” Saudara tidak pernah lakukan itu di kantor. Tetapi saudara selalu lakukan itu kepada Tuhan. Saudara tidak berani untuk tidak taat kalau di kantor. Tetapi kepada Tuhan, saudara dan saya berani untuk tidak taat. Saudara tidak berani merugikan atasan saudara atau nama kantor. Saudara berusaha untuk sebisa mungkin company itu namanya baik dan tidak dirusak oleh saudara. Kalau saudara berbicara macam-macam, merusak nama company itu maka saudara kemudian menjadi takut karena company itu akan menuntut saudara di pengadilan. Saudara mengerti ada ordo di situ. Saudara mengerti bagaimana harus hidup di bawah atasan saudara. Tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah bukan saja atasan kita. Allah pencipta kita. Maka, mau tidak mau ini adalah sesuatu yang harus ditaati. Ini adalah common sense untuk kita melakukan kehendak Dia. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Karena pertama ini adalah ordo.

Hal yang kedua, kenapa kita mesti melakukan kehendak Allah? Karena ada begitu banyak berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ketika saya mengatakan ordo, meskipun dalam pikiran kita ada Allah yang berdaulat ,tetapi di sisi yang lain Alkitab mengatakan Allah yang berdaulat, yang ada di atas kita tidak seperti bos kita. Tidak seperti pemerintah-pemerintah yang ada di dunia. Allah yang di atas kita, yang memang menuntut ketaatan kita, adalah Allah yang mengasihi kita. Allah yang memberikan berkat secara gracious kepada kita. Alkitab menyatakan Allah menciptakan, memberkati Adam dan Hawa dan baru kemudian Adam dan Hawa diberikan perintah untuk ditaati. Perhatikan baik-baik! Diciptakan, diberkati baru kemudian ada perintah. Dia bukan menciptakan saja lalu mengatakan engkau mesti taat kepada-Ku. Tidak! Dia menciptakan kita. Dia memberkati kita. Dan kemudian Dia menyatakan perintah-Nya untuk kita taati dengan hati yang bersyukur. Banyak sekali berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Semakin banyak berkat yang diberikan kepada kita, semakin banyak mujizat yang diberikan kepada kita seharusnya mendorong kita untuk lebih taat kepada Dia.

Mari kita melihat satu bagian Alkitab, Kejadian 1: 27-28, Mari kita membaca ayat ini. Karena ini adalah ayat yang penting. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Oh, ini adalah dua ayat yang luar biasa penting. Perhatikan baik-baik bagaimana tatanannya. Musa menuliskannya dengan hati-hati. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, diciptakan-Nya dia laki-laki dan perempuan. Itu adalah tahap pertama. Dan tahap yang kedua, Allah memberkati mereka. Dan kemudian tahap yang ketiga, baru ada Firman Tuhan untuk mereka dengar dan mereka taati.

Perhatikan! Allah menciptakan. Allah memberkati. Baru Allah kemudian memerintahkan sesuatu. Allah memberikan kehendak-Nya yang bisa didengar oleh Adam dan Hawa untuk ditaati karena ada berkat sebelumnya. Perhatikan baik-baik! Manusia diciptakan hanya untuk melakukan kehendak Allah. Apakah dia berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah menentukan keberhasilan dia diciptakan. Apakah dia melakukan atau tidak. Itu menentukan identitasnya. Apa yang menjadi tujuan manusia diciptakan? Satu hal yaitu mentaati Firman. Apa yang menjadi identitas seseorang diciptakan? Apa yang menjadi identitasmu dan saya? Yaitu mendengarkan Firman dan melakukannya. Adam dan Hawa ditentukan sukses atau tidak di mata Allah, tergantung dari satu hal. Apakah mereka berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah? Itu artinya menjadi manusia. Itu artinya engkau dan saya sekarang ini hidup dan diciptakan bukan untuk menikmati Sydney. Bukan untuk menikmati holiday. Bukan untuk menikmati hidup seperti orang dunia. Tujuan Allah menciptakan saudara dan saya, memberkati saudara dan saya adalah untuk mendengarkan Firman dan seumur hidup melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Kebahagiaan hatimu dan hatiku adalah bagian integral ketika kita melakukan kehendak-Nya. Engkau tidak perlu mencari kebahagiaan. Engkau dan saya perlu melakukan kehendak Allah. Dan engkau dan saya perhatikan dan ujilah kalimat ini! Sukacita dan kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya dan kepenuhan hidup (contentment) akan hadir dengan sendirinya, dan keindahan hidup di tengah-tengah dunia akan hadir dengan sendirinya. Karena itu adalah bagian integral yang Tuhan akan berikan kepada kita ketika kita memenuhi kehendak-Nya. Itulah manusia.

Kalau saudara mencari kepenuhan untuk dirimu sendiri. Mencari kebahagiaan untuk dirimu sendiri maka saudara dan saya tidak akan mendapatkannya. Karena ini adalah design yang Tuhan berikan kepada kita, lakukan kehendak Allah! Memang ini bukan sesuatu yang mudah. Nanti di belakang saya akan bicara berkenaan dengan apa yang Tuhan nyatakan karena kita memerlukan Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi ini adalah benar. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk menikmati hidup. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah dan ketika saudara dan saya melakukan kehendak Allah, saudara dan saya akan menikmati hidup. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk bahagia. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah. Ketika itu dilakukan maka kita akan bahagia. Itu adalah bagian integral yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan dibalik! Saudara-saudara harus tahu tujuan kita diciptakan itu apa. Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah memberkati Adam dan Hawa dan Allah menyatakan Firman untuk dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ini adalah struktur design kita sebagai manusia. Saudara tidak bisa menggantinya dan ini adalah rahasia berkat dalam hidup kita. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Mari kita berdoa.


Mazmur 139:7-12
 
 

Mazmur 139:13-18
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

25 November 2018
Doa Bapa Kami (15)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-11

Matius 6:9-11

Kita sampai kepada permohonan keempat dari Doa Bapa Kami, “Tuhan berikan kepada kami makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Kita sudah berbicara mengenai tiga permohonan di depan. Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami di surga dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Apa yang menjadi concern daripada Yesus Kristus? Yaitu Bapa-Nya dipermuliakan. Dalam doa ini Yesus Kristus menyatakan bagaimana caranya di dunia ini Bapa dipermuliakan. Saya tekankan: di dalam dunia ini. Bapa dipermuliakan di surga, tetapi di dunia ini, Bapa tidak dikenal, di dunia ini, Bapa dihina. Apa yang menjadi keinginan terdalam hati Yesus Kristus? Apa tujuan Allah oknum kedua Tritunggal itu datang ke dunia? Yaitu seluruh manusia boleh melihat Bapa di surga dan mempermuliakan Dia. Dalam doa Bapa kami, Yesus Kristus memberikan jalan-Nya kepada kita dan itu bukan jalan yang diberikan kepada kita saja, tetapi yang dihidupi oleh Yesus Kristus sendiri. Bagaimana Bapa di surga bisa dipermuliakan? Bisa dikuduskan? Jika dan hanya jika Kerajaan-Nya datang di dunia. Apa artinya Kerajaan-Nya datang di dunia? Yaitu, jika dan hanya jika kehendak Bapa di surga, isi hati-Nya digenapi oleh umat-Nya di dunia ini – kehendak-Nya jadi di dalam hidup kita, dalam keluarga kita, dalam gereja kita. Anak-anak Allah yang sejati yang sudah dibangkitkan oleh Kristus Yesus, yang menerima Yesus Kristus di dalam hatinya adalah satu-satunya kelompok di seluruh dunia yang secara aktif dan rela, dapat menghasilkan, dapat menghadirkan kerajaan Allah dan kehendak-Nya jadi di dunia. Kerajaan Allah itu pasti datang, pemerintahan Allah itu pasti jadi, Allah berdaulat dan tidak ada yang bisa melawan Dia, dan kehendak-Nya pasti jadi di dalam dunia. Tetapi orang fasik menggenapi kehendak Allah di dalam keadaan negatif dan ketidakrelaan. Tetapi orang-orang di dalam gereja yang ditebus oleh Tuhan, kitalah kumpulan orang yang bisa berseru seperti pemimpin gereja kita Yesus Kristus: Aku menginginkan kiranya cawan ini lalu, tetapi jikalau itu kehendak-Mu ya Bapa, Aku akan meminumnya, Aku taat. Gereja adalah kumpulan orang yang bisa berseru dengan aktif, “Kehendak-Mu jadi padaku, Bapa.” Ini adalah prinsip Bapa di surga dipermuliakan. Dalam Yohanes 12, saudara akan menemukan satu cerita yang begitu menggugah hati. Yesus Kristus mengatakan Anak Manusia akan ditinggikan dan Dia akan menarik banyak orang datang kepada Dia dan di atasnya Dia tiba-tiba berteriak, “Bapa, dipermuliakan nama-Mu”. Dan di atasnya Dia berkata bahwa jika biji itu tidak jatuh ke tanah dan mati, maka biji itu akan tetap satu biji. Tetapi kalau dia mati, dia akan berbuah banyak. Seluruh perikop itu berbicara mengenai keinginan Yesus untuk mempermuliakan Bapa di surga dan berbicara tentang satu hal yaitu salib. Di atas salib, Yesus Kristus menggenapkan seluruh kehendak Allah, mendatangkan kerajaan-Nya dan kemuliaan datang kepada Bapa di surga. Itu adalah tiga permohonan utama yang Yesus ajarkan kepada kita.

Dalam permohonan keempat, Yesus mengatakan, “Berikan kepada kami makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Setelah Dia berbicara mengenai tiga permohonan-Nya yang utama di atas, kemudian Dia berbicara mengenai tiga permohonan di bawahnya. Berbicara mengenai makanan adalah sesuatu yang essential di dalam hidup kita. Allah tidak saja berbicara berkenaan segala sesuatu yang kelihatannya rohani (keadaan spiritual kita), tetapi juga yang kelihatannya jasmani (makanan dan kebutuhan kita sehari-hari). Kalimat ini bukan saja berbicara makanan, tetapi segala sesuatu yang kita perlukan dalam kebutuhan kita termasuk pekerjaan. Jangan berpikir bahwa urusan gereja hanya urusan mengabarkan injil, choir, konseling, bible study, segala sesuatu yang kelihatannya rohani. Gereja dan pengajaran Yesus Kristus juga berkenaan dengan makanan. Bahkan kalau saudara membaca kitab Injil, 33%-nya, Yesus berbicara mengenai uang. Yesus Kristus mengajar kita untuk berespon dengan tepat dalam urusan makan. Dan umat Allah gagal di dalam hal ini. Ini adalah sesuatu yang menghadirkan temptation kepada kita. Ini akan menggagalkan perjalanan iman kita. Di mana dan dalam kasus apa pertama kali Adam dan Hawa gagal? Yaitu makan buah itu. Ketika Hawa makan buah itu maka dosa masuk ke dalam seluruh hidup manusia. Ketika diuji oleh setan, Adam pertama gagal di dalam makanan. Tetapi bukan saja Adam, Israel gagal di padang gurun. Mereka semua menggerutu untuk makanan dan bertahun-tahun mereka tidak mempercayai Allah di dalam makanan sampai akhirnya Allah begitu murka dan mengirimkan burung puyuh kepada mereka. Akhirnya ketika burung itu dimakan, Tuhan begitu marah dan sebagian besar dari mereka dimatikan. 40 tahun, satu generasi, jutaan orang, dibuat Allah tidak bisa masuk ke tanah Kanaan. Alkitab mengatakan Allah marah kepada mereka, karena Allah dicobai terus oleh mereka – di dalam hal makanan. Perhatikan hidup kita, berapa banyak dari kita mencobai Allah dalam urusan ini? Makanan selalu dipakai oleh setan untuk membuat hati kita tidak taat kepada Allah. Makanan bukan masalah kecil. Ingatkah bahwa temptation dari setan kepada Yesus Kristus pertama kali adalah tentang makanan? Makanan adalah battle-ground kita. Adam dan Hawa, Israel, gagal di dalam makanan. Pertama kali temptation datang kepada Yesus Kristus adalah tentang makanan. Doa ini akan menjagai kita untuk kita boleh memandang makanan dan mencari kebutuhan hidup dengan tepat, seturut dengan kehendak Allah. Apa yang dimaksud oleh Yesus ketika kita berdoa seperti ini? Ada beberapa hal.

(1) Yesus Kristus membawa kita mempercayakan kebutuhan essential kita kepada Allah. Kalau kita mengatakan Dia adalah Bapa, apakah kita mempercayakan kebutuhan kita kepada Dia? Iman adalah kata penting di dalam Alkitab dan ketika kita bicara berkenaan dengan iman seturut dengan Alkitab, di dalamnya ada unsur understanding dan logika. Allah tidak menginginkan seseorang beriman kepada Dia tanpa mengenal Dia, tetapi ketika seseorang mengenal Dia maka di dalam orang itu ada iman. Iman artinya mempercayakan hidup ini kepada Dia – ini artinya kita mengijinkan Allah berintervensi di dalam hidup sehari-hari kita. Pertama kali manusia diciptakan Allah, Adam dan Hawa diciptakan dalam satu relasi yang intim di dalam Allah. Dalam relasi itu maka Adam dan Hawa menyadari, kebutuhan utama mereka adalah dari pribadi Allah saja. Dalam relasi ini maka kebutuhan utama manusia itu bisa dicukupkan oleh pribadi Allah semata. Hal yang kedua, dalam relasi yang baik ini, Allah Bapa di surga sudah mempersiapkan seluruh alam untuk manusia bisa dipenuhi kebutuhan sehari-harinya. Allah berbeda dengan manusia, manusia tidak self-sufficient, Allah itu self-sufficient – cukup pada diri-Nya sendiri. Allah tidak memerlukan unsur dari luar untuk mencukupi diri-Nya. Tetapi manusia adalah ciptaan (bukan pencipta), dan ciptaan itu selalu terbatas – memerlukan sesuatu dari luar untuk mencukupkan dirinya sendiri. Allah sudah men-design manusia bahwa kebutuhan yang ada dalam dirinya akan dicukupi dalam relasinya dengan Allah. Dalam relasi ini maka Allah juga akan mencukupkan seluruh kebutuhannya melalui alam. Ini adalah satu relasi cinta, relasi kepercayaan, relasi iman. Tetapi manusia memberontak kepada Tuhan dan relasi ini kemudian terputus. Ketika relasi ini terputus, manusia tetap memerlukan sesuatu, ada kebutuhan, karena manusia adalah ciptaan. Kebutuhan adalah sesuatu yang ada di dalam, ada suatu ruangan dalam hidup kita yang selalu ada kebutuhan. Kebutuhan akan identitas, ingin dihargai, security, love, makanan, segala sesuatu tetap ada. Tetapi ketika dosa masuk, masalahnya adalah kebutuhan tetap ada, tetapi sumber pencukup kebutuhan itu sudah tidak ada. Allah sudah terputus dari kita dan aku mesti hidup, dan mencukupi seluruh kebutuhanku. Sekarang mulai ketakutan dan kekuatiran masuk, mulai manusia menyadari “masa depanku seperti apa?” Karena sumber pemenuh kebutuhannya itu, Allah dengan seluruh kebaikan-Nya sudah terputus dari kita. Manusia menjadi satu pribadi yang hidupnya digerakkan oleh pemenuhan kebutuhan saja. Hasilnya tidak beda dengan binatang. Hidup kita dan seluruh keputusan kita digerakkan oleh apa? Kemuliaan Allah? Itu sesuatu yang asing yang di dalam hidupku. Drive hidup kita adalah untuk membereskan kebutuhan-kebutuhan essential kita. Maka dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kepada kita, anak-anak-Nya, orang-orang yang bisa memanggil Allah di surga itu adalah Bapa, untuk kita belajar kembali mempercayakan hati kita, hidup kita kepada Allah yang begitu baik, sumber segala kebutuhan kita. Kalau saudara membaca Alkitab, saudara akan menemukan Alkitab mengajarkan Allah itu adalah sumber segala anugerah kepada anak-anak-Nya. Berapa banyak ayat Alkitab seperti ini dimunculkan? “Jikalau engkau yang jahat tahu memberi yang baik apalagi Bapa-Mu di surga.” Filipi 4: 6 mengatakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun saja tetapi nyatakan segala keinginan-Mu kepada Allah dalam doa dan permohonan, dengan ucapan syukur.” Mengapa harus dengan doa dan permohonan dengan ucapan syukur? Bukankah itu belum tentu dijawab dan dikabulkan oleh Tuhan? Karena prinsip di dalam Alkitab; jikalau Allah tidak mengabulkan doa kita, anak-anak-Nya, itu artinya pasti Dia akan memberikan yang lebih baik daripada yang kita pikirkan. Percayalah hai umat, Dia adalah Allah sumber segala kebaikan itu. Dia adalah Allah yang baik itu. Bukan tanpa alasan Dia memilih kita menjadi anak-anak-Nya. Dia adalah Allah yang bisa dipercaya, demikian kata Alkitab. Saudara melihat doa Bapa kami, Dia care kepada hal-hal yang menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Jangan kuatir, jangan takut, jangan masuk oleh jebakan setan akhirnya engkau menjadi tamak. Katakan apa yang kita inginkan dan kita perlukan dengan hati bersyukur dan ketaatan kepada Tuhan; tentang pendidikan anakmu, kesehatan, masa depan, rumah, makanan, kasih, keinginan untuk dikasihi, identitas, apapun saja.

(2) Yesus Kristus mengajarkan kepada kita doa ini, memberikan kesadaran bahwa kita diberikan makan oleh Tuhan agar kita bisa melakukan kehendak-Nya. Makanan yang ada diberikan oleh Allah bukan untuk kita habiskan dalam ketamakan. Dan segala kebutuhan yang diberikan oleh Allah bukan untuk diri kita saja, tetapi untuk kita boleh menjalankan kehendak-Nya. Itulah sebabnya doa ini bukan di nomor satu, tetapi di nomor empat bagian kedua dari dua belah kebutuhan. Dalam Doa Bapa Kami ada dua bagian yang besar berkenaan dengan permohonan. Yang pertama adalah: Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Yang kedua adalah: Berikanlah kepada kami makanan kami yang secukupnya, ampunilah kesalahan kami, dan jangan masukan kami ke dalam pencobaan. Permohonan yang kedua ini adalah bagian kedua dari permohonan yang pertama, karena ini adalah ordo. Artinya jikalau Allah itu mencukupkan bagian yang kedua ini, adalah untuk menggenapkan kebutuhan dari permohonan yang pertama. Prinsip ini persis seperti ordo dalam kitab Kejadian. Allah ada di atas, manusia ada di tengah, dan alam ada di bawah. Alkitab mengatakan: Allah mengatakan manusia boleh mengusahakan dan menikmati seluruh alam tersebut, manusia boleh menggunakan alam. Manusia menggunakan alam adalah untuk memuliakan dan mentaati Allah. Tetapi yang sekarang terjadi terbalik dan bahkan lebih sedihnya adalah banyak gereja yang mengajarkan hal seperti ini: bahwa manusia menggunakan Allah untuk mendapatkan alam. Ini sesuatu kecelakaan besar dan tipuan setan dalam gereja. Ini yang terjadi di seluruh dunia, orang-orang tidak mengenal Kristus akan menggunakan apapun saja untuk mendapatkan alam untuk mengisi kebutuhan. Dan gereja menggunakan Allah, berdoa kepada Allah untuk bisa sukses dan lancar hidupnya. Allah bukan akhir perjalanan imanku, Allah adalah sarana untuk aku mencapai kebutuhanku. Ini adalah sesuatu dosa. Dalam Doa Bapa Kami, “Berikan kepada kami makanan secukupnya pada hari ini”, Allah akan mencukupkan keperluan kita agar aku bisa melakukan kehendak-Nya. Allah akan memberikan makanan, kesehatan, kekuatan kepadaku supaya aku bisa berjumpa, mempelajari dan menjalankan Firman. Ordo ini tidak boleh terbalik. Apa gunanya Tuhan memberikan seluruh kebutuhan kita, kesehatan, keuangan lalu kita pakai untuk lebih banyak berbuat dosa? Apa gunanya seluruh berkat Allah jikalau akhirnya membuat kita makin terjerembab dalam dosa, makin mendukakan hati Dia, makin membuat kita tidak mengerti Firman-Nya? Ketika Yesus mengajarkan doa ini, memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah di surga adalah Allah yang baik dan Dia memberikan kepada kita kebutuhan demi kebutuhan yang ada agar kita boleh menjalankan kehendak-Nya, mempermuliakan nama-Nya.

(3) Saya sekarang akan menyoroti kata “secukupnya”. Mungkin kata ini tidak terlalu populer saat ini. Kita punya tabungan dan seluruh makan sebulan kita ada di lemari es, jadi kita sudah tidak akan lagi berdoa “Berikan kami makanan secukupnya pada hari ini”. Tetapi saya akan berbicara mengenai prinsip rohaninya.

Yang pertama, “secukupnya” artinya doa ini akan mengekang dosa ketamakan kita. Kita harus hati-hati dengan ketamakan. Mungkin satu kalimat dari Alkitab yang sangat powerful adalah: Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Ini perkataan Yohanes Pembaptis kepada orang-orang yang datang kepada dia. Salah satu dosa yang begitu nyata pada dunia ini sekarang, selain dosa seksual, yaitu ketamakan. Kita sulit sekali memiliki seni hidup contentment – rasa puas dan rasa cukup dengan hidup. Tidak berarti kita tidak berjuang. Tetapi berjuang dengan dasar ketamakan berbeda dengan berjuang untuk mempermuliakan Allah dengan dasar contentment. “Cukup” artinya kita belajar bersyukur untuk setiap porsi yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari. Kita sulit sekali mengerti apa sebenarnya kebutuhan kita, kita sama sekali tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Yesus Kristus berjanji, Alkitab berjanji, bahwa Dia akan memenuhkan seluruh kebutuhan kita, tetapi tidak pernah berjanji memenuhkan seluruh keinginan kita. Ketika memiliki keinginan, kita boleh berdoa tetapi kita tidak boleh menekan hidup kita dengan keinginan kita. Karena keinginan yang ditekan terus menerus akan menghasilkan nafsu dan nafsu akan menghasilkan dosa. Kita harus belajar memiliki seni hidup yang cukup. Minta sama Tuhan, Tuhan berikan aku untuk selalu merasa cukup, puas dengan apa yang Engkau berikan padaku. Kenapa ada orang-orang yang tidak pernah merasa cukup, tidak pernah merasa puas, tidak bisa menikmati hidup padahal makanan di depannya begitu sangat mahal? Tetapi kenapa ada orang yang makan hanya dengan nasi dan tempe bisa bersyukur kepada Tuhan? Jawabannya ada dalam kitab Pengkhotbah. Salomo orang yang kaya itu mengatakan: Bisa mendapatkan makan itu adalah anugerah tetapi bisa menikmati makanan itu adalah anugerah yang lain. Berkali-kali kita meminta anugerah Tuhan untuk mendapatkan makanan. Tetapi berapa banyak dari kita minta anugerah dari Tuhan untuk bisa menikmati makanan? Ini adalah contentment. Satu kecukupan. Saya akan beritahu satu rahasia rohani, contentment munculnya kalau kita bisa tahu dengan pasti bahwa makanan yang diberikan kepada kita, yang ada di atas kita, adalah diberikan dari tangan Tuhan sendiri kepada kita. Kalau kita bisa sadar ini dikasih sama Tuhan buat aku, maka di situ ada contentment. Saudara bisa memiliki rumah/tabungan yang banyak tetapi saudara tidak memiliki contentment. Yesus Kristus mengatakan: Berikan kami makanan secukupnya, Bapa. Yesus mau mengajarkan untuk mata kita melihat Bapa yang memberikan makanan itu kepada kita. Contentment.

Hal kedua, ketika Yesus Kristus mengajarkan berikan makanan kami secukupnya setiap hari, itu adalah doa yang mengkondisikan kita untuk bergantung setiap waktu kepada Allah. Ini pelajaran yang besar dan dalam sekali. Kalau melihat kitab Keluaran, ajaran ini berkali-kali diberikan Allah kepada umat Israel. Israel diminta berkali-kali untuk bergantung kepada Allah (Yahweh), dan berkali-kali gagal dalam hal ini. Satu cerita yang luar biasa mendukakan hati Allah: setelah Israel keluar dari Mesir, Allah menyatakan kepada mereka; Aku akan memelihara engkau dan memberikan manna kepadamu. Setiap pagi manna akan turun di depan kemahmu. Engkau harus mengambilnya secara cukup. Tetapi tidak bisa engkau simpan sampai besok pagi kecuali adalah hari ke-enam engkau ambil untuk dua hari keperluannya. Karena hari ketujuh, hari engkau menyembah Aku, adalah hari Sabat, engkau tidak boleh bekerja, tidak boleh mencari makan. Dan apa yang terjadi? Mereka setiap pagi mendapatkan manna tetapi karena ketamakannya dan ketidak-percayaannya, mereka mengambil lebih banyak dari yang diperlukannya. Alkitab mengatakan besok paginya manna yang kemarin itu sudah menjadi busuk dan berulat. Allah begitu marah. Betapa umat Israel berdosa kepada Tuhan. Ini adalah dosa ketidakpercayaan. Allah sudah mengirimkan 10 kutuk kepada Mesir dan membawa mereka keluar dengan tiang awan dan tiang api, membuka jalan mereka di tengah-tengah lautan. Sulitnya apa Tuhan memberikan makanan kepada mereka setiap hari? Hai jemaat, Yesus Kristus sudah mati bagi kita, sulitnya apa Dia memberi kita makan setiap hari? Mengapa kita mencobai Allah? Dosa besar! Engkau kuatir mengenai keuangan. Engkau menyimpan uangmu. Engkau berusaha berkali-kali seakan-akan Allah itu tidak hidup. Bertobat engkau! Betapa kita sudah mendukakan hati Allah. Mencobai Allah setiap hari.

Selanjutnya, Yesus Kristus mengatakan berikan kepada kami makanan kami secukupnya pada hari ini – this day, today. Dalam bahasa Yunani-nya menggunakan kata epiousios. Ada sesuatu yang unik dengan kata ini, bertahun-tahun para scholar bahasa Yunani yang terbaik dan terpandai sekalipun tidak mengerti kata epiousios. Kata ini tidak mungkin dalam kamus bahasa Yunani sekarang. Dalam Alkitab hanya satu kata ini di tempat ini. Sampai suatu hari seorang scholar, dengan tidak sengaja, menemukan satu catatan di lembaran papyrus kuno seperti daun, bertuliskan kata epiousios, di bawahnya ada catatan belanja. Seandainya seperti seorang ibu pergi ke pasar dan membawa papyrus itu, dituliskan epiousios, lalu di bawahnya ada tomat, kol, kubis, daging, ikan. Itu daftar belanjaan untuk nanti siang/malam anak dan suamiku pulang akan makan apa. Aneh ya saudara-saudara, Tuhan bisa memunculkan hal seperti itu. Lembaran papyrus itu adalah daftar belanja untuk membeli yang secukupnya pada hari itu saja. Jadi besok paginya dia menggunakan daun yang lain, menulis epiousios dan daftar belanja yang lain. Inti epiousios adalah: Berikan pada kami, Bapa, kecukupan kebutuhan kami yang terdekat. Itu artinya: berikan pada kami makanan, tolonglah kami, Bapa, untuk mendapatkan barang-barang yang kami perlukan Bapa supaya ketika anak-anak/suami saya saya pulang, mereka bisa makan dan menikmati makanan yang baik yang diperlukan. Itu adalah pengaturan Allah di dalam detail setiap hari.

Terakhir, Yesus Kristus mengajarkan; Berikan kepada kami makanan “kami” secukupnya pada hari ini. Bukan “ku”, tetapi “kami”. Ini bicara berkenaan dengan community, berkenaan dengan gereja. Allah mau saudara memikirkan bukan kebutuhan “ku” saja tetapi kebutuhan “kami”. Kita harus memiliki mata yang tajam melihat semua orang di dalam gereja ini. Bukan saja orang-orang di dalam, tetapi di luar gereja ini, bahkan belahan dunia yang lain. Jangan egois hanya memikirkan diri atau keluarga kita sendiri. Jangan menjadi orang yang hidupnya self-centered, menghabiskan anugerah Allah untuk diri sendiri. Yesus Kristus menginginkan kita memikirkan kebutuhan orang lain dan bergerak untuk mencukupi dari apa yang kita punya. Orang-orang dalam GRII Sydney ini, setiap hari ketika kita berdoa Bapa Kami, ingat orang-orang lain yang membutuhkan. Negara ini sangat individualis – orang-orang tidak memikirkan kebutuhan orang-orang lain. Kita harus bertobat dan bergerak dalam community. Pikirkan orang lain, mau mengerti kesulitan dan kebutuhan orang lain. Dan dengan cara yang terbaik, berikan apa yang mereka perlu. Dan jangan takut karena Allah tidak pernah berhutang kepada orang yang memberikan piutang kepada orang lain. Dunia ini penuh dengan orang-orang yang menderita. Kalau melihat di dunia ini ada orang yang mati kelaparan, kemudian seluruh orang dunia ini mengecam dan menghina Bapa kita di surga. Lihat ada kekeringan di Afrika, kemudian dibahas bahwa Allah itu tidak adil. Ada satu teolog yang ketika saya membacanya saya mengatakan ini tepat. Masalah manusia kelaparan itu bukan kekeringan, tetapi distribusi. Allah memberikan begitu banyak kelimpahan di area tertentu, dan di tempat yang lainnya orang mengalami kekeringan. Dan semua orang di dunia menyalahkan Allah. Kenapa orang di tempat kelimpahan tidak mengirimkan makanannya kepada mereka? Bahkan makanan dibuang-buang di tempat ini. Manusia itu begitu berdosa. Kadang kalau saya melihat akan apa yang ada di Indonesia, biji tercecer saja sudah langsung tumbuh buah. Allah memberikannya dengan bebas (free) tetapi kenapa tiba di tangan seseorang itu bisa puluhan ribu atau ratusan ribu? Petani-petani itu selalu miskin karena menjual dengan harga pokok tetapi menjadi berkali-kali lipat harganya begitu masuk di supermarket. Maka di tengah rantai distribusi itu menghasilkan high cost. Ini masalah manusia, bukan masalah Allah. Kalau ada orang yang mati kelaparan di Afrika, jangan mempersalahkan Allah. Kenapa tempat lain tidak mengirimkan makanannya kepada mereka dan berpura-pura tidak melihat mereka? Yesus Kristus membentuk satu komunitas tandingan terhadap dunia. Dunia tidak melihat kebutuhan orang lain. Anak-anak Allah harus melihat kebutuhan orang lain. Ketika engkau berdoa untuk mendapatkan makanan, Yesus dengan sengaja tidak mengijinkan kita berdoa berikan makanan “ku” pada hari ini. Yesus mengajarkan kepada kita, ketika kita membutuhkan dan berdoa kita langsung ingat yang lain. Berikan kepada “kami”, makanan “kami” secukupnya pada hari ini. Oh, ini satu kalimat yang indah dari Kristus Yesus. Bukan saja untuk didengar, tetapi untuk dilakukan. Kiranya Roh-Nya menggerakkan kita untuk mentaatinya.


Matius 4:18-22; Matius 16:21-24; Yohanes 21: 18-22
 
 

Mazmur 16:1-11
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

11 November 2018
Doa Bapa Kami (9)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-10

Matius 6:9-10

Ini adalah permohonan kedua dari enam permohonan yang ada. “Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu,” itu adalah permohonan yang pertama. Permohonan yang kedua adalah “Datanglah Kerajaan-Mu.” Permohonan yang ketiga adalah “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga.” Permohanan keempat adalah “Berikanlah kepada kami, makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Permohonan yang kelima adalah “Ampuni kesalahan kami.” Dan permohonan yang keenam adalah “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan.” Ini adalah enam permohonan dari seorang manusia yang ditebus kepada Bapa yang suci di Surga. Ini adalah seluruh yang kita perlukan di tengah-tengah dunia ini. Ini adalah doa yang Tuhan ajarkan sendiri kepada kita yang pasti akan dikabulkan oleh Bapa di Surga. Saya sudah mengatakan bahwa tiga permohonan pertama adalah yang paling utama. Dan tiga permohonan yang kedua adalah bagian yang kedua. Jikalau saudara-saudara mementingkan tiga permohonan yang pertama maka seluruh kebutuhan kita akan dijamin oleh Allah. Biarlah kita mengutamakan yang utama itu utama. Yang kita pikirkan yang pertama, itu adalah yang pertama. Orang-orang dunia pun itu mengerti first things first. Setiap orang Kristen harus mengerti. Yesus Kristus sendiri mengajarkan, “Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”

Minggu-minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai doa Bapa kami bagian yang pertama: Dikuduskan nama-Mu. Apa arti dikuduskan? Dikuduskan bukan saja Allah itu dipermuliakan tetapi kita memposisikan Allah berbeda dengan seluruh apa yang ada dalam dunia. Allah di dalam Alkitab adalah satu-satunya Allah yang sejati. Seluruh allah yang ada di dunia ini yang disebut oleh manusia, yang diajarkan oleh agama sekalipun itu adalah sesuatu kepalsuan. Seluruh Alkitab menyatakan satu-satunya Allah yang sejati adalah Allah Tritunggal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang harus mendapatkan sembah sujud manusia lebih daripada segala-galanya. Dialah Allah yang bekerja di tengah-tengah dunia ini, yang menciptakan dunia dan menebus dunia ini. Dialah satu-satunya pribadi Allah yang tidak memerlukan unsur lain untuk memperlengkapi diri-Nya. Dia self-eternal, Dia adalah self-exist, Dia adalah self-sufficient. Dia tidak memerlukan unsur luar untuk mencukupkan diri-Nya. Seluruh umat manusia selalu memikirkan mengenai Allah adalah dalam dua hal ini. Allah bagi mereka sendiri adalah satu, satu saja. Dan yang kedua adalah polytheism. Monotheism dan polytheism. Semua saudara lihat, siapapun saja, saudara tanya maka manusia selalu berpikir Allah itu selalu adalah monotheism dan polytheism. Tidak ada satu manusia pun yang secara alami bisa memikirkan ternyata Allah itu adalah Tritunggal. Kalau seseorang boleh mengenal bahwa Allah itu Tritunggal pasti dia adalah orang yang dilahirbarukan, karena itu adalah pewahyuan dari Allah sendiri kepada anak-anak manusia yang dipilih-Nya. Memang betul bahwa Allah dalam kekristenan dikatakan adalah Allah monotheism tetapi bukan bicara mengenai satu-satunya saja. Karena di dalam monotheism kekristenan adalah bicara mengenai Tritunggal. Hear oh Israel – Dengarlah Israel, Allah kita adalah Allah yang esa. Allah kita adalah Allah yang esa. Dan saudara-saudara, ketika bicara mengenai ‘esa’, itu bukan bicara mengenai satu-satunya. Ketika bicara mengenai ‘esa’, itu adalah beberapa hal yang bergabung menjadi satu. Dan kalau saudara-saudara melihat sepanjang sejarah Alkitab di dalam progressive revelation maka kita semua tahu bahwa Dia, Allah yang esa itu namanya adalah Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ini adalah sesuatu yang tidak ada di dalam pikiran manusia. Tidak ada di dalam pikiran pendeta sekalipun. Tidak ada di dalam pikiran teolog sekalipun. Harus diwahyukan sendiri oleh Allah kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Apa artinya Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu? Bahwa Dia menempati kelasnya tersendiri. Tidak ada yang menyamai. Dan ketika kita menyembah Dia, kita harus memberikan penyembahan yang melebihi dari siapapun saja yang kita hormati.

Dan sekarang kita masuk ke dalam permohonan yang kedua. Permohonan pertama kita menginginkan bahwa Dia itu disembah melebihi daripada apapun saja, siapapun saja di dunia ini. Sekarang di dalam permohonan yang kedua adalah ‘Datanglah Kerajaan-Mu’. Kita akan masuk ke dalam satu prinsip Alkitab yang penting, yaitu Kerajaan Allah. Kalau saya mau menyatakan secara keseluruhannya maka sebenarnya tidak mungkin akan selesai hanya di dalam beberapa jam, bahkan beberapa minggu. Ini adalah satu topik teologis yang menjadi benang merah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau saudara-saudara ditanya apakah yang menjadi benang merah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Dari kitab Kejadian pasal yang pertama, ayat yang pertama sampai kitab Wahyu paling akhir, apa yang menjadi benang merah secara keseluruhannya? Maka Reformed Theology menyatakan Kingdom of God. Benang merah dari seluruh ayat Alkitab kita bukanlah kebaikan Allah, bukanlah kasih Allah. Benang merahnya juga bukan bicara berkenaan dengan keselamatan – salvation. Tetapi benang merah adalah bicara mengenai Kerajaan Allah. Saya tidak mungkin punya waktu untuk menjelaskan seluruhnya karena itu artinya menjelaskan seluruh Alkitab. Tetapi secara singkat dan padat, saya akan membawa saudara-saudara kepada fokusnya. Apa artinya Yesus menyatakan, “Datanglah Kerajaan-Mu?” Artinya yaitu Dia mengharapkan Allah di Surga memerintah umat manusia. Saudara-saudara perhatikan, Allah di Surga – Allah Tritunggal di Surga memerintah manusia di bumi ini. Di dalam Alkitab dikatakan, “Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian; Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Yang menjadi isi hati Yesus Kristus adalah menghadirkan pemerintahan Bapa di bumi. Apa yang menjadi isi hati-Nya? Bumi. Tempat saudara dan saya ada. Bapa di Surga tidak punya masalah di Surga. Di Surga semua orang tahu Rajanya siapa. Di Surga, semua makhluk akan menyembah dan akan taat kepada Bapa di Surga. Tetapi di bumi ini tidak. Saudara perhatikan seluruh umat manusia, keluar dari tempat ini, tanya kepada mereka siapa yang memerintah hidupmu. Maka mereka tidak akan mengatakan Allah Tritunggal. Mereka tidak bisa melihat bahkan sama sekali tidak bisa mengakui bahwa Allah Tritunggallah yang memerintah. Masalah ada di bumi. Manusia yang diciptakan sudah berdosa. Dan manusia yang berdosa itu sama sekali tidak mengakui pemerintahan Allah. Dan kalau saudara-saudara membaca buku Hakim-hakim, di akhirannya dikatakan bawah setiap manusia berlaku menurut kemauannya sendiri. Apa yang menjadi keinginan hati Yesus Kristus? Apa yang menjadi tujuan Yesus Kristus hadir di tengah-tengah bumi ini? Yesus Kristus pernah mengatakan kepada para murid-Nya, “Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui, dan makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga.” Apa yang menjadi tujuan Yesus Kristus hadir di bumi? Menghadirkan pemerintahan Bapa di bumi ini. Ini adalah isi hati terdalam Yesus. Seluruh perkataan-Nya dan seluruh tindakan-Nya mencerminkan hanya untuk satu tujuan ini. Dan Dia mengajak umat-Nya yang ditebus untuk masuk di dalam pemerintahan Allah ini. Maka ketika Yesus Kristus mengatakan; Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah tentang hal ini; Bapa kami di surga, kuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Apa yang menjadi isi hati Yesus Kristus sekarang diberikan kepada kita. Apa yang menjadi isi doa-Nya sekarang diberikan kepada saudara dan saya, yaitu meminta Kerajaan-Nya itu datang. Saudara perhatikan semua tautan ini, semua link ini. Bapa di Surga dikuduskan jika dan hanya jika Kerajaan-Nya datang di dunia. Dan Kerajaan-Nya datang di dunia jika dan hanya jika kehendak-Nya jadi di bumi ini seperti di Surga. Sekali lagi, ketika bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah datang, itu artinya pemerintahan Bapa di Surga itu hadir, itu artinya kehendak Bapa di Surga itu seluruhnya direalisasikan di muka bumi.

Dan sekarang saya akan bicara berkenaan dengan aspek-aspek penting apa yang Alkitab katakan mengenai Kerajaan Allah. Sebenarnya kalau saudara-saudara bicara mengenai aspek-aspek Kerajaan Allah begitu banyak. Kalau saudara-saudara melihat perumpamaan- perumpamaan Yesus Kristus, saudara akan menemukan satu aspek demi satu aspek mengenai Kerajaan Allah. Tetapi hari ini saya akan bicara secara khusus berkenaan dengan empat aspek Kerajaan Allah.

(1) Ketika bicara berkenaan dengan Kerajaan Alah itu hadir maka kita harus mengerti bahwa aspek yang pertama dan utama adalah di dalam Kerajaan Allah yang hadir ada satu figur utama, yaitu Kristus Yesus. Dan itu adalah satu central figure, itu adalah Titik Pusat dan itu menjadi satu Figur, satu-satunya. Dan itu adalah Yesus Kristus. Mari kita melihat Matius 16:28. Kalau saudara-saudara melihat secara keseluruhan dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru maka saudara-saudara akan melihat bahwa Kerajaan Allah akan hadir jika dan hanya jika ada satu Figur / satu Pribadi yang diurapi, Mesias itu. Di dalam kitab Daniel maka itu adalah seorang yang seperti Anak Manusia. Kerajaan Allah akan hadir dengan satu Pribadi yang menjadi central, menjadi Rajanya. Dan raja itu dikatakan di sini adalah Yesus Kristus, Anak Allah itu. Matius 16:28 mengatakan, “Anak Manusia datang sebagai Raja di dalam Kerajaan-Nya.” Maka bicara berkenaan Kerajaan Allah datanglah, maka itu artinya adalah kita harus meninggikan Kristus. Kristus menjadi titik pusat di dalam hidup kita. Firman-Nya menjadi sesuatu yang paling fundamental di dalam seluruh hidup kita. Ketika bicara mengenai Kerajaan Allah, bukan bicara berkenaan dengan satu istana di depan mata kita. Tetapi itu adalah bicara berkenaan dengan penguasaan Kristus atas seluruh hidup kita. Di dalam Kerajaan Allah maka Bapa di Surga dipermuliakan jika dan hanya jika Kristus Yesus itu menjadi Raja. Bapa kami di Surga dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Itu artinya adalah panggilan meninggikan Kristus sebagai Raja. Bukan di mulut saja tetapi di seluruh aspek hidup kita. Saudara, hanya ada dua kemungkinan hidup; apakah Kristus menjadi Raja, Firman-Nya, Kehendak-Nya itu jadi di dalam hidup kita, mengatur hidup kita atau kehendakku, cita-citaku, pikiranku yang jadi dalam hidup kita.

(2) Aspek yang kedua adalah ketika bicara mengenai Kerajaan Allah datanglah, maka Kerajaan Allah itu hadir secara tuntas, secara ultimate penggenapannya ada di dalam salib. Salib adalah penggenapan dari Kerajaan Allah itu hadir. Salib adalah satu paku di tengah-tengah dunia ini, seluruh kehendak Allah jadi. Salib adalah pintu pembuka seluruh kehendak Allah jadi. Beberapa jam sebelum Yesus Kristus disalib maka Dia menuju ke taman Getsemani. Dan Dia berlutut dan berdoa di sana. Alkitab mengatakan peluh-Nya itu seperti darah yang mengalir dan kemudian Dia berdoa beberapa kali di hadapan Tuhan, sampai ketiga kalinya. Bapa jikalau mungkin Aku mau supaya cawan ini lalu daripada-Ku tetapi jikalau tidak, jikalau itu kehendak-Mu, Aku mau menerimanya, Aku mau meminumnya, bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi. Saudara perhatikan baik-baik kalimat ini, “Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.” Dan apa artinya kehendak Allah itu jadi di muka bumi? Kerajaan Allah datang, kerajaan Allah datang. Kalimat Yesus di taman Getsemani akan menjadi kalimat dari kita semua orang yang ditebus yang ada Roh Kudus di dalam hati kita. Apa yang membedakan orang Kristen sejati dan orang Kristen yang palsu? Orang Kristen yang sejati akan berkata, meskipun sulit, meskipun dengan air mata, suatu hari dia akan berkata, bukan kehendakku tetapi kehendak-Mu Bapa yang jadi. Karena Roh Kudus yang akan membuatnya dalam hati kita, melembutkan hatimu dan hatiku, untuk seluruh kehendak-Nya dan bukan kehendak kita yang jadi. Seluruh umat Allah yang sejati, pada akhirnya akan mengatakan apa yang Yesus Kristus katakan di taman Getsemani. Dialah pemimpin dari gereja kita, Dialah yang membuat Kerajaan Allah hadir, dan Dialah yang meremukkan seluruh hati kita, agar seluruh kehendak Allah jadi di dalam dan melalui kita. Kerajaan Allah hadir, melalui salib, itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan kepada kita para murid-Nya, Jikalau engkau mau menjadi murid-Ku, engkau harus menyangkal dirimu, memikul salibmu dan mengikut Aku. Setiap dari kita, setiap kita mau rela menyangkal diri dan memikul salib, mengikuti Kristus, itu adalah saat di mana Kerajaan Allah hadir. Bapa Kami yang di sorga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Maka ini adalah panggilan untuk memikul salib, menyangkal diri, mengikut Kristus.

(3) Hal yang ketiga, Kerajaan Allah hadir di dalam hidup pribadi kita, melalui pintu masuk kelahiran baru. Kalau orang tidak lahir baru, dia tidak mungkin akan bisa melihat dan mewujudkan kerajaan Allah. Saya minta saudara-saudara membuka satu bagian Alkitab yang penting, Yohanes 3:16. Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini adalah Good News, ini adalah Injil, ini adalah panggilan dari orang-orang untuk lahir baru untuk bertobat, dan ini adalah salah satu ayat emas dari seluruh Alkitab bagi orang Injili. Orang-Orang Evangelical menyatakan, jikalau engkau tidak memiliki keseluruhan Alkitab karena engkau begitu miskin, milikilah Perjanjian Baru. Jikalau engkau tidak punya uang untuk membeli Perjanjian Baru milikilah kitab Yohanes. Jikakalau engkau sungguh-sungguh miskin begitu tidak punya uang untuk membeli kitab Yohanes, engkau milikilah Yohanes pasal 3. Dan jikalau engkau sama sekali tidak bisa punya akses untuk melihat Yohanes daripada pasal 3, minimal engkau mengingat Yohanes 3:16. Bahwa Allah begitu mengasihi engkau, mengaruniakan kepada kita Anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal, tetapi kita lupa, Yohanes 3 itu sebenarnya konteksnya apa?

Saudara, perhatikan baik baik Yohanes 3:3 dan Yohanes 3:5. Apakah saudara mulai sadar sekarang, point utama adalah bukan kelahiran baru, point utama adalah kerajaan Allah? Mengapa saudara dan saya diminta untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Adalah untuk melihat, untuk masuk di dalam Kerajaan Allah. Kalau kita tidak lahir baru, kita tidak mungkin melihat kerajaan Allah. Kalau kita tidak lahir baru, kita tidak mungkin masuk Kerajaan Allah. Itu bukan saja bicara mengenai sorga, itu bicara mengenai penguasaan Allah secara total di dalam hidup kita di bumi ini. Saudara-saudara, ketika bicara berkenaan dengan kelahiran baru, saudara dan saya sudah lahir baru kapan? Ada orang orang yang mengatakan, saya sudah lahir baru tanggal 7 May tahun 2012 misalnya. Sebagian besar lagi orang lain mengatakan saya tidak tahu tanggal kelahiran baru tetapi saya percaya Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat. Saudara-saudara harus mengerti ketika saudara-saudara bisa menerima Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi maka issue-nya itu bukan bicara mengenai sorga atau kekekalan, issue-nya adalah bicara menghadirkan Kerajaan Sorga di bumi ini sekarang, tidak ada seseorang yang bisa diperintah oleh Allah secara rela, untuk menghadirkan seluruh kehendak-Nya jadi di bumi ini, jikalau orang tersebut tidak pernah ada Roh Kudus di dalam-Nya. Itu artinya, jikalau saudara dan saya dilahirbarukan saat ini, maka tujuan daripada kelahiran baru adalah saudara dan saya mengerti kehendak Allah dan menggenapinya sekarang di bumi. Ini adalah panggilan ketaatan, panggilan pertobatan, panggilan kita hidup seluruhnya berdedikasi untuk Kristus.

(4) Hal yang keempat, terakhir. Ketika bicara berkenaan dengan kerajaan Allah, maka kerajaan Allah itu kalau hadir, selalu bersifat melawan kerajaan kedaulatan manusia. Kerajaan Allah itu artinya bahwa Allah itu berdaulat. Dan itu akan melawan kedaulatan manusia, ini artinya Allah yang memerintah. Kalau saudara-saudara melihat dari pelayanan Yesus Kristus, saudara lihat beritanya, maka saudara akan lihat bahwa beritanya itu adalah persis seperti dari berita Yohanes Pembaptis. Dan beritanya juga adalah berita yang diberikan para murid-Nya, dan juga oleh orang-orang dipakai oleh Tuhan sepanjang abad, dan beritanya adalah “Bertobatlah karena kerajaan Allah sudah dekat!” Yohanes Pembaptis menyatakan berita ini, Yesus Kristus menyatakan berita ini, dan murid-murid-Nya juga menyatakan berita ini. Dari satu kota demi satu kota, dari satu desa ke satu desa, dari satu gunung ke satu gunung, dari satu lembah ke satu lembah, dari hamba-hamba Tuhan sepanjang masa akan selalu berkata, “Bertobatlah! Karena kerajaan Allah sudah dekat! Bertobatlah! Karena kerajaan Allah sudah datang!”

Dan lihatlah apa yang terjadi, satu persatu orang dibunuh, Paulus harus mati, Petrus harus dipaku terbalik, Timotius harus diseret di jalanan di Efesus sampai mati dengan kuda. Thomas harus pergi jauh ke India, berkotbah mengenai Kerajaan Allah, ditusuk dan mati di sana. Beberapa Rasul dikuliti hidup-hidup, Yakobus harus dilemparkan dari bubungan Bait Allah. Mengapa semua itu harus terjadi? Karena berita Injil adalah berita kerajaan Allah dan karena kerajaan Allah intinya adalah kedaulatan Allah yang melawan kedaulatan manusia. Kerajaan Allah beritanya menyatakan, “Hai manusia, Allah adalah satu-satunya pendaulat dan bukan kita, engkau harus turun dari tahtamu, engkau harus turun dari pemerintahanmu, engkau tidak bisa memiliki cita-cita sendiri, engkau tidak bisa memiliki rencana sendiri, engkau tidak bisa mengendalikan seluruh hidupmu sendiri. Hidupmu bukan milikmu, Allah-lah yang memiliki engkau, dan engkau harus bertobat. Letakkan seluruh kedaulatanmu dan biarkan kedaulatan Allah memerintah hidup kita.”

Tidak ada manusia yang menyukai hal ini, tidak ada setan yang menyukai hal ini, itulah sebabnya pembunuhan dan seluruh aniaya datang kepada gereja Tuhan yang sejati. Allah harus berdaulat di dalam seluruh aspek, dalam hidup kita, dalam politik, dalam ekonomi, dalam sosial, dalam kehidupan berbangsa, dalam kantormu, di dalam rumah kita, ketika kita sendirian, tidak ada satu orangpun yang melihat, Dia adalah Raja, satu-satunya Raja di mana kita harus hormat. Siapa yang dari kita suka dengan berita ini? Satu-satu dari orang-orang suci Tuhan yang sejati dibunuh mati karena berita ini. Ini adalah panggilan untuk mengabarkan Injil bagi dunia dan panggilan untuk berperang dengan dunia. Bapa kami yang di sorga di kuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendengarkan satu cerita yang sesungguhnya terjadi ini, Pendeta Stephen Tong pernah menceritakan ini, puluhan tahun yang lalu, sungguh-sungguh terjadi di Inggris, ada satu sekolah kecil dari anak-anak bisu dan tuli. Dan sekolah ini sangat-sangat terkenal akan keberhasilannya mendidik anak-anak bisu dan tuli. Sekolah kristen, tidak banyak anak. Suatu hari ada seorang wartawan yang datang dan mau melihat dan menguji apakah benar-benar mereka itu berhasil dalam pendidikan. Maka wartawan itu masuk ke dalam kelas itu, memberikan beberapa pertanyaan, dan pertanyaan itu di tulis di papan tulis. Dan kemudian anak-anak itu kemudian salah satu dari mereka akan maju. Dia akan mengangkat tangan terlebih dahulu, terus kemudian wartawan itu mengatakan kamu maju, dan kemudian mereka menuliskan jawabannya. Beberapa daripada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya science ataupun yang lain sosial, dan juga kekristenan di dalam Alkitab, sampai kepada satu pertanyaan dan pertanyaan ini sangat kejam. Dan kemudian pertanyaan terakhir adalah dia menuliskan, “Anak-anak, apakah Allah itu baik adanya?” Dan kemudian semua anak kecil itu angkat tangan. Tidak bisa bicara. “Hai kamu maju ke depan.” Anak yang ditunjuk menulis “Allah itu baik.” Setiap kali mereka betul di dalam menuliskan jawaban, semua yang lain bertepuk tangan senang. Pertanyaan kedua, “Apakah Allah itu kasih adanya?” Wah semua angkat tangan. “Kamu, maju ke depan.” Anak yang lain lagi menulis “Ya, Allah itu kasih adanya.” Dan pertanyaan ketiga, luar biasa mematikan, “Jikalau Allah itu baik dan kasih, mengapa engkau itu bisu dan tuli?” Semua anak itu lihat, air mata mereka mulai mengalir, mereka gemetar, tetapi kemudian ada satu anak yang memberanikan diri mengangkat tangannya, wartawan itu mengatakan, “Kamu ke depan.” Dia perlahan-lahan maju ke depan, mengambil alat tulis itu, dan kemudian dia menjawabnya, “Karena itulah yang berkenan kepada-Mu ya Bapa, terpujilah nama-Mu.” Mengapa jikalau Allah itu baik dan mengasihi, engkau bisu dan tuli? Karena itu yang berkenan kepada-Mu Bapa. Terpujilah nama-Mu. Dan semua anak yang menangis itu, tepuk tangan semuanya, sambil mereka tersenyum. Kerajaan Allah datanglah. Kehendak-Mu jadilah. Biarlah kita boleh semua memiliki hati yang takut kepada Dia.


Mazmur 51
 
 

Mazmur 39
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

4 November 2018
Doa Bapa Kami (8)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9; Keluaran 3:13-15

Matius 6:9; Keluaran 3:13-15

Suatu hari murid Yesus datang kepada Dia dan berkata: “Guru, ajar kami untuk berdoa.” Kemudian Yesus mengatakan “Jikalau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.” Ini adalah permintaan yang pertama dari enam permintaan yang ada di dalam Doa Bapa Kami. Saya sudah mengatakan kepada saudara-saudara apa yang dikatakan oleh J.I. Packer. Doa itu pasti dikabulkan jika dan hanya jika kita berdoa seturut dengan prinsip Doa Bapa Kami. Itu tidak berarti pengulangan Doa Bapa Kami seperti mantra, melainkan apa yang diinginkan oleh Yesus Kristus dalam Doa Bapa Kami menjadi keinginan kita. Seluruh kehidupan Yesus Kristus adalah kehidupan Doa Bapa Kami di dalam kehidupan yang nyata.

Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan dua hal ini yang penting. Yang pertama adalah dikuduskan dan yang kedua adalah nama. Ketika Yesus berkata dikuduskanlah nama-Mu, di dalam bahasa aslinya adalah hagiastheto. Hagiastheto itu akar katanya hagios yang artinya suci. Suci itu artinya dipisahkan, berbeda dari yang lain. Hagiastheto itu artinya memperlakukan pribadi secara berbeda atau terpisah atau tersendiri, karena memiliki suatu kualitas yang lain dibandingkan dengan yang lain. Yesus mau mengatakan kepada para murid-Nya dan kita semua, Bapa di sorga itu memiliki kelas-Nya tersendiri, Dia adalah stand alone, berbeda, khusus, seluruh kepemilikan-Nya adalah milik Dia sendiri yang tidak pernah bagikan kepada siapapun saja di dunia ini. Dia adalah satu-satunya pencipta dan tidak ada yang lain, bahkan tidak ada yang bisa menyamai degree dengan Bapa di sorga. Seluruh ilah Yunani, seluruh ilah Mesir, seluruh ilah Asyur, bahkan seluruh ilah yang ada dari jaman ke jaman, raja-raja, panglima-panglima, pembesar-pembesar dan orang-orang pendiri agama. Tidak ada satupun yang bisa menyamai Allah Bapa di sorga. Dia memiliki kualitas-Nya tersendiri. Maka hagiastheto artinya sekali lagi, panggilan memperlakukan Bapa secara terpisah, secara berbeda, memiliki kualitas yang lain daripada kita. Perhatikan baik-baik, Yesus Kristus tidak mengajarkan dengan menggunakan kata dimuliakanlah nama-Mu. Sebenarnya ini tidak salah karena Allah itu mulia, tetapi ketika bicara dimuliakan nama-Mu, mulialah Engkau, maka saudara bisa berkata kepada orang lain, Raja engkau sungguh mulia, Panglima engkau sungguh mulia. Mulia adalah berbicara mengenai kebesaran, tetapi mulia tidak menunjukkan adanya perbedaan kualitatif. Ada satu kata yang menyatakan adanya perbedaan kualitatif, yaitu ‘kudus’! Sehingga di dalam kitab Keluaran, minggu yang lalu kita sudah berbicara, Allah itu mulia di dalam kekudusan-Nya. Apa yang membuat Allah itu mulia? Karena Dia sungguh-sungguh terpisah, Dia sungguh-sungguh berbeda, pada kelas-Nya tersendiri. Maka ketika kata “dikuduskanlah nama-Mu” maka itu artinya adalah Bapa di sorga harus dihormati, berbeda dari jenis penghormatan yang pernah diterima siapapun saja yang pernah ada di dunia ini, sepanjang jaman. Dia harus mendapatkan penghormatan yang berbeda, yang pernah dilakukan oleh siapapun saja di dunia ini dalam menyembah apapun saja. Manusia adalah makhluk yang menyembah. Di dalam hal ini Yesus bukan saja mengundang kita menyembah Bapa, tetapi mengundang kita mengenal keunikan Bapa di sorga yaitu kekudusan-Nya, perbedaan kualitas-Nya, sehingga kita sungguh-sungguh dapat mempermuliakan Dia.

Yesus Kristus mengatakan, “Dikuduskanlah nama-Mu.” Sekarang saya akan masuk ke dalam nama. Ketika berbicara mengenai nama di dalam Alkitab itu identik dengan keseluruhan pribadi. Keseluruhannya. Naturnya, sifatnya, sejarahnya. Misalnya saja ketika saudara melihat Musa. Musa itu artinya diangkat dari air. Misalnya kita bertemu dengan Musa dan bertanya, “Mengapa namamu diangkat dari air?” Lalu Musa menceritakan segalanya. Pada waktu itu Mesir sudah menjajah 400 tahun lebih dan semua anak laki-laki Israel dibuang di sungai Nil dan dibunuh, sebagian besar lagi dibunuh. Tetapi orangtuaku tidak rela, kemudian membuat satu basket yang dioleskan ter dan gala-gala. Kemudian saya dimasukkan ke dalamnya. Basket tersebut dialirkan di sungai Nil. Kakak saya mengikuti basket tersebut. Putri Firaun sedang mandi pada hari itu, dia melihat dan mengambil basket itu. Aku ada di dalamnya. Kemudian kakakku maju dan bertanya kepada putri Firaun, “Apakah engkau mau mencari seorang ibu yang bisa menyusui bayi ini?” Putri Firaun itu kemudian mengatakan, “Ya, aku mau.” Maka dengan cerdiknya kakakku memanggil mama. Demikianlah aku diambil dari air, diselamatkan dan aku menjadi anak putri Firaun. Itulah sebabnya aku bisa memerintah di Mesir. Musa artinya diambil dari air. Ketika nama itu disebutkan, itu berarti seluruhnya.

Berbeda dengan sekarang, orang mengatakan apa arti sebuah nama. Mungkin saudara-saudara juga tidak suka dengan nama saudara. Mungkin saudara juga tidak mengerti nama saudara. Suatu hari, anggap saja saya bertemu dengan Rasul Paulus. Paulus itu artinya yang kecil atau yang terakhir. Saya ketika membaca nama saya, saya malu, terlalu berat. Agus itu artinya adalah besar. Seluruh orangtua selalu memberikan nama-nama yang hebat, tetapi Paulus memilih nama sendiri adalah Paulus.

Aku adalah yang paling terakhir. Kenapa Paulus? Kemudian dia mengatakan. Engkau tahu Agus, saya adalah orang yang paling menyiksa kekristenan. Aku pergi ke mana-mana untuk mengambil orang-orang Kristen untuk dimasukkan ke dalam penjara lalu kemudian dibunuh. Tetapi di satu perjalanan, saya sedang naik kuda bersama dengan beberapa temanku dan tiba-tiba Yesus Kristus tampak, sinar-Nya menyinari aku dan aku terpelanting. Kemudian aku mendengarkan satu suara, “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?” Engkau tahu Agus, aku adalah orang yang menjadi musuh gereja. Aku tidak layak ada di sini. Bagaimana mungkin aku menjadi rasul? Bagaimana mungkin aku diurapi oleh Tuhan? Tempatku yang sesungguhnya adalah di nereka. Aku adalah seperti bayi yang lahir prematur. Aku adalah yang paling akhir. Ketika berbicara mengenai nama, segalanya. Ketika nama adalah segalanya. Pada zaman kuno, maka seorang bangsawan yang mengambil orang lain, akan diganti namanya. Misalnya melihat Daniel, diganti menjadi Beltsazar. Daniel itu artinya God is my Judge. Tetapi Beltsazar itu adalah dewa Bel adalah pujaanku. Ketika berbicara mengenai nama, maka itu berbicara mengenai keseluruhannya.

Yesus Kristus mengatakan, jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, “Bapa kami di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.” Maka di dalam hal ini, saya akan membawa saudara-saudara mengerti nama Allah di dalam 3 kategori besar ini. Pertama, nama adalah berbicara mengenai hakekat. Hakekat itu adalah being, ontological sense of being. Hal yang paling dasar yang membedakan Pribadi ini dengan seluruh pribadi yang lain. Misalnya saja ketika saudara mengerti ada benda cair, padat dan gas. Maka kemudian saudara tanya, “Apa hakekatnya cair? Apa hakekatnya gas? Apa hakekatnya padat?” Maka yang cair itu hakekatnya tidak dimiliki oleh padat dan gas. Demikian seterusnya. Jadi ketika berbicara berkenaan dengan nama Allah, itu adalah berbicara mengenai hakekat Allah yang sejati, being ontological, hakekat pribadi Allah yang tidak dimiliki oleh seluruh pribadi yang lain. Dan apakah itu? Secara cepat saya akan mengatakan itu adalah Tritunggal. Suatu hari, Musa di tengah-tengah padang belantara, Allah menemui dia dan Allah memberikan satu misi kepada dia. Engkau pergi kepada Firaun dan katakan kepada dia, “Let My people go!” Musa mengatakan saya tidak mau. Kemudian dia beralasan begitu banyak. Salah satu alasannya yaitu nanti orang Israel tanya kepadaku, “Siapa nama Allah yang mengirim engkau?” Pada hari itu, secara luar biasa terkejut, Allah menyatakan nama-Nya kepada Musa yang sebelumnya tidak pernah Dia nyatakan kepada siapapun saja. Dia mengatakan, “I AM WHO I AM.” YAHWEH. Di dalam Alkitab adalah TUHAN. Nama Allah ini tidak pernah muncul sebelumnya. Sebelumnya, seluruh orang Israel ketika memanggil nama Allah adalah selalu Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub. Tidak pernah nama Allah dinyatakan kepada manusia. Ini adalah prinsip Alkitab yang disebut sebagai progressive revelation. Revelation itu adalah sesuatu yang tertutup sekarang dibuka untuk dinyatakan, diketahui. Di dalam Alkitab dengan jelas Allah menyatakan, reveal diri-Nya secara progressive. Makin lama makin jelas. Ini tidak berarti bahwa pewahyuan yang awal kurang mutunya dibandingkan dengan yang akhir. Sebab setiap pewahyuan Tuhan itu sempurna pada diri-Nya sendiri. Tetapi yang disebut sebagai progressive revelation adalah pewahyuan selanjutnya akan melengkapi. Sehingga apa yang Tuhan maksudkan itu makin lama makin jelas.

Di dalam kitab Kejadian tertulis penciptaan manusia. Di situ dikatakan “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Di situ dikatakan Kita. Dan kemudian di dalam kitab Kejadian ketika Allah memimpin Abraham, ketika Allah memimpin Ishak, ketika Allah memimpin Yakub, Allah tidak pernah menyatakan nama-Nya. Bahkan ketika Yakub bergumul dengan Allah, maka Yakub bertanya kepada Allah, “Siapa nama-Mu?” Allah tidak menyebutkannya. Malah Allah bertanya, “Siapa namamu?” Sampai kepada Yakub, Allah tetap tidak membuka diri-Nya. Tetapi pada zaman Musa, Allah menyatakan nama-Ku yaitu Yahweh. Nama-Ku, I AM WHO I AM. Kalau saudara melihat lagi dalam Perjanjian Baru ada suatu kalimat yang luar biasa yang dikatakan Yesus Kristus, yang membuat seluruh orang Israel yang mendengarkannya marah kepada Yesus Kristus dan ingin membunuh Yesus Kristus di titik itu. Yesus mengatakan, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Dia menyatakan Dialah I AM yang bertemu dengan Musa. Dan di akhir dari pelayanan Yesus Kristus, Dia mengumpulkan murid-murid-Nya dan kemudian Dia mengutusnya, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama, in the name, Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Pertama di dalam kitab Kejadian, Kita. Kemudian di dalam kitab Kejadian lagi, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Di dalam kitab Keluaran, I AM WHO I AM. Di dalam kitab Injil, sebelum Abraham jadi, I AM. Dan di akhir dari pelayanan Yesus Kristus, Dia membuka kepada kita siapa nama Allah itu, yaitu Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itulah being, itulah ontological, itulah hakekat Allah yang sejati. Itulah sebabnya saudara-saudara akan melihat seluruh murid Yesus mempertahankan kesucian nama Allah Tritunggal itu dengan darahnya. Seluruh bapa gereja mempertahankan kesucian nama Allah Tritunggal itu dengan hidup dan darahnya sampai mati. Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah, “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.”

Hal yangkedua, ketika berbicara berkenaan dengan nama Allah, maka itu selalu bersangkut paut dengan perbuatan Allah, karya Allah. Di dalam Alkitab, nama Allah selalu digabung dengan karya Allah. Sehingga ketika Yesus Kristus mengatakan “Dikuduskanlah nama-Mu.” Ini bersangkut paut dengan relation, pergaulan kita dengan Allah. Saya akan jelaskan ini. Suatu hari Allah berbicara kepada Abraham. “Abraham, persembahkanlah anakmu yang tunggal itu, Ishak, di gunung itu, di tanah Moria.” Ini sesuatu hal yang sulit sekali. Anak tunggal, satu-satunya yang dia impikan bertahun-tahun. Setelah dia menjadi seorang pemuda, remaja, Tuhan tiba-tiba meminta Abraham untuk mempersembahkan anak itu. Dia menyatakan, besok, di tempat itu. Ini adalah satu prinsip pelayanan yang penting. Tuhanlah yang menentukan jenis korban. Tuhanlah yang menentukan waktu berkorban. Tuhanlah yang menentukan tempat pengorbanan. Banyak dari kita melakukan pelayanan, tidak memikirkan prinsip ini. Kita melakukan pelayanan apa yang kita suka. Kita berkorban sesuai dengan apa yang aku mau. Berkali-kali saya berbicara kepada banyak orang di tempat ini, “Engkau jangan menentukan tempat pelayanan sendiri”. Tuhan yang menentukan korbannya. Tuhan yang menentukan waktunya. Tuhan yang menentukan tempatnya. “Abraham, korbankan Ishak, anakmu yang tunggal itu, besok pagi, di gunung itu.”

Saya yakin sekali Abraham akan bergumul. Di malam harinya dia berdoa terus-menerus untuk memohon Tuhan berbicara lagi kepada dia sesuatu yang lain. Mungkin sekali dia terus menampar pipi kanan-kirinya, berpikir mungkin dia salah mendengar. Tetapi ini adalah perintah Tuhan. Pagi-pagi benar maka dia pergi membawa dua bujangnya beserta Ishak, anaknya. Di dalam sepanjang perikop itu, sama sekali tidak muncul nama istrinya. Kata ‘Sara’ tidak muncul sekalipun. Abraham tahu, di dalam urusan seperti ini, penghalang utama ketaatannya adalah istrinya. Saudara-saudara, orang-orang laki-laki. Kalau saudara melihat penghalang kehendak Tuhan terjadi adalah istrimu, lebih baik diam. Saudara-saudara bisa bayangkan kalau Sara itu tahu? Dia akan melawan Abraham. “Enak saja engkau! Dia ini lahir dari perutku, bukan perut kamu. Engkau yang kemudian mempersembahkan. Engkau enak aja.” Tetapi Abraham diam. Dia membawa Ishak. Ishak seorang yang cermat, “Mau ke mana papa?” “Kita akan membuat pengorbanan bagi Tuhan”. Dia lihat, “Eh, papa bawa pisau, papa bawa kayu, papa bawa api, tetapi di mana dombanya?” Wah, Ishak bicara seperti itu, saya yakin Abraham hatinya remuk. Di dalam hatinya Abraham akan mengatakan, “Ya, kamu.” Saudara bisa tersenyum sekarang karena peristiwa ini saudara telah ketahui. Tetapi kalau saudara pada waktu itu ada, saya yakin sekali maka saudara tidak bisa menerima kenyataan ini.

 Søren Aabye Kierkegaard menuliskan komentari terhadap hal ini dan dia membayangkan berimajinasi kira-kira seperti apa. Meskipun kita tidak terlalu setuju, tetapi mungkin sekali hal ini terjadi. Dia mengatakan mungkin sekali Abraham akan berpura-pura gila di depan anaknya supaya anaknya tidak kehilangan iman. Dia akan bertingkah seperti orang gila dengan air liur di mana–mana dan dengan pisau mengejar-ngejar anak itu. Dan Abraham itu kemudian membawa Ishak di tempat dari persembahan itu. Ishak tidak tahu, Ishak meronta, tetapi Abraham dengan kekuatannya berusaha mengikat Ishak. Tentu dengan air mata. Dan kemudian pada waktunya, dia mengambil pisau itu dengan gemetar, dan kemudian hal yang terakhir yang dilakukan adalah menetapkan hatinya! Menetapkan hatinya untuk taat! Dan kemudian dia mau untuk membunuh Ishak, tiba-tiba malaikat Tuhan mengatakan, “Abraham! Lepaskan pisau itu.” Dan peristiwa itu kemudian, malaikat Tuhan membawa satu domba yang ada di sana. Abraham melihat itu dan kemudian Abraham membawa domba itu ke tempat di mana tadinya Ishak itu ada, mengikatnya dan kemudian mematikannya, dengan memandang sesuatu yang akan terjadi ribuan tahun kemudian. Bahwa aku tidak jadi mempersembahkan anakku, tetapi Tuhan tidak akan menahan pisaunya untuk mematikan Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus dan kemudian Abraham mengatakan, “Jehovah Jireh,” Tuhan yang menyediakan bagiku.Dikuduskanlah nama Tuhan. Ketika nama Jehovah itu muncul, maka karya Jehovah itu ditempelkan. Jehovah Jireh.

Di tempat yang lain, Musa. Suatu hari Musa itu keluar dari Mesir bersama dengan orang-orang Israel. Dua setengah juta orang yang tidak pernah berperang. Tiba-tiba sekarang dihadang dengan tentara-tentara Amalek. Ini adalah peperangan pertama orang-orang Israel yang keluar dari Mesir. Ini adalah peperangan yang sama sekali tidak seimbang. Dan kemungkinan besar seluruh orang Israel akan dibinasakan di jalan itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai pengalaman berperang, orang-orang yang sudah lama dijajah. Dan kemudian Musa mengatakan kepada Yosua, “Ambil orang-orang yang gagah, dan kemudian engkau berperang dengan orang-orang Amalek itu.” Lalu Musa cepat-cepat naik ke gunung yang terdekat. Dia mengerti, inti peperangan, bukan kekuatan Israel, tetapi apakah Allah berperang untuk dia atau tidak? Maka Alkitab menyatakan, Musa itu berdoa kepada Yahweh, dia berdoa terus-menerus berjam-jam. Alkitab mengatakan, ketika dia mengangkat tangannya, maka Yosua memenangkan, tetapi ketika dia kecapaian dan dia menurunkan tangannnya, maka Yosua itu kemudian kalah. Setelah Harun dan Hur mengetahui prinsip ini, maka kemudian Harun dan Hur menopang kanan dan kiri tangan Musa untuk terus membuat Musa berdoa kepada Allah. Sekali lagi ini bukan sinkritisme. Ini adalah suatu pelajaran bagi gereja Tuhan. Kemenangan peperangan kita ditentukan dari seberapa banyak kita mau membayar harganya di dalam doa! Dan kemudian Musa terus mengangkat tangannya sampai sore; kemudian seluruh tentara Amalek disapu dan dihancurkan. Dan kemudian setelah kemenangan itu, maka Musa membangun sebuah mezbah. Dan di mezbah itu, dia menyatakan Jehovah-Nissi,” Allah adalah panji-panji perang Israel.

Saudara lihat, setiap kali Alkitab menyatakan nama Allah, di belakangnya ada sebutan untuk karya-Nya. Yesaya menyatakan, Yahweh-Tsevaot,” Allah semesta alam. Gideon menyatakan, Yahweh-Shalom,” Tuhan adalah pendamaianku. Yeremia mengatakan, Jehovah-Tsidkenu,” Tuhan itu adalah kebenaranku. Yehezkiel suatu hari menubuatkan satu kota Allah yang akan hadir, Yerusalem yang baru, di mana sejak Perjanjian Lama, ribuan tahun, dia sudah melihat hal itu dan Yehezkiel menyatakan,”Yahweh hadir di sini, Jehovah-Shammah.”

Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, “Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu”. “Dikuduskanlah nama-Mu”. Bagaimana saudara bisa mengenal bahwa Allah itu Tritunggal itu adalah kudus, berbeda, Dia memiliki kelas pada diri-Nya sendiri? Jikalau kita memiliki pergaulan dengan Allah di dalam karya-Nya. Di dalam Kejadian 4:26, “Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set, dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.” Itu bukan berbicara berkenaan, “Oh, Tuhan. Aku juga panggil nama-Nya Tuhan”. Tetapi kalau saudara-saudara melihat setelah ayat tersebut dan khususnya pada Kejadian 5, saudara akan menemukan 2 aliran yang berbeda, anak-anak kegelapan dan anak-anak terang. Anak-anak kegelapan memiliki ciri self-exaltation, peninggian diri sendiri. Sedangkan anak-anak yang memanggil nama TUHAN, disebut sebagai anak-anak terang. Saudara-saudara akan lihat, orang ini adalah orang yang bergaul dengan Allah. Henokh berjalan bersama dengan Tuhan. Ketika berbicara berkenaan dengan “Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu”. Bagaimana kita bisa mengkuduskan nama Allah? Jikalau kita boleh mengenal bahwa Dia adalah Allah Tritunggal yang tidak ada kesamaan dengan seluruh allah di dunia ini. Dan kedua adalah jikalau kita memiliki pergaulan dengan Allah yang sejati. Ini adalah panggilan untuk mengenal pribadi Allah dan juga panggilan untuk berjalan bersama dengan Allah. Saudara dan saya tidak mungkin bisa untuk memuliakan nama Allah kecuali kita mengenal Dia dan kita bergaul dengan Dia.

Ketiga, terakhir, ketika kita berbicara berkenaan dengan nama, itu adalah bicara berkenaan dengan sifat. Musa bertanya kepada Allah, “Siapa nama-Mu?” Dan kemudian Allah menyatakan, “I AM WHO I AM”. YHWH. Ini adalah empat huruf yang tidak terkatakan, the four unspeakable letters. Allah menggunakan Bahasa Ibrani di dalam hal ini untuk mewahyukan diri-Nya. Saya sangat setuju sekali dengan satu lagu, dia mengatakan ini adalah nama yang terindah, nama yang tidak bisa terucapkan bahkan pada manusia. “I AM WHO I AM.” Dan dari ayat ini saja, saudara akan mendapatkan tiga sifat Allah yang tidak akan bisa tertandingi oleh siapapun saja. “I AM WHO I AM” itu artinya Dia self-eternal, kekal pada diri-Nya sendiri. Dia tidak memiliki past dan tidak ada future. “I AM WHO I AM” artinya adalah Dia self-exist, Dia tidak memerlukan siapa pun saja untuk Dia ada, dan segala sesuatu tidak ada kecuali Dia mengadakannya. Dan ketiga ketika berbicara tentang “I AM WHO I AM”, itu artinya adalah Dia adalah self-sufficient. Dia tidak memerlukan sesuatu di luar diri-Nya untuk mencukupi diri-Nya.

Saudara bandingkan Yahweh dengan seluruh pendiri agama. Saudara bandingkan Yahweh dengan agama-agama apa pun saja dengan konsep allahnya. Apakah itu Buddha? Hindu? Atau orang-orang Islam sekalipun. Saudara akan tahu Allah TrItunggal pada diri-Nya sendiri memiliki kelas yang berbeda. Seluruh allah ciptaan manusia, jikalau itu bukan Allah Tritunggal, saudara akan tahu ketiga hal ini pasti salah satunya tidak ada. Apakah dia itu tidak self-eternal, atau dia tidak self-exist, atau dia tidak self-sufficient? Itulah sebabnya Luther menyatakan, “Let God be God, let men be men”.

Dan apa yang menjadi lawan kata dari “dikuduskanlah nama-Mu”? Yaitu nama-Mu dinista, nama-Mu dihina. Siapa yang menista dan menghina nama Tuhan? Jawabannya adalah umat Allah sendiri. Saya akan menutup dengan satu ayat Alkitab, Yehezkiel 36:20-21. Mari kita membaca bersama-sama. “Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalam hal orang menyindir mereka: Katanya mereka umat TUHAN, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya. Aku merasa sakit hati karena nama-Ku yang kudus yang dinajiskan oleh kaum Israel di tengah-tengah bangsa-bangsa, di mana mereka datang.” Oh, ini satu kalimat yang luar biasa tajam. Sejarah menyatakan, nama Allah dinajiskan bukan oleh orang Mesir, bukan oleh orang Babel, satu-satunya dari kalimat, nama Allah itu dinajiskan adalah oleh umat-Nya sendiri. Nama-Nya yang kudus itu dinista oleh mereka. Bagaimana nama-Nya yang suci itu dinista oleh mereka? Karena umat Allah tidak mau taat. Umat Allah tidak mau hidup suci. Umat Allah hatinya mendua. Umat Allah tidak berbuah. Seluruh bangsa lain bukan melihat Allah Tritunggal memiliki kelasnya sendiri, tetapi mereka menertawakan Allah Tritunggal itu. Yesus Kristus berkata kepada kita semua, “Biarlah hidup kita mempermuliakan, menguduskan nama Allah Tritunggal.” Biarlah nama Allah Tritunggal dikenal di seluruh dunia, dihormati dan disembah di seluruh dunia dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seluruh ilah yang ada, dan itu adalah panggilan kita. “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu”.


Mazmur 84:1-12
 
 

Mazmur 51
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

21 October 2018
Doa Bapa Kami (7)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9

Matius 6:9

Minggu yang lalu saya sudah berbicara berkenaan dengan patron doa Bapa kami. J.I. Packer menyatakan doa itu dikabulkan jika dan hanya jika memiliki prinsip patron doa Bapa kami. Itu tidak berarti bahwa doa Bapa kami kita sebut-sebut seperti mantra. Itu tidak berarti bahwa setiap kali kita berdoa harus persis satu kalimat demi satu kalimat seperti doa Bapa kami. Tetapi apa yang dimaksudkan oleh J.I. Packer? Yaitu ketika kita berdoa, doa Bapa kami, seluruh hidup kita, seluruh keinginan kita, seluruh hati kita mengikuti patron dari empat patron doa Bapa kami. Maka kita akan melihat bagaimana penyediaan Allah itu diberikan kepada kita. Empat hal itu adalah: Bapa kami yang di sorga; hidup yang selalu berfokus kepada pribadi Allah. Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu; hidup yang selalu meninggikan nama-Nya, mencari kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya jadi. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan; hidup yang selalu bergantung kepada seluruh anugerah Allah di dalam kebutuhan kita. Seluruh kebutuhan kita, masa lalu, masa kini dan masa depan sungguh-sungguh bergantung kepada Allah. Dan karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaansampai selama-lamanya; hidup untuk mengembalikan seluruh kemuliaan kepada Allah Tritunggal.

Tanamkan di dalam hati. Hidup berfokus kepada Bapa. Hidup berkeinginan agar seluruh kehendak Allah itu jadi. Hidup yang bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam setiap kebutuhan. Dan yang keempat adalah hidup untuk mengembalikan seluruh kemuliaan hanya untuk Allah Tritunggal. Jikalau saudara-saudara menetapkan empat hal ini di dalam hati kita, di dalam hidup kita, di dalam keluarga kita, di dalam seluruh planning hidup kita, maka kita akan melihat bagaimana Allah itu hidup di tengah-tengah kita. Ini bukan sekedar kalimat-kalimat kosong. Kalimat Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh kenyataan. Yesus tidak mungkin memberikan satu doa yang tidak didengar oleh Bapa di sorga. Yesus tidak mungkin mengajarkan kalimat-kalimat yang tidak terjadi di dunia. Bahkan sebelumnya Yesus mengatakan ada doa-doa yang tidak akan dijawab oleh Allah. Maka setelah itu Yesus mengatakan demikianlah engkau harus berdoa.

Hari ini saya akan meneruskan pembahasan ini. Mari kita melihat Matius 6:9. Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan satu kalimat ini saja. Dan saya akan mengeksposisinya. Yesus mengatakan apabila kamu berdoa, berdoalah demikian. Bapa kami yang di sorga. Apa artinya Bapa kami yang di sorga? Hari ini saya akan berbicara mengenai tiga hal penting di dalam kalimat ini.

Hal yang pertama, ini adalah panggilan pribadi Yesus, Allah oknum kedua kepada pribadi Bapa-Nya sendiri, Allah oknum pertama, yang diberikan kepada kita. Ini adalah suatu rahasia, yang sebelumnya tidak diketahui oleh manusia. Allah oknum pertama, kedua dan ketiga itu hadir di dalam kekekalan. Tidak ada malaikat sebelumnya, tidak ada tua-tua sebelumnya, tidak ada manusia sebelumnya. Tidak ada satu makhluk sebelumnya. Mereka memiliki satu persekutuan yang sangat erat di dalam satu hakekat. Alkitab menyatakan bahwa yang mengenal Allah oknum pertama adalah Allah oknum kedua, bukan malaikat, bukan manusia. Bagaimana mungkin manusia bisa mengetahui? Apakah pendiri agama bisa mengajarkan siapa Allah yang sejati? Apakah seorang doktor bisa mengajarkan siapa Allah yang sejati? Seluruh manusia hanya berbicara mengenai satu being yang tertinggi yang ultimate dan mereka mengatakan Allah. Tetapi Alkitab menyatakan tidak seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Dialah yang hadir di dunia. Dialah yang menyatakan pribadi Allah. Tanpa kehadiran Yesus Kristus, tanpa mulut Kristus mengajarkan kepada murid-murid-Nya, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa taat kepada Allah Bapa.

Ini bukan saja bicara mengenai the Fatherhood of God, ini bicara mengenai nama Allah oknum pertama, nama-Nya adalah Bapa. Ini adalah sebutan yang intim dari Yesus Kristus kepada Allah di sorga. Selain Yesus Kristus, tidak ada satu makhlukpun yang mengenal Dia. Maka di dalam gereja-Nya, Yesus Kristus menyatakan nama itu kepada kita. Oh, ini adalah sesuatu misteri yang dibukakan kepada kita. Ini adalah the greatest revelation. Allah yang tersembunyi, yang tidak bisa dikenal, yang tidak bisa kita lihat dengan mata, yang tidak mungkin kita berbicara dengan-Nya, tidak mungkin kita bisa mengenal-Nya; tetapi Alkitab menyatakan Yesus Kristus datang ke dunia menyatakan kepada kita, Allah itu nama-Nya, Bapa.

Sesuatu yang tertutup sekarang dibukakan. Mari kita melihat ayat-ayat penting. Yohanes 1:14. Saudara-saudara di dalam Yohanes 1:14, dalam bahasa aslinya adalah the only begotten Son. The only begotten Son itu artinya apa? Bahwa Yesus adalah satu-satunya Anak, tidak ada yang lain dan Yesus memiliki hubungan yang khusus dengan Allah. Yesus memiliki sifat, hakekat, natur yang sama dengan Allah. Perhatikan ayat yang ke-18. Tidak ada yang kenal sebelumnya, tidak ada yang melihat sebelumnya, tidak ada manusia yang bisa menduga sebelumnya. Maka jika saudara dan saya bisa mengenal Allah, nama-Nya adalah Bapa, itu adalah wahyu dari Yesus Kristus kepada kita, gereja-Nya. Ini adalah sesuatu yang sangat esensial di dalam kehidupan manusia. Hanya manusia yang mengerti nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah yang diselamatkan. Ini berbicara berkenaan dengan Allah Tritunggal. Yesus menyatakan bahwa inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:3). Tetapi perhatikan Yohanes 17:1, maka saudara-saudara akan tahu bahwa Allah itu adalah Bapa.

Mari kita melihat Yohanes 17:1-3. Apa arti hidup kekal? Hidup kekal adalah mengenal Allah itu Bapa, Allah oknum pertama dari Tritunggal. Di dalam Alkitab kita akan mendapatkan satu prinsip ini. Allah itu ingin didekati, dikenal, dan disembah sebagai Allah Tritunggal. Di luar Allah Tritunggal tidak ada keselamatan. Ketika Yesus datang ke dunia, maka dia menyatakan pribadi Allah. Tidak ada satu manusiapun yang mengetahui sebelumnya, maka di dunia Dia menyatakan Allah. Siapa itu Allah? Allah itu Bapa, sehingga di dalam Alkitab dikatakan hidup kekal itu mengenal Allah yang adalah Bapa dan mengenal Yesus Kristus. Saudara-saudara, mari kita melihat signifikansi pengenalan ini. Matius 11:27. Dalam ayat ini Bapa dan Anak memiliki satu ikatan yang khusus. Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Tidak ada satu pendiri agama, tidak ada satu nabi, tidak ada satu rasul, tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Jikalau saudara dan saya bisa mempercayai bahwa Allah itu Tritunggal, Allah yang tidak dilihat oleh mata, Nama-Nya adalah Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Jika sungguh-sungguh terjadi di dalam hati kita, sungguh-sungguh ada di dalam kepercayaan kita, bukan dari orang-tua kita, bukan karena biasa pergi ke gereja, tetapi percaya di dalam hati karena Roh Kudus mengirimkan kalimat Yesus itu kepada kita, maka itulah keselamatan. Itulah keajaiban. Itu adalah the greatest revelation. Ini adalah panggilan kedekatan antara Allah oknum kedua kepada Allah oknum pertama sendiri. Suatu hari Paulus pergi ke Athena, dan kemudian dia melihat ada patung dewa-dewa, dan dia melihat allah-allah di sini dan di sana. Kemudian ada satu mezbah, pada mezbah itu tertulis, kepada Allah yang tidak di kenal. Tetapi di sini Yesus Kristus menyatakan itu Bapa! Revelation dari Allah oknum kedua, tentang Allah oknum pertama kepada kita. Dalam sebuah keluarga, kadang-kadang ada sebutan-sebutan kedekatan, sebutan-sebutan sayang. Sebutan-sebutan sayang itu adalah sesuatu yang sangat secret, sangat personal. Hanya suami yang berbicara kepada istri, dan istri berbicara kepada suami tentang sebutan itu. Dalam kasus ini, saudara adalah tetangga orang itu, atau mungkin orang lain yang begitu jauh dari keluarga ini, tetapi dinyatakan apa yang menjadi sebutan kesayangan dari suami istri tersebut. Ketika itu terjadi, saudara mendapatkan rahasia yang paling dalam di antara suami istri itu. Jikalau itu terjadi, artinya saudara dimasukkan di dalam satu keintiman, atau suatu relasi yang dekat dengan keluarga itu. Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Tetapi pada hari itu, murid-murid-Nya mengatakan Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila kamu berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga. Apa Tuhan Yesus? Bapa kami yang di sorga? Setiap kali Yesus menyendiri, Dia berlutut. Pagi-pagi atau malam-malam sendirian. Tidak ada orang yang mendengar, tidak ada orang yang tahu, dan Dia berdoa dengan intim, Dia menengadah ke langit, Dia mengucapkan satu kalimat, satu nama yang di seluruh muka bumi ini hanya Dia yang tahu. Bapa. Kemudian Dia mengutarakan seluruh isi hati-Nya. Nama yang tersembunyi itu, nama yang paling Dia kasihi, nama yang paling rahasia, sekarang diberikan kepada engkau dan saya. Diberikan kepada kita. Bapa kami yang di sorga.

Hal yang kedua, ketika Yesus mengatakan apabila kamu berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga. Ini adalah pewahyuan tentang Allah yang jauh sekaligus dekat. Allah yang jauh dan dekat. Ini berbicara berkenaan dengan the Fatherhood of God. Kebapaan Allah. Seperti apakah Allah? Seperti apakah Allah yang kita kenal sebagai manusia yang berdosa? Seluruh agama, seluruh pikiran kita sekalipun, ketika berbicara berkenaan dengan Allah, adalah Allah yang jauh, Allah yang perkasa, Allah yang ada di sana, Allah yang tidak mungkin kita hampiri. Oh, kalau saudara-saudara melihat doa orang Islam, dan kalau saudara perhatikan apa yang ada di Mekkah, maka saudara akan gemetar karena memang seharusnya manusia yang berhadapan dengan Allah adalah seperti itu. Jutaan orang ada di tengah-tengah lapangan di Mekkah. Seorang pemimpin agama menyerukan Allahu Akbar dan seluruh lutut bertelut. Jutaan orang bertelut. Kalau melihat dari TV, saudara merasa biasa, tetapi coba saudara bayangkan jika saudara berada di sana. Saudara ada di tengah-tengah jutaan orang yang berkumpul itu, kemudian ada satu pengeras suara menyatakan Allahu Akbar. Maka saudara akan lihat kanan-kiri, depan-belakang saudara, seluruhnya berlutut. Saya yakin lutut kita tak mungkin berdiri di situ. Seluruhnya akan gemetar, kita mau tak mau akan berlutut. Jutaan orang berlutut. Allah, siapakah Allah itu? Allah yang besar. Allah yang agung. Allah yang harus ditakuti. Allah yang harus disembah. Ada satu gambaran yang pernah diceritakan kepada saya. Kita tahu, semua orang Hindu melihat kebesaran Allah ada di dalam gunung. Ada satu hal yang sangat membuat hati remuk. Ada satu gambaran seorang Hindu, ketika gunung berapi itu meletus dan seluruh tanah bergetar dan kemudian lahar yang panas dimuntahkan, orang Hindu ini, dalam konsep allahnya, menyadari bahwa Allah itu besar dan mungkin sekali Allah itu marah, maka dia itu bukan lari ke belakang, dia lari ke gunung itu, berlutut dan kemudian lahar datang dan menyapu dia. Allah itu besar. Tapi suatu hari Yesus mengatakan engkau mau berdoa kepada Allah yang besar? Engkau mau berdoa kepada Allah yang agung? Aku ajarkan kepada kamu berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Dia Allah, bagaimana mungkin saya bisa mengatakan Bapa? Dia Allah, Dia besar, Dia ditakuti oleh semua orang. Orang Islam takut kepada Dia. Orang Hindu takut kepada Dia. Tetapi Engkau mengatakan kepada kami, Allah itu Bapa? Yesus Kristus membawa Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat. Allah yang jauh, yang besar, yang mulia, Allah itu kemudian menjadi dekat, menjadi mengasihi, menyayangi kita. Allah yang transcendent, jauh, sekarang menjadi Allah yang dekat yang immanent. Maka, di dalam kekristenan, ketika menyembah Allah yang sejati di dalam Yesus Kristus maka selalu ada paradoks perasaan ini, yaitu takut dan gentar, serta kasih dan sayang. Selalu menjadi satu di dalam paradoks yang Yesus ajarkan kepada kita. Engkau dan saya tidak lagi melihat Allah menjadi satu Pribadi yang jauh dan menakutkan, Yesus membawa-Nya dekat kepada kita. Yesus membawa-Nya menjadi sahabat kita. Yesus membawa-Nya menjadi Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Roh Kudus mengajari kita ketika kita menghadap Allah yang besar itu, Allah yang jauh itu. Roh Kudus mengajar kita ketika kita berdoa, kita menyebut Dia, memanggil Dia, di manapun saja, kapanpun saja kita menyebut Allah yang besar itu ya Abba ya Bapa. Luar biasa. This is Christianity.

Saya akan membawa saudara-saudara melihat seperti apa Allah yang besar itu di dalam Alkitab. Mari kita membaca Yesaya 40:12-26. Kiranya Allah Roh Kudus membawa mata hati kita melihat ayat-ayat seperti ini. Allah itu Allah yang mulia. Allah itu Allah yang besar. Dia menanam orang-orang di dunia, baru bertumbuh sebentar saja, Dia kirimkan angin badai dan mereka tidak ada lagi. Dia mengatakan jika seluruh pohon di dunia ini ditebang menjadi kayu api dan seluruh binatang di dunia ini dikorbankan pun itu tidak pernah akan cukup bagi Dia. Banyak orang Kristen kurang ajar kepada Tuhan, tidak mau memberikan uang di dalam pekerjaan Tuhan, luar biasa kikirnya. Apalagi orang-orang yang mengatakan bahwa aku tidak mau memberikan persembahan. Saya katakan kepada saudara-saudara, gereja tidak memerlukannya. Allah tidak memerlukannya. Dia adalah Allah yang besar. Saudara harus bertobat. Kita tidak mungkin bisa membantu Allah. Banyak orang Kristen sudah mempermainkan Allah. Adalah benar bahwa Yesus Kristus mengajarkan Allah yang jauh itu sekarang dekat. Tetapi Dia adalah Allah yang jauh. Dia bukan hanya Allah yang dekat. Dia adalah Allah yang jauh dan dekat. Kita tidak bisa mempermainkan Dia. Kita sungguh-sungguh harus hormat kepada Dia. Banyak orang Kristen mempermainkan Allah. Banyak orang Islam tidak berani mempermainkan Allah. Banyak orang Kristen bermain-main dengan Allah. Banyak orang-orang Hindu dan orang-orang Ibrani, Yahudi itu takut kepada Dia. Kita harus bertobat. Dia adalah Allah yang besar. Dia tidak pernah menjadi kecil. Dia adalah Allah yang besar. Lihatlah Yesaya ini, maka saudara-saudara akan mengerti siapa Dia. Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila engkau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Siapa? Bapa? Itu adalah sebutan yang Aku sendiri katakan kepada Allah oknum pertama. Setiap pagi sebelum engkau bangun, Aku sudah bangun dan menghampiri Dia. Setiap malam setelah engkau tidur, Aku itu masih terjaga dan engkau masih tidur. Aku mengatakannya kepada Dia, panggilan yang Aku kenal di dalam kekekalan. Dia mengenal Aku dan Aku mengenal Dia. Hanya Kami. Bapa. Hal yang kedua berbicara berkenaan dengan Allah yang jauh dan Allah yang dekat. Mengerti hal yang kedua ini, maka kita akan mengerti identitas kita. Alkitab mengatakan kita adalah anak-anak Allah. Alkitab menyatakan kita memanggil Allah itu Bapa. Dan siapa Bapa itu? Dia adalah Allah yang besar itu. Saya pernah mengenal satu keluarga yang papanya adalah seorang narapidana. Ketika hukuman itu dijatuhkan, maka foto papanya itu ada di dalam surat kabar. Anak itu kemudian melihat foto papanya sebagai narapidana ada di dalam surat kabar dan itu menghancurkan hatinya. Kemanapun dia pergi, dia malu, dan jiwanya terguncang, identitasnya itu kemudian runtuh. Tetapi Bapa kita adalah Allah yang besar.

Terakhir yang ketiga, Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila engkau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Saya sudah menyatakan bahwa doa harus memiliki sasaran, fokus seperti seorang yang mengirim surat, ada alamat yang dituju dan fokusnya adalah Bapa di sorga. Ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, kita harus sadar bahwa kita berdoa kepada Allah yang menciptakan, menguasai dan menopang seluruh bumi ini. Ada perbedaan kualitatif antara Dia dan saya. Ada sesuatu yang tidak terseberangi kecuali di dalam Yesus Kristus. Dia adalah Allah Pencipta itu. Dan Allah Pencipta itu adalah Allah yang memiliki hak untuk memerintah ciptaan-Nya. Ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, maka doa ini artinya mengakui kedaulatan Allah terhadap kita. Itulah sebabnya Yesus Kristus ketika di taman Getsemani menghampiri Bapa-Nya di sorga sendirian. Dia mengatakan, Bapa. Sebutan yang Dia kenal sejak dalam kekekalan. “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Ketika kita berdoa berkenaan dengan Bapa kami yang di sorga, maka kita ingat Dia adalah Allah yang berdaulat. Dia Bapa yang berdaulat. Di dalam ancient near east culture, maka seorang raja yang berdaulat, rakyatnya datang kepada raja dan menyebut raja itu dengan sebutan my father. Itu artinya my master, my lord. Tuanku, perintahkanlah kepadaku. Ketika berbicara berkenaan Bapa itu adalah Allah oknum pertama. Ketika berbicara mengenai Bapa itu adalah the Fatherhood of God. Dan berbicara mengenai Bapa itu adalah berbicara mengenai kedaulatan, my Master. Maka ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, di dalam hati kita, kita tetapkan ketaatan. Ini adalah ajaran Yesus kepada gereja. Sungguh sangat mengagumkan. Melampaui seluruh pikiran yang ada pada waktu itu. Membukakan sesuatu yang tertutup pada waktu itu.

Saya akan akhiri dengan menceritakan satu ilustrasi ini. Seorang pengkhotbah bernama John Huffman menceritakan seorang anak kecil yang merangkak melewati semua keajaiban di dalam Wahyu 4. Dia menyeberangi lautan kaca, melewati ke-24 tua-tua, naik ke atas takhta dan sampai di depan altar itu, dia bersuara dengan lirih kepada satu Pribadi yang duduk di atas takhta itu, Father. Dan itu akan mencerminkan semua yang akan kita kerjakan. Di sorga ada lautan kaca, di sorga ada 24 tua-tua, di sorga ada takhta yang menjulang, di sorga ada malaikat-malaikat yang bernyanyi, dan satu per satu orang-orang yang ditebus akan menghadap takhta kasih karunia itu, melewati seluruh yang ada. Melewati lautan kaca, melewati seluruh tua-tua, melewati seluruh malaikat-malaikat yang besar di sana, dan kita akan masuk ke dalam satu takhta yang tinggi menjulang, yang putih dan begitu agung, yang bersinar, kita merangkak satu per satu anak tangganya, dan ketika kita berada di tengah-tengah tempat di atas takhta itu, di mana satu Pribadi itu ada dan kemudian kita berlutut dan kemudian kita mengatakan, Father, Bapa. Karena Kristus sudah mengajarkan kepada kita, membuat Allah yang menakutkan itu menjadi Bapa kita. Oh, ini pewahyuan yang luar biasa. Tidak mungkin bisa dibeli dengan uang. Hanya yang dari atas, yang ada di pangkuan Allah Bapa itu, yang menyatakan nama-Nya kepada kita. Bersukacitalah jemaat. Bersukacitalah. Ini melebihi daripada mendapatkan uang. Ini melebihi daripada mendapatkan seluruh isi dunia. Mendapatkan Allah yang mengasihi kita. Kiranya hati kita makin takut kepada Dia. Mari kita berdoa. 


Mazmur 2
 
 

Mazmur 84:1-12
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

14 October 2018
Doa Bapa Kami (6)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9-13

Matius 6:9-13

Saudara-saudara kita sudah berbicara berkenaan dengan doa, suatu hari murid Yesus berkata kepada Yesus Kristus, Tuhan ajar aku untuk berdoa dan Yesus Kristus mengajarkan doa Bapa kami. Perhatikan baik-baik, ada doa-doa yang pasti tidak dikabulkan, tetapi ada doa yang pasti dikabulkan. Apakah saudara mau untuk doa saudara selalu dikabulkan? J.I. Packer menyatakan doa itu dikabulkan oleh Tuhan jika dan hanya jika memiliki prinsip, sikap, pengertian seperti doa Bapa kami. Doa Bapa kami adalah sebuah pola untuk semua doa orang Kristen yang sudah ditebus. Intinya, setiap doa kita haruslah sebuah Doa Bapa kami di dalam segala model, bentuk dan kalimatnya. Saya tidak mengatakan bahwa saudara-saudara berdoa dengan terus menerus seperti doa Bapa kami seperti mantera. Saya tidak mengatakan saudara mesti mengalimatkan kalimat-kalimat yang sama seperti doa Bapa kami baru itu didengar oleh Tuhan, bukan itu maksudnya, bukan itu maksud dari J.I.Packer, bukan itu juga maksud dari Yesus Kristus. Tetapi di dalam doa Bapa kami, Yesus memberikan suatu patron dan seluruh hati kita harus di-set seturut dengan patron tersebut. Perhatikanlah patron tersebut ada fokus, ada yang utama dan yang belakang, di dalam patron tersebut ada motivasi. Bentuk hati saudara, didik hati kita dengan patron tersebut dan hiduplah di dalam patron tersebut. Saya sekarang akan masuk di dalam patronnya. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Doa Bapa kami, saudara-saudara akan bisa membaginya di dalam empat bagian yang besar.

Patron pertama adalah Bapa kami yang di Surga, ini adalah alamat doa. Sama seperti saudara-saudara menuliskan surat kemudian menuliskan alamat surat, sesederhana itu. Kalo alamat surat itu ternyata salah, saudara tulis saudara menuliskan apapun saja di dalam surat itu tidak berguna dan apa alamat surat itu? Apa fokus doa itu? Memiliki satu fokus saja dan fokus itu adalah pribadi Allah oknum pertama Tritunggal, ini adalah pribadi Bapa. Kita berdoa, Bapa kami di Surga ini adalah sesuatu hal yang penting, saudara-saudara tidak bisa berdoa kepada orang kepada pribadi-pribadi yang lain.

Saudara-saudara harus berdoa kepada Bapa tetapi saudara-saudara berdoa kepada Bapa itu bukan sekedar berbicara Bapa. Ini adalah berbicara berkenaan dengan satu pribadi yaitu Bapa, sebutan Allah oknum pertama, yang juga disebut oleh Yesus Kristus ketika Dia berdoa, Bapa. Ini adalah pribadi oknum pertama yang dikenal oleh pribadi Allah oknum kedua. Suatu hari dalam Yohanes 17 Yesus itu berdoa, Dia melihat ke langit sebentar lagi Dia akan masuk ke dalam Getsemani, dan kemudian Dia berkata Bapa, the time has come. Sebutan Bapa adalah sebutan personal dari Allah oknum kedua kepada Allah oknum pertama. Ini bukan sekedar asal bicara Bapa, ini adalah satu relasi khusus antara Allah oknum pertama dan Allah oknum kedua dan pertanyaannya adalah apakah kita mengenal Allah oknum pertama itu? Apakah kita memiliki relasi dengan Allah oknum pertama itu? Alkitab mengajarkan kepada kita relasi kita dengan Allah oknum pertama terjadi jika dan hanya jika Allah oknum kedua menebus hidup kita, jikalau kita boleh mengenal Allah oknum kedua, jikalau kita boleh menerima penebusan Yesus Kristus, Alkitab mengatakan itu adalah proses adopsi.

Suatu hari Yesus berbicara kepada Petrus menurut engkau siapakah Aku ini? Maka Petrus mengatakan You are the Messiah the Son of the living God. Yesus mengatakan berbahagialah engkau Petrus karena bukan dari padamu, pengertian ini bukan dari manusia tetapi dari Bapa-Ku di Surga. Tidak ada doa yang dijawab jikalau saudara di luar Yesus Kristus. Patron yang pertama adalah bicara ketika kita berdoa maka kita berfokus kepada Bapa di Surga dan di dalam kehidupan sehari-hari, fokus hidup kita haruslah Bapa di Surga. Kalau fokus hidup kita bukan hanya kepada Bapa, tetapi untuk diri, untuk orang yang disayangi, untuk keluarga, perhatikan baik-baik, itulah sebabnya doa kita tidak dikabulkan oleh Allah.

Doa dikabulkan jika dan hanya jika patron doa kita, patron hati kita, patron dari seluruh jiwa kita seturut dengan patron doa Bapa kami. Fokusnya harus kepada pribadi Allah Bapa. Ketika saya berbicara berkenaan dengan fokus kalau saudara melihat jarum kompas dia terus akan bergerak sampai ke tempat arah yang tepat yaitu arah utara baru jarum itu akan berhenti itu adalah fokusnya. Saya mau tanya kepada saudara-saudara, fokus hidup saudara-saudara tetapkan ada di mana? Itulah sebabnya kalau saudara-saudara melihat sejarah gereja, saudara akan melihat orang-orang yang pernah maju ke mimbar atau di dalam doanya sendiri dan dia berlutut dan dia berdoa kepada Bapa, berbicara kepada Dia dan mengatakan Tuhan ini adalah hidupku satu kali aku persembahkan kepada-Mu dan aku tidak akan menariknya kembali, gunakan semuanya seturut dengan kehendak-Mu, lihatlah kehidupannya, Allah itu hidup benar dalam orang tersebut. Tetapkan hatimu, fokuskan kepada Bapa di Surga bukan kepada kebahagiaan kita, bukan kepada kebahagiaan anak kita, bukan kebahagiaan kepada suami kita, istri kita. Kadang-kadang kita itu mengelabui diri kita sendiri, kita berdoa supaya suami kita itu boleh bertobat sebenarnya fokusnya bukan kepada Bapa, atau supaya suami bertobat untuk bisa menjadi lebih baik, melainkan supaya dia bisa bertobat dan berbuat lebih baik kepada saya. Maka seluruh doamu itu sebenarnya fokusnya adalah kepada dirimu. Apa fokus dari doa kita dan hidup kita?

Saudara sekarang masuk ke dalam patron yang kedua, di dalam kelompok yang kedua saudara-saudara melihat ada tiga permohonan dikuduskan nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga. Nama Tuhan yang suci, kerajaan Tuhan yang dihadirkan, kehendak Allah yang jadi. Ketika bicara dikuduskan nama-Mu, ini bukan berarti bahwa Allah itu tadinya tidak kudus menjadi kudus, Allah tetap kudus. Ketika bicara berkenaan dengan kudus, itu berbicara mengenai qualitative difference, mengenai degree dari kualifikasi Allah itu pada kelasnya tersendiri dan seluruh ilah yang lain ada di bawahnya dan semua ilah tidak bisa menandingi Yahweh dan seluruh ilah tidak bisa menandingi Allah Bapa. Tidak ada yang bisa menandingi Dia, ilah-ilah tidak, uang tidak, orang-orang yang kita kasihi tidak, diri kitapun tidak, ini artinya seluruh keinginanku adalah bahwa Engkaulah satu-satunya dan paling utama dan ini bukan slogan. Keinginanku adalah apapun saja di dalam diriku maupun di luar diriku, Engkau dikenal berbeda daripada yang lain, Engkau dikenal tidak sama dengan yang lain, nama-Mu dikuduskan dan bagaimana nama Allah itu dikuduskan? Nama Allah dikuduskan adalah jika dan hanya jika kerajaan-Nya dihadirkanyaitujika dan hanya jika kehendak-Nya jadi. Saudara perhatikan sekali lagi patronnya dan ini bukan saja patron dari doa saja, itu adalah patron dari hati kita, itu adalah patron dari keinginan kita, itu adalah patron dari ambisi kita. Saya mau tanya kepada saudara-saudara apakah engkau sudah menetapkan di dalam hatimu engkau menginginkan nama Allah lebih dari segala-galanya? Engkau berambisi bahwa kerajaan-Nya itu dihadirkan dan kehendak-Nya jadi di tengah-tengah hidup kita, apakah itu menjadi ambisi kita? Apakah itu menjadi sel yang terdalam di tiap DNA kita? Apakah itu menjadi kegairahan kita hidup? Apakah sungguh-sungguh Allah itu dipermuliakan? Dan kerajaan-Nya mengatur seluruh dunia ini? Dan kehendak-Nya jadi di dalam hidup kita, apakah sungguh-sungguh itu menjadi keinginan terdalam dari hati kita? Saudara perhatikan baik-baik, kalau men-set hati kita seperti itu, saya katakan sekali lagi apa yang dikatakan oleh J.I. Packer itu tepat adanya engkau akan lihat bahwa Allah itu nyata memenuhi seluruh permohonan kita.

Saya akan berikan contohnya di dalam beberapa bagian Alkitab, suatu hari ketika Musa sudah mengeluarkan bangsa Israel kemudian dia mau masuk ke dalam tanah perjanjian, tetapi di tengah-tengah sebelum dia masuk kemudian Allah itu marah dan Allah berbicara kepada Musa, Musa masuklah ke dalam tanah itu, tanah yang berlimpah susu dan madunya Aku sudah berjanji kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan hari ini Aku akan memenuhkan janji-Ku kepadamu, kepada seluruh orang Israel engkau pergi masuk bersama dengan seluruh umat-Ku, tetapi Aku tidak akan menyertai engkau karena bangsa ini adalah bangsa yang tegar tengkuk, bangsa ini adalah bangsa yang terus melawan diri-Ku dan Aku tidak akan menyertai engkau tetapi malaikat-Ku akan Aku utus menyertai engkau dan kemudian Musa mengerti apa yang dikatakan oleh Tuhan. Bukankah pada waktu itu Musa bisa berdoa kepada Tuhan, oh Tuhan terima kasih aku bersyukur kepada-Mu, Engkau adalah Allah yang setia dan aku akan mentaati Engkau, aku akan masuk ke dalam tanah itu? Tetapi tidak bagi Musa, Musa mengucapkan dua kalimat yang ketika saya membacanya setiap kali hati saya remuk. Dia mengatakan jikalau Engkau tidak memimpin kami jangan biarkan aku melangkah satu langkahpun dari tempat ini, jikalau Engkau tidak memimpin aku jangan biarkan aku melangkah satu langkah dari tempat ini. Aku tidak perduli dengan kemakmuran, aku tidak perduli dengan umur panjang, aku tidak perduli dengan kemenangan, aku tidak perduli dengan susu dan madu, aku tidak perduli dengan ketenaran Tuhan. Mataku hanya satu, fokusku hanya satu yaitu Engkau sendiri Bapa kami di Surga. Tetapi bukan itu saja diucapkan kalimat yang kedua, show me Thy glory nyatakan kemuliaan-Mu kepadaku dan apa inti kemuliaan Allah? Kesucian. Tuhan mengatakan kepada Musa, engkau mau tahu kemuliaan-Ku? Tidak ada orang yang bisa berdiri tetap hidup ketika melihat kemuliaan-Ku. Tetapi Aku memberikan kasih karunia kepadamu, engkau bersembunyi di dalam lekukan gunung itu dan Aku akan berjalan tepat di depan matamu dan engkau akan melihat kemuliaan-Ku lewat. Tetapi Musa, engkau tidak akan melihat seluruh kemuliaan-Ku, engkau hanya melihat belakang-Ku, punggung-Ku, Musa tidak pernah melihat kemuliaan Allah, Musa hanya melihat berkas kemuliaan Allah lewat, kemudian Dia lewat dan Musa kemudian tersungkur. Apa yang diminta oleh Musa di dalam dua permohonan ini? Aku tidak mau yang lain, aku mau Engkau menyertai. Kalau Engkau berhenti di sini saya akan berhenti. Kalau Engkau suruh aku masuk dan begitu banyak mujizat tetapi Engkau tidak menyertai, saya lebih baik di sini. Saya tidak akan masuk, itu adalah janji-Mu kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Aku menghormatinya Tuhan, tetapi itu bukan bagianku. Apa yang menjadi bagianku, my portion adalah Engkau sendiri. Aku menginginkan Engkau lebih dari seluruh berkat-Mu. Dan apa yang menjadi permintaan kedua? Dikuduskanlah Nama-Mu Tuhan. Dikuduskanlah Nama-Mu.

Sekarang adalah Nehemia. Saat itu seluruh Israel berada di dalam kesulitan yang besar. Seluruh tembok Yerusalem sudah menjadi puing. Dan Nehemia pada waktu di dalam istana raja Artahsasta, seorang Media Persia. Suatu hari saudaranya datang dan memberitahu kepada Nehemia bahwa tembok Yerusalem sudah hancur dan orang-orang Israel berada dalam malu yang besar. Setelah Nehemia itu mendengarkan kalimat-kalimatnya, maka Alkitab mengatakan dia berlutut dan menangis siang dan malam meminta satu hal: Allah bekerja sekali lagi memulihkan tembok Yerusalem. Dia berdoa berpuasa kurang lebih empat bulan. Dan Alkitab mengatakan bahwa dia menguatkan hatinya untuk berbicara kepada raja. Ada kemungkinan sekali raja menjadi tidak suka dan kemudian memenggal kepalanya. Tetapi dia tidak peduli untuk hal itu karena seluruh hatinya menginginkan satu, fokus kepada satu: Yahweh, Allah di surga, Bapa kami yang di surga. Tidak ada sesuatu yang dia pedulikan, bukan keluarganya, bukan orang-orang yang dikasihinya, bukan orang-orang yang menjadi kenalannya, bahkan bukan dirinya sendiri. Satu tujuan hidupnya, fokusnya adalah Bapa di surga, bukan raja Artahsasta. Yang ditakuti olehnya ialah Bapa di surga dan bukan raja Media Persia. Maka dari itu dia berani untuk menghadap raja Artahsasta. Dia mengatakan Israel semuanya sudah berada di dalam reruntuhan, berikan aku ijin untuk membangun tembok Yerusalem. Di dalam anugerah Tuhan maka Nehemia diberikan ijin. Pertanyaannya adalah apa arti teologis dari tembok itu berdiri? Kenapa? Kenapa harus dengan nyawa mempertaruhkan tembok Yerusalem? Di dalam Perjanjian Lama ada satu pengertian seperti ini, jikalau bangsa melawan bangsa yang lain dan bangsa tertentu bisa mengalahkan bangsa ini maka itu artinya Allah bangsa ini menaklukkan Allah bangsa yang ini. Itu artinya Yahweh dikalahkan. Itu artinya Allah Israel itu dibuat malu. Dalam hati Nehemia ada api. Di dalam setiap selnya itu seluruhnya bangkit. Tidak bisa seperti ini, tidak bisa seperti ini. Bapa kami yang di surga, Engkau harus dikuduskan. Engkau harus dikuduskan sampai seluruh dunia dari Israel sampai Moab, sampai Sidon, sampai Babel, sampai Media Persia, seluruh dunia harus tahu Bapa kami di surga dikuduskanlah Nama-Mu. Itu adalah ambisi dari Nehemia. Saudara mengerti patron ini? Maka di dalam hatimu memiliki patron ini.

Saudara lihat dalam Perjanjian Baru, Maria. Bukan seorang yang hebat, hanya seorang budak perempuan kecil. Hanya seorang yang masih muda. Hanya umur mungkin 12 atau 13 tahun. Dan suatu hari ketika dia berdoa, Allah mengirimkan malaikat-Nya. Dan malaikat itu menyatakan kepada Maria engkau akan mengandung. Bagaimana aku bisa mengandung? Aku tidak punya suami bagaimana mengandung? Maka Roh Kudus yang akan menaungi engkau. Oh Maria tidak mengerti apa yang dikatakan oleh malaikat. Bahkan kata Holy Spirit pun itu sesuatu yang jarang pada waktu itu. Tetapi Maria tahu ini adalah kehendak Allah, dan tanpa banyak bicara dia mengucapkan satu kalimat yang menyatakan keindahan jiwanya: “Aku ini hamba Tuhan dan jadilah pada-Mu menurut apa yang Engkau kehendaki.” Kerajaan Allah datanglah, kehendak-Mu jadilah di dalam diriku di dunia ini seperti di surga.

Apakah saudara mengerti bahwa semua orang sucinya Allah mendoakan patron Doa Bapa Kami? Dan hidupnya seluruhnya berada di dalam jalur patron Doa Bapa Kami. Dan yang paling utama adalah Yesus sendiri. Dia bukan hanya sekedar mengajar, Dia menghidupinya. Seluruh kehidupan-Nya hanya untuk satu, yaitu Pribadi Allah Bapa. Suatu hari Dia berkata kepada semua murid-murid-Nya: Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui. Dan apa makanan-Mu, hai Tuhan Yesus? Jawabannya yaitu makanan-Ku adalah melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa-Ku. Seluruh fokus-Ku adalah hidup untuk kemuliaan Bapa. Dia tidak mempedulikan apapun saja. Hanya mempedulikan satu, yaitu Bapa di surga. Itu yang diperhitungkan dalam seluruh hidup-Nya. Suatu hari di taman Getsemani maka Dia menyatakan doa yang menjadi doa bagi seluruh orang-orang yang akan berdoa Bapa Kami. Bapa jikalau mungkin, jikalau mungkin biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku tetapi jikalau tidak, jikalau itu kehendak-Mu jadilah kehendak-Mu. Jadilah kehendak-Mu. Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu. Patron Doa Bapa Kami di taman Getsemani. Sekali lagi saudara-saudara, doa itu dijawab oleh Tuhan jika dan hanya jika seluruh hati kita patronnya adalah Doa Bapa Kami.

Dan sekarang saya akan masuk ke dalam patron yang ketiga. Patron ketiga adalah berbicara berkenaan berikan kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, ampunilah kesalahan kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Saudara-saudara perhatikan tiga permohonan ini. Ini adalah permohonan yang bersifat menyeluruh di dalam kehidupan kita. Ini adalah seluruh kebutuhan kita. Dan ini bersifat horizontal. Dan ini bicara berkenaan di dunia ini, di dalam seluruh keinginan dan seluruh kebutuhanku. Perhatikan tiga permohonan terakhir ini, adalah permohonan setelah permohonan pertama. Seluruh permohonan ini untuk kebutuhan jiwa dan tubuh kita adalah untuk menunjang patron kedua di atas itu terjadi atas hidup kita. Kita meminta seluruh kebutuhan kita seluruhnya dengan bebas, dengan sukacita hanya untuk patron yang pertama dan yang kedua digenapi.

Perhatikan di dalam patron yang ketiga ini, maka ini bicara mengenai tiga hal, segala sesuatu yang kita perlukan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Saudara perhatikan segala sesuatu untuk jiwa dan tubuh, masa lalu masa sekarang dan masa depan. Saudara-saudara bicara berkenaan dengan makanan hari ini, present. Ampuni kami akan kesalahan kami, itu sesuatu yang sudah masa lampau. Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan itu adalah bicara mengenai dengan masa depan. Dan ini bicara mengenai tiga hal ini: pemeliharaan, pengampunan, perlindungan. Sekali lagi: pemeliharaan, pengampunan, pengampunan. Apa lagi yang saudara dan saya cari? Setiap kali kita memerlukan makan, ada. Setiap kali kita menginginkan anak kita disekolahkan, ada. Saudara-saudara, pemeliharaan Tuhan. Apa lagi yang kita perlukan? Pengampunan. Banyak orang kaya hatinya tidak pernah bisa mengampuni dirinya sendiri atau tidak bisa mengampuni orang lain. Ada kepahitan di dalam dirinya atau dikejar dengan perasaan bersalah. Selalu ada konflik di dalam hidupnya. Dia sulit untuk mengampuni dan sulit untuk diampuni. Masa lalunya mengikat dia, masa lalunya tidak membuat dia bisa berkembang. Masa sekarang dan masa depan diikat dengan kesalahan masa lalu, pengampunan dan perlindungan. Masa depan, bukankah kita kuatir akan apa yang terjadi masa depan? Hidup manusia itu menjadi tidak stabil karena ada kekuatiran dan juga ketakutan. Dan apa yang kita cari? Hanya tiga itu untuk jiwa dan tubuh kita: pemeliharaan, pengampunan, dan perlindungan. Dan ini yang Tuhan berikan kepada kita asal kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya ini akan diberikan kepada kita. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Pemazmur mengatakan aku sudah berjalan berpuluh-puluh tahun dan aku mendapati bahwa Allah itu pasti setia adanya. Dia bisa dipercaya oleh hidupku. Saudara-saudara lihat hamba-hamba Tuhan yang Tuhan pakai, dia menyerahkan hatinya untuk Bapa di surga saja. Memang kehidupannya sulit, dan banyak sekali orang yang mungkin salah paham dan menyerang hidupnya. Tetapi lihat bagaimana pemeliharaan Tuhan itu cukup untuk dia, begitu nyata dalam hidup dia. Dan dia menjadi orang yang berbuah dan orang bernilai di dalam hidupnya di tengah-tengah dunia. Mereka tidak memiliki siapa-siapa kecuali perlindungan mereka adalah Allah sebagai benteng yang teguh. Dan sungguh-sungguh itu real. Camkan hidup kita. Tetapkan di dalam hatimu, fokuskan hidup hanya satu kepada Bapa di surga. Dan milikilah hati, minta kepada Allah Bapa di surga api dan visi, aku hanya ingin nama-Mu dipermuliakan, dikuduskan. Engkau pada kelas-Mu tersendiri, Engkau tidak tertandingi di tengah-tengah dunia ini. Bapa kami di surga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu. Saudara-saudara, seluruh kebutuhan tubuh dan jiwa masa ini, masa depan dan masa lalu Tuhan akan sediakan.

Patron yang keempat, terakhir: karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Dan ketika seluruhnya sudah terjadi, patron pertama, kedua dan ketiga sudah terjadi, maka apa yang ada dalam hati kita? Siapakah yang berjasa? Aku atau Allah? Siapakah yang mendapatkan kemuliaan? Aku atau Allah? Ketika gereja ini ada dan gereja ini menetapkan hanya untuk kemuliaan Allah Triitunggal dan Tuhan itu kemudian memberikan mujizat demi mujizat. Baik itu mujizat secara spiritual maupun mujizat secara physical. Pertanyaannya adalah apakah saya yang menjadi utama atau Allah yang dipermuliakan? Apakah manusia yang membuat seluruh hidupnya itu menjadi berhasil? Apakah doanya? Apakah kesalehannya? Apakah dedikasinya? Apakah seluruh pengorbanannya menjadikan seluruh hidupku itu diberkati? Jawabannya adalah tidak. Bukan aku, tetapi Dia Allah. Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, bagi Dia kemuliaan hanya untuk Dia selama-lamanya. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Seluruh kemuliaan itu adalah bagi Allah. Kalau hidupku itu diberkati, kalau hidupku itu dipakai, kalau aku bisa menentukan hal-hal yang tepat di dalam kerohanianku, kalau semua orang mengerti bahwa Allah menyertai adalah bukan karena aku. Alkitab menyatakan bukan karena engkau, Israel tetapi Aku menyatakan kepadamu, Aku memulihkan engkau, Aku membela engkau karena Aku meninggikan nama-Ku. Hanya untuk Aku, nama-Ku Yahweh. Bahwa seluruh berkat itu ada setelah seluruh hidup kita dipandang oleh dunia, khususnya oleh Allah itu benar adanya. Pertanyaannya, mengapa aku benar? Mengapa aku bisa menentukan hatiku hanya untuk Engkau? Adalah bukan karena aku, Tuhan. Itu adalah pekerjaan-Mu di dalam hidupku. Engkaulah Tuhan yang memiliki Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Seluruh hidup yang kita jalani, seluruh keputusan yang tepat di dalam hidup kita, jikalau kita boleh hidup diberi anugerah untuk menghadirkan kemuliaan bagi Bapa di surga, kalau hidup kita dikenal oleh orang lain hidup yang disertai oleh Bapa di surga, maka semua itu harus kembali kepada kemuliaan Allah saja. Kita tidak mengambil satu kemuliaan untuk diri kita sendiri. Kita mau untuk seluruhnya hanya untuk kemuliaan Allah saja. Dan jikalau kita menetapkan di dalam hati kita patron ini saudara akan mengerti hidup yang diberkati oleh Tuhan. Sungguh. Bukan saya mengatakannya, Yesus Kristus. Tuhan ajar aku berdoa. Yesus tidak mungkin mengajar seseorang berdoa suatu doa yang sia-sia atau tidak dijawab. Apakah itu menjadi satu kompas dalam hati kita? Apakah patron ini ada di dalam set hati kita? Kiranya Tuhan menciptakannya di dalam hati kita semua tidak ada yang terkecuali pada malam hari ini. Kiranya kita boleh melihat kemuliaan-Nya. Dan setelah seluruhnya terjadi biarlah Dia dipermuliakan. Mari kita berdoa.


Mazmur 1
 
 

Mazmur 2
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

7 October 2018
Doa Bapa Kami (5)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:8-9

Matius 6:8-9

Suatu hari murid Yesus datang kepada Yesus dan berkata, “Ajar kami berdoa!” Dan kemudian Yesus mengatakan, “Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, ‘Bapa kami yang di sorga.’” Tetapi sebelum Yesus mengatakan hal tersebut Yesus mengatakan janganlah kamu sama dengan mereka, sama seperti orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah, yang berdoa dengan bertele-tele. Karena Bapamu di sorga mengetahui sebelum engkau memintanya. Tetapi kalimat Yesus ini bukankah sesuatu yang unik? Mengapa saya harus berdoa jikalau Tuhan sudah tahu apa yang saya minta? Mengapa saya harus berdoa, jikalau Tuhan tahu apa yang saya butuhkan? Lebih lanjut lagi, mengapa saya harus berdoa, jikalau Tuhan sudah menetapkan sesuatu? Mengapa saya harus berdoa, jikalau Allah itu berdaulat? Hari ini saya akan berbicara mengenai kedaulatan Allah di dalam relasinya di dalam doa kita. Tetapi sebelum saya masuk lebih lanjut, saya mesti mengatakan pada saudara-saudara, saya tentu tidak bisa menyelesaikan seluruh pergumulan antara kedaulatan Allah dan kebebasan manusia ini tuntas dalam satu kali khotbah. Dan lebih lanjut lagi, sebenarnya kalau saudara-saudara mengetahui pergumulan mengenai kedaulatan Allah dan kebebasan manusia itu adalah salah satu dari dua masalah teologia yang paling sulit yang ada. Para scholar mengatakan ada 2 masalah teologi yang paling rumit. Yang pertama adalah bagaimana kita menyelaraskan kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Apakah saya memiliki kebebasan? Jikalau aku memiliki kebebasan apakah Allah berkehendak dan berdaulat? Jikalau Allah berdaulat apakah saya bebas? Jikalau Allah berdaulat apakah saya harus bekerja keras? Apakah pekerjaan keras saya itu akan mengubah nasib saya? Jikalau Allah sudah berdaulat apakah saya tidak bisa mengubah nasib saya? Akan banyak sekali pertanyaan yang terjadi. Di dalamnya ada misteri, di dalamnya ada paradoxical. Dan masalah kedua di dalam teologia adalah problem of evil. Dari mana evil? Jikalau pertama kali hanya ada Allah yang suci dan baik, dari manakah kejahatan? Jikalau Allah yang baik itu menciptakan semua yang baik termasuk malaikat, kenapa malaikat bisa menjadi setan? Siapa yang menipu dia? Dari mana dosa itu berasal? Dan juga dalam kasus Ayub kenapa orang benar itu menderita? Seluruh kalimat ini membutuhkan jawaban berbulan-bulan, tetapi tetap akan ada misteri dari Alkitab. Saya tidak bisa secara tuntas membereskannya di dalam khotbah. Meskipun saya menjelaskannya, tetap di dalamnya ada hal-hal yang misteri dan paradox. Tetapi di dalam urusan berdoa sebenarnya kedaulatan Allah tidak menghambat kerajinan dan ketekunan kita berdoa. Jikalau kita tidak rajin dan tidak tekun berdoa karena kita menganggap bahwa Allah itu berdaulat pasti ada sesuatu yang salah di dalam konsep kedaulatan kita.

Saudara-saudara, perhatikanlah sejarah. Bapak-bapak Reformasi dan orang-orang Puritan adalah orang-orang yang memiliki teologi kedaulatan Allah yang ketat. Tetapi mereka adalah orang-orang yang tekun berdoa. Martin Luther dikatakan bahwa dia memimpin seluruh gerakan reformasi dengan lututnya. John Calvin disebut sebagai man in fellowship of God. Jika saudara-saudara memperhatikan kehidupan John Knox, Bapak Reformasi dari Skotlandia. Lawan dari John Knox adalah Ratu Mary dari Skotlandia. Ratu Mary menyatakan saya lebih takut dengan doanya John Knox jika dibandingkan seluruh tentara Eropa bersatu menyerang saya. Kalau saudara-saudara melihat dari orang-orang Puritan yang lain, mereka adalah orang-orang yang terus menerus menjadi pendoa-pendoa yang ketat, yang tangguh. Anthony Birch misalnya mengkhotbahkan 145 kali khotbah mengenai doa Yohanes 17. Matthew Henry misalnya, dia mengkhotbahkan A Method of Prayer, bagaimana seorang Kristen berdoa. Belum lagi John Bunyan, belum lagi dari William Perkins dan John Owen. Suatu hari John Owen berlutut, dia mengambil kapur dan kemudian melingkari tempat berlututnya. Dan kemudian dia mengatakan kepada Tuhan, “Tuhan berikan kebangunan rohani mulai dari lingkaran ini. Aku tidak akan berdiri sebelum Engkau memberikan api kepadaku.” Semua orang Reformed adalah orang-orang seperti ini. Mereka memegang kedaulatan Allah, tetapi mereka memiliki api untuk berdoa. Jikalau kita tidak berdoa, dan kita tidak tekun berdoa, dan dalam pikiran kita adalah karena Allah berdaulat, pasti ada sesuatu yang salah dalam pikiran kita. Suatu hari, ada seorang yang datang kepada Thomas Shepard, seorang scholar puritan yang ada di Amerika, meminta petunjuk untuk menggambar denah rumah. Thomas Shepard kemudian melihat dari gambar yang dibawa oleh orang tersebut dan kemudian dia bertanya, “Tuan, di mana kamar doanya di denah rumah ini?” Dan orang ini mengatakan, “Aku bisa berdoa di mana saja di dalam rumah ini. Dan Thomas Shepard orang puritan itu mengatakan, “Hari, di mana rumah di Amerika tidak ada kamar doa secara khusus, hari itulah permulaan kejatuhan dari Amerika.” Orang-orang besarnya Tuhan adalah orang-orang berdoa. Di mana orang-orang Reformed yang berdoa? Di mana orang Reformed yang melihat kedaulatan Allah, Allah yang duduk di atas tahta dan memiliki api di dalam doanya? Kita mewarisi teologia. Ketika saudara datang ke gereja Reformed, dan mengatakan khotbahnya bagus, itu bukan hal yang penting. Ketaatan kita itulah hal yang penting. Dan kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, siapakah yang mengajar kita konsep tentang kedaulatan Allah? Abraham adalah seorang pendoa. Musa adalah seorang pendoa. Nehemia adalah seorang pendoa. Mereka semua mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu berdaulat. Dan bukan itu saja, Yesus yang menyatakan kedaulatan Allah dan Dia adalah pemimpin/kepala dari gereja. Minggu yang lalu kita sudah melihat Dia adalah seorang yang di dalam segala keadaan berdoa. Kalau kita tidak berdoa, maka ada sesuatu kesalahan teologia di dalam diri kita. Hari ini saya akan membicarakan kedaulatan Allah, tentang apa yang diajarkan di dalam Alkitab. Dan saya berharap Roh Kudus mengajarkan kita dan mengoreksi kita ketika kita berbicara tentang kedaulatan Allah. Ada beberapa hal yang saya akan tegaskan dalam hal ini.

(1) Ketika Alkitab mengajarkan kita tentang bagaimana kedaulatan Allah maka itu sebenarnya adalah penghiburan bagi umat pilihan. Ketika Alkitab menyatakan tentang kedaulatan Allah, maka itu bukan sesuatu yang negatif, bukan sesuatu yang menyerang kita umat pilihan-Nya. Ketika kita berbicara tentang kedaulatan Allah maka itu adalah artinya penghiburan bagi kita umat pilihan. Saudara-saudara perhatikan satu kalimat di bawah ini, tempat yang paling aman bagi kita, umat pilihan Allah adalah ke dalam kedaulatan-Nya. Roma 8:28, ini adalah satu ayat Alkitab yang penting sekali. Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi mereka yang mengasihi Dia. Benarkah segala sesuatu, Paulus? Bahkan sesuatu yang evil? Bahkan sesuatu yang aku tidak suka? Paulus mengatakan iya. Karena hidup kita ada di dalam kedaulatan-Nya. Di dalam kedaulatan Alah, sejahat apapun akan dibuat menjadi kebaikan bagi kita umat pilihan. Ketika saudara-saudara bukan umat pilihan, saudara tidak bisa mengatakan akan janji ini. Jikalau engkau tidak bertobat akan dosamu, jikalau engkau tidak berada di bawah ke-Tuhanan dari Yesus Kristus, jikalau engkau hanya pergi ke gereja tetapi tidak menundukkan dirimu kepada keTuhanan-Nya, maka janji ini bukan menjadi milikmu. Tetapi jikalau seluruh hidup kita ada di bawah kedaulatan-Nya, di bawah kepimpinan-Nya, Alkitab mengatakan segala sesuatu, mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang berada di dalam pilihan.

Mari kita melihat dari satu peristiwa yang sebenarnya sangat tidak mengenakkan di dalam Alkitab, Lukas 2:1-7. Suatu hari Kaisar Agustus dari Roma membuat suatu sensus yang akhirnya membawa semua manusia di bawah pemerintahannya kembali ke kampung halamannya, termasuk Yusuf dan Maria. Saudara-saudara coba pikirkan, siapakah Yusuf dan Maria? Orang kecil. Kalau kita tidak membacanya di dalam Alkitab mereka bukan siapa-siapa. Tetapi siapakah Kaisar Agustus? Penguasa Roma. Dan Roma pada waktu itu adalah penguasa dunia. Kekuatan Roma lebih besar daripada Amerika pada saat ini. Kalau saudara-saudara melihat dalam sejarah, saudara-saudara akan memiliki enam kerajaan yang paling besar melebihi daripada kerajaan-kerajaan masa kini: Mesir, Asyur, Babilonia, Media Persia, Yunani, dan Roma. Dan pada saat itu Roma yang berkuasa. Dan suatu hari Kaisar Agustus mau mengadakan sensus. Ini bukan sekedar hanya mendaftarkan saja, ini adalah gerakan kesombongan. Dia mau menyatakan berapa banyak jiwa yang aku kuasai. Satu perintah keluar dari mulutnya, jutaan orang bergerak. Luar biasa kekuatannya. Dan pada akhirnya, Yusuf dan Maria harus bergerak ke Betlehem dari Nazaret. Berhari-hari jalan, tidak ada mobil, tidak ada pesawat. Tetapi yang lebih bermasalah adalah Maria sedang hamil tua. Ini cari perkara. Maria sedang hamil tua dan jalan dari kota Nazaret ke Betlehem. Jalan kaki, tidak ada rencana sebelumnya. Dipaksa oleh orang yang jahat. Dan kemudian dia masuk ke kota itu. Alkitab mengatakan kota itu sudah penuh dengan penduduk yang lain. Dia kemudian ketuk satu pintu demi satu pintu, bertanya apakah ada tempat untuk istrinya melahirkan? Tidak ada. Maria dan Yusuf saling berpandangan, kenapa hidup seperti ini? Kenapa kita harus diatur oleh orang yang tidak kita kenal? Kalau ini keguguran bagaimana? Dia ketok tempat lain lagi, dan orang tersebut mengatakan, “Tidak ada, kalau mau ya kandang sapi itu.” Kemudian Yusuf berpikir kenapa tidak? Istriku sudah mulai keluar air ketubannya. Dibawa istrinya cepat-cepat. Dia bersihkan semuanya sebisa mungkin, sebersih mungkin. Lalu Maria menengaduh, dia teriak, dan kemudian bayi itu keluar di Betlehem, di kandang sapi, di tempat yang bau. Apakah ini akibat Kaisar Agustus? Tidak, karena Alkitab mengatakan Allah berdaulat. Apakah engkau tahu Kaisar Agustus, engkau merancangkan yang jahat kepada umat-Ku tetapi Aku sudah merancangkan yang baik untuk dia? 600 tahun sebelumnya, aku sudah berkata-kata kepada nabi-nabi-Ku, “Hai Betlehem, kota yang kecil itu. Engkau tidak lagi kecil, karena Mesias akan lahir di kotamu.” Aku sudah merancangkan dan itulah kedaulatan Allah. Saudara bisa bayangkan jikalau Allah tidak berdaulat, Yusuf dan Maria akan menjadi permainan orang-orang di dunia ini. Hidup mereka akan diatur, diperintah sesuka-sukanya oleh pembesar dunia ini. Kedaulatan Allah membuat apapun yang terjadi pada Yusuf dan Maria sekalipun dilakukan oleh orang yang jahat akan memiliki nilai kekal. Dan itu adalah penghiburan kita.All things, segala sesuatu, bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan untuk umat pilihan-Nya

Sekarang saya membawa saudara-saudara kepada Kejadian 50:20. Dan saudara bisa melihat sekali lagi kedaulatan Allah begitu jelas. Ini adalah satu ayat yang menghibur. Yusuf di akhir dari seluruh kitab Kejadian ini menyatakan kepada saudara-saudaranya bahwa memang kamu merancangkan yang jahat bagi aku. Saudara -saudara bisa melihat, pasal demi pasal Yusuf dijahati oleh keluarganya. Dan dia begitu sangat menderita hidupnya. Dia terlepas dari orang yang dikasihinya, yaitu Yakub, papanya. Tetapi Tuhan memakai seluruh rancangan yang jahat untuk membawa Yusuf menuju ke Mesir. Sehingga seluruh anak-anak Yakub (Israel) diselamatkan dari kelaparan yang besar. Dan Yusuf mengatakan, “Engkau merekakan sesuatu yang jahat kepadaku. Tetapi Allah bekerja dan dengan tangan yang tidak terlihat.” Dengan kedaulatan-Nya membuat segala sesuatu yang jahat itu menjadi kebaikan. Perhatikan baik-baik, ketika saudara dan saya berbicara mengenai kedaulatan Allah, kita mesti bertobat. Kita berpikir Allah berdaulat sesuka-suka-Nya. Tetapi saudara-saudara lupa bahwa Allah yang berdaulat adalah Allah yang suci, yang baik, dan yang benar. Ketika Alkitab menyatakan Allah itu berdaulat, ini adalah penghiburan bagi kita di dalam Kristus Yesus.

(2) Ketika Alkitab mengatakan bahwa Allah itu berdaulat maka itu menyatakan Allah yang baik, yang suci dan penuh kasih setia itu memegang sejarah. Dan pada saatnya, pada waktunya, maka orang-orang fasik tidak akan dapat terus bertahan. Ada satu bagian Alkitab yang begitu jelas sekali berbicara mengenai kedaulatan dan kefasikan itu kemudian dihancurkan. Di dalam Daniel 7, Daniel memiliki suatu penglihatan yang berbicara mengenai empat binatang yang buas. Dan empat binatang yang buas itu: binatang yang pertama rupanya seperti singa, yang kedua adalah beruang, yang ketiga adalah macan tutul, dan yang keempat itu tidak terkatakan, Alkitab mengatakan binatang yang sangat menakutkan. Dan keempat itu adalah mewakili sekali lagi: Babel, Media Persia, Yunani, dan Romawi. Tetapi Daniel tidak menutup mimpinya dengan empat binatang yang menakutkan itu. Alkitab mengatakan keempat binatang itu akan dihancurkan oleh satu Pribadi yang rupanya seperti Anak Manusia, yang ada di awan-awan. Daniel pasal yang ketujuh ini, menyatakan bahwa satu Pribadi itu adalah Yesus Kristus. Dialah yang menjadi pemenang dari seluruh pertempuran dengan dunia ini. Mereka semua adalah orang-orang yang jahat, pemimpin-pemimpin dunia yang begitu jahat, mereka sudah menghancurkan dan sudah mengalirkan darah jutaan manusia. Tetapi Alkitab mengatakan, “Engkau bukan akhirnya, hai orang-orang yang jahat. Anak manusia itu yang berdaulat dan bukan engkau. Dan pada waktunya, Dia akan menunjukkan kedaulatan-Nya dan siapapun saja yang ada di singgasana, engkau harus turun.”

Ada satu bagian dalam Alkitab yang jelas sekali menunjukkan dua hal ini lagi. Mari kita melihat Yesaya pasal yang keenam. Dan saudara bisa melihat bagaimana Yesaya itu menyatakan kepada kita kedaulatan Allah, dan kesia-siaan manusia, raja sekalipun. Yesaya 6:1. Ada satu permainan kalimat di sini. Saudara apakah tidak terpesona dengan penglihatan ini? Yesaya dengan jelas sekali menyatakan kedaulatan Allah. Tetapi bukan itu saja, dia membandingkan dengan manusia. Dia mengatakan pada tahun raja itu mati, aku melihat Tuhan di atas tahta. Apakah artinya kedaulatan Allah yang diajarkan oleh Alkitab? Artinya adalah let God be God and let man be man. Hai semua orang fasik, hai semua orang berdosa, engkau bersenang-senang saat ini. Engkau berpikir bahwa engkau bisa mempermainkan sejarah. Engkau berpikir bahwa engkau dapat mempermainkan kehidupan. Hidupmu bukan milikmu. Allah itu berdaulat. Akan ada satu hari maka Allah yang berdaulat itu mengatakan cukup. Dan engkau akan melihat bagaimana seluruh jenderal dan penguasa dunia akan hancur pada hari mereka mati. Aku melihat Allah itu tetap di atas tahta tidak bergoncang. Itulah kedaulatan Allah. Itulah yang menjadi kekuatan seluruh hamba Tuhan. Itulah yang menjadi kekuatan seluruh misionaris. Itulah yang menjadi kekuatan hamba-hamba Tuhan yang diutus ke mana pun saja, ke tempat yang paling berbahaya sekalipun. Mereka mengalami kesulitan. Mereka mengalami air mata. Mereka mengalami kemiskinan. Mereka mengalami aniaya. Tetapi engkau akan melihat bahwa mereka tetap kuat. Kenapa mereka tetap kuat? Karena intinya rahasianya adalah satu, mereka melihat satu Pribadi di atas sana, duduk di atas tahta yang tidak bergoncang. Allah yang berdaulat. Itulah yang dilihat oleh Stefanus. “Aku melihat Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah Bapa” dan Stefanus tidak takut sama sekali menerima seluruh batu yang sampai ke kepalanya sampai dia mati. Saya sangat hancur hati ketika melihat satu tulisan ini. Orang Puritan adalah orang yang pernah memandang wajah Allah. Dan orang yang pernah memandang wajah Allah tidak akan peduli dengan wajah siapapun saja di dunia. Engkau mau sombong? Engkau ingin dihargai? Engkau berpikir bahwa engkau harus diperhitungkan? Jikalau engkau bertemu dengan hamba Tuhan yang palsu engkau bisa mengatakan itu. Dia akan takut kalau engkau pergi dari gereja. Tetapi hamba Tuhan itu sejati, dia pernah melihat wajah Allah. Dia tidak mempedulikan apapun saja. Yang dia pedulikan hanya satu. Apakah Allah itu berkenan atau tidak. Dimana orang-orang jahat itu? Mereka semua mempermainkan dunia ini. Mereka melakukan kejahatan dan kemudian menyiksa manusia. Alkitab mengatakan hanya satu Pribadi yang bisa mengatakan, “I am the Alpha and I am the Omega.” Dan itu adalah Yesus Kristus yang berdaulat. Ketika saudara dan saya membaca kedaulatan Allah. Itu artinya adalah Allah yang memegang sejarah. Allah yang akan menundukkan orang-orang fasik pada waktunya.

(3) Ketika Alkitab berbicara mengenai kedaulatan Allah itu tidak berarti bahwa itu adalah sesuatu yang sempit, sesuatu yang fatalism. Banyak orang-orang Kristen yang melihat kedaulatan Allah seperti konsep takdir di dalam agama Islam. Tidak, bukan itu. Bahkan saudara-saudara sering sekali salah paham. Salah satu doktrin daripada Alkitab yang sulit dimengerti adalah predestinasi. Bahwa Allah itu memilih sebagian orang sebelum dunia dijadikan. Kemudian kita berpikir kalau Allah sudah memilih berarti ini seperti takdir. Tetapi Alkitab menyatakan Allah memilih untuk kita dikasihi oleh Dia. Kita dipilih untuk dikasihi. Kita dipilih untuk menjadi suci. Di dalam Roma 9, Alkitab menyatakan pilihan-Nya adalah berdasarkan kemurahan hati-Nya. Alkitab tidak mengatakan bahwa pilihan-Nya berdasarkan kesuka-sukaan-Nya Dia. Tetapi bukan itu saja. Ketika kita berpikir mengenai kedaulatan Allah, Alkitab mengajarkan kepada kita Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia memberikan kebebasan kepada manusia. Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa berkat-berkat-Nya diberikan kepada kita hanya dengan jalan berdoa, diberikan kepada orang-orang yang bertobat. Allah itu berdaulat dan dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa orang yang mencari Dia dengan sepenuh hatilah yang akan dikasihi oleh Dia.

Sekali lagi, Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa berkat-berkat-Nya diberikan melalui sarana umat-Nya itu berdoa. Jadi mengapa kita harus berdoa? Jikalau Allah berdaulat mengapa saya harus berdoa? Kalau Allah berdaulat saya tidak perlu berdoa. Bukankah kalau Allah berdaulat maka saya pesimis dan pasif saja? Saya tidak perlu melakukan apa saja. Tetapi tidak. Alkitab mengatakan ketoklah, mintalah, carilah, dengan tekun. Jikalau orang-orang di dunia yang jahat itu saja tahu memberikan yang baik bagi anak-anaknya, apalagi Bapamu di sorga tahu memberikan yang baik bagi kita. Tekunlah berdoa. Kenapa Tuhan? Kenapa saya mesti berdoa? Yesus Kristus mengatakan, “Berdoalah karena Bapamu di sorga itu mengerti apa yang engkau perlukan.” Jikalau Engkau sudah mengerti, jikalau Engkau sudah menetapkan, dan jikalau Engkau sudah berdaulat, kenapa saya mesti berdoa? Karena Allah yang berdaulat itu sudah menetapkan bahwa berkat-berkat-Nya bisa diterima oleh kita yang sungguh hati mencari Dia. Itulah sebabnya semua orang-orang Reformed yang mengerti kedaulatan Allah ini mereka rajin berdoa.

Dan saya akan akhiri khotbah ini dengan satu pemikiran ini. Jikalau Allah berdaulat, kenapa aku berdoa? Maka jawabannya adalah karena doa itu sebenarnya jauh lebih dalam daripada sekedar meminta. Karena doa itu adalah sesuatu relation. Doa melebihi daripada permintaan. Banyak dari orang Kristen memberlakukan Allah seperti tukang listrik. Jikalau listrik itu tidak mati, saudara tidak pernah akan kepikir untuk mengundang tukang listrik itu. Saudara bahkan tidak tahu namanya siapa. Saudara tidak peduli dengan dia. Saudara tidak pernah berpikir tentang dia. Sampai kemudian listrik di rumah saudara mati. Banyak dari kita itu memperalat Allah. Ketika kebutuhan itu sudah mendesak maka kemudian baru kita itu berdoa. Jikalau itu belum dijawab, maka kemudian kita berdoa lagi. Saudara dan saya tidak pernah peduli dengan Allah kalau seluruh dari kehidupan kita lancar. Kita harus bertobat. Let God be God, let men be men. Alkitab mengajarkan kepada kita berdoa itu bukan cuma sarana meminta. Berdoa itu intinya adalah menjalin relasi yang intim dengan Bapa kita di sorga. Adalah tidak salah tentu kalau kita itu memiliki permintaan, kebutuhan dan kemudian kita meminta. Biasanya kita datang kepada Allah dengan permintaan sama seperti seorang anak kita meminta kepada kita bapanya. Dan kadang bapanya memberikan kepada dia, kadang menunda, kadang bapanya menolak memberikan, kadang bapanya itu men-setup kondisi yang lain untuk anaknya. Di dalam relasi anak dan bapa di mana anak itu meminta, ayahnya mungkin menolak permintaan anak itu karena itu bukan yang terbaik baginya, suatu hari anaknya bakal mengetahui bahwa permintaannya adalah permintaan yang konyol. Di lain pihak ayahnya mungkin menunda permintaan anaknya karena permintaan anak itu adalah sesuatu yang sebenarnya temporary, suatu hari dia tidak akan meminta itu lagi. Kadang bapanya menunda permintaan anaknya sehingga anak itu bisa belajar significancy apa yang dia minta. Atau mungkin papanya akan menahan sampai anaknya itu tahu bagaimana meminta secara appropriate. Tetapi lebih daripada itu sebenarnya, anak itu datang kepada bapanya dan tidak meminta apa-apa. Tetapi hanya terdiam dan hanya ingin berjalan berdua bersama dengan bapanya. Saudara-saudara, datanglah kepada Allah Bapa di sorga tanpa meminta. Katakan kepada Dia, “Bapa aku datang di hadapan-Mu. Hari ini aku tidak meminta apa-apa. Aku datang karena hanya ingin bersama-Mu. Aku datang karena aku ingin menikmati Engkau. Aku datang hanya ingin mengucapkan terima kasih. Karena dari seluruh berkat-berkat-Mu, Engkau sendirilah berkat terbesar itu.” Dan kemudian kita terdiam. Masuk di dalam the presence of God. Menghormati Dia, belajar akan kesucian-Nya dan disegarkan oleh kehadiran-Nya. Doa lebih dari sekedar meminta. Doa itu adalah sarana yang dipakai oleh Allah untuk kita menghampiri Dia untuk intim dengan Dia. Masuklah lebih intim kepada Bapa kita di sorga, melampaui seluruh daripada kebutuhan kita. Dan kiranya Dia menjadi penghiburan bagi kita.


Matius 6:9, Lukas 11:1-2
 
 

Mazmur 1
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

23 September 2018
Doa Bapa Kami (4)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:9, Lukas 11:1-2

Matius 6:9, Lukas 11:1-2

Suatu hari murid Yesus datang kepada Yesus dan berkata,”Tuhan, ajar kami berdoa.” Dan Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang ada di surga.” Dan Lukas menyatakan konteks saat itu adalah Yesus baru saja selesai berdoa. Jadi, apa yang seharusnya membuat kita berdoa? Adalah karena Kristus sendiri berdoa.

Di dalam Perjanjian Baru ada satu kata yang disandangkan kepada Yesus Kristus yaitu archegos. Archegos adalah seseorang yang memimpin dan dengan kepemimpinannya orang itu menggerakkan orang-orang yang lain masuk di dalam tindakan dan keadaan yang sama yang dia alami. Kata archegos ini banyak disandangkan kepada pahlawan-pahlawan klasik dari Yunani. Jadi pahlawan-pahlawan Yunani kuno itu berjuang sekuat tenaga mendirikan sebuah kota, membayar harganya kadang dengan air mata, keringat atau kehilangan orang-orang yang dikasihi untuk mendirikan kota itu. Tetapi bukan itu saja, karena pengorbanannya, dia menggerakkan orang-orang lain untuk membayar harganya juga untuk mendirikan kota itu. Jadi, archegos adalah orang yang bukan saja sebagai permulaan tetapi juga orang yang melayani sebagai model, sebagai stimulus menggerakkan orang-orang lain di dalam generasi-generasi berikutnya; dia adalah author, dan dia adalah pioneer untuk orang-orang selanjutnya. Di dalam Kisah Para Rasul 3:15 Yesus adalah archegos of life/the author of life.Karena pekerjaan Kristus, maka Kristus memberikan kepada kita hidup. Tetapi bukan itu saja, Dia ada di depan, Dia adalah pioneer dan kita semua di belakang yang menjalani hal-hal yang sama yang telah Dia jalani. Di dalam Kisah Para Rasul 5:31 dikatakan Yesus adalah leader/archegos. Di dalam Ibrani 2:10, Yesus adalah the author of salvation-archegos of salvation. Di dalam Ibrani 12:2 Yesus adalah archegos, pioneer iman. Saudara-saudara, ini sama seperti jendral perang yang membawa anak buahnya, lalu di dalam sebuah medan perang gerilya, dia berjalan terlebih dahulu di depan menghadapi bahaya, memimpin anak buahnya keluar dari bahaya sampai ke tempat yang aman. Halangan dan ujian bagi dia terlebih dahulu ada dan semua orang di belakangnya mengikutinya. Sekali lagi. Yesus adalah archegos. Dia adalah sumber. Dia adalah pioneer. Dia adalah model. Dia adalah stimulus dari seluruh kehidupan rohani kita. Sehingga ketika kita melihat Alkitab maka kita melihat bahwa Yesus adalah sumber dari semua kehidupan rohani. Di dalam Yesus Kristus sajalah semua kehidupan rohani kita ada.

Tetapi bukan itu saja, Yesus adalah tujuan akhir kerohanian kita.Seluruh kehidupan rohani kita harus bertumbuh dan Alkitab mengatakan bertumbuh serupa dengan Kristus. Tetapi bukan itu saja Kristus juga adalah model atau contoh pertumbuhan rohani. Alkitab mengatakan Yesus menghadapi pencobaan, Yesus melayani, Yesus bertumbuh dalam hikmat dan kasih karunia Allah, Yesus adalah satu-satunya manusia yang hidupnya tidak terpecah, Dia adalah model dan contoh dari seluruh kehidupan kita. Tetapi bukan itu saja, Alkitab mengatakan Dia adalah stimulus kehidupan rohani kita. Dia yang membuat kita itu memiliki ketahanan karena Dia bertahan. Ibarani 12 mengatakan: Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Yesus adalah archegos.

Demikian juga dengan doa, Yesus adalah archegos kita. Kepada Kristus kita berdoa, melalui Kristus kita berdoa, di dalam Kristus kita berdoa, seperti Kristus kita berdoa. Di dalam Doa Bapa Kami hanya ada nama Bapa saja yang ada di situ: Bapa kami yang ada di surga. Tetapi secara prinsip alkitabiah ketika nama dari Allah Tritunggal oknum pertama ini muncul, maka di dalam Matius 28 menyatakan baptislah mereka “in the name”; bukan in the names. Dan ketika in the name, maka bicara mengenai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini mau menyatakan bahwa meskipun hanya nama Bapa saja yang muncul tapi objek doa itu adalah Allah Tritunggal itu sendiri. Yesus adalah objek doa kita. Tetapi Yesus juga adalah pengantara doa kita. Bapa di surga hanya mau mendengarkan doa-doa yang dinyatakan di dalam Kristus. Hanya di dalam Kristus maka takhta Allah adalah takhta kasih karunia. Maka kita boleh datang dan menyebut-Nya sebagai Bapa. Di luar Kristus maka takhta Allah adalah menjadi takhta penghakiman umat manusia. Bukan itu saja, Alkitab mengatakan Roh Kudus, Roh Kristus-lah yang membuat kita berseru ya Abba, ya Bapa. Theology of prayer selalu adalah berdasar theology of adoption. Ini adalah Roh Kristus yang mengajar kita dan juga mendorong kita. Alkitab mengatakan karena kita tidak tahu bagaimana caranya berdoa. Dan bukan itu saja, doa Yesus adalah menjadi contoh, model bagi kita. Apa yang Dia doakan? Isinya? Sikap-Nya? Kapan Dia berdoa? Dalam hal-hal apa saja Dia berdoa? Itu menjadi contoh hidup kita. Apakah saudara mengerti apa yang saya katakan? Yesus adalah archegos. Dia bukan saja contoh, tetapi Dia juga adalah stimulus untuk kita berdoa. Dia bukan saja stimulan, tetapi Roh-Nya itu mendorong kita untuk berdoa. Tetapi Dia bukan saja pendorong, Dia adalah pengantara doa itu. Tetapi bukan saja pengantara, Dia adalah objek doa itu. Yesus adalah segala-galanya. Maka ketika saudara-saudara mengerti ini, saudara akan mengerti kenapa kita harus melihat kapan dan dalam keadaan seperti apa Yesus berdoa. Murid-Nya datang kepada Dia dan mengatakan: Tuhan, ajar kami berdoa. Dan bukan tanpa kebetulan, maka Lukas menyatakan Yesus ditanya itu adalah pada waktu Dia selesai berdoa. Ketika saudara-saudara melihat tentang doa, maka saudara-saudara melihat ada satu orang yang menjadi Man of prayer yang menjadi fokus seluruh Alkitab dan itu adalah bukan Abraham, Nehemia, atau Yeremia; saya mengatakan itu karena seluruh buku-buku selalu akan bicara mengenai mereka adalah men of prayer. Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berdoa, tetapi Guru Agung kita adalah satu, adalah Yesus Kristus. Dia berdoa. Saudara-saudara kenapa kita harus berdoa? Saya bisa menyatakan begitu banyak alasannya tetapi satu hal saja pada malam hari ini karena Kristus sendiri adalah satu Pribadi yang berdoa kepada Bapa-Nya. Dan saudara-saudara bisa melihat bahwa seluruh kehidupan Kristus ditopang oleh doa-Nya. Kristus mengajarkan kita berdoa dengan Dia sendiri berdoa.

Dan beberapa hal yang Yesus ajarkan di dalam doa-doa ini:

Hal yang pertama, Kristus mengajarkan doa adalah saluran atau sarana Allah memimpin kita. Sekali lagi, yang pertama. Kristus mengajarkan; doa adalah sarana Allah memimpin kita. Di dalam doa, Allah di surga memberikan hikmat-Nya kepada kita sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan hikmat Allah. Mari kita melihat apa yang Yesus lakukan. Mari kita melihat Markus 1:35-39. Saudara-saudara, pada pagi-pagi benar Yesus Kristus berdoa menghampiri Bapa di surga. Dan pada waktu Dia berdoa, Simon dan para murid-murid-Nya datang kepada Dia dan kemudian mendesak Dia untuk melayani karena banyak orang-orang yang sudah berkumpul mendekat kepada mereka. “Guru, banyak orang yang datang mencari Engkau”. Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus? Yesus tidak melayani permintaan Simon. Dia tidak melayani orang-orang yang datang kepada Dia. Perhatikan baik-baik, Dia pergi ke tempat yang lain. Apakah Yesus kurang cinta kasih? Apakah Yesus kurang perhatian dengan semua orang yang datang kepada Dia? Saudara bisa melihat di dalam tempat-tempat yang lain Yesus sering sekali melayani orang-orang yang datang ke tempat Dia. Tetapi kenapa di tempat ini tidak? Ada rencana Bapa di surga bagi Dia hari itu untuk Dia lakukan. Ini adalah sesuatu yang begitu jelas bagaimana doa menjadi saluran Bapa di surga untuk memimpin kehidupan Yesus Kristus. Alkitab menyatakan jikalau kita kekurangan hikmat, berdoalah. Jikalau kita kekurangan hikmat, mintalah kepada Tuhan. Hikmat adalah kehendak Allah yang kita aplikasikan di tengah-tengah dunia ini dengan tepat. Saudara-saudara, hidup kita hanya satu kali. Resources kita hanya ada satu. Kita punya umur hanya satu kali. Seluruh keuangan, perhatian, dan hati kita, apapun saja yang kita miliki, hanya satu. Seluruh hidup ini akan menuntut kita dan akan memecah kita kemanapun saja seluruh arah tujuan. Dan saudara-saudara kita harus mengerti Tuhan menginginkan kita melakukan apa. Kalau saudara-saudara berada di dalam kehidupan yang begitu sibuk, jangan lupa kita harus berdoa. Kita bekerja terlalu banyak tanpa hasil yang berarti. Kenapa? Karena kita tidak memiliki pimpinan Tuhan. Karena kita tidak membawa jam-jam kita di pagi hari untuk bertemu dengan Tuhan. Saudara-saudara perhatikan baik-baik kalimat encouragement di bawah ini: sesibuk-sibuknya hari kita, tetapkan hati untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan di pagi hari. Sekali lagi saya mengatakan kepadamu jemaat: Sesibuk-sibuknya kita, tetapkan setiap pagi berdoa dan membaca Firman Tuhan. Datang ke takhta kasih karunia-Nya dan meminta Firman-Nya. Minta hikmat dari Dia untuk kita boleh hidup. Kita sungguh-sungguh manusia yang sangat terbatas. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya menjadi kehendak Tuhan bagi kita. Tetapi kita hidup menjadi orang yang sangat sombong, kita berpikir kita memiliki kepandaian untuk menyelesaikan seluruh masalah kita di depan. Maka saudara-saudara harus kembali kepada Firman. Minta tolong kepada Tuhan, datang ke tempat kasih karunia-Nya dan berdoa membaca Firman untuk seluruh hari itu. Ada satu kutipan yang luar biasa, dia mengatakan seperti ini: setiap orang Kristen harus minimal berdoa 30 menit setiap pagi kecuali ketika dia sangat sibuk. Kalau dia sangat sibuk, maka dia harus berdoa 1 jam setiap hari. Berdoalah 30 menit itu minimal kalau engkau tidak sibuk. Tetapi kalau engkau sangat sibuk, maka berdoalah 1 jam. Martin Luther menyatakan; Saya memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus saya lakukan sehingga saya harus berdoa di dalam 3 jam pertama di pagi hari saya. Saudara-saudara, ini adalah sesuatu hal yang Yesus Kristus itu sendiri kerjakan. Hal yang pertama Kristus mengajarkan doa adalah saluran berkat Allah memimpin kita. Doa merupakan sarana, alat yang Tuhan memberikan kepada kita hikmat-Nya.

Hal yang kedua, Kristus mengajarkan doa adalah sarana untuk memulihkan kekuatan dan menyegarkan jiwa. Dalam Markus 1 yang tadi kita baca, di atasnya ada satu perikop mengatakan bahwa Yesus berada di Kapernaum. Siang harinya Dia mengajar di synagogue seharian. Setelah itu ada seseorang yang kerasukan setan dan kemudian Dia mengusir setan tersebut di synagogue. Lalu Dia pergi ke rumah Simon dan Andreas melayani ibu mertua Simon yang sakit dan setelah selesai, menjelang malam, sesudah matahari terbenam maka orang itu berduyun-duyun; orang yang sakit dan kerasukan setan datang kepada Yesus dan Yesus melayani lagi di sana. Alkitab mengatakan bahkan penduduk itu berkumpul di depan pintu di mana Yesus ada di situ. Lalu kemudian perikop itu disambung, “Pada pagi-pagi benar, Yesus bangun, pergi ke tempat sunyi dan berdoa.” Saudara lihatlah, satu harian dari pagi sampai malam Dia bekerja. Dan kemudian besok pagi-paginya Dia bangun dan berdoa.

Saudara akan menemukan perikop yang sama di dalam Markus 6:30-46. Ini adalah satu narasi yang begitu jelas. Saudara bisa melihat kehidupan dan kesibukan Yesus dan murid-murid-Nya. Waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya, Yesus melayani, dan murid-murid-Nya juga melayani di tempat lain dan kemudian setelah itu mereka berkumpul kembali. Kemudian Yesus mengatakan untuk pergi ke tempat yang lain dan mereka beristirahat karena itu sangat melelahkan bagi mereka. Ketika sudah menentukan tempat tujuan untuk beristirahat dan mereka naik perahu menuju ke sana. Ternyata rencana mereka bocor di tengah orang-orang yang lain, dan mereka segera menuju ke sana. Dan ketika Yesus sampai di sana, Dia melihat begitu banyak orang berkumpul. Maka Yesus melupakan istirahatnya. Murid-murid-Nya tidak bisa beristirahat dan harus melayani lagi. Itulah saatnya Yesus memberi makan 5000 orang. Saat itu, menjelang malam, dan setelah 5000 orang itu pulang, maka Yesus mengutus murid-murid-Nya naik perahu. Dan Alkitab mengatakan, pada ujung hari itu dengan kecapaian yang luar biasa, apa yang Yesus kerjakan? Dia menghampiri Bapa-Nya di Surga sendirian. Itu adalah tempat kekuatan-Nya diberikan Bapa-Nya di Surga. Itu adalah satu kesegaran in the presence of God. Saya mau bertanya kepada saudara-saudara, kisah ini adalah sesuatu yang familiar bukan bagi saudara dan saya? Semua dari kita adalah orang-orang sibuk. Dari pagi sampai malam. Begitu melelahkan.

Saya tanya kepadamu, apa yang menjadi tempat atau menjadi satu peristiwa di mana engkau mendapatkan kesegaran/refreshment? Kekuatan kita darimana? Aah sekarang ini adalah waktuku sendiri! “Me time”! Apa isi “me time”? Handphone? Facebook? Youtube? Berjam-jam. Itukah kekuatan kita? Bukankah itu menghancurkan kerohanian hidup kita? Setelah begitu capainya luar biasa. Maka Yesus kemudian menyendiri dan berdoa. Saudara, di dalam hadirat Tuhan ada kesegaran. Di dalam hadirat Allah, saudara akan menemukan kekuatannya kembali. Banyak orang yang mengasihi kami mengatakan, banyak istirahat, jangan kerja terlalu banyak. Mesti seimbang antara kerja keras dan istirahat. Kita berharap bisa seimbang, tetapi kalau tuntutan pekerjaan banyak, maka mau tidak mau kita harus bekerja keras. Tetapi perhatikan point ini, masalahnya bukan terlalu banyak bekerja, tetapi terlalu sedikit berdoa, sehingga kita tidak memiliki kekuatan rohani kita. Kita makin lama makin jenuh, makin lama makin tidak memiliki gairah di dalam kehidupan. Saudara-saudara, kesibukan akan begitu banyak, ribuan case di dalam hidup kita. Jangan berharap bahwa tidak ada kesibukan di dalam dunia ini, tetapi Alkitab memberikan kepada kita jalan keluarnya. Bukan kesibukan itu yang mematikan kita, tetapi yang mematikan kita adalah karena kita tidak terhubung dengan penggerak kehidupan sesungguhnya yaitu Allah di dalam doa. Saudara-saudara, kita terlalu banyak bekerja tetapi sedikit berdoa.

Hal yang ketiga, Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Mari kita melihat Lukas 6:12. Apa yang Yesus lakukan ketika Dia itu mau memilih rasul. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia berdoa terlebih dahulu. Ini adalah moment penting di dalam kehidupan Yesus Kristus. Ini adalah sesuatu yang akan menentukan masa depan-Nya, masa depan gereja. Dan Dia harus berdoa sebelum Dia memilih murid-murid-Nya agar seluruh kehendak-Nya jadi. Mungkin saudara-saudara berkata, tetapi mungkin Dia salah memilih, karena ada Yudas di dalamnya. Tetapi sebaliknya, itu adalah kehendak Allah untuk digenapi. Hal yang lain, Lukas 9:18. Ini adalah suatu moment yang penting, setelah pembicaraan ini, maka Yesus Kristus melalui mulut Petrus menyatakan, You are theMessiah the Son of the living God. Dan kemudian setelah itu Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak penderitaan. Ini akan membagi kehidupan Kristus sebelum dan mendekati kepada Salib. Ada pewahyuan yang penting setelah ini. Yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Mesias Anak Allah yang hidup dan Yesus Kristus harus menanggung banyak penderitaan. Sebelum Dia menyatakan hal itu, maka Dia berdoa. Ini adalah awal menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Saudara-saudara, dalam hidup kita ini ada hal-hal yang menjadi batu sentuhan yang penting untuk ke depan. Satu batu sentuhan untuk saudara melangkah lagi ke depan. Misalnya saja, engkau akan sekolah di mana? Menikah dengan siapa? Pergi ke kota apa? Bekerja seperti apa? Membeli rumah di mana? Dan banyak hal lagi. Saya mau tanya kepadamu. Apakah engkau menentukan terlebih dahulu keinginanmu? Atau engkau berdoa terlebih dahulu? Perhatikan baik-baik apa yang Kristus kerjakan. Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan di depan yang penting. Banyak orang menentukan dulu mau ke mana, hidup dengan siapa, bekerja apa, pergi ke kota apa, baru setelah itu datang kepada Tuhan dan minta berkat-Nya. Itu terbalik! Itu dosa! Engkau harus tanya kehendak Allah, datang kepada Tuhan dulu, jangan mengambil keputusan dulu. Jikalau kita ada keinginan, kita mengatakan kepada Tuhan dulu. Tunggu jawaban Tuhan dulu, tunggu konfirmasinya terlebih dahulu. Baru apa yang Tuhan tetapkan, kita tetapkan di dalam hati kita. Berapa banyak kita yang salah di dalam hal ini. Saudara tidak membawa Tuhan di depan di dalam perencanaan. Engkau sudah menentukan dan kemudian minta Tuhan untuk tanda tangan, untuk menyetujuinya. Itu dosa! Apakah tidak boleh ada keinginan? Pasti boleh, tetapi jangan tetapkan hati. Saudara katakan kepada Tuhan saya suka dengan orang itu, saya suka dengan rumah itu, saya suka dengan pekerjaan itu, aku datang kepada-Mu Tuhan, apakah itu menjadi kehendak-Mu, jikalau itu kehendak-Mu aku bersyukur, jikalau itu bukan kehendak-Mu aku juga bersyukur. Karena Engkau tahu apa yang terbaik bagi hidupku.

Hal yang keempat, Kristus mengajarkan kita bahwa kemuliaan seseorang tidak terlepas dari kehidupan doanya. Saya akan bawa saudara-saudara ke dalam dua tempat di mana Kristus berdoa. Pertama adalah Lukas 3:21-22. Sesuatu yang indah ada di sini. Yesus sedang berdoa, Dia dibaptis dan berdoa, kemudian Roh Kudus hadir dan kemudian Allah Bapa itu meneguhkan Dia. Ini adalah satu-satunya tempat Allah Tri Tunggal hadir bersama-sama secara kasat mata. Alkitab mengatakan bahwa Bapa di sorga mengkonfirmasi ini adalah Anak-Ku yang Aku kasihi. Adalah bukan tanpa alasan, Lukas menuliskan ketika Yesus dibaptis dan berdoa.

Sekarang mari kita lihat Lukas 9:29. Ini adalah narasi tentang transfigurasi, Lukas menyatakan bahwa Yesus the Son of God itu dinyatakan kemuliaan-Nya di tengah murid-murid-Nya. Tetapi secara khusus saya mau menyoroti bagaimana kemuliaan itu dinyatakan, bukan ketika Yesus berada di singgasana, tetapi ketika Yesus berdoa. Dan dalam keadaan Dia berdoa, sekali lagi Bapa di sorga mengkonfirmasi Dia. Itulah kemuliaan Kristus. Dan kemuliaan Kristus itu pada saat apa? Kemuliaan Kristus itu ada ketika Yesus bergantung, bersekutu dan taat kepada Bapa-Nya. Jangan melihat nilai/bobot diri sendiri atau orang lain berdasarkan kekayaannya, kesuksesannya, atau kepandaiannya, tetapi saudara-saudara, perhatikan prinsip ini, sesungguhnya di hadapan Allah, nilai/bobot seseorang itu tidak lebih daripada seberapa dia bergantung kepada Allah di sorga. Kemuliaan kita hanya pada ketergantungan kita kepada Bapa di Sorga.

Hal yang kelima, terakhir, adalah Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam menanggung semua penderitaan terletak kepada kehidupan doa-Nya. Sekali lagi Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam hidup ini untuk menanggung semua penderitaan terletak kepada doanya. Lihatlah Kristus di Getsemani, bagaimana Dia berdoa takluk kepada seluruh kehendak Allah dan itu adalah diri-Nya, itu adalah hati-Nya di sana, maka itu adalah kekuatan di sana, saudara-saudara lihat setelah dari tempat Getsemani itu Dia tidak pernah goyah, Dia tidak pernah takut, Dia berjalan terus melewati seluruh kerumunan masa, melewati seluruh perwira Romawi, melewati seluruh imam besar dan semua orang yang begitu jahat kepada Dia, melewati Herodes, melewati Pontius Pilatus, dan semua cambukan itu, mahkota itu, dan seluruh hinaan yang sampai kepad-Nya. Darimana kekuatan-Nya? Dari Getsemani.

Saudara-saudara, dunia ini sudah jatuh di dalam dosa, dan ini adalah dunia yang jahat. Dunia ini akan mempesona kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan memikat kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan menipu kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan membenci kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menghina kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menyiksa dan membunuh kita. Darimana kekuatan kita? Yesus mengatakan berjaga-jaga dan berdoalah. Roh memang penurut tetapi daging lemah. Bagaimana kita bisa menaklukkan dunia ini, bagaimana kita bisa menaklukkan daging, menaklukkan dosa yang ada di dalam daging kita. Yesus mengatakan, satu-satunya jalan, adalah bergantung sepenuhnya kepada kekuatan sorga dan itu hanya melalui sarana doa. Hanya doa, tidak ada yang lain.

Saudara-saudara, melihat pembahasan semuanya ini, hidup kita sebenarnya ditentukan hanya oleh belas kasihan Allah. Dan belas kasihan Allah itu kita minta di dalam doa. Belas kasihan Allah itu diberikan kepada kita di dalam doa. Orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong. Karena orang tersebut tidak memerlukan belas kasihan Allah, kita harus bertobat. Kita harus banyak berdoa. Hari ini, malam hari ini, semua kalimat saya tidak akan berhasil, kecuali anugerah Tuhan hadir di dalam hidup kita dan seluruh kebaktian ini akan sia-sia, kalau Tuhan tidak memberikan kepada kita satu gerakan untuk berdoa. Sebagai hamba Tuhan saya begging kepada engkau, saya meminta kepadamu jemaat, berdoa! Berdoa! Berdoa! Saya begging bukan untuk diri saya, saya begging untuk Kerajaan Allah, saya begging untuk jiwamu, jikalau engkau mencintai jiwamu, jikalau engkau mencintai hidupmu, berdoa! Berdoalah jemaat. Minta belas kasihan-Nya untuk kita. Semua ini Kristus kerjakan dan Kristus ajarkan untuk engkau dan saya. Milikilah hati seperti murid itu, “Tuhan, ajar aku untuk berdoa.” Dan sebelum Ia mengajarkan kita untuk isi doa, Lukas mengajarkan bahwa Dia adalah Man of Prayer. Berdoalah saudara-saudara. Berdoalah dengan kekuatan sebisa mungkin kita lama di hadirat Allah. Berdoalah juga setiap hari Sabtu engkau berdoa di gereja ini. Ini adalah sesuatu yang penting. Ini sungguh-sungguh penting di dalam seluruh gereja kita. Dan seluruhnya penting bagi setiap keluarga kita masing-masing. Saudara-saudara berdoalah, karena ini adalah kehendak Allah. Kenapa kita harus berdoa? Karena Kristus sendiri berdoa. Kiranya Tuhan mengasihani kita.


Matius 6:5-9
 
 

Matius 6:8-9
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more

9 September 2018
Doa Bapa Kami (3)
Pdt. Agus Marjanto, M.Th · Matius 6:5-9

Matius 6:5-9

Matius 5-7 berbicara mengenai khotbah Yesus di bukit. Dan ini adalah kalimat-kalimat Yesus untuk menyerang orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Ketika kalimat kebenaran itu dinyatakan maka pada saat yang sama maka kesalahan itu akan terbongkar. Maka sebaik apapun, sehalus apapun maka seluruh kesalahan itu akan diungkapkan. Dan ketika Yesus Kristus menyatakan di dalam doa, maka Dia mengajarkan sesuatu melampaui ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Dan bukan saja sesuatu yang melampaui, pertama-tamanya Dia menegur murid-murid-Nya, jangan kamu seperti mereka. Ini bukan bersifat oikoumene, menjangkau seluruhnya. Ini adalah kalimat yang tidak disukai pada saat ini, seakan-akan menyalahkan orang lain. Tetapi sekali lagi, ketika kebenaran itu dinyatakan, maka ini sekaligus akan menyerang segala kesalahan. Yesus Kristus dengan jelas sekali menyatakan jangan engkau seperti mereka. Di tempat yang lain Yesus Kristus mengatakan engkau sudah mendengarkan Firman mengenai hal ini, tetapi Aku mengatakan sesungguhnya yang benar adalah yang ini. Saudara-saudara kita harus selalu membuka jiwa kita untuk mengerti Firman yang benar. Saudara kita jangan pernah punya kenaifan kekristenan seluruh pengajaran benar. Ada yang benar, dan ada yang salah. Ada yang sehat, ada yang pengajarannya seperti racun. Ada yang pengajarannya itu luas, ada yang pengajarannya begitu sempit. Tidak semua gereja sama. Tidak semua teologia sama. Tidak semua interpretasi sama. Jangan kamu seperti mereka demikian kata Yesus. Maka ini adalah pengajaran Yesus Kristus mau menyatakan jangan engkau berdoa seperti ini. Dan di dalam beberapa minggu ini, sampai saat ini, saya membuka kalimat Yesus itu, mengelaborasi apa yang Alkitab katakan.

Beberapa waktu yang lalu saya sudah berbicara mengenai empat hal Tuhan tidak menjawab doa. Yang pertama jikalau kita berdoa tidak di dalam nama Kristus. Yang kedua adalah ketika kita berdoa dengan pikiran yang liar dan tidak terkontrol. Hal yang ketiga adalah jikalau hati kita jahat dan dosa yang tidak kita akui maka Allah pasti tidak mendengar. Alkitab mengatakan apakah yang membuat Aku tidak mendengarkan doamu? Apakah terlinga-Ku tertutup? Apakah tangan-Ku itu kurang panjang untuk menolong engkau? Allah menyatakan Aku tidak menolong engkau, Aku tidak menjawab doamu, karena engkau berdosa di hadapan-Ku. Hal yang keempat. Kalau kita itu berdoa tetapi doa itu lahir dari jiwa yang sinkritis. Di dalam ayat ini Alkitab mengatakan di dalam doamu jangan kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Jangan engkau seperti pagan. Jangan engkau seperti orang penyembah berhala. Apa itu? Apa kebiasaan mereka? Mereka itu berdoa dengan kalimat-kalimat yang panjang bertele-tele. Diulang-ulang terus. Bukan karena ketekunan. Bukan karena kerendahan hati. Tetapi adalah karena mereka berpikir itu adalah mantra untuk bisa dikabulkan. Banyak sekali orang Kristen melakukan hal-hal ritual agama Kristen yang sebenarnya bukan ada di dalam Alkitab. Saudara menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Maka ini adalah disebut sebagai sinkritisme. Dan itu mendukakan hati Allah. Alkitab dengan jelas menyatakan. Berdoa kepada Allah jangan seperti pagan. Dan saya akan lanjutkan hari ini. Apa di dalam prinsip apa di dalam Alkitab dimana seseorang berdoa dan Allah itu tidak mengabulkan.

Hal yang kelima. Jikalau kita berdoa dan doa itu lahir dari kasih yang hambar dan tradisi yang kosong. Mari kita melihat Hosea 6:4-6. Apa yang terjadi pada orang-orang Israel pada waktu itu? Kenapa ritual mereka menjadi sesuatu kebencian bagi Allah? Mereka tetap melakukan perpuluhan. Mereka tetap melakukan doa. Mereka tetap melakukan puasa. Mereka tetap pergi ke perkumpulan-perkumpulan untuk menyembah Allah. Mereka tekun melakukan hal itu. Tetapi kenapa seluruh ibadah mereka itu menjadi kekejian bagi Allah? Jawabannya adalah karena Allah melihat ibadah mereka adalah sebuah rutinitas tanpa sesuatu kasih. Tidak ada api lagi. Tidak ada kesegaran lagi. Tidak ada kerendahan hati lagi. Sesuatu yang sifatnya mekanis terus menerus terjadi. Mereka mengikuti tradisi demi tradisi. Dan tradisi itu kosong adanya. Dan Alkitab menyatakan Aku tidak menyukai semua itu. Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korbanmu hai Israel. Aku menyukai kasih setia lebih daripada korban sembelihanmu hai Israel. Di tempat yang lain, Allah pernah menyatakan apakah engkau pikir bukan Aku yang memiliki seluruh binatang itu? Bukankan Aku yang memiliki seluruh hutan itu? Aku yang memilikinya. Dan engkau mempersembahkannya pada-Ku? Seakan-akan Allah itu membutuhkannya. Engkau mempersembahkannya kepada Allah atau karena Allah perintahkan. Tetapi itu tidak lahir dari cinta kasih. Berapa banyak ritual kita seperti itu? Berapa banyak orang yang malam hari ini pergi ke gereja ini dengan satu sukacita, satu kehausan akan Allah? Ataukah engkau datang karena engkau diabsen? Mama, papa, saudara-saudara, yang ada di Indonesia memonitor engkau sehingga engkau hadir? Atau sebagian engkau hadir karena ini hari Minggu? Engkau mau membereskan sense of divinity di dalam hatimu, kalau tidak pergi ke gereja tidak enak rasanya. Tetapi tanpa ada sesuatu kehausan. Tanpa ada sesuatu cinta kasih. Tanpa ada sesuatu kobaran api. Tanpa ada sesuatu kerinduan. Dan seluruhnya adalah ritual yang kosong. Kasih yang hambar. Dan Allah tidak menghendaki. Dan Allah tidak akan menjawab doa seperti ini. Orang-orang Puritan mengatakan Roh Kudus akan mengajarkan kita content doa. Tetapi bukan saja content doa, bentuk hati kita ketika kita itu menghadap Allah. Tidak ada hati yang dingin yang bisa untuk datang ke tahta Allah. Setiap orang yang mau datang ke tahta Allah dan kemudian didengar oleh Dia. Dan dikabulkan doanya. Adalah dengan kerinduan yang besar dan itu tidak bisa dia-adakan. Itu hanya bisa kalau Allah itu menganugerahkan pengenalan akan Dia.

Saudara-saudara, di dalam Alkitab maka saudara-saudara akan menemukan prinsip ini. Kita diminta untuk berdoa dengan disiplin terus menerus tekun. Sama seperti seorang janda yang mengetuk pintu rumah hakim. Mengetuk lagi. Ketuk lagi. Sampai hakim itu membukakannya. Pada hari terakhir demikian kata Yesus Kristus. Apakah anak manusia mendapatkan iman di bumi ini? Ada ketekunan. Tetapi ketekunan itu bukan ketekunan yang hambar. Ketekunan itu adalah ketekunan yang bersemangat. Ketekunan itu adalah ketekunan yang penuh dengan api. Ketekunan yang penuh dengan kerinduan. Ketekunan dengan kesegaran setiap hari. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan. Jangan engkau tahan anak kecil itu datang kepada-Ku karena dialah yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa yang anak kecil itu miliki? Kesegaran. Sense of wonder, ketertakjuban, setiap hari, walaupun itu diulang-ulang. Saya mengerti Firman ini adalah dari pengalaman hidup saya. Saya masih ingat beberapa puluh tahun yang lalu. Anak saya yang pertama masih kecil kurang lebih umur ±3 tahun. Ketika saya itu bekerja dan saya pulang kerja sekitar jam 6 sore. Setelah saya memasukkan mobil saya ke garasi rumah dan memasuki pintu rumah, anak saya yang masih kecil itu selalu bersembunyi di balik pintu itu, dan memberikan surprise kepada saya. Dia meloncat dengan seluruh mimik yang takjub dan kemudian dia mengatakan “dor!” Dan saya kemudian berkata, “Papa kaget!” Dan itu diulang berbulan-bulan. Mungkin buat kita sesuatu yang lucu. Tetapi buat anak kecil hal yang sama setiap hari tetapi segar. Apakah kita masih punya hati seperti itu setiap hari bertemu dengan Tuhan di dalam doa atau tidak? Ketertakjuban. Kesegaran. Bukan tradisi yang diulang-ulang yang kosong. Kebanyakan dari kita bahkan berdoa itu dengan pikiran yang kosong, dengan afeksi yang hambar. Kita sudah kehilangan hal-hal seperti ini. Dan Alkitab mengatakan Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran. Menyukai kasihmu hai Israel bukan korban sembelihan. Engkau memberikan korban itu kepada-Ku tetapi di mana hatimu? Apakah engkau mau jikalau istrimu itu menyiapkan makanan kepadamu karena itu adalah pekerjaannya? Apakah engkau mau untuk orang-orang di dalam kepengurusan GRII Sydney melakukan segala sesuatunya hanya karena responsible-nya saja tetapi tanpa hati. Allah menghendaki hati. Kedisiplinan dan kesegaran menjadi satu dan dua ini ada jika dan hanya jika saudara dan saya bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah. Kalau saudara dan saya tidak bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah, ketika kita berdoa saudara tahu itu adalah keluar dari legalism. Kiranya Tuhan mengasihani kita.

Hal yang keenam, terakhir. Yaitu kita berdoa dengan ambisi permintaan yang keliru, ambisi motivasi yang salah. Di dalam ayat ini, di dalam Matius 6, Yesus Kristus mengatakan jangan engkau berdoa seperti orang Farisi, mereka mengucapkan doanya dengan motivasi satu, dipuji oleh manusia, seluruh isi hatinya, arahnya adalah kepada manusia dan bukan kepada Allah. Arah dari hati itu penting sekali. Saudara dan saya tidak bisa menilai orang Farisi itu, ada dua orang Farisi berdoa hal yang sama, berdoa juga di depan jalan, orang Farisi atau orang Israel kebanyakan kalau berdoa dengan berdiri dan juga dengan mata terbuka ke langit. Tidak berarti bahwa mereka itu selalu akan menginginkan pujian manusia, tetapi Yesus Kristus mengatakan ada orang-orang yang berdoa demikian untuk pujian manusia. Orang-orang seperti ini jangan engkau ikuti, perhatikan hatimu, perhatikan motivasimu dan juga perhatikan apa ambisi engkau meminta. Mari kita melihat Yakobus 4:1-4. Meminta dengan motivasi yang keliru. Oh, aku berdoa supaya di lihat oleh orang. Oh, aku berdoa ngotot, aku tekun, adalah untuk mendapatkan apa yang aku minta. Engkau meminta, engkau tidak mendapat apa-apa karena engkau salah meminta dan yang kamu minta itu untuk engkau habiskan dengan hawa nafsumu.

Perhatikan baik-baik, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, katakan di dalam doa apa yang kita inginkan, tetapi jagailah hati kita. Ketika kita menyadari Allah mengatakan “stop” maka berhentilah untuk meminta dan bersyukurlah kepada Tuhan karena Dia memiliki rencana yang lebih tinggi daripada apa yang kita pikirkan. Calvin menyatakan kita harus berdoa tidak lebih dari yang Tuhan perbolehkan. Kita tidak bisa meminta sesuatu yang di luar janji Tuhan. Kita tidak bisa menuntut sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Hati-hati dengan kebutuhan kita. Karena kebutuhan jikalau kita tekan akan menjadi keinginan, tetapi kalau keinginan kita tekan akan menjadi hawa nafsu. Alkitab dengan jelas mengatakan, Allah akan memenuhi seluruh kebutuhanmu, tetapi tidak pernah ada janji Allah akan memenuhi seluruh keinginanmu dan ingatlah jikalau sudah sampai kepada nafsu, maka kita berada di dalam bahaya, apalagi jikalau itu diberikan, apalagi jikalau doa berdasarkan nafsu itu ada hasilnya. Jangan berfikir bahwa setiap doa yang dijawab pasti dijawab karena kebaikan Allah. Perhatikan baik-baik prinsip Alkitab, saudara-saudara tidak diperbolehkan menilai bahwa memperoleh atau tidak memperoleh menjadi tolak ukur kebenaran doa kita. Di dalam Alkitab ada doa-doa yang jelas dikabulkan tetapi dikabulkan karena kemarahan Allah.

Di dalam Alkitab dengan jelas ada doa-doa yang dikabulkan tetapi Allah memberikan setan yang mengabulkannya. Matius 4:11 menyatakan bahwa Yesus dicobai. Kenapa Yesus dicobai? Yesus itu memerlukan sesuatu hal untuk kehidupan-Nya karena Dia adalah Allah oknum ke-2 yang berinkarnasi (kenosis). Maka Dia adalah seperti saudara dan saya, dan setan kemudian datang dan setan datang 3 kali mencobai Dia dengan segala sesuatu yang Dia perlukan. Engkau Anak Allah? Maka ubah batu menjadi roti. Yesus memerlukan makanan karena Dia manusia biasa seperti engkau dan saya, dan ketika hal itu terjadi setan menyatakan. Apa yang Alkitab mau ajarkan implikasinya adalah setan bisa memberikan kepada kita apa yang kita inginkan. Saudara jangan pernah berpikir kalau saudara dan saya dikabulkan pasti itu dari kebaikan Allah. Sering sekali jikalau kita itu meminta dengan ngotot karena hawa nafsu kita, Allah akan memberikan tetapi bukan karena kebaikan-Nya tetapi Dia akan memberikan dalam murka atau memperbolehkan setan memberikannya. Matius pasal 19 menyatakan Tuhan bilang jangan berzinah, tetapi Musa itu mengijinkannya karena kekerasan hatimu. Apa artinya? Artinya bahwa orang itu akhirnya berhasil menceraikan isterinya, orang itu akhirnya mendapatkan perempuan yang diinginkannya, tetapi itu bukan karena kebaikan Allah kepada dia, tetapi Allah menyerahkan kepada nafsunya. Saudara perhatikan hal yang pertama adalah setan bisa memberikan apa yang kita minta. Hal yang kedua adalah Tuhan memberikan itu karena Dia melepaskan kita dengan seluruh nafsu kita sehingga kita mendapatkannya. Kemudian terakhir saudara lihat Mazmur pasal 78:29-31. Mari kita melihat Mazmur pasal 106 :13-15. Saudara saya akan berikan konteknya, pada waktu itu orang Israel berada bersama-sama dengan Musa di padang gurun, tetapi mereka tidak bersyukur atas pelepasan Allah dari Mesir, tetapi mereka itu berkeluh kesah, mereka mengatakan kami di sini tidak dapat apa-apa, kami hanya makan manna dan juga minum air, tidak ada sayuran, tidak ada buah-buahan, tidak ada daging, kami menginginkan kembali hal-hal yang ada di Mesir. Dan kemudian mereka itu berteriak-teriak kepada Tuhan, mereka berdoa kepada Tuhan, mereka terus-menerus meminta kepada Tuhan, berikan daging itu, berikan daging itu, kami tidak suka dengan hal-hal seperti ini, hanya manna, hanya sesuatu roti yang tidak beragi dan kemudian orang-orang Israel berteriak-teriak dan kemudian Allah mengirimkan burung puyuh. Wah, Puji Tuhan! Doaku terkabul dan burung puyuh itu jatuh di depan mereka. Mereka mengambilnya, mereka memasaknya. Alkitab mengatakan ketika mereka memakannya, murka Allah timpa kepada mereka, seluruh pengabulan doa adalah dikabulkan karena kemurkaan Allah. Jangan kita berpikir setiap kali doa dikabulkan itu adalah karena kebaikan Allah. Hati-hatilah dengan kebutuhan. Kebutuhan yang kita tekan akan menghasilkan keinginan, dan keinginan yang kita tekan akan menghasilkan lust, tetapi biarlah hati kita memiliki simplicity of heart.

Bersyukur untuk segala sesuatu yang Tuhan berikan atau tidak berikan. Berdoalah jika kita memerlukan sesuatu dan serahkan kepada Tuhan seluruh jawabannya, kadang Dia mengabulkan, kadang Dia menunda, kadang Dia mengajarkan hal-hal yang lain. Perhatikan mata kita kepada pribadi Allah dan kehendak-Nya dan bukan kepada kebutuhan kita. Allah Bapa di surga lebih mengerti apa yang kita perlukan daripada diri kita sendiri dan kemudian ketika kita meminta kepada Bapa di surga di dalam nama Yesus Kristus dan biarlah kita boleh bersyukur tentang apa saja yang Dia akan perbuat kepada kita. Milikilah simplicity of heart maka kita akan bisa bersyukur dengan segala sesuatu kebaikan Allah, sekecil apapun dan sebenarnya tidak ada berkat yang kecil, yang ada adalah jiwa kita yang penuh dengan lust. Dan jikalau Allah tidak mengabulkan doa kita, apa yang harus kita kerjakan? Bersyukurlah, karena tetap doa yang tidak dikabulkan itu adalah bentuk cinta kasihnya. Dan saya akan akhiri dengan satu tokoh, seorang bernama Ruth dan orang itu berdoa untuk teman hidup dan setelah beberapa lama, dia kemudian menginginkan untuk mendapatkan satu orang yang dikenalnya, tetapi kemudian Tuhan jelas sekali menyatakan tidak. Apakah dia kecewa? Ya, dia kecewa, tetapi beberapa tahun setelah itu dia menuliskan sukacita dan syukur kepada Tuhan karena doa yang tidak dijawab itu. Kenapa? Karena Tuhan memberikan seorang suami yang begitu baik dan siapakah suaminya? Nama belakang Ruth itu Ruth Graham, dia adalah isteri Billy Graham. Ruth mengatakan saya tidak bisa membayangkan hidup saya jikalau Tuhan mengabulkan doa saya. Dia mengatakan tidak, Dia memberikan kepadaku yang terbaik dalam hidupku. Bersyukurlah kepada Dia, karena Tuhan itu baik adanya, tenangkan hati kita dan lihatlah kebaikan-Nya.


Matius 6:5-9
 
 

Matius 6:9, Lukas 11:1-2
GRII Sydney

GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, read more