Pertanyaan-pertanyaan Allah Kepada Manusia (7)
Yeh 37:1-4
Perikop ini menggambarkan suatu penglihatan yang dialami Yehezkiel. Apakah penglihatan ini ada di dalam tubuh atau di luar tubuh kita tidak mengetahuinya. Paulus sendiri tidak mengetahuinya dan Yehezkiel tidak mengetahuinya. Tetapi yang paling penting adalah penglihatan apa yang dinyatakan Allah kepada nabi dan rasul-Nya itu yang lebih penting. Penglihatan itu bagi Yehezkiel dan bagi kita gereja-Nya masa kini. Tiba-tiba Yehezkiel dibawa oleh Allah dan diletakkan di tengah suatu lembah yang penuh berisi tulang-tulang, dan bukan saja tulang-tulang tetapi tulang-tulang yang sudah kering, dan di tengah-tengah seluruh penglihatannya terhadap tulang-tulang itu tiba-tiba Tuhan bertanya kepada dia, “Hai anak manusia, hai Yehezkiel apakah tulang-tulang ini dapat dihidupkan kembali?” Ini adalah pertanyaan Tuhan. Ini adalah suatu pertanyaan dari Tuhan yang didengar oleh seorang nabi-Nya. Apa sebenarnya yang Tuhan mau ajarkan kepada Yehezkiel dengan pertanyaan ini? Dan pertanyaan ini juga sampai di telinga kita gereja-Nya. Apa yang Tuhan inginkan kita mengerti dari pertanyaan ini? Pertanyaan ini diberikan Allah kepada nabi-Nya bukan karena Allah mau mendapatkan jawaban, tetapi ada sesuatu yang diajarkan Allah kepada nabi-Nya. Kalau bukan Tuhan yang bertanya, pasti pertanyaan ini mungkin menggelikan. Tetapi meskipun Tuhan bertanya pertanyaan ini, tetap ada sesuatu yang aneh, “Hai Yehezkiel, apakah tulang-tulang ini dapat dihidupkan kembali?”.
Tidak ada satu manusia yang hidup yang pernah mengharapkan tulang itu bisa dihidupkan kembali. Situasinya itu situasi yang sangat tidak ada harapan. Saudara-saudara, saya pernah mendengar ada seorang hamba Tuhan yang mati di daerah Semarang dan ribuan jemaatnya mencintai dia maka jemaatnya meminta untuk hamba Tuhan ini tidak diberikan formalin, hamba Tuhan ini tidak ditutup petinya, terus didoakan karena berharap ada kebangkitan. Ada beberapa cerita juga yang seperti itu. Kita masih bisa menerima, bahkan cerita itu pun masih masuk akal karena masih ada harapan untuk hidup. Tetapi mengharapkan tulang yang sudah kering untuk hidup itu adalah sesuatu yang di luar nalar. Ini adalah kumpulan tulang, lembah yang penuh dengan tulang dan bukan saja tulang, tulang yang sudah kering itu bicara mengenai kematian yang sudah lama. Kita tahu semua kematian adalah bukan suatu keadaan. Kematian adalah suatu kuasa dan kuasa kematian sudah memenangkan seluruh pertarungan itu secara tuntas. Kalau saudara-saudara melihat seseorang yang hidup dan saudara melihat bagaimana kuasa kematian menyerang dia. Makin lama makin lemah, dan makin lama dia akan makin menuju kepada ajalnya. Bahkan dia sulit sekali untuk bernafas, dan saudara akan bisa melihat bagaimana peperangan kematian bisa mencengkeram dia dan tidak melepaskannya dan memenangkan peperangan itu. Kemudian dia sampai kepada nafas terakhir. Orang ini berusaha untuk mempertahankan nafasnya tetapi dia kalah. Dan dia sampai kepada nafas terakhir dan nafasnya kemudian putus. Apakah kuasa kematian sampai disitu saja? Oh, tidak sama sekali! Sama sekali tidak! Setelah dia mematikan nafas kita, maka dia akan menggerogoti seluruh daging dan kulit kita, dan satu persatu bakteri mulai menggerogoti kita. Telinga, mata, paru-paru, jantung, seluruhnya dihabiskan. Apa yang terjadi di dalam tanah? Kuasa kematian menghabisi kita, meninggalkan tulang sampai kering. Apakah masih bisa dihidupkan, Yehezkiel? Manusia, ketika menghadapi kematian, tidak bisa ada apapun yang dikerjakannya. Kematian menghadirkan satu keadaan tidak mampu di dalam hidup kita sepenuhnya, tidak ada orang-orang yang dapat kita kumpulkan untuk menghentikannya. Tidak ada uang yang cukup kita kumpulkan untuk menghentikannya. Tidak ada relasi yang kita bisa hubungi untuk menghentikan kematian itu. Tidak ada rencana, tidak ada ketrampilan, tidak ada tenaga medis yang cukup untuk menghentikannya, dan tidak ada yang mampu untuk menghidupkan kembali.
“Yehezkiel, apakah tulang-tulang ini dapat dihidupkan kembali?”” Yehezkiel mengatakan, “Ya Tuhan Allah, hanya Engkau saja yang tahu.” Jawaban Yehezkiel ini bukan seperti kita menjawab Tuhan. Jawaban Yehezkiel ini bicara berkenaan dengan dia meletakkan seluruhnya pada kedaulatan Allah. Tetapi Yehezkiel lain dengan kita, dia belajar tentang teologia kedaulatan Allah melalui eksperiental, bukan melalui buku. Kalau kita ditanya seperti ini lalu kita ini kira-kira sembuh atau tidak ya? “Ya, cuma 50-50, Tuhan yang tahu.” Itu adalah jawaban yang benar tetapi jawaban yang tidak pernah kita alami. Lain dengan Yehezkiel, kalau saudara membaca Yehezkiel pasal 1, apalagi pasal 4, pasal 5, saudara akan menemukan bahwa dia mengalami kedaulatan Allah sampai kepada DNA-nya. Allah di dalam kedaulatan-Nya tiba-tiba membuat Yehezkiel bisu selama 7 tahun. Dan di dalam 7 tahun tiba-tiba dia bisa bicara, hanya jikalau Allah mau bicara kepada umat-Nya. Suatu hari Tuhan mengatakan, “Yehezkiel, berbaringlah sebelah kiri dan acungkan tanganmu kepada satu gundukan pasir selama 390 hari.” Dia kemudian mengacungkan tangannya dan melihat gundukan pasir itu, dan setiap hari dia berbaring di sebelah kirinya selama 390 hari. Setelah selesai, 40 hari dia disuruh untuk berbaring di sebelah kanan sampai memelototkan wajahnya kepada satu gundukan dan dia mengacungkan tangannya. Dia tidak bisa bicara. Dia berkotbah dengan seluruh lekuk tubuhnya. Saya kadang-kadang berpikir kapan Tuhan membangkitkan lagi pengkotbah seperti ini.
Seorang pengkotbah bukan dengan mulut, dengan bibir, dengan kalimat, tetapi dengan seluruh lekuk tubuhnya. Kita sangat mengerti sedikit berkenaan dengan kotbah atau seorang nabi yang bernubuat. Yunus bernubuat mengenai kebangkitan Kristus bukan dengan bibirnya tetapi ditelan oleh ikan. Dalam pasal yang ke-24 tiba-tiba istri Yehezkiel mati mendadak detik itu. Dan Tuhan mengatakan istrimu mati namun engkau tidak boleh meratap, tidak boleh meraung, tidak boleh menangis dengan keras. Yehezkiel sudah belajar banyak mengenai kedaulatan Allah. Ketika dia mengatakan kepada Tuhan, dia mengatakan dengan satu hati yang gentar dan pengenalan akan Allah yang berdaulat. “Anak manusia, apakah tulang-tulang ini bisa dihidupkan kembali?” “Ya Tuhan, hanya Engkau saja yang tahu.” Kemudian Tuhan mengatakan dalam ayat yang ke-4. Kita sudah biasa mungkin dengan kalimat ini, tetapi kita sampai tidak bisa lagi mengingat bagaimana ‘menggelikan’-nya kalimat ini sebenarnya. Apakah seseorang pergi ke kuburan dan berkhotbah? Apakah seseorang mendekati tulang mati dan mengharapkan tanggapan? Kalau saudara melihat beberapa pengkhotbah yang Tuhan pakai di sepanjang sejarah, beberapa pengkhotbah yang Tuhan pakai, mereka melatih khotbah pertama-tama mereka di depan patung, di depan kaca atau di depan batu-batu. Tetapi, mereka melatih diri mereka di depan batu-batu itu, di depan patung-patung itu untuk melatih homiletika, untuk melatih style mereka berkhotbah. Tetapi bukan di dalam case ini. Allah meminta Yehezkiel untuk berkhotbah di depan tulang-tulang yang mati itu. Perhatikan prinsip ini, khususnya jikalau ada dari kita yang dipanggil Tuhan untuk berkhotbah, seseorang pengkhotbah sesungguhnya akan berdiri di antara Allah yang hidup dan tulang yang mati.
Yehezkiel diperintahkan Tuhan untuk berkhotbah kepada tulang-tulang, Yeh 37:4. Apakah saudara bisa menemukan satu titik berat dari pesan ini? Pesan ini, berita ini bukanlah “Bertobatlah, berbaliklah dari jalanmu yang jahat.” Ini adalah tulang-tulang yang mati. Bagaimana mungkin mereka bisa bertobat? Tidak mungkin. Tuhan melalui Yehezkiel menyatakan, “Aku, Tuhan, akan memberikan kehidupan kembali kepadamu, Aku akan menyatukan tulang-tulangmu, Aku akan menutupi engkau dengan daging dan kulit, Aku akan mengeluarkan nafas-Ku, Roh-Ku dan kamu akan dihidupkan kembali.” Bagi saya, ini adalah sesuatu penglihatan di surga, apa yang sebenarnya terjadi jikalau Allah menghendaki seseorang itu bertobat. Di satu sisi, di hadapan manusia, maka kita akan melihat pengkhotbah menegur dosa dengan kuat sekali. Tetapi sesungguhnya adalah sesuatu kebangkitan dari kematian yang dikerjakan oleh Allah yang ada di surga. Jikalau orang itu adalah orang yang menerima, sesungguhnya Allah di surga menghidupkan dia kembali seperti menghidupkan tulang yang kering. Dan ketika Yehezkiel berbicara kepada tulang-tulang itu setelah selesai, maka Yehezkiel melihat suatu bunyi yang gemeretak, dan tulang-tulang itu menyatu. Oh, lembah yang penuh dengan tulang-tulang yang terpisah yang sudah kering itu, sekarang puluhan ribu mungkin jutaan, mereka menyatu. Oh, saya sendiri yakin pandangan ini sangat mencengangkan Yehezkiel. Dia sendiri tidak akan menduga kalau kalimatnya begitu berkuasa sampai tulang-tulang itu bisa bergerak dan kemudian menyatu. Sebenarnya seorang pelayan Tuhan yang sejati dirinya sendiri tidak akan tahu seberapa jauh jangkauan dan dampak dari kotbahnya. Tulang-tulang itu bersatu dan dalam penglihatan Yehezkiel sesuatu yang sudah mati, yang kering, yang putus asa yang tidak ada harapan sekecil apapun. Harapannya tidak ada sekarang, tiba-tiba menyatu dan terbentuk kembali. Tetapi itu tidak cukup. Tulang-tulang itu berkumpul, urat dan daging itu tumbuh tetapi tidak ada kehidupan. Dan Allah memberitahu kepada Yehezkiel, “Bernubuatkah kepada nafas hidup itu, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali.” Ayat yang ke-10 menyatakan bahwa aku bernubuat sesuai dengan perintah Tuhan kepadaku dan nafaspun masuk ke dalam mereka, mereka hidup kembali dan berdiri suatu pasukan yang sangat besar. Saudara-saudara, sekarang ke dalam titik berat dari seluruh pasal ini. Tuhan mau menyatakan kepada kita semua, Dia mau menegaskan kepada hamba-Nya Yehezkiel dan kepada kita gereja-Nya. Jemaat, dengarkan baik-baik. Di tengah kematian Israel tidak ada jalan keluar bagi keadaan ini kecuali Roh Allah yang mengatasinya. Sekali lagi, di tengah kematian Israel, di tengah seluruh dari tulang-tulang di lembah yang kering itu, tidak ada jalan keluar, tidak ada harapan sekecil apa pun hai Yehezkiel, kecuali Roh-Ku yang akan mengatasinya. Kecuali Roh-Ku yang akan berintervensi kepadanya atau dengan kata lain, tidak ada jalan keluar bagi kematian seluruh bangsa ini, seluruh nasional Israel, kecuali Roh Allah berintervensi kepada bangsa ini. Doktrin dasarnya adalah kebangunan karena Firman yang diberdayakan oleh Roh Kudus dan itu yang menghidupkan. Itu satu-satunya yang menghidupkan di tengah-tengah dunia. Satu-satunya!
Ini adalah pelajaran yang besar sekali berkenaan dengan relasi Firman dan Roh Kudus. Kalau saudara membaca sepanjang sejarah, maka relasi Firman dengan Roh Kudus menjadi pergumulan gereja sepanjang masa sampai pada masa ini. Pertanyaan utamanya ada dua. Yang pertama adalah apakah Firman dapat berhasil untuk menyelamatkan tanpa Roh Kudus? Pertanyaan ke-2 adalah apakah Roh Kudus dapat menyelamatkan seseorang tanpa Firman? Kita dealing dulu dengan pertanyaan pertama. Apakah Firman dapat berhasil menyelamatkan tanpa pekerjaan Roh Kudus? Yehezkiel berkhotbah dengan kesetiaan, dengan kepresisian doktrin. Apa yang dinyatakan oleh Allah dinyatakan oleh Yehezkiel, dan tulang-tulang itu kemudian menyatu. Khotbahnya berhasil, tetapi tidak pernah sampai kepada kehidupan. Kecuali Roh Tuhan itu bekerja. Apakah Firman dapat berhasil menyelamatkan tanpa kerja Roh Kudus? Maka Reformed Theology menyatakan, tidak! Dengan tegas menyatakan tidak. Kalimat-kalimat Alkitab ini sendiri tidak dapat menyelamatkan seseorang. Tetapi untuk keselamatan seseorang, Firman ini harus diberdayakan oleh Roh Kudus. Richard Sibbes seorang Puritan menyatakan, “Firman tidak berdampak tanpa pekerjaan Roh Kudus. Firman dihidupkan dan digerakkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah hidup dan jiwa dari Firman.” Sekali lagi, kalimat-kalimat Alkitab itu sendiri tidak dapat menyelamatkan seseorang. Untuk menyelamatkan seseorang Firman harus diberdayakan oleh Roh Kudus. Tetapi dalam hal ini saya akan memberikan satu catatan dan catatan ini luar biasa penting. Saudara-saudara dengarkan baik-baik, itu tidak berarti Alkitab ini tidak penting. Alkitab ini luar biasa penting. Apakah Roh Kudus bekerja atau tidak. Apakah yang tertulis dalam Alkitab ini pasti terjadi. Tetapi di dalam hal keselamatan maka Alkitab ini tidak bisa berdiri sendiri. Di dalam hal keselamatan harus ada pekerjaan Roh Kudus untuk memberdayakan Alkitab ini, firman ini sampai kepada diri kita. Roh Kuduslah yang menginspirasi Alkitab. Roh Kudus pula yang mengiluminasi Alkitab bagi kita, Reformed menegaskan hal ini. Firman Allah tidak mungkin berhasil menyelamatkan tanpa kerja Roh Kudus.
Sekarang kita dealing dengan pertanyaan ke-2, Apakah Roh Kudus dapat menyelamatkan seseorang tanpa Firman? Perhatikan baik-baik apa yang Reformed ajarkan, jawabannya adalah tidak. Tetapi, tanpa afirmasi yang sekuat dari pertanyaan pertama. Sekali lagi, apakah Roh Kudus dapat menyelamatkan seseorang tanpa Firman? Saudara perhatikan baik-baik apa yang Reformed ajarkan. Jawabannya adalah tidak, tetapi, tanpa afirmasi yang sekuat dari pertanyaan pertama bahwa Firman dapat menyelamatkan tanpa Roh Kudus. Karena Reformed menyadari Roh Kudus dapat bekerja di luar Firman ini, tetapi jarang; sangat jarang terjadi. Tetapi, ketika Roh Kudus bekerja, pasti tidak akan berkontradiksi dengan Firman, dan pasti akan membuat seseorang di mana Roh itu bekerja akan mengasihi, akan membaca dan bergantung pada Firman. Siapa yang menggambil kalimat yang ke-2 ini dengan menekankan dengan mutlak, maka saudara dan saya akan jatuh kepada pencobaan dari setan. Siapa yang mengatakan bahwa kalau Roh Kudus terbebas dari Firman karena Dia adalah Allah pribadi yang ke-3 dan Dia boleh mengerjakan apa pun saja terlepas dari Firman, dan saudara menegaskan kalimat itu, kita pasti akan jatuh di dalam pencobaan setan. Kalau saudara-saudara melihat sejarah dari masa lalu orang-orang Puritan berdebat dan melawan orang-orang Quaker. Pada saat ini saudara akan menemukan orang-orang Karismatik yang menganggapnya demikian. Mereka percaya dan mereka mengklaim bahwa mereka mendapatkan sesuatu penglihatan atau sesuatu wahyu dari Roh Kudus tanpa mereka mengeceknya di dalam Firman. Memisahkan pekerjaan Roh dari Firman sedemikian jauh, akan membawa kita kepada pencobaan untuk jatuh ditipu oleh setan.
Sekarang kita akan masuk di dalam hal ini sebagai aplikasi bagi kita. Reformed sudah menegaskan berkali-kali. Alkitab sudah menggambarkannya berkali-kali bahwa khotbah bisa menyatukan tulang, tetapi tidak bisa menghidupkan. Untuk bisa menghidupkan Aku akan mengutus Roh-Ku hai Yehezkiel. Tidak ada Firman yang dapat menyelamatkan, tidak ada khotbah yang dapat menyelamatkan tanpa pekerjaan Roh Kudus. Maka perhatikan baik-baik, Firman itu sangat penting. Seorang pengkhotbah dengan kesetiaan teologia kepada Firman itu sangat penting. Tetapi bergantung kepada Roh Kudus juga luar biasa penting. Ingatlah bahwa orang-orang Puritan dan Martyn Lloyd-Jones sendiri mengatakan berkali-kali, ‘The Dead of Orthodoxy’. Beberapa waktu yang lalu saya mengajar, dan ketika saya mengajar, kami sampai pada Spiritual Theology. Saya tahu sekali karena apa yang ada dalam pikiran mereka (mahasiswa) adalah persis seperti apa yang pernah saya pikirkan. Teolog-teolog muda, orang-orang yang baru pertama kali masuk ke dalam sekolah teologia dan bahkan yang sudah lama pun selalu berpikir berkenaan dengan teologia itu penting dan belajar berkhotbah itu penting sekali, bahkan banyak orang sekolah teologia melihat identitas dirinya adalah apakah dia berhasil menjadi seorang pengkhotbah atau tidak. Kalau dia kurang berhasil menjadi seorang pengkhotbah dia adalah orang yang failed. Jadi seumur hidup mereka, mereka mengejar bagaimana caranya untuk menjadi seorang pengkhotbah, bahkan seluruh jemaat pun akan membandingkan seseorang dengan orang lain adalah dari khotbahnya, maka ini mati-matian dikejar oleh orang-orang dari sekolah teologia. Saya tidak mengatakan itu salah, tetapi saya bertanya kepada mereka, suatu pertanyaan bagi saya sendiri, “Lebih sulit mana, belajar teologia dan belajar berkhotbah daripada menggerakkan jemaat untuk berdoa?” Dan mereka terkejut. Saya tidak sedang suka dengan keterkejutan mereka, tetapi inilah kesalahan dari kita semua termasuk saya. Kita menekankan kesetiaan kepada teologia dan itu mutlak. Kita menekankan berkenaan dengan satu khotbah yang baik dan itu mutlak, tetapi kita lupa bahwa itu tidak bisa menghadirkan kehidupan, walaupun sesetia apapun kita. “Roh-Ku”, demikian kata Allah yang akan menghidupkan mereka. Itulah sebabnya bahwa di dalam ayat-ayat ini menegaskan sesuatu yang sangat penting. Semua tulang menyatu, otak, daging dan kulit, tetapi tidak ada nafas. Tidak ada nafas. Gereja ini akan terlihat dari luar baik, setia, berharap kita bisa setia dalam doktrin. Dan kalau saudara-saudara adalah orang yang cara berpikirnya analytical, pasti saudara-saudara menyukai teologia Reformed, tetapi itu bahkan tidak akan mengubah apapun saja di dalam hidup kita.
Firman yang kebenaran hanya akan membuat kita terpesona, tetapi tidak pernah membuat transformasi dalam hidup kita. Berapa banyak yang terjadi dan itu juga terjadi di dalam hidup kita. Kita berjuang dalam teologia Reformed, kita menyatakan kebenaran tetapi kesombongan terus ada dalam hidup kita. Kita mau untuk mengalahkan dunia, untuk membawa kepada Kristus tetapi dosa yang Kristus sendiri hardik, paling besarpun tidak pernah kita bisa matikan. Kita sudah mendengar pengajaran berkali-kali, ribuan, bahkan melalui Youtube, melalui khotbah, melalui apapun, bible study, semakin kita mendengar, semakin kita tidak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi dalam hidup kita. Tidak ada apapun saja yang terjadi, tidak ada transformasi. Hanya sedikit letupan-letupan dari sinar saja kemudian kita merunduk, hal yang sama dengan beberapa tahun yang lalu. Oh, tulang itu bisa bersatu, tetapi tidak pernah ada kehidupan. Kita harus belajar Firman. Kita tidak bisa menyimpang dari Firman. Kita harus belajar teologia yang benar. Tetapi kita harus belajar mencari wajah Allah dan belas kasihan-Nya di dalam Roh Kudus. Berapa banyak anak muda yang luar biasa sombong. Engkau membaca satu persatu buku-buku teologia, tetapi tidak pernah belajar untuk jiwamu berlutut. Apakah engkau pikir dengan teologia bisa membereskan dosa manusia? Tidak! Tidak pernah! Lihat lembah dari tulang-tulang kering ini. Pelajaran yang luar biasa penting. Dia tidak akan pernah hidup, kecuali Roh Tuhan bekerja. Sekali lagi, titik beratnya adalah Tuhan mau menyatakan kepada Yehezkiel dan gereja-Nya, “Yehezkiel, di tengah seluruh kematian Israel tidak ada jalan keluar bagi keadaan ini, kecuali Roh-Ku yang mengatasinya.”
Sekarang mari kita lihat apa tujuan arti penglihatan ini di dalam konteksnya. Tuhan menyatakannya dari ayat 11-14: Anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Ini bukan sekedar gambaran tentara. Tuhan sudah menyatakannya itu tentara, tetapi sebenarnya adalah seluruh bangsa. Kalau saudara-saudara melihat beberapa commentary, saudara akan menemukan bahwa ada orang-orang yang mengatakan penglihatan ini adalah penglihatan zaman akhir, kebangkitan zaman akhir. Tetapi pada intinya ini bicara berkenaaan dengan keadaan seluruh kaum Israel. Seluruh Israel mengatakan, “Tulang-tulang kami telah kering dan harapan kami telah hilang, kami sudah terputus.” Apa konteksnya saudara-saudara? Teriakan ini adalah teriakan umat Allah di pembuangan di Babel pada waktu itu. Umat yang dipimpin Allah keluar dari Mesir, membelah lautan, menaklukkan Firaun, melewati padang gurun 40 tahun dengan mukjizat setiap hari, tiang awan dan tiang api dan masuk ke dalam Tanah Perjanjian dengan mengalahkan satu per satu bangsa-bangsa yang jauh lebih besar daripada mereka. Dimulai dari Yerikho dan sampai mereka bisa meng-establish, membangun satu kerajaan sampai gilang gemilang di bawah pimpinan Daud. Tetapi seluruh catatan sejarah itu sekarang sudah hilang. Seluruh bangsa ini sudah tidak ada lagi. Israel sudah terbunuh. Mereka semua diserakkan. Tidak ada lagi kerajaan. Tidak ada lagi Bait Allah dengan shekinah, The present of God-nya. Tidak ada lagi tanah Israel. Tidak ada lagi imam yang mempersembahkan korban. Semuanya mereka sudah habis, sudah ditinggal sendirian, tersebar, terserak dan tersendiri. Dengan singkat kata, bangsa ini sudah musnah. Kalau saudara-saudara masih ingat Yerusalem adalah ibu kota dari Yehuda. Kalau saudara-saudara melihat dalam Alkitab, ada tulisan ‘Yehuda’, itu berarti Israel Selatan. Kalau saudara-saudara bicara mengenai ‘Efraim’, itu adalah 10 suku, Israel Utara. Tahun 722, Israel Utara semua dihabisi oleh Asyur, dibuang ke seluruh negeri, kemudian 10 suku ini tidak ada lagi. Dan Israel Selatan ditawan oleh Babel. Pembuangan terjadi 3 kali. Kalau saudara-saudara membaca sejarah, 605 sebelum Yesus Kristus lahir maka itu adalah pembuangan pertama; hasil panen dihabisi oleh Allah kemudian Daniel dan orang-orang yang terpelajar, yang pintar-pintar IQ-nya dibawa dari Yerusalem menuju kepada Babel. Pembuangan yang kedua adalah tentara Babel datang lagi dan menghabisi Israel lagi, kemudian pemimpin-pemimpin yang paling atas dan kaum bangsawan disingkirkan pada tahun 597 sebelum Kristus. Di situlah Yoyakim, di situlah Ibu suri, di situlah Yehezkiel diangkut dan Babel kembali ke tempatnya. Beberapa belas tahun kemudian datang lagi, dan ini adalah the fall of Jerusalem, tepatnya 14 Agustus 586 sebelum Kristus. Bait Allah dihancurkan, seluruh kota Yerusalem dibakar dan semua orang diangkut ke Babel, kecuali hanya orang-orang miskin, orang-orang sakit dan Yeremia yang tertinggal disana. Saya ingat ini, hati saya remuk. Allah luar biasa benci kepada umat-Nya, “Saya mengatakan engkau pelacur, engkau sundal, dan dihabisi.” Tetapi saya tidak tahu kenapa ketika dihabisi, Dia meninggalkan Yeremia di tempat itu, membawa Yehezkiel untuk bersama umat yang menengah ke bawah di Babel, Yehezkiel di tengah-tengahnya dan menempatkan Daniel di pemerintahan Babel. Tuhan tidak pernah tidak mencintai umat-Nya, meskipun Dia marahnya luar biasa, seluruh orang Yehuda dibawa, ditawan di Babel.
Mari kita sekarang lihat apa yang ada di sekitar Yehezkiel. Bukankah kita masih mengingat kalimat-kalimat pemazmur yang kurang lebih seperti ini, “Di tepi sungai Babel, disana kami menggantungkan kecapi kami.” Mereka menggantungkan alat kegembiraan itu, mereka tidak ada lagi alasan untuk bersukacita. Tetapi musuh-musuh, orang babel itu mengatakan, “Ayo turunkan kecapimu, mainkan bagi kami lagu, yang sedih juga tidak apa-apa, kami ingin sekali engkau menari dan menyanyi hai Israel.” Dan orang-orang Israel di situ mengatakan, “Bagaimana kami bisa menyanyikan lagu Sion di negeri asing?” Perhatikan baik-baik, Allah Perjanjian yang mengikatkan diri-Nya dengan umat perjanjian-Nya. Melalui Bait Suci yang dijanjikan di tanah perjanjian itu seluruhnya musnah. Itulah sebabnya umat masuk dalam keputusasaan besar, itulah sebabnya saudara menemukan titik berat dari puisi Ibrani; “Tulang kami mengering dan harapan kami hilang.” Beberapa puluh tahun sebelumnya, maka Daud pernah mengatakan, “Hidupku dihabiskan oleh kesedihan dan tahun-tahunku dipenuhi dengan keluh kesah, kekuatanku melemah karena penderitaanku dan tulang-tulangku melemah.” Tulang-tulang ini sudah mengering, karena bangsa ini sudah hancur, mereka ada dalam jurang keputusasaan, tidak ada harapan secuilpun. Singkatnya bangsa ini sudah mati, ini adalah lembah tulang kering. Yehuda telah dihajar dan dihancurkan. Dimusnahkan dari muka bumi. Diserakkan di tangan para musuhnya. Maka Tuhan mendatangi Yehezkiel dengan seluruh penglihatan ini. Yehezkiel tidak disuruh untuk menceritakan ini kepada bangsa Israel, tetapi Tuhan membawa semua ini, ada sesuatu yang mau dinyatakan kepada Yehezkiel. “Apakah tulang ini bisa dihidupkan kembali?” Tuhan mau mengatakan, “Tidak mungkin Yehezkiel, tidak mungkin, kecuali Aku mengutus Roh-Ku menghidupkannya.” Ini adalah kunci revival. Inilah kunci kebangunan bagi gereja, bagi keluarga kita, bagi rohani kita, bagi seluruh bangsa. Roh Allah kalau Dia berkehendak melalui Firman dan melalui Roh-Nya, baru revival terjadi. Apakah saudara mengerti bahwa revival itu luar biasa, hampir mustahil kalau bukan anugerah. Itu benar untuk Israel, dan Alkitab dalam Perjanjian Baru juga mengatakan, itu benar bagi kita. Ya, benar bagi kita. Di dalam kitab Roma, ada kalimat Paulus: Hanya ada 2 jenis manusia, yaitu orang yang mati dan hidup. Yang mati adalah mati di dalam daging dan yang hidup adalah hidup karena Roh. Ini adalah prinsip yang sama dalam Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Prinsip yang sama dari Israel, kepada gereja, kepada pribadi kita sampai kepada akhir zaman.
Di dalam kehidupan Kristen, tidak ada yang dapat mengalahkan sifat dosa kita yang mematikan, selain Roh Allah. Semua yang hidup dengan sifat daging, sifat dosa memiliki pikiran yang tertuju untuk keinginan sifat itu. Tetapi mereka hidup oleh Roh, mereka akan memiliki pikiran yang selaras dengan Roh tersebut. Ketika bicara berkenaan dengan pikiran, maka Paulus bukan menyatakan proses rasional saja, tetapi berbicara berkenaan segala sesuatunya. Intelligent, kasih sayang, kemauan, seluruh jati diri kita apakah ditaklukan oleh dosa yang mematikan atau dihidupkan oleh Roh. Yang dihidupkan oleh Roh akan menerima pembenaran, pengudusan, pemuliaan dan seluruhnya tidak akan terpisah. Dari yang mati, tulang itu menjadi hidup, maka, itu adalah kebangunan, itu adalah kebangkitan dan mutlak Roh Kudus bekerja. Ketika Roh Kudus bekerja Yesus mengatakan, “Seluruh murid jangan engkau pergi, seluruh murid tunggu di sini sampai engkau dipenuhi oleh kekuasaan dari tempat yang tertinggi.” Gereja dari sejak pertama diminta untuk tidak take it for granted dengan Roh Kudus. Murid-murid sudah dilatih oleh Yesus Kristus. Seharusnya mereka bisa diutus bukan? Tetapi mereka diminta untuk berdoa. Berdoa untuk minta Roh Kudus turun. Saudara, kita berdoa bukan minta Roh Kudus turun karena Roh Kudus sudah turun dari sejak Pentakosta. Kita tidak minta Roh Kudus turun lagi seperti banyak orang Pentakosta. Tetapi secara rohani prinsip ini benar, ada sesuatu preparation di dalam doa, preparation di dalam hati sebelum Tuhan mengirimkan Roh-Nya kepada kita. Yesus sendiri di dalam pengajaran-Nya mengatakan, “Bapa di Surga akan memberikan Roh Kudus kepada siapa yang meminta kepada Dia.” Kita harus menjadi satu gereja yang sungguh-sungguh mendedikasikan hati kita, belajar Firman dan belajar untuk mengenal, mencari dan mengejar urapan Roh Kudus.
Hal terakhir, lihat apa yang Yehezkiel itu nyatakan. Allah mengatakan kepada Yehezkiel, “Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan.” Ayat 13, “Pada saat Aku membuka kubur-kuburmu, membangkitkan kamu hai umat-Ku dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu dan kamu akan mengetahui bahwa Aku Tuhan yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah Firman Tuhan.” Perhatikan, untuk apa semua ini dilakukan oleh Tuhan? Bangsa itu sudah memberontak kepada Tuhan. Bangsa itu sudah tidak ada lagi, sudah musnah, sudah terbunuh dan pengharapan mereka sudah tidak ada lagi. Mereka tulang yang kering di kumpulan di lembah itu tetapi Tuhan berfirman kepada mereka, kemudian Tuhan mengutus Roh-Nya menghidupkan mereka kembali menjadi satu tentara yang bergerak di muka bumi ini. Sekarang pertanyaannya adalah, ‘Untuk apa Tuhan?’ Tuhan menyatakannya di sini, “Supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan.” Oh, kalimat ini muncul berkali-kali di seluruh buku Yehezkiel. Semua ini supaya seluruh bangsa tahu siapa Tuhan. Semua ini untuk Yehezkiel, saudara dan saya tahu siapa Tuhan. Siapa Dia yang suci? Siapa Dia yang berkasih karunia? Siapa Dia yang bekerja di tengah-tengah hidup kita? Allahnya Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Daniel, Daud yang tidak pernah lupa akan janji-Nya. Dia adalah Allah yang tidak berubah di tengah-tengah kita yang berubah. YHWH, God of Covenant, di dalam Yesus Kristus. Ini adalah segala sesuatu, all about God, not about Israel. Semua ini adalah tentang Tuhan. ini cerita Tuhan berintervensi bukan cerita tentang pelayanan kita, gereja kita, setianya kita. Kalau Tuhan kehendaki, dalam beberapa bulan kita akan mengadakan 10 tahun hari perjuangan. Biasanya setiap tahun ada perjalanan gereja kita yang ditayangkan di video. Dan ketika itu nanti ditayangkan, semua saudara yang membuat video ini, masukkan ini dalam hatimu. Ketika semua ini ditayangkan, apa yang ada di dalam pikiran orang yang melihatnya? “Oh, hebat ya GRII Sydney. Oh, hasil karyamu hebat ya, engkau benar-benar dipakai oleh Tuhan.” Saya hanya mau satu, “And they will know that I am the Lord.” Nanti seluruh hidup kita akan berakhir. Dan jikalau ada rekaman videonya dan ditayangkan, apakah kita yang melihatnya kembali dan seluruh umat di dunia ini yang melihat video kehidupan kita akan mengenal Allah yang berintervensi dalam hidup kita? Saya tidak tahu saudara diselamatkan atau tidak. Tetapi jikalau Roh Allah bekerja dalam hidup saudara. Kalau saudara bukan saja tulang yang disatukan, tetapi nafas yang diberikan; saudara mendapatkan keselamatan. Itu bukan untuk saudara nikmati, tetapi supaya dunia tahu dan saudara dan saya sendiri tahu bahwa Dia, Allah. “And they will know that I am the Lord.” Kiranya Nama-Nya dipermuliakan, biar hanya Dia ditakuti, dan kiranya Roh-Nya kita cari seumur hidup. Mari kita berdoa.