Penderitaan
Why 21:4-8, Ibr 5:7-10, 4:15-16
Saudara sekalian, pada pagi hari ini saya mau mengajak kita memikirkan satu tema yaitu tentang penderitaan. Saya tadi tidak ada janjian sama liturgis. Tadi liturgis sudah mengatakan bahwa kita semua di dalam dunia ini, bukan hanya orang-orang yang tidak percaya, termasuk orang-orang Kristen, mengalami penderitaan, tetapi sebaliknya juga benar, bukan hanya orang-orang Kristen yang menderita dan bukan hanya orang Kristen yang perlu mengerti artinya penderitaan, tetapi sebenarnya orang dunia ini juga bergumul di dalam penderitaan. Bagaimana sebenarnya manusia menghadapi penderitaan di dalam dunia ini? Mempelajari orang-orang dari segala agama dari segala latar belakang yang juga mengalami penderitaan itu sebenarnya sangat menarik. Beberapa hari setelah peristiwa Sandy Hook Elementary School shooting tahun 2012 di Amerika, di mana 26 orang mati ditembak dan di antara 26 orang itu, 20 adalah anak-anak yang berumur 6-7 tahun. Salah satu penembakan yang memang sering terjadi, tetapi salah satu yang paling mengerikan terjadi di Amerika, maka beberapa hari setelah itu terjadi, New York Times mencetak satu tulisan Pastor Katolik atau Pendeta Katolik, dia memberi judul di dalam tulisannya itu ‘Why God?’ Dia meresponi kejadian itu dan merefleksikan bagaimana kita boleh mengerti akan kesulitan, penderitaan, kematian yang dialami oleh banyak orang di New York pada saat itu. Saudara sekalian, setelah dia mem-publish tulisan itu, banyak orang meresponi artikel yang dia tulis. Ada ratusan orang yang meresponi dan kebanyakan dari respon itu tidak setuju terhadap tulisan pendeta ini tetapi yang menariknya, tidak setujunya mereka itu juga bertentangan satu dengan yang lain. Jadi artinya, orang-orang memiliki banyak cara mengerti, berespon terhadap penderitaan yang semua orang di dalam dunia ini sebenarnya mengalami. Setiap agama, setiap filsafat, setiap pemikiran yang ada dalam dunia ini, mereka harus berpikir bagaimana harus meresponi dan bagaimana harus mengerti akan penderitaan yang dialami oleh mereka dan oleh setiap manusia yang hidup di dalam dunia ini. Tentu tidak di dalam scope-nya kita mempelajari dan bagian-bagian pandangan-pandangan yang berbeda tentang bagaimana orang-orang itu meresponi akan penderitaan.
Saya akan ajak kita hari ini mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang bagaimana manusia harus mengerti dan menghadapi penderitaan ini. Saya percaya inilah yang patut kita renungkan di dalam ibadah pada pagi hari ini, bukan hanya akan memberi pengertian yang tepat kepada kita, tetapi juga akan membentuk hati kita dan menguatkan kita untuk menghadapi penderitaan di dalam dunia ini. Saya mengajak kita merenungkan tiga doktrin yang powerful yang menolong kita untuk mengerti dan menghadapi penderitaan yang kita alami.
Doktrin pertama yang kita akan renungkan adalah doktrin penciptaan dan kejatuhan manusia dalam dosa. Bagian ini kita tidak baca Alkitabnya karena saya percaya banyak di antara kita semua sudah familiar dengan kebenaran ini tetapi saya ajak kita boleh memikirkan di dalam konteks bagaimana doktrin ini menolong kita mengerti dan menghadapi penderitaan yang kita hadapi yang sedang kita alami. Mengerti akan doktrin creation and fall menolong kita mengerti bahwa pertama-tama Tuhan menciptakan seluruh dunia ini adalah sebenarnya dunia yang baik bahkan sangat baik. Di dalam penciptaan yang pertama, maka tidak ada penderitaan, maka tidak ada kesulitan, maka tidak ada kematian. Tuhan menciptakan segala sesuatu, dikatakan dalam Alkitab sebagai shalom, ada damai sejahtera dari Allah kepada manusia, di antara manusia dan antara manusia dengan ciptaan yang lain. Setiap hari Tuhan menciptakan hari pertama, hari kedua, hari ketiga, Tuhan mengatakan itu baik, itu baik dan itu baik. Tuhan adalah yang berkuasa atas segala sesuatu, berdaulat atas segala sesuatu, yang menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya, maka segala sesuatu jadi. Dan Dia melihat akan apa yang Dia sudah kerjakan dan Tuhan sendiri senang akan karya-Nya dan Dia mengatakan, “It was good.” Bahkan ketika Dia selesai mengerjakan seluruh penciptaan, dari penciptaan manusia maka Dia mengatakan, “It was very good,” dan manusia juga bersukacita di dalam ciptaan yang Tuhan sudah berikan itu. Ada relasi yang indah antara manusia dengan Allah dan ketika Hawa diciptakan dan diberikan kepada Adam, maka Adam sangat bersukacita dan mengatakan, “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Di situlah sukacita Adam dan Hawa dan mereka dipersatukan di dalam pernikahan yang dibuat di surga dan mereka diberikan tugas untuk beranak cucu, bertambah banyak, menguasai seluruh ciptaan, dan mereka mengerjakan tugas itu dengan sukacita dan dengan keberhasilan yang pasti, karena memang itulah yang Tuhan inginkan untuk mereka kerjakan.
Tetapi, kita tahu kemudian suatu tragedi terjadi di dalam ciptaan Tuhan ini. Manusia kemudian melawan Tuhan dan dari situlah kemudian manusia jatuh dalam dosa, dunia terkutuk oleh Tuhan dan manusia mengalami segala akibat daripada dosa. Relasi yang baik dengan Tuhan sekarang menjadi relasi yang menakutkan bagi manusia. Ada seorang yang menceritakan seperti ini. Di dalam satu sekolah, ada seorang guru memerintahkan murid-muridnya, “Sekarang adalah waktunya kalian boleh menggambar bebas,” maka banyak anak yang mulai menggambar gunung, menggambar binatang dan sebagainya, tetapi kemudian ada satu anak yang menggambar satu gambar yang sangat aneh yaitu dia menggambar mata yang sangat kereng dan sangat mengerikan.
Kemudian guru ini bertanya kepada anak itu, “Apa yang kamu gambar?” Dia mengatakan, “Saya mengambar sebuah mata.” “Apa maksudnya kamu menggambar sebuah mata?” Dia bilang, “Ini adalah matanya Tuhan. Mata Tuhan yang selalu melihat semua perbuatan yang saya lakukan, dan saya sangat marah dan tidak suka akan hal itu, dan saya ingin colok mata itu!”
Saudara-saudara, itulah manusia yang berdosa. Manusia yang berdosa, manusia yang tadinya relasi dengan Tuhan begitu baik, tetapi sekarang kehadiran Tuhan menjadi menakutkan bagi manusia. Tadinya hubungan antara manusia dengan manusia lain itu adalah akrab dan begitu indah, tapi ketika manusia jatuh dalam dosa, maka sekarang manusia itu berkata, “Perempuan yang kau tempatkan di sisiku itulah yang memberi aku makan, maka aku makan sehingga aku jatuh di dalam dosa.” Dengan satu kalimat itu dia putus hubungan dengan Tuhan, dia putus hubungan dengan manusia lain, dan dari situlah kita melihat begitu banyak kesulitan, penderitaan dan bahkan kematian terjadi di dalam hidup manusia. Di dalam Kejadian 5, right after manusia jatuh dalam dosa, maka di situ dikatakan, ditegaskan Adam hidup 930 tahun kemudian dia mati, dan kemudian keturunannya hidup berapa ratus tahun dan mati, dan kemudian anaknya lagi hidup berapa ratus tahun dan mati, mati, mati. Kejadian 5 menegaskan kepada kita bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan manusia sekarang. Tetapi kalau kita mengerti bahwa itu bukanlah rencana Tuhan yang dari awal, maka kita akan tahu bahwa bukan hanya orang-orang muda yang mati yang menyedihkan dan bukan rencana Tuhan, tetapi bahkan orang yang umurnya 90 tahun yang mati dengan tenang, itu pun bukanlah rencana awal dari Tuhan pada mulanya. That is not the way it’s supposed to be. Juga kematian di dalam umur berapa pun sebenarnya bukanlah rencana awal dari Tuhan, tetapi ini adalah karena keberontakan manusia terhadap Tuhan, karena ketidaktaatan manusia, maka manusia kemudian jatuh di dalam dosa dan dari situ semua kesulitan, penderitaan dan kematian itu tiba di dalam hidup manusia.
Saudara sekalian mengerti fakta bahwa manusia dan seluruh dunia sudah jatuh di dalam dosa, juga berarti kita mengerti bahwa orang-orang yang mengalami penderitaan yang banyak dan mengalami penderitaan yang sangat berat, belum tentu adalah orang yang lebih berdosa daripada orang yang menderita sedikit. Ini justru adalah kesalahan dari teman-teman Ayub ketika mereka melihat Ayub yang begitu menderita. Melihat Ayub, yang semua anak-anaknya mati, semua barang, semua yang dia miliki dihancurkan, bahkan dirinya sendiri menderita begitu kesakitan dari kepala sampai ujung kaki, maka teman-temannya yang pertama-tama simpati kepada dia, tetapi kemudian akhirnya mulai menghakimi Ayub. Mereka berkata, “Bagaimana mungkin engkau mengalami penderitaan seperti demikian kalau bukan karena engkau melakukan dosa yang sangat besar?” Dan penghakiman Tuhan datang justru bukan kepada Ayub, tapi kepada teman-temannya yang menghakimi Ayub.
Saudara sekalian, seorang dokter Kristen menyelidiki dan mempelajari akan kekompleksan tubuh manusia, maka dia mengatakan dia semakin kagum bahwa ada tubuh yang bisa berjalan berfungsi dengan baik. Kalau ada bayi yang lahir tanpa cacat, itu adalah suatu keajaiban. Ada begitu banyak hal yang bisa menjadi salah di dalam kandungan itu. Tapi ketika bayi itu akhirnya lahir dengan sempurna tanpa cacat, itu adalah anugerah Tuhan yang besar. Kalau tubuh kita tetap bisa bernafas pada waktu kita tidur, itu adalah anugerah Tuhan. Pada waktu kita tidur, pencernaan itu tetap bisa berjalan dan kemudian pada waktu kita tidur, sebenarnya tubuh kita ada self-healing untuk melawan penyakit, itu adalah sesuatu yang ajaib. Saudara sekalian, dengan kata lain ketika tubuh kita sakit dan kita mengalami penderitaan di dalam dunia yang sudah berdosa ini, maka seharusnya kita bukan bertanya, “Why me?” Tetapi sebenarnya kita bisa bertanya, “Why not me?” Karena ini adalah dunia yang sudah jatuh di dalam dosa, maka kesulitan dan penderitaan adalah bagian dari hidup manusia. Ini bertentangan dengan apa yang beberapa golongan Kristen seperti termasuk Practical Days dari para pemuda di Amerika. Saya perhatikan juga banyak orang, termasuk orang-orang yang ada di Australia ini, yang percaya seperti teolog Christian Smith itu mengatakan bahwa orang-orang yang disebut Practical Days ini percaya bahwa tugas utama Tuhan adalah memberikan apa yang saya butuhkan. Mereka percaya bahwa hanya mereka yang sangat-sangat jahat yang layak mengalami penderitaan dan layak dihukum. Sedangkan saya yang tidak sempurna, ada kesalahan tapi saya tidak sejahat-jahat amat, maka sebenarnya saya adalah orang-orang yang layak menerima hidup yang comfortable di dunia ini. Jadi saudara sekalian, orang-orang yang berpikir dan mengenal Tuhan seperti demikian, dan tidak menyadari ini adalah dunia yang sudah terkutuk karena dosa dan kita semua adalah orang berdosa yang layak menerima murka Tuhan, maka orang-orang yang demikian akan mengalami disillusion menjadi bingung, menjadi kecewa kepada Allah ketika mereka mengalami kesulitan dan penderitaan.
Jadi, saudara sekalian mengerti dan percaya doktrin creation and fall ini, pertama-tama membuang akan self-pity dan menguatkan jiwa kita untuk menerima segala kesulitan dan penderitaan yang mungkin kita hadapi, tetapi bukan hanya menguatkan kita menggertakkan gigi dan menerima penderitaan itu, melainkan mengerti akan doktrin creation and fall khususnya doktrin creation, kita mengetahui bahwa ada pengharapan bagi kita di dalam dunia ini. Ada pengharapan kita, karena kita mengerti dunia yang kita alami, kesulitan penderitaan dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini, bukanlah original plan daripada Tuhan. Ada pengharapan yang Tuhan tidak akan membiarkan dunia ini ada di dalam keadaan yang terus terkutuk dan hidup di dalam dosa dengan segala akibatnya.
Saudara sekalian, doktrin ke-2 yang kita renungkan pada pagi hari ini, yang memberi kepada kita pengharapan dan kekuatan dan bagaimana mengerti segala penderitaan kita, adalah doktrin dari final judgement atau penghukuman terakhir dan pembaharuan ciptaan dan itulah yang kita baca tadi dari Wahyu 21. Saudara sekalian, banyak orang yang tidak percaya akan judgement day. Mereka bertanya, “Bagaimana Allah yang penuh kasih itu boleh atau akan menghukum manusia selama-lamanya?” Tetapi sebaliknya, kalau kita pikirkan lebih dalam, maka sebenarnya kalau tidak ada judgement day, bagaimana dengan segala kejahatan mengerikan yang sudah terjadi di dalam dunia ini. Sebenarnya kalau tidak ada judgement day, tidak ada hari penghakiman dari Tuhan kepada semua manusia, maka sesungguhnya manusia itu akan kehilangan pengharapan ketika menghadapi segala macam kesulitan dan penderitaan. Dan saudara bisa bayangkan orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesulitan karena kejahatan dan dosa orang lain seperti keluarga-keluarga yang anaknya pagi-pagi sekolah keluar, siangnya sudah menjadi mayat.
Dan akhir-akhir ini atau beberapa hari terakhir saya sempat mengikuti satu film yang menarik, yang baru akan diputar di Australia minggu ini dan saya belum nonton, tapi mungkin saya akan nonton hari Kamis ini. Filmnya berjudul ‘Sound of Freedom’. Saya belum nonton tetapi saya baca banyak review-nya. Itu sesuatu yang saya rasa film yang patut kita nonton. Ini adalah film true story tentang seorang CIA agent atau agen dari pemerintah Amerika, yang akhirnya terlibat masuk ke dalam tugas untuk membebaskan anak-anak yang di-abuse, sexually abuse menjadi sex-traffic. Ini film yang sangat serius, sangat mengerikan, karena ada begitu banyak, ribuan mungkin, anak-anak yang dijual menjadi budak sex dari orang-orang yang rusak serusak-rusaknya. Kalau saudara mengikuti berita juga, berapa waktu yang lalu, ada ratusan orang-orang di Australia termasuk yang ditangkap, dan ketika dibongkar rumah mereka, dibongkar di komputernya, ada ribuan child ponography di situ. Dan di situ ada film-film, video-video di mana anak-anak sedang di-sexually abuse di situ. Salah satu adegan film itu yang diberitahu, ketika CIA agent ini dia seorang Kristen, dan dia akhirnya membongkar juga jaringan child sex-trafficking ini. Dan kemudian dia harus melihat ribuan video tentang apa yang terjadi. Film itu tidak mengambarkan tentang hal itu secara langsung, tetapi film itu menyorot mata agen ini, bagaimana dia melihat anak-anak di-abuse secara sexual. Melihat dan tidak berhenti menangis.
Saudara sekalian, kalau saudara bayangkan adalah orang-orang yang begitu bejat, yang begitu rusak, yang begitu corrupt sampai ke tulang-tulangnya, kalau tidak ada judgement day, maka orang akan kehilangan seluruh pengharapan. Ujungnya hanya apa yang bisa dilakukan kepada orang seperti ini, paling jauh adalah dihukum mati, tetapi di Australia dia tidak akan dihukum mati. Dia akan dimasukkan ke dalam penjara seumur hidup. Dan seumur hidup, negara harus memberi dia makan, harus memberi dia pakaian untuk menghidupi dia sampai dia mati. Dan apa yang sudah dia lakukan kepada anak-anak itu, ratusan, ribuan anak, akan men-damage anak-anak itu seumur hidup. Kalau tidak ada penghakiman bagi orang-orang yang demikian, maka orang-orang akan kehilangan pengharapan atau orang-orang akan membawa hukum ke dalam tangannya sendiri. Kalau tidak ada hakim yang hadir yang akan menghukum mereka karena dosa dan kejahatan mereka, maka kita akan menjadi hakim itu sendiri. Tetapi, kita bersyukur kepada Tuhan karena ada penghakiman yang akan terjadi di hadapan Hakim yang paling adil. Wahyu 21:8, “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.” Kematian di dalam dunia ini bukan akhir hidup mereka, mereka akan menghadapi apa yang disebut kematian kedua yaitu hidup selama-lamanya terpisah dari Allah dalam penghakiman yang kekal.
Menyadari ada doktrin final judgement ini, justru memberi pengharapan dan belas kasihan kita kepada orang-orang yang melakukan kejahatan. Kalau Firman Tuhan mengatakan, “Bertobatlah, mengapa engkau binasa?” Ini adalah teriakan menyadari bahwa ada final judgement, mengapa engkau hidup di dalam dosa terus dan akan mengalami penghakiman Tuhan yang kekal yang tidak ada siapa pun yang bisa menanggungnya. Justru menyadari ada final judgement, memberi kepada kita kesadaran orang-orang yang melakukan kejahatan itu, mereka ada dalam keadaan yang sangat-sangat bahaya. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan supaya kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena penghakiman, vengeance, pembalasan adalah hak Tuhan. Dan ketika Tuhan yang akan menghakimi, itu adalah penghakiman yang sangat mengerikan.
Saudara-saudara sekalian, pengharapan akan judgement day dan juga pembaharuan ciptaan juga memberikan kepada kita akan kekuatan di dalam sisi yang lain. Karena pengharapan kita bukan hanya keadilan itu akan ditegakkan secara penuh dan sempurna tetapi juga Tuhan akan membalikkan seluruh akibat dosa ketika Dia datang kedua kali dan sudah dimulai ketika Dia datang pertama kalinya. Ketika Dia datang kedua kali akan terjadi pembalikan dari semua akibat dosa, kerusakan, penderitaan bahkan kematian. Tanpa final judgement dan pembaharuan ciptaan, maka kematian menjadi akhir daripada semua hidup manusia. Tetapi kita percaya, seperti pengakuan iman kita mengatakan, kita percaya akan kebangkitan tubuh, bukan hanya kebangkitan orang mati, tetapi juga kebangkitan secara tubuh kita, tubuh kita dipermuliakan, diperbaharui. Ini salah satu contoh yang artinya adalah kita bukan hanya menerima tubuh kita seperti pada masa sehat-sehatnya kita dulu, tetapi kita akan menerima tubuh yang sempurna yang tidak pernah kita alami di dalam dunia yang sudah berdosa ini. Saudara sekalian mengerti inilah satu-satunya yang hanya Tuhan bisa mengerjakannya, tanpa pembaharuan ciptaan maka tidak ada pengharapan bagi manusia yang sudah jatuh di dalam dosa ini. Tetapi ketika kita mengerti ada final judgement dan pembaharuan ciptaan, maka kita sadar ada pengharapan yang kekal dan pengharapan yang pasti di dalam Tuhan.
Dalam hidup kita, kita tidak pernah bisa undo apa yang sudah terjadi, kita tidak bisa membalikkan apa yang sudah terjadi. Kita hanya di komputer bisa undo, tapi kalau kita sudah terjadi kerusakan maka kita tidak bisa membalikkan kembali. Dua puluh enam orang yang sudah mati ditembak tidak bisa kembali lagi, yang hanya bisa dilakukan oleh manusia adalah membunuh kembali orang yang membunuh anak-anak, itupun tidak mengembalikan orang yang sudah mati. Tetapi di dalam Kristus, ketika ada pembaharuan ciptaan, maka kita tahu ada pengharapan yang pasti di dalam Tuhan. Inilah sebabnya Fanny Crosby mengatakan kalimat ini waktu dia ditanya. Saudara tau Fanny Crosby, yang lagu-lagunya sering kita nyanyikan, dan ada ribuan lagu yang begitu indah yang selalu menggerakkan hati kita waktu kita menyanyikan lagu Fanny Crosby. Dia satu kali ditanya oleh seseorang, “Apakah kamu kalau Tuhan mau dan Tuhan akan lakukan, apakah kamu mau Tuhan menyembuhkan matamu yang buta itu?” Maka dia mengatakan satu kalimat, “Tidak, kalau Tuhan bisa sembuhkan dan saya percaya Tuhan bisa sembuhkan, kalau Tuhan pun mau Tuhan akan menyembuhkan, saya lebih pilih untuk tidak disembuhkan mata saya.” “Kenapa demikian?” Dia mengatakan, “Karena saya ingin ketika mata saya nanti terbuka di dalam kedatangan Kristus kedua kali dan mataku menjadi mata yang sempurna melihat dengan begitu jelas dan begitu sempurna, maka wajah yang pertama yang saya lihat adalah wajah Juruselamatku.”
Saudara sekalian, inilah pengharapan yang pasti anak-anak Tuhan yang di dalam Kristus, yang percaya final judgement dan juga pembaharuan ciptaan. Bahwa ada kekalahan total dari dosa dan kejahatan. Tim Keller mengatakan kalimat seperti ini, “Ketika Kristus datang kedua kali, evil will not just be an obstacle to our beauty and please (Kejahatan bukan hanya menjadi halangan dari keindahan dan kebahagian kita) but it will only make it better (namun keberadaan kejahatan itu justru membuat sesuatu yang lebih indah). Evil would have accomplished the very opposite of what it intended (kejahatan akan mencapai sesuatu yang bertentangan dengan tujuannya).
Saudara-saudara sekalian, inilah pengharapan kita di dalam Tuhan. Inilah apa yang Tuhan ajarkan kepada kita di tengah segala kesulitan penderitaan ketika Kristus datang kedua kali. Dia akan menghapus segala air mata dari mata kita dan maut tidak akan ada lagi, tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis. Sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Di dalam dunia ini akan ada air mata, tidak ada pernikahan yang tidak ada air mata, tidak ada kehidupan kita yang tidak ada penderitaan, tetapi ada pengharapan yang pasti di dalam Tuhan. Ketika Kristus datang kedua kali, maka semua air mata kita khususnya air mata yang kita alirkan karena kita mau mentaati kehendak Tuhan, terutama air mata yang dialirkan karena kita menangisi orang yang berdosa, air mata yang dialirkan karena kita ingin melakukan kehendak Tuhan tetapi kadang kita gagal, ketika Kristus datang kedua kali, Dia akan menghapus segala air mata itu dari kita, dan itulah penghiburan yang terbesar yang kita alami.
Saudara-saudara sekalian, doktrin ke-3 yang penting yang kita renungkan pada pagi hari ini adalah doktrin inkarnasi dan penebusan Kristus. Itulah yg kita baca dari Ibrani 4-5. Dan di sinilah iman Kristen itu mencapai puncak keunikan dan keagungannya, dan sekaligus Firman Tuhan itu menjadi sumber kekuatan dan penghiburan yang sangat besar di dalam menghadapi penderitaan kita. Tidak ada agama, filsafat atau kepercayaan apa pun yang memberitakan Allah yang menjadi manusia dan mengalami penderitaan bahkan mati bagi kita.
Seorang Teolog, John Dickson satu kali berkhotbah di universitas di Sydney, dan dia memberi khotbah atau speech-nya itu dengan judul ‘The wounds of God’ atau ‘Luka dari Allah’. Setelah dia memberikan, memaparkan khotbahnya, dan kemudian masuk ke dalam Q & A. Dan pada waktu Q & A itu ada seorang muslim yang bertanya. Dia berkata seperti demikian, “Betapa aneh dan tidak masuk akal ajaran tentang Pencipta alam semesta yang ditaklukkan oleh ciptaan-Nya. Bahwa Dia itu harus makan, tidur, ke toilet, apalagi harus mati.” Maka John Dickson meresponi demikian, “Komentarmu sangat pintar, logis dan beradab.” Dan orang muslim ini melanjutkan, “Sangat tidak logis bahwa Allah penyebab segala sesuatu itu bisa dilukai dan disiksa oleh manusia ciptaan-Nya.” Dan Dickson merasa bahwa dia tidak perlu merespon apa-apa kecuali mengatakan demikian, “Terima kasih kamu telah mengatakan keunikan berita Kristen dengan sangat jelas.” Saudara sekalian, apa yang dianggap penghujatan oleh orang Islam, dipegang sebagai sesuatu yang sangat berharga oleh kita sebagai umat Tuhan bahwa Allah di dalam Kristus telah datang ke dalam dunia, menderita dan mati bagi manusia berdosa. Ini memang sesuatu yang tidak ada di dalam pikiran, ajaran, sejarah, agama, filsafat apa pun di dalam dunia ini. Allah Pencipta langit dan bumi datang ke dalam dunia menjadi manusia begitu terbatas. Bahkan dalam keadaan manusia, Dia menjadi hamba, hamba yang taat merendahkan diri-Nya, taat sampai mati bahkan mati di atas kayu salib. Mati sebagai seorang budak, mati sebagai seorang penjahat yang melakukan kejahatan yang besar, padahal Dia adalah tidak berdosa dan Dia taat secara sempurna dan tidak pernah melukai manusia sedikit pun, tetapi Dia harus mati karena Dia menanggung dosa saudara dan saya. Ini adalah penghiburan luar biasa bagi semua anak-anak Tuhan yang menderita. Meski mungkin kita tidak tahu mengapa Tuhan ijinkan penderitaan yang begitu berat harus kita alami, tetapi kita tahu satu hal yang pasti, bahwa Allah mengizinkan penderitaan kita alami bukan karena Dia tidak mengasihi kita, bukan karena Dia tidak peduli dengan kita. Ini sesuatu yang sangat penting, karena ujung dari pergumulan kita dalam penderitaan adalah kita bergumul apakah Tuhan mengasihi saya, apakah Tuhan sebenarnya peduli dengan kita.
Seorang penulis bernama Ann Voskamp di dalam bukunya ‘One Thousand Gifts’, dia menceritakan akan pergumulannya untuk mengerti, mengapa Tuhan ijinkan adiknya yang waktu itu berumur dua tahun tergencet truk sampai mati. Di dalam ujung pergumulannya itu, dia berujung pada satu pertanyaan, “Apakah kita mempercayai karakter Allah? Apakah Dia sungguh adalah Allah yang penuh kasih? Apakah Dia adalah Allah yang adil? Apakah Dia adalah Allah yang peduli dengan saya?” Maka Ann Voskamp bergumul panjang dan kemudian dia berdasarkan Roma 8:32 menulis kesimpulan seperti ini, “Jikalau Allah tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, apakah Allah tidak akan memberikan apa yang kita butuhkan?” Dan dia mengatakan seperti ini, “If trust must be earned, hasn’t God unequivocally earned our trust with the bark on the raw wounds, the thorns pressed into the brow, your name on the cracked lips?” Jikalau kepercayaan itu harus dibuktikan, bukankah Allah telah membuktikan itu dengan cara yang tidak bisa diperdebatkan lagi. Dia telah membuktikan itu dengan punggung yang berdarah-darah. Dia telah membuktikan itu dengan mahkota duri tertancap di kepala-Nya. Dia telah membuktikan itu dengan namamu yang ada di bibir-Nya yang pecah.
Saudara-saudara sekalian, bagaimana mungkin Dia yang telah menyerahkan Anak-Nya sendiri bagi kita, tidak memberikan apa yang Dia anggap baik dan benar bagi kita. Dia telah memberikan yang lebih berharga daripada apa pun di dalam diri-Nya sendiri. Dia telah memberikan sesuatu yang incomprehensible. Saudara sekalian mengerti akan doktrin pengajaran, bagaimana Tuhan telah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal bagi kita. Bagaimana kasih Kristus telah datang, karena kasih-Nya Dia telah datang menjadi manusia menderita dan mati bagi kita, maka menghibur, mendorong kita menyadari, percaya penuh bahwa Dia adalah Tuhan yang mengasihi kita. Kalau Dia mengijinkan terjadi kesulitan pergumulan dalam hidup kita, pasti bukan karena Dia tidak mengasihi kita, pasti bukan karena Dia tidak peduli dengan kita, tetapi ada maksud yang baik yang mungkin kita belum mengerti. Tentu salah satu yang baik, banyak hal yang baik yang Tuhan sudah nyatakan dalam Alkitab bagi kita, salah satunya adalah membentuk kita, menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus itu sendiri.
Alkitab menggambarkan penderitaan kita itu seperti tukang emas yang sedang memurnikan emasnya. Satu kali ada seorang yang sedang memurnikan emas, dan dia membakar emasnya, saya mencatat, saya lupa sampai lebih dari seribu derajat Celcius, dan kemudian ketika dipanaskan sampai lebih dari seribu derajat Celcius maka emas itu akan muncul kotoran-kotoran di atasnya. Kemudian tukang emas akan membersihkan kotoran yang ada di atas itu dan dia akan membakar lagi emas itu, sehingga kotoran-kotoran yang lebih kecil muncul di atas, yang sangat kecil itu muncul di atas, dan dia membersihkan lagi. Orang yang melihat itu kemudian bertanya, “Sampai kapan engkau membakar emas itu baru engkau tahu itu sudah murni?” Maka tukang emas itu mengatakan, “Sampai saya bisa melihat refleksi wajah saya dengan jelas di emas itu.” Saudara, itulah yang Tuhan inginkan bagi saudara dan saya. Itulah salah satu yang Tuhan sedang kerjakan yang baik bagi kita. Ada banyak kotoran di dalam hati dan jiwa kita. Tuhan sedang memurnikan iman kita. Tuhan sedang mengerjakan apa yang kehendak yang baik bagi kita. Dan Dia sudah memberi teladan di dalam diri Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus sendiri. Sekali pun Dia adalah Anak, Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Dia bukan belajar taat dari tidak taat. Dia selalu taat tetapi Dia semakin menyadari, semakin bersandar kepada Tuhan, semakin Dia mengalami akan belajar semakin bersandar dan taat kepada Tuhan melalui segala penderitaan-Nya. Karena itulah kita boleh datang dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia-Nya, karena kita memiliki Imam Besar, Juruselamat kita yang telah menderita bagi kita. Dan sebagai orang-orang yang mengikut Kristus, kita tahu, Dia Tuhan yang mengasihi kita sebagaimana Dia adalah Allah Bapa yang mengasihi Anak-Nya yang tunggal itu. Karena itu, kita dengan berani menghampiri tahta kasih karunia Tuhan Yesus dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya. Biarlah tiga doktrin yang penting dari Alkitab ini menolong kita. Mengalami segala kesulitan penderitaan, di mana kita melihat, mengerti dan dikuatkan iman kita, dan berharap bergantung penuh kepada Tuhan, dan mengerti bahwa Dia adalah Tuhan yang mengasihi kita. Mari kita berdoa.