[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

14 May 2023

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Perempuan di Sekitar Kematian dan Kebangkitan Kristus Yesus

Yoh 12:1-8

Sekali lagi kita akan melihat apa yang Alkitab ajarkan tentang perempuan di sekitar kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Hari-hari ini adalah hari-hari masa di mana kita terus menerus memikirkan mengenai kebangkitan Yesus sebelum hari Pantekosta. Apa yang menjadi peran wanita? Bagaimana posisinya di hadapan Allah dan di dalam pekerjaan Kerajaan Allah.

Saudara-saudara, salah satu kutuk yang besar setelah dosa masuk di dalam dunia ini adalah manusia, kita semua, tidak tahu identitas kita. Seumur hidup kita bergumul dan mencari jawaban terhadap satu pertanyaan ini. Siapakah aku ini sesungguhnya? Dan salah satu dari masalah yang besar di dalam jaman ini adalah masalah gender. Siapakah aku Ini sebenarnya? Terhadap pertanyaan ini manusia itu tidak segan-segannya untuk mengubah gender-nya. Yang laki-laki ingin menjadi wanita dan yang wanita ingin menjadi laki-laki. Kebingungan besar ini membuat kita ingin selalu menjadi orang lain. Aku tidak puas dengan diriku sendiri, aku tidak suka dengan posisiku, aku mempertanyakan terus, mengapa aku diciptakan seperti ini. Dan di dalam dunia perempuan sendiri, ada gerakan feminism yang mau mengangkat derajat wanita untuk dibandingkan terus-menerus dengan laki-laki. Dengan pengertian satu alasan, satu reason di belakangnya wanita berkali-kali menjadi korban kekerasan laki-laki, maka wanita itu harus naik. Hal itu masih bisa dibenarkan sejauh dia itu menuntut haknya sebagai seorang wanita, tetapi yang terjadi adalah dia intinya bahkan sampai kepada ketidakpuasan menjadi wanita dan mau mengungguli laki-laki. Bagaimana posisi wanita dibandingkan dengan laki-laki di masyarakat, itu yang terus-menerus menjadi pertanyaan. Melalui khotbah ini, saya tidak sedang membahas, menjawab seluruh masalah, seluruh issue ini, tetapi mari kita melihat apa yang Alkitab ajarkan dan nyatakan secara jelas mengenai posisi perempuan di dalam rencana kerja Allah di muka bumi. Bagaimana Allah merancang wanita itu dan menempatkan wanita itu di dalam pekerjaan-Nya yang besar di muka bumi ini. Kadang yang kita perlukan adalah suatu simplicity of heart untuk melihat apa yang Alkitab katakan dan kadang begitu jelas, tapi mata kita tertutup karena begitu rumitnya pikiran kita.

Saudara-saudara, mari kita sekarang melihat apa yang Alkitab katakan mengenai signifikansi wanita ini. Alkitab dengan jelas memunculkan signifikan peran wanita tepat di jantung kekristenan yaitu pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dan tadi yang kita baca Yohanes 12, dan nanti ada satu perikop lagi yaitu Yohanes 20, saudara akan melihat bagaimana Allah memunculkan peran wanita di sini. Dan biarlah kita ingat bahwa dibalik itu adalah latar belakang cara berpikir orang Yahudi terhadap wanita. Saudara akan melihat bagaimana Allah memunculkan signifikansinya di tengah-tengah background di tengah-tengah latar belakang orang Yahudi memikirkan wanita. Pada waktu itu wanita dipandang rendah oleh orang Yahudi, apalagi oleh pemimpin-pemimpin agama, kita bisa mendengar doa syukur orang Farisi adalah seperti ini. “Ya Allah aku bersyukur kepada-Mu karena aku diciptakan bukan sebagai orang berdosa atau pemungut cukai, Tuhan aku bersyukur kepada-Mu karena engkau tidak menciptakan aku sebagai seorang kafir dan juga engkau tidak menciptakan aku sebagai seorang perempuan. Saudara-saudara, pada waktu itu perempuan itu dipandang rendah, tidak memiliki suara di dalam kesaksian pengadilan, perempuan juga dianggap sebagai benda dan bukan pribadi oleh ayahnya dan keluarganya. Di dalam konteks yang seperti ini, lihatlah bagaimana Allah itu memunculkan signifikansi seorang perempuan. Bukan saja signifikansi di dalam seluruh pekerjaan Kristus, tetapi bahkan signifikansi di dalam inti jantung pekerjaan Kristus yaitu kematian dan kebangkitan-Nya.

Yang pertama adalah dari Yohanes 12:1-8 yang tadi kita baca. Saudara-saudara, perhatikan di hadapan persiapan kematian Kristus Yesus, lihatlah kepekaan dan kehalusan Maria dari Bethany.  Sekali lagi di hadapan persiapan kematian dari Yesus Kristus, lihatlah kepekaan dan kehalusan dari Maria dari Bethania. Waktu itu adalah 6 hari sebelum Yesus dipaku di atas kayu salib. Yesus datang ke rumah Maria, Martha dan Lazarus dan kemudian seperti biasa Yesus datang berkunjung ke mereka bersama dengan para murid-Nya. Mengadakan persekutuan makan bersama dan Yesus kemudian di tengah-tengah itu mengajar. Di saat-saat seperti itu tiba-tiba Maria meninggalkan kelompok itu, dia masuk ke kamarnya dan kemudian matanya melihat sekeliling kamarnya, apa benda yang paling berharga dan dia melihat minyak yang paling dikasihinya adalah minyak narwastu itu yang mahal harganya. Itu adalah seluruh tabungannya, itu adalah hasil kerjanya bertahun-tahun dan ada komentator yang menyatakan bahwa itu adalah kumpulan uang yang akan membuat dia mempersiapkan diri untuk hari pernikahan. Mahal sekali harganya. Saudara-saudara, itu persis seperti saudara ketika masuk dalam sebuah kebaktian dan hati saudara tergerak sekali untuk memberikan persembahan dan apa yang ada dalam pikiran saudara bukan uang di kantong saudara yang hanya beberapa ratus dolar saja, bukan juga credit card yang saudara bisa berhutang tetapi saudara-saudara yang ada pikiran saudara adalah seluruh tabungan saudara dan kemudian itu nanti diberikan di dalam sebuah persembahan dengan sukacita dan seperti itulah yang terjadi pada Maria dari Betania. O, minyak itu begitu sangat harum dan minyak tersebut itu begitu sangat mahal dan kemudian Maria membuka botol minyak itu dan dengan sukacita dia kemudian mendekati Yesus dan kemudian menuangkan minyak itu dari atas kepala dan minyak itu turun sampai ke tempat kaki Yesus Kristus. Minyak itu mengalir perlahan dari kepala terus membasahi jubah Yesus Kristus sampai kemudian ke kaki-Nya dan kemudian Maria mengambil rambutnya dan mengusap kaki Yesus Kristus. Saudara, ini adalah suatu tindakan yang mencengangkan, ada beberapa lapisan kecengangan yang kita bisa dapatkan dalam perikop ini. Tetapi hal yang pasti adalah murid Yesus semuanya itu diam. Semua laki-laki itu tidak berbuat apapun saja terhadap peristiwa ini. Tidak ada yang bisa menyamai tindakan wanita ini selain satu hal yaitu mencela dia. Kecuali satu hal saja, mencela dia. Tetapi Yesus kemudian membelanya dan Yesus mengatakan satu kalimat yang penting yang tadi kita baca, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”

Saudara, ini bukan saja bicara berkenaan dengan tindakan pengorbanan, ini adalah bicara berkenaan dengan isi hati Allah dan bagaimana wanita ini begitu tepat sinkron dengan isi hati Allah. Sekali lagi, ini begitu mencengangkan kita, karena tidak ada satu murid pun yang peka dan mempersiapkan diri menghadapi salib Kristus. Padahal Yesus berkali-kali menyatakan bahwa Dia datang untuk melakukan kehendak Bapa dan kematian Kristus adalah titik puncak dari kehendak Bapa bagi Dia. Bagaimana Kristus itu direndahkan dan dipaku di atas kayu salib sudah sejak dari pertama Yesus sudah menyatakannya berulang-ulang. Itu adalah isi hati-Nya, itu adalah tujuan hidup-Nya, Yesus bahkan mengajarkan sejak dari awal, sejak Ia dibaptis, itu menyatakan perendahan diri-Nya, Dia direndahkan di depan semua manusia dan nanti Yesus mengatakan bahwa Dia akan menerima baptisan yang kedua dan itu adalah bicara perendahan diri-Nya di depan publik dan itu adalah salib. Bahkan sejak Dia, Yesus Kristus, mengobrak-abrik pelataran luar Bait Suci, robohkan Bait Suci ini dan dalam 3 hari Aku akan membangunnya kembali. Itu bicara berkenan dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Dan berkali-kali Yesus mengatakan Dia akan pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak siksaan dari tua-tua dan akan dibunuh di sana. Dengan pengajaran, dengan simbolik, dengan begitu jelas, dengan kalimat pengajaran yang literal, dengan seluruh yang ada yang Yesus bisa katakan dan informasikan kepada murid-murid-Nya, murid-murid-Nya sudah mengetahui titik berat pelayanan-Nya adalah salib. Ini adalah titik fokus dari hidup Kristus, dari hati-Nya dan tidak ada satu murid pun yang bersiap terhadap kematian Kristus. Tidak ada satu dari hati murid-Nya-pun yang peka terhadap kematian Yesus. Maria datang mengurapi Yesus dari kepala sampai ke kaki dengan minyak yang termahal yang dia miliki. Roh Kudus mengajari dalam hati Maria untuk mengerti titik fokus isi hati Kristus. Roh Kudus mengajari dalam isi hati Maria, isi hati Bapa di Sorga. Roh Kudus mengajari dalam isi hati Maria, cinta Kristus kepada dia. Maria diikutsertakan oleh Allah masuk di dalam pekerjaan-Nya yang paling inti. Dan mengerti denyut jantung daripada cinta kasih Allah dan cinta kasih Kristus Yesus. Yang bisa melihat denyut jantung cinta Allah ini hanya dialah yang rela untuk memberikan yang terbaik dan keseluruhan dari apa yang dimilikinya untuk boleh membalas cinta kasih Kristus yang tidak terbalas.

Lihatlah kelembutan hati Maria menangkap Firman.  Lihatlah kepekaan Maria menjelang hari-hari Yesus itu disalib. Seorang wanita yang tiba-tiba dimunculkan oleh penulis Injil begitu signifikan di dalam menghadapi dari hari yang paling ditunggu oleh Yesus Kristus. Dan di mana semua murid? Semua diam, semua menjadi penonton, ketika melihatpun mereka tidak bisa melihat apa artinya. Dan yang paling celaka adalah Yudas, dia menjadi gusar dan kemudian dia mengatakan, “Untuk apa pemborosan ini?” Saudara perhatikan lihat matanya kemana. Apa yang membuat hatinya itu terusik. Apa yang membuat mulutnya itu keluar dengan tegas. Lihat kalimat apa yang muncul pertama kali. Uang! Saudara, engkau mau lihat hatimu seperti apa, engkau mengomentari pekerjaan Tuhan, engkau tidak tahu sesungguhnya isi denyut jantung Kristus seperti apa. Dan tidak mengerti denyut jantung gereja yang sejati seperti apa. Dan yang keluar dari mulutmu adalah masalah uang, engkau memperkarakan masalah uang. O, betapa dunianya kita dan betapa engkau menjadi orang yang sangat mungkin binasa. Yang terpenting di matamu, yang paling menggerakkan hatimu, adalah uang. Saya pernah mengatakan kepada seseorang satu kalimat yang tajam seperti ini, saya berkhotbah dari begitu banyak area. Bicara mengenai providence, bicara mengenai Union with Christ, bicara berkenaan dengan eksposisi Matius, satu persatu, bicara berkenaan juga dengan missionary, bicara juga berkenaan dengan puritan, tetapi kemudian ada satu orang di tengah-tengah seluruh pembicaraan seperti itu, mengkritik berkenaan dengan uang, saya langsung tanya, di tengah-tengah seluruh apa yang saya katakan, kenapa kalimatmu itu selama 9 tahun saya pelayanan, engkau bicara berkenaan dengan uang. Apa yang sebenarnya ada di dalam isi hatimu? Apa yang engkau katakan itu ada yang di dalam hatimu. Untuk apa pemborosan ini? O, Maria seakan-akan tidak bisa untuk membalas dari kalimat itu. Dia tenang, meskipun sangat sedih, hatinya halus, Roh Kudus dari dalam menguatkan dirinya, tidak peduli dengan penilaian manusia. Dari cemoohan dunia ini dan orang-orang yang memakai atas nama agama dan kemudian menyembunyikan dosa yang tersembunyi paling dalam di dalam hatinya. Tidak tanya bagaimana cara mengabarkan Injil. Tidak tanya berkenaan dengan eksposisi tadi itu belajar dari komentari di mana. Tidak tanya berkenaan dengan bagian-bagian yang sulit di dalam doktrin Kristus. Tidak tanya bagaimana gereja ini bisa maju dengan mengabarkan Injil lebih, tetapi tanyanya mengenai uang, terus mengenai uang. Terus pikirannya mengenai uang. Anak binasa! Pasti anak binasa! Kecuali Tuhan membuat engkau bertobat! Alkitab begitu jelas, siapa yang distimulir dari hatinya mengenai uang dan bicara pertama adalah mengenai uang, semua laki-laki diam, tidak berani bicara. Kalau ada seorang yang ada di dalam gereja yang adalah satu serigala berbulu domba, bicara, semua orang tidak tahu ini adalah serigala. Maka dia diam. Benar juga ya. Yesus menyembunyikan orang ini pada hari penghakiman. Yesus kemudian membela wanita ini dengan satu kalimat. “Biarkan wanita ini, apa yang dikerjakannya mengingat hari penguburan-Ku.” Ketika Yesus bicara seperti itu, apakah seluruh laki-laki ini bahkan sadar? Mungkin sekali tidak. Mereka semua pikir adalah mungkin perkataan Yudas adalah benar. Dan mereka sama sekali tidak mempersiapkan dan tidak peka akan sebentar lagi adalah hari daripada penyaliban itu. Saudara-saudara, di tengah pekerjaan pelayanan Kristus yang besar, Yesus dikelilingi oleh banyak laki-laki, 12. tetapi yang paling tau isi hati Kristus adalah seorang wanita dan namanya Maria.

Hal yang ke-2, saudara mari kita melihat Yohanes 20:11-18, dan saya akan membacakan. Saudara perhatikan hal yang ke-2 di dalam prinsip ini. Prinsip pertama di hadapan persiapan kematian Kristus, lihatlah kepekaan dan kehalusan hati Maria dari Betani. Dan yang ke-2 di hadapan kebangkitan Kristus, lihatlah kesetiaan dan keberanian dari Maria Magdalena. Kesetiaan dan keberanian dari perempuan. Saudara sebenarnya keberanian dan kesetiaan perempuan sangat terlihat di dalam peristiwa Salib dan kebangkitan. Kalau kita membaca Alkitab, ketika Yesus di atas salib, siapa yang hadir di tengah penyaliban Yesus Kristus? Saudara akan menemukan 4-5 nama wanita ini. Dan hanya ada satu laki-laki Yohanes, dan seluruh laki-laki yang lain itu lari terbirit-birit. Injil menyatakan ada sekitar 4-5 wanita yang ada, menghadapi seluruh kekerasan orang Romawi, wanita-wanita ini berlutut di bawah salib Yesus tanpa mempedulikan dirinya. Dan wanita-wanita ini pergi bahkan ketika Yesus itu dikubur dan wanita ini pulang sebentar ke rumah dan kemudian pergi pagi-pagi untuk menjenguk kubur Yesus Kristus dengan rempah-rempah. Ada sekitar 4-5 wanita; Maria Ibu Yesus, dan Maria saudaranya Maria Ibu Yesus juga, Maria Magdalena, Salome yang sangat mungkin mama dari anak-anak Zebedeus, dan juga Yohana. Sekali lagi, mereka ikut bahkan sampai Yesus dikubur dan sampai kemudian kembali lagi Yesus kembali lagi ke kubur Yesus keesokan harinya. Sekali lagi, Wanita, di saat hampir semua laki-laki meninggalkan Jesus. Ketika Yesus dengan tubuh yang terbaring mati itu ditinggalkan sendirian oleh semua laki-laki, maka seluruh wanita ini mendekat ke kubur. Kesetiaan dan keberanian mereka para wanita ini terlihat di saat semua kegelapan dan kengerian yang ada. Semua laki-laki putus asa, laki-laki itu semua bersembunyi tetapi para wanita ini tidak mau mundur, terus menerus mendekati salib dan kubur sehingga mereka layak akan bertemu dengan kebangkitan yang pertama.

Yohanes 20 menceritakan, pagi-pagi itu Maria Magdalena pergi ke kubur dan dengan air mata yang berlinang-linang dia mendatangi kubur itu dan memandang kubur itu dari depan lalu ia pemberanikan diri masuk ke kubur itu dan bertemu dengan dua orang, yang sebenarnya malaikat yang dia tidak kenali ini bertanya kepada Maria, “Ibu mengapa engkau menangis?” Maria kemudian mengatakan Tuhanku sudah diambil orang aku tidak tahu Dia di mana diletakkan. Dan ketika dia sedang bicara dengan malaikat yang dia tidak diketahuinya itu, dia kemudian menoleh di belakang, dan di beberapa jarak saja ada seorang laki-laki di sana dan orang itu bertanya, “Ibu, siapakah yang engkau cari?” Maria berpikir bahwa orang ini adalah penunggu taman. Dan dia mengatakan, “Tuan, jika tuan itu yang mengambilnya katakan kepadaku di mana tuan letakkan Dia supaya aku dapat mengambilnya.” Dan Yesus kemudian mengucapkan satu kalimat dengan sangat lembut, “Maria”, dan seperti yang Yesus katakan kepada kita, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku”. Domba-domba-Ku bisa membedakan suara itu meskipun ini adalah binatang yang paling lemah. jikalau di dalam hati kita kita adalah orang yang ditebus oleh Allah kita ada Roh Kudus di dalamnya, maka sesungguhnya jiwa kita mengerti mana Firman yang sejati dan mana Firman yang palsu.

Kemudian Maria tersadar, ini Yesus Kristus! dan dia kemudian dengan cepat berteriak, “Rabuni!”, Guru! Dan Maria bergerak menuju kepada Yesus dengan cepat dan sangat mungkin dia mau memeluk Yesus Kristus. Tetapi Yesus mengatakan, “Jangan engkau memegang Aku.” Mengapa? Mengapa tidak boleh memegang? Ini bukan bicara perempuan dan laki-laki, ini juga bukan bicara tidak boleh memegang sama sekali. Karena setelah itu Yesus mengatakan kepada Thomas, “Masukkan jarimu ke tempat dari tanganku yang berlubang ini.” Ini juga tidak berarti bahwa Maria itu sama sekali akhirnya tidak memegang Yesus Kristus. Bahasa aslinya adalah engkau jangan memegang aku terus menerus karena aku belum naik ke surga. Apa arti kalimat ini sesungguhnya? Kalimat ini mau memberikan suatu pengajaran kepada Maria dan para murid, bahwa saat ini bukanlah waktu untuk perayaan besar. Saat ini bukanlah waktu untuk celebration. Kebangkitan Yesus bukanlah puncak. Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa itulah puncak. Sekali lagi kebangkitan Yesus bukanlah puncak. Yesus naik ke surga, diterima oleh Bapa di surga, diletakkan di sebelah kanan dan memerintah seluruh dunia, itulah puncak. Saat ini bukan saat perayaan Maria, perayaan besar itu terjadi nanti pada waktunya di mana Anak Domba Allah mengadakan perjamuan besar dengan kita semua umat Allah. Tetapi saat ini bukan, bukan saatnya kita merayakan seluruhnya. Lalu saat ini adalah saat apa? Saat ini adalah saat pergi. Saat ini adalah saat pergi, Maria, beritakan kepada saudara-saudara-Ku: Aku bangkit. Saat dia adalah saat berjuang Maria, saat ini adalah saat bekerja keras Maria. Beritahu kepada saudara-saudara-Ku katakan kepada mereka,” sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Saudara-saudara apakah saudara-saudara, kita sekarang mengerti, di titik ini, Maria diminta untuk mengabarkan kebangkitan Yesus kepada para murid. Seorang bapa gereja menyatakan, “Maria Magdalena adalah adalah rasulnya dari para rasul. Lihatlah Yesus mempercayakan berita kebangkitan-Nya ini pada seorang wanita yang dipandang rendah pada waktu itu. Beritanya itu pertama kali, pertama kali dipercayakan kepada seorang wanita, yang pernah dirasuk 7 roh jahat sebelumnya. Inilah utusan Injil kebangkitan pertama kali. Seorang yang tidak ada kedudukannya di masyarakat, seorang yang terus-menerus seumur hidupnya dipandang rendah karena pernah mengalami 7 setan itu ada di dalam dirinya sendirinya. Orang akan mengingat dia adalah orang yang pernah gila. Dan setiap kali dia mengatakan, “Yesus bangkit! Yesus bangkit!” maka orang-orang yang tidak percaya akan mengatakan orang ini akan adalah orang kerasukan lagi. Kalau saudara-saudara memiliki perusahaan yang besar apakah saudara mau untuk mempercayakan kepala cabang di tempat tertentu itu adalah orang yang tidak ada nilainya di masyarakat? Bukan saja orang yang miskin, orang yang dipandang rendah karena memang dia sebelumnya itu sangat rendah. Saudara-saudara, lihat bagaimana Injil itu, Injil kebangkitan dipercayakan kepada seorang wanita. Wanita ini dengan beritanya yang dikuasai oleh Roh Kuduslah yang akan menggerakkan seluruh Rasul.

Saudara akan melihat dua hal ini terjadi tengah-tengah pusat pekerjaan Yesus Kristus. Pertama adalah salib ada di hati Maria di Betania. Kedua adalah kebangkitan ada di mulut  Maria Magdalena. Sekarang apakah kita mengerti posisi kita dan khususnya para wanita di hadapan pekerjaan Allah yang besar ini? Peristiwa-peristiwa ini mengajarkan kita banyak hal, tetapi saya akan menyoroti dua hal besar.

Yang pertama, di tengah budaya yang meninggikan laki-laki dan yang merendahkan wanita, di dalam Kristus Yesus memasukkan peran wanita di dalam penentuan sejarah yang dibuatnya di bumi ini. Lihatlah dalam kitab Kejadian, maka saudara-saudara melihat bagaimana setan memasukkan sejarah yang ‘akan dibuatnya melalui wanita.’ Lihat bagaimana setan itu membuat hati wanita terpikat dan mengikuti kehendaknya, dan setelah itu suaminya, anaknya, cucunya, seluruh dunia, masuk di dalam ‘rencananya’. Tetapi di sini saudara lihatlah bagaimana Allah memasukkan peran wanita di dalam penentuan sejarah-Nya yang dibuat di bumi ini. Di dalam kitab Kejadian, Allah menyatakan keturunan perempuan ini akan meremukan kepala ular. Dan di dalam Kitab Injil saudara bisa melihat salib dan kebangkitan di situ terletak dua perempuan yang sangat signifikan menentukan arah sejarah.

Hal yang ke-2, melalui seluruh Injil ini dibicarakan maka Allah menyatakan kepada kita posisi yang sebenarnya dari seorang wanita di hadapan-Nya. Saudara akan menemukan bahwa wanita tidak diangkat oleh Allah di atas melebihi daripada laki-laki, juga saudara akan menemukan wanita tidak direndahkan oleh Allah di bawah laki-laki untuk dihina. Dan juga saudara akan menemukan bahwa wanita itu diciptakan bukan untuk menggantikan posisi laki-laki. Juga bukan dibuat besar untuk bisa me-replace, menggantikan laki-laki. Tetapi Allah menetapkan wanita di dalam posisi yang vital yang memegang master key. Kelihatannya wanita itu biasa saja. Tidak begitu banyak seperti laki-laki yang bersama-sama dengan Yesus. Dia seakan-akan ada di balik layar, dia tidak di depan. Tetapi dia yang memegang master key untuk membuat sejarah itu berputar. Kelihatannya biasa saja, tidak banyak tetapi vital di dalam pekerjaan Tuhan. Di sinilah kita mesti mengerti panggilan kita. Di sinilah biarlah wanita itu tidak menjadi putus asa atau rasa terhina di dalam pekerjaan Tuhan yang besar ini. Di hadapan Allah, Alkitab tidak pernah menganggap wanita itu kelas nomor 2 di masyarakat. Sebaliknya Alkitab menyatakan betapa wanita itu meski di balik kayar, tidak menonjol, tetapi signifikan di dalam tindakannya, karena Allah menempatkannya tempat vital di dalam pekerjaan-Nya. Sekali lagi setan dengan cepat mau menggunakan wanita untuk dosa masuk di dalam dunia ini. Tetapi di dalam penebusan Kristus Yesus, Tuhan juga memunculkan wanita-wanita dan khususnya keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular. Dan berita yang terpenting berkenaan dengan kematian dan kebangkitan Kristus dipercayakan dan ada di dalam isi hati wanita. Biarlah laki laki dan wanita bekerja bersama-sama. Kita memiliki panggilan dan posisi masing-masing memperluas pekerjaan Allah di muka bumi. Ini adalah sesuatu penjelasan yang begitu sederhana dari sesuatu kalimat Alkitab yang begitu jelas. Dari hal yang sederhana ini, mari perlahan-lahan kita membangun identitas kita di hadapan Allah. Biarlah laki-laki bersyukur diciptakan sebagai laki-laki. Dan biarlah wanita bersyukur diciptakan sebagai wanita. Dan biarlah kita boleh bersyukur kepada Dia yang menempatkan kita di posisi yang Tuhan itu sudah letakan kita di dalam kekekalan. Kita mengucap syukur untuk kasih sayang Tuhan ini. Sekali lagi, Happy Mother’s Day. Dan biarlah seluruh laki-laki dan seluruh anak-anak boleh semua menghormati ibu dan juga wanita yang Tuhan berikan kepada kita. Dan sebagai pimpinan jemaat di tempat ini, saya mengucap syukur untuk seluruh wanita yang Tuhan berikan di tengah-tengah GRII Sydney. Mari kita berjuang bersama-sama untuk Kerajaan Allah dan untuk kehendak-Nya jadi dan nama-Nya dipermuliakan. Happy Mother’s Day. Mari kita berdoa.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^