[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

9 July 2023

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Pertanyaan-pertanyaan Allah Kepada Manusia (1)

Kejadian 3:8-13

Kejadian pasal 3:8 menuliskan pertanyaan Allah yang pertama kali didengar oleh telinga manusia. Adam dan Hawa menjadi wakil kita semua. Pada saat itu Adam dan Hawa sudah memakan buah yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Setan sudah menjebak mereka. Mereka mengikuti suara setan daripada taat kepada Allah. Di dalam teologia, kita tahu itu artinya mereka dan kita semua, sudah masuk di dalam dosa. Maka, setelah itu terjadi, mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, pada waktu hari sejuk dan ketika mereka hanya mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, mereka langsung bersembunyi. Tuhan datang kepada mereka bukan dengan pedang. Tuhan datang kepada mereka pagi itu bukan dengan kekuatan perang. Kalimat ‘Tuhan datang berjalan pada hari sejuk’ menyatakan ketenangan, ada kedamaian, ada keindahan, tidak ada permusuhan atau hostility. Tuhan datang bukan pada hari panas, bukan dengan kegelisahan atau kegusaran, tetapi langkah yang sangat indah pada hari sejuk. Namun, begitu dosa masuk di dalam diri kita, manusia, sesungguhnya ada suatu perubahan yang besar dan dalam di dalam hati kita. Adam dan Hawa bersembunyi karena takut. Perhatikan satu prinsip penting ini: begitu dosa masuk di dalam diri manusia, kehadiran Allah yang paling damai sekalipun menjadi suatu ancaman yang mengerikan. Takut. Kenapa takut, Adam? Karena Adam menyadari secara eksistensial bahwa Allah adalah ancaman hidupnya. Ini adalah sesuatu yang sangat-sangat aneh, terjadi suatu perubahan yang paling mendasar dalam hidup manusia. Manusia yang tadinya diciptakan untuk bersekutu dengan Allah di dalam sukacita bersama dengan Allah, dalam persekutuan, sekarang menjadi takut. 

Di hadapan Adam, Allah merupakan ancaman yang mengerikan. Padahal di dalam Mazmur pasal 16:11 dikatakan di situ, "Di hadapan Allah ada sukacita yang berlimpah-limpah dan di tangan kanan Allah ada nikmat senantiasa." Mari kita camkan sekali lagi. Ini adalah Firman yang menyatakan sesuatu yang kita tidak bisa lihat. Ketika Allah ada, ketika Allah hadir, apa yang sebenarnya ada di sekitar-Nya? Mazmur 16 menyatakan itu, "Di hadapan Allah ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan Allah ada nikmat senantiasa." Bukankah itu yang kita cari? Bukankah itu yang kita harapkan? Kita mengharapkan sukacita, kita mengharapkan nikmat dan bukan cuma sekali tetapi selama-lamanya. Allah sanggup memberikan itu karena memang ketika pribadi Allah ada maka sekitarnya akan berubah. By default, ketika Allah ada maka ada sukacita. Ketika Allah ada, ada nikmat senantiasa. Sekarang pribadi Allah mendekati kita, mendekati Adam dan Hawa. Tetapi kenapa prinsip sukacita, damai sejahtera dan nikmat itu kemudian hilang dan menjadi ketakutan? Ini adalah realita dosa. Siapa yang berubah? Manusia. Manusia yang berubah, ada dosa di dalamnya maka kehadiran Allah bukan lagi suatu damai. Kehadiran Allah adalah suatu ancaman. Musuh mendekat; yang paling menakutkan, hadir. Di sini sebenarnya kita sudah berada di dalam dosa, secara reformed theology kita sering sekali mengatakan bahwa Allah membenci dosa. Allah membenci manusia berdosa dan itu benar, tetapi di tempat yang lain, kita harus sadar bahwa sebenarnya manusia juga membenci Allah dan ingin menghindar dari Allah. Dan di sini yang akan kita fokuskan.

Ketika manusia bersembunyi dan Allah mendekat, Allah mengucapkan satu pertanyaan kepada Adam dan Hawa dan sekali lagi ini adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Allah yang pertama kali didengar oleh manusia. Pertanyaannya adalah “Di manakah engkau?” Ini bukan berarti Allah tidak tahu. Dia Maha Tahu. Biarlah kita boleh menyadari setiap pertanyaan Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab bukanlah karena Allah tidak tahu atau Allah meminta informasi tetapi ada sesuatu yang mau Dia ungkapkan. Di manakah engkau Adam dan Hawa? Ini adalah bicara berkenaan dengan posisi. Ada satu prinsip yang luar biasa penting di sini. Sesungguhnya dosa adalah perpindahan posisi. Bagi orang-orang yang tidak mengerti Firman, ketika bicara mengenai dosa, kita selalu memikirkan adalah perbuatan. Dosa. Apa contoh dosa? Mencuri, membunuh, berzinah, bersaksi dusta itu seluruhnya perbuatan dosa. Alkitab tidak mengatakan itu adalah dosa. Itu adalah perbuatan dosa. Ketika Alkitab mengatakan dosa, itu bukan bicara mengenai perbuatan dosa. Ketika bicara mengenai dosa, itu adalah state of heart. Keadaan, kondisi hati kita. Dan di sini dosa adalah kondisi hati kita berubah posisinya. Jadi, kalaupun kita belum melakukan perzinahan secara terbuka atau kita belum melakukan kebohongan secara terbuka, jikalau hati kita sendiri sudah berpindah posisi, maka di situ kita sudah berdosa, di hadapan Allah. Kitab Yakobus menyatakan hati yang seperti itu kemudian dibuai satu langkah lagi maka menjadi perbuatan dosa yang kelihatan di luar. Dosa, bukan perbuatan dosa. Dosa, akar dari perbuatan dosa, karena hati kita sudah berdosa maka perbuatan kita berdosa. Ketika hati kita sudah di dalam state of heart yang berdosa maka kita dengan tangan kita, kita berdosa, dengan pikiran kita, kita berdosa, dengan mata kita, kita berdosa, dengan langkah kita, kita berdosa, karena di dalam hati kita sudah berdosa. Itulah sebabnya Alkitab dengan jelas menyatakan darah Kristus menyucikan hati. Darah Kristus pertama kali tidak dealing dengan action; dengan tindakan ke luar kita. Tetapi membereskan hati kita di dalam; mengkuduskannya. Kalau hati adalah milik Allah, kalau hati adalah suci adanya maka yang dilakukan dengan tangan, yang dilakukan dengan mata, yang dilakukan dengan kaki kita seluruhnya menjadi perbuatan-perbuatan kebenaran.

“Adam, di manakah engkau?” Tuhan menyatakan bahwa Adam sudah berpindah posisi. Sekali lagi ini adalah sesuatu yang unik tetapi begitu signifikan dan begitu dalam. Ini yang membedakan antara Kekristenan dengan seluruh agama lain dan konsep dosa yang ada di dalam setiap kebudayaan. Tuhan tidak tanya: "Adam, apa yang sudah engkau perbuat?" Tuhan pertama tidak tanya tindakan dosa. Yang pertama kali Tuhan tanya adalah hatimu dan hatiku. Adam, di manakah engkau? Mereka sudah berpindah posisi. Maka pertanyaanya adalah where bukan what.

Saya sudah berkali-kali menyatakan berpindah posisi. Dosa itu berpindah posisi. Apa maksudnya berpindah posisi? Allah menciptakan manusia dan ciptaan ini diletakkan di dalam posisi yang unik. Karena manusia diciptakan selalu diletakkan di dalam posisi "antara". In between, selalu di antara. Manusia diciptakan, ditempatkan di antara Allah dan alam. Manusia diciptakan, diletakkan di antara Allah dan setan. Manusia ditempatkan di antara Allah dan alam. Allah menciptakan manusia, Allah ada di atas manusia dan alam ada di bawah manusia. Kehendak Allah adalah manusia menggunakan alam untuk menyembah Allah. Manusia juga diletakkan antara Allah dan setan. Dari awalnya manusia dicipta untuk bersekutu dengan Allah dan melawan setan. Ini adalah sesuatu yang penting dan kalau saudara-saudara mendengarkan khotbah Pdt. Stephen Tong, ini pernah berkali-kali diucapkan di dalam khotbahnya, khususnya di dalam SPIK karena mengerti posisi adalah salah satu hal yang paling penting untuk mengerti identitas diri. Orang yang tidak mau mengakui siapa di atas dan siapa di bawah, siapa di kanan dan siapa di kiri, sesungguhnya orang itu tidak mengerti dia itu siapa. Itulah sebabnya di dalam pelayanan di tempat ini, kami sangat menekankan harus mengerti ordo dan menghormatinya. Bukan berarti saudara menjadi pengikut yang buta yang mau terima apapun saja, tidak. Tetapi menghormati ordo adalah salah satu kunci kesuksesan hidup. Yang di atas mengasihi yang di bawah, yang di bawah menghormati yang di atas, itu adalah sesuatu yang mutlak, harus. Suami mengasihi istri, istri hormat kepada suami, orang tua mengasihi anak, anak hormat kepada orang tua. Seluruhnya adalah syarat dari kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia. Gembala mendoakan domba dan domba mau untuk respect kepada gembala dan menaatinya, itu adalah prinsip Alkitab. Sekali lagi Allah, manusia dan alam. Manusia diminta untuk mengusahakan alam dan melalui mengusahakan alam untuk menyembah Allah. Allah, manusia dan setan. Allah menghendaki manusia taat kepada Allah dan melawan setan, tetapi dosa membuat keterbalikkan semua ini. Posisi kita sekarang berubah, apa yang terjadi? yaitu manusia menggunakan Allah untuk mendapatkan alam dan manusia melawan Allah dan bersekutu, taat kepada setan.

Manusia menggunakan Allah untuk mendapatkan alam. Ini contoh yang paling sering terjadi di depan mata kita. Di dalam kekristenan salah satu contoh yang paling mencolok di dalam hal ini adalah gereja-gereja yang menggunakan teologia sukses. Ini adalah tindakan yang jelas bagi manusia mengobarkan dosa di dalam hatinya menggunakan Allah untuk mendapatkan alam, menggunakan Allah untuk mendapatkan keuntungan, menggunakan nama Allah untuk mendapatkan keberhasilan. Melakukan claim-claim terhadap janji-janji Allah bukan karena mempercayai dan menyerahkan hidupnya tetapi untuk mendapatkan keuntungan pada akhirnya. Menggunakan Alkitab untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya dan pemenuhan seluruh yang diinginkannya. Ini tidak boleh terjadi, let God be God, let man be man. Ini adalah satu prinsip reformed yang penting sekali. Keselamatan di dalam Kristus mengembalikan posisi kita dan menyadarkan posisi kita sehingga kita mengerti tanggung jawab dan dari situ kita mengerti identitas. Dosa sekali lagi adalah pergeseran posisi. Dosa adalah perubahan arah hati. Setiap kali hati kita bergeser sedikit saja, satu derajat saja. Satu derajat saja bergeser bukan untuk Allah sepenuhnya, itu adalah dosa. Kalau saudara-saudara menggambar satu garis yang lurus dari kiri ke kanan, dan garis itu adalah garis hitam. Lalu saudara ambil spidol merah, saudara letakkan spidol itu tepat di garis yang hitam. Kemudian saudara mulai menggaris dengan garis yang sama dengan yang hitam; di atas garis hitam. Tetapi tanpa sengaja saudara bergeser sedikit saja, satu derajat saja, begitu ditarik garis lurus saudara akan tahu ujungnya makin lama makin ada gap dengan garis yang hitam. Dosa adalah pergeseran yang sangat sedikit bahkan di dalam hati kita. Satu derajat saja bukan untuk Allah itu adalah dosa. Paulus di dalam Alkitab menyatakan satu target yang harus dimiliki oleh setiap kita. Dia mengatakan demikian, “Apapun saja yang kamu perbuat termasuk makan dan minum lakukan semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Apa saja, termasuk makan dan minum, hal sehari-hari, hal yang saudara dan saya lakukan secara tidak sadar. Apapun saja yang saudara makan, minum, kita harus memusatkan itu semua untuk kemuliaan Allah. Jikalau tidak, maka di saat itu kita berdosa. Sekarang, apakah kita menyadari bahwa dari saudara masuk, sampai duduk pun atau nanti ke luar atau setiap detik, kita jatuh di dalam dosa. Setiap kali kita melakukan sesuatu tanpa kesadaran untuk kemuliaan Allah itu dosa.

Sekarang, jangan lagi menjadi orang reformed dan kita mengatakan, “Oh, saya rasa sudah berdosa itu 3 bulan yang lalu, soalnya saya berbohong.” Tadi pagi mungkin sekali kita berdosa, setengah jam yang lalu mungkin kita sedang berdosa dan ketika kita menyanyi tadi di dalam gereja ini tetapi pikiran dan hati kita tidak dipusatkan. “Aku menyanyi untuk kemuliaan-Mu, Ya Tuhan.” Itu pun suatu dosa. Dosa adalah pergeseran posisi. Kalau kita mengerti prinsip ini, maka kita sekarang bisa mengira apa yang terjadi di dalam dunia malaikat. Kita sering sekali bertanya dari mana dosa? Bukankah pada waktu pertama hanya ada Allah Tritunggal dan para malaikat dan para mahkluk surgawi, tidak ada dosa, tidak ada setan? Setan adalah malaikat yang jatuh di dalam dosa. Ketika kita tanya dari mana manusia berdosa? Kita tahu “Oh, itu dari setan.” Sebenarnya bukan dari setan, setan tidak pernah men-transfer dosanya kepada kita. Dosa adalah masalah pribadi kita dengan Allah. Adam dan Hawa-lah yang berdosa. Setan melalui ular hanya sebagai satu pribadi yang membujuk kita untuk berdosa. Tetapi setan tidak men-transfer dosanya kepada kita. Itulah sebabnya kita manusia yang dihukum.

Dari mana pertama kali malaikat bisa berdosa dan menjadi setan? Bukankah di dalam realm surgawi semuanya suci, semuanya murni, semuanya indah? Pada waktu itu seluruh malaikat menyembah Allah, kenapa bisa ada dosa yang masuk? Apakah ada yang membujuk? Apakah ada yang jahat sebelumnya, yang kemudian membujuk malaikat tersebut? Tidak ada dan tidak perlu ada. Sekali lagi, karena dosa adalah pergeseran posisi di dalam hati. Malaikat yang diciptakan Allah yang seharusnya memusatkan seluruh tindakannya untuk kemuliaan Allah, seluruh arah adalah untuk kemuliaan Allah. Hanya ada satu arah, itu yang menjadi tujuan hidupnya. Tetapi kemudian arah itu bergeser, sedikit saja dan membengkok untuk kemuliaan diri, di situlah dosa. Kebebasan yang dikaruniakan Allah kepada pribadi malaikat, di situ potensi kita untuk berbuat dosa. Ketika kita ataupun malaikat yang diciptakan untuk menyembah Allah tetapi posisi hati kita bergeser, di situ titik kita berdosa.

Kembali di sini, pagi ini kita merenungkan pertanyaan-pertanyaan Allah. Allah adalah Allah yang berfirman. Tetapi pada seri ini kita memikirkan Firman-Nya itu adalah sebuah pertanyaan. Di manakah engkau? Pertanyaan ini bukan karena Allah tidak tahu jawabannya atau membutuhkan informasi tambahan untuk diri-Nya. Tetapi pertanyaan ini dilemparkan supaya manusia tahu sesungguhnya mereka berada di mana. Apakah mereka memihak setan atau mereka hidup untuk kemuliaan Allah? Apakah mereka menggunakan alam untuk menyembah Allah atau mereka memperalat Allah untuk mendapatkan kebutuhannya? Saya mau menutup khotbah pagi ini dengan satu pertanyaan ini untuk kita terus renungkan. Di manakah engkau? Setiap kali kita mengambil keputusan, setiap kali kita bertindak, setiap kali kita melakukan apapun, mulai dari hari ini usahakan terus tanya kepada hati kita di manakah engkau? Di manakah engkau? Ini menyadarkan kita, membuat kita sadar hidup ini adalah hidup yang harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Ketika saudara sedang melakukan sesuatu, tanya di manakah engkau? Apakah aku melakukan ini untuk Allah, untuk kemulian-Nya atau sesungguhnya aku mentaati setan? Di manakah engkau? Biarlah apa yang Paulus nyatakan kepada kita terus kita ingat. Apapun yang kita kerjakan baik makan dan minum biarlah untuk kemuliaan Allah. Di manakah engkau? Mari kita berdoa.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^