Kerajaan Allah
Kis 1:1-3
Hari ini 2000 tahun yang lalu, adalah hari-hari di mana Yesus bangkit dan Yesus naik ke surga. Ada rentang 40 hari dan Yesus menampakkan diri beberapa kali kepada orang-orang yang berbeda. Alkitab mengatakan meskipun Dia bicara kepada beberapa orang yang berbeda, tetapi Dia mengulang-ulang pelajaran yang sama, dengan aspek yang berbeda, mengenai satu topik besar ini yaitu Kerajaan Allah. Saudara-saudara, bicara berkenaan dengan topik Kerajaan Allah adalah topik yang menaungi seluruh topik teologia yang muncul di dalam Alkitab. Kalau Saudara-saudara membentang Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, Saudara akan menemukan teologia-teologia di dalamnya, maka satu-satunya teologia yang menaungi seluruh teologia yang muncul itu adalah teologia Kerajaan Allah. Bahasa Inggris, ini adalah sesuatu yang penting, yang menaungi seluruhnya, overarching, menaungi seluruhnya. Kalau Saudara-saudara melihat bagian-bagian kitab suci, Saudara akan menemukan begitu banyak teologia yang indah. Misalnya saja teologia mengenai penciptaan creation, teologia mengenai salvation, teologia mengenai redemption, teologia mengenai salib dan kebangkitan, teologia mengenai anugerah, teologia mengenai covenant. Atau Saudara mau masuk lebih detail lagi, teologia berkenaan dengan pekerjaan, teologia berkenaan dengan perang, teologia berkenaan dengan keindahan. Saudara lihat seluruh fragmen itu begitu nyata dalam Alkitab, tetapi yang menghubungkan menjadi satu kesatuan yang kokoh adalah Kerajaan Allah. Kalau Saudara dan saya tidak mengerti prinsip ini, Saudara akan mengkhotbahkan satu persatu atau mengerti satu persatu itu secara parsial dan Saudara akan kesulitan sekali untuk mengerti hubungan antara satu buku dengan buku yang lain. Kalau misalnya saja saya tanya kepada Saudara, dalamilah buku Ester dan apa hubungannya dengan buku Roma, maka Saudara akan kesulitan sekali karena ada bagian penekanan-penekanan yang berbeda. Tetapi kalau Saudara mengerti apa yang menjadi satu teologia yang menaungi segalanya, maka Saudara-saudara akan menemukan unity di tengah-tengah diversity Alkitab kita. Dan apa yang menaungi segalanya yaitu Kerajaan Allah. Bukan love of God, love of God itu ada di dalam Kerajaan Allah. Bukan bicara berkenaan dengan salvation, salvation itu ada dalam Kerajaan Allah. Bukan bicara mengenai salib dan kebangkitan, salib dan kebangkitan itu adalah pengokohan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Sekali lagi, Kerajaan Allah adalah benang merah yang menghubungkan seluruh kitab suci kita. Kerajaan Allah adalah payung besar yang menghubungkan seluruh teologia yang ada.
Sekarang kita akan masuk di dalam sesuatu yang menjadi core dari seluruhnya. Apa artinya Kerajaan Allah. Apa arti sesungguhnya bicara mengenai Kerajaan Allah secara sederhana. Saudara-saudara artinya secara sederhana, secara spesifik, Alkitab mengajarkan, sepanjang sejarah, dari creation sampai consummation, maka Alkitab mengajarkan Allah berkehendak membentuk dan mengokohkan penguasaan-Nya terhadap seluruh ciptaan melalui seorang Mesias, yaitu Kristus Yesus. Allah berkehendak membentuk dan Allah berkehendak mengokohkan penguasaan-Nya terhadap seluruh ciptaan melalui seorang Mesias yaitu Yesus Kristus. Kalau Saudara-saudara membaca Filipi misalnya pasal yang ke-2, maka Saudara akan menemukan segala lidah akan mengaku, seluruh lutut akan bertelut, Yesus Kristus adalah Tuhan. Tapi tidak titik, maka itu koma, bagi kemuliaan Allah, bagi kemuliaan Allah Bapa. Saudara perhatikan, Allah Bapa dipermuliakan dan Allah Bapa dipermuliakan ketika menguasai seluruh ciptaan-Nya. Seluruh ciptaan-Nya akan berlutut dan mengaku Yesus adalah Tuhan. Penyembahan kepada Yesus adalah penyembahan kepada Allah Bapa. Penguasaan Allah Bapa kepada creation, maka itu adalah melalui figur Mesias Yesus Kristus. Dan inilah yang menjadi core inti dari Kerajaan Allah.
Saudara-saudara, hari ini kita akan melihat secara biblical theology berkenaan dengan satu topik yang penting ini, dan satu topik yang penting ini adalah isi hati Yesus Kristus. Kita akan melihat berkenaan dengan apa yang Alkitab, baik itu Perjanjian Lama ajarkan mengenai Kerajaan Allah, dan intertestamental bicara mengenai Kerajaan Allah, dan juga Perjanjian Baru bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah. Jadi kita akan bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah di dalam tiga poin besar ini. Saya akan bicara ini adalah sesuatu yang penting, yang begitu nyata, yang bukan penting saja, karena sebenarnya begitu detail di dalam hal ini.
Kita akan bicara pertama adalah Kerajaan Allah dalam Perjanjian Lama. Kalau Saudara-saudara melihat Perjanjian Lama, Saudara tidak akan menemukan kalimat “Kingdom of God”, tetapi di dalam Perjanjian Lama pengertian seperti ini begitu jelas yaitu Allah sebagai Raja yang berdaulat. Allah sebagai Raja yang berdaulat dan bukan saja Raja yang berdaulat bagi Israel, tapi Raja yang berdaulat bagi seluruh bangsa. Saudara-saudara, pada waktu itu seluruh bangsa tidak memiliki satu pengertian mengenai Allah bagi seluruh bumi. Kalau seorang dari Babel dia memiliki allahnya Babel, orang Asyur memiliki allahnya Asyur, dan allahnya Asyur bukan allahnya Babel, juga demikian sebaliknya. Setiap suku bangsa memiliki allahnya sendiri, tetapi uniknya di dalam tulisan Perjanjian Lama, maka Saudara akan menemukan bahwa Allahnya Israel menguasai seluruh muka bumi. Ini adalah aspek universal dari Yahweh. Dan di dalam penguasaan Allahnya Israel menjadi Raja yang berdaulat ini, Saudara akan menemukan ada dua penekanan secara khusus di sini. Yaitu pertama adalah aspek present, aspek saat ini. Allah Israel memerintah? Saya tanya, betulkah? Para nabi bicara betulkah? Dan kemudian nabi-nabi mengatakan, “Ya, betul.” Kapan memerintahnya? Dan kemudian nabi mengatakan, “Saat ini, present.” Padahal pada waktu itu tidak ada, dia tidak lihat apa-apa, tapi para nabi mengatakan, “Saat ini.” Ini ada seluruhnya pemerintahan Yahweh. Saudara-saudara, realita aspek saat ini begitu berkali-kali muncul di dalam Alkitab kita. Saudara perhatikan Mazmur pasal 99 misalnya, kita sedang bicara mengenai perjanjian lama, Mazmur 99:1-2 dikatakan: “Tuhan itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas keruk-keruk, maka bumi goyang. Tuhan itu Maha Besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.” Saudara-saudara, kalimat-kalimat ini dinyatakan di dalam aspek saat ini, bukan nanti, sekarang ini, meskipun matamu tidak melihat, maka sebenarnya Allah di surga memerintah saat ini.
Tetapi yang ke-2 Saudara-saudara adalah ada penekanan aspek future juga, aspek eskatologi, karena orang Israel yang menyanyikan Mazmur, mereka mengalami suatu kehidupan yang sangat-sangat menderita pada waktu itu. Pada waktu itu mereka berkali-kali kalah dan berkali-kali mereka dibuang, maka suatu iman akan Allah mengenai hari ini present tense, maka itu kemudian bergeser menjadi aspek future. Allah oh mungkin bukan saat ini memerintahnya, tetapi aku percaya Allah akan memerintah nanti, dia akan menjadi Raja dan memerintah atas umat-Nya, akan ke depan bicara mengenai masa depan, bicara berkenaan dengan aspek eskatologi. Dan di masa depan apa yang terjadi, kamu lihat, Allahku Yahweh akan menghakimi orang jahat dan akan menyelamatkan orang yang benar, akan menghancurkan orang jahat dan akan membuat restorasi buat orang benar. Saudara-saudara, aspek ini juga ada di dalam Perjanjian Lama, Yesaya 24:23 misalnya: “Bulan purnama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab Tuhan semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya.”
Saudara-saudara, bicara mengenai will be, bicara berkenaan dengan akan datang, bukan saja bicara mengenai aspek present tetapi aspek future. Dan di dalam aspek future ini ada dua lagi aspek yang ada di dalam iman mereka, yaitu yang pertama adalah Mesias itu akan datang secara earthly. Sungguh-sungguh datang secara earthly, bisa dilihat, bisa diraba, di bumi ini. Kerajaan Allah akan ditegakkan di bumi ini, akan diwujudkan suatu saat di dalam sejarah ini. Tetapi setelah berpuluh-puluh tahun, beratus-ratus tahun mereka mengharapkan, mereka terus-menerus mengalami aniaya, Mesias itu tidak datang. Iman mereka goncang dan pengharapan akan masa depan, oh mungkin 3 tahun lagi tapi pasti terjadi di bumi ini. Oh, mungkin tidak, mungkin bukan earthly, mungkin suatu yang transcendental, sesuatu yang transcend. Jadi bukan sesuatu yang bisa diraba, tetapi sesuatu yang terjadi dalam kosmik, sesuatu yang transcend. Misalnya kalau Saudara membaca Daniel pasal 2 ayat 44: “Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” Kalau membaca tulisan ini, saya yakin Saudara-saudara tidak memiliki suatu sense transcendental, karena kita sudah memiliki kacamata Kristen. Tetapi kalau Saudara-saudara adalah orang Perjanjian Lama, Saudara yang bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah itu hadirnya di bumi ini sekarang ini, tetapi ternyata tidak terjadi-jadi, maka kemudian pengharapan mereka beralih: “Oh bukan di bumi ini Dia akan meneguhkan kerajaan-Nya tidak binasa selama-lamanya.” Itu adalah bicara mengenai transcendent, bukan di bumi ini, tetapi sesuatu yang di surga.
Sekali lagi Saudara-saudara, di dalam Old Testament, Saudara bisa melihat di tempat ini, Saudara akan menemukan aspek present and future, dan Saudara akan menemukan aspek earthly dan transcendent. Kerajaan Allah itu present dan juga future. Sehingga kalau Saudara-saudara menemukan satu kalimat yang penting sekali dalam teologia Reformed disebut sebagai already and not yet. Tuhan sudah datang atau belum? Kerajaan Allah itu datang atau tidak? Kalau ada, di mana, aku kok tidak melihatnya? Engkau memiliki iman itu adalah iman pengharapan atau sungguh-sungguh terjadi? Maka kita orang Kristen mengatakan Kerajaan Allah itu sudah dan belum, Kerajaan Allah itu adalah present and future. Present? Ya, sekarang sudah datang, tetapi juga akan datang. Sekarang saya tanya, Kerajaan Allah yang kau sebutkan itu adalah yang nanti bisa dipegang, sungguh-sungguh earthly, akan ada di sejarah atau sesuatu yang transcend? Engkau punya teologia itu bicara mengenai Allah memerintah itu transcend. Kalau engkau bicara mengenai Allah memerintah hidupmu itu transcend atau real. Itu konsep transcend ya Allah di atas memerintah, ataukah itu adalah konsep yang memang adalah kenyataan sehari-hari Allah itu memerintah. Maka Saudara akan menemukan dua hal ini ada, sungguh-sungguh earthly dan juga transcendent. Allah memerintah seluruh bangsa, tetapi pemerintahan-Nya itu dinyatakan melalui ketaatan hidup kita orang-orang yang dipilih-Nya.
Saya teruskan. Di dalam Perjanjian Lama maka Saudara akan menemukan bahwa di dalam seluruh aspek ini, present dan future, earthly dan transcendental, maka Saudara akan menemukan satu tokoh, satu figur sebagai perantara Allah di dalam mengokohkan kerajaan-Nya. Sehingga seluruh perjanjian lama terfokus kepada satu figur ini. Itulah Mesias, yang diurapi, seorang yang diurapi. Mesias, Kristus, adalah bicara mengenai memiliki tugas khusus, dan tugas yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang lain. Dan tugas khususnya itu apa? Menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi. Saudara, tugas khusus Kristus bukan menyelamatkan Saudara dan saya. Tugas khusus Kristus Yesus itu bukan menjadi pelayan kita. Ya, hati-Nya ada pada Saudara dan saya, Dia mengasihi kita, Dia menebus kita, untuk kita dikuasai oleh Allah, untuk Kerajaan Allah hadir di dalam hidup kita, untuk yang transcendent itu real di dalam earhtly, di dalam tubuh kita. Dan itu adalah pekerjaan Mesias. Dan setelah Mesias naik ke surga, maka Dia mengutus Roh Kudus untuk menjadikan itu kepada kita. Lihatlah isi hati-Nya, hai gereja. Lihatlah apa yang Dia inginkan dalam hidup kita: Pemerintahan Allah, penguasaan Allah, kedaulatan Allah terjadi di muka bumi ini seperti ini surga. Earthly and transcendent, present and future, dan yang dikuasai Allah pada saat ini, akan selengkapnya dalam consummation akan dikuasai oleh Dia di dalam kekekalan, di dalam future, di dalam eskatologi.
Saya sudah bicara berkenaan dengan Perjanjian Lama, sekarang saya akan bicara mengenai intertestamental. Intertestamental yaitu masa di antara perjanjian lama dan Perjanjian Baru, di antara Maleakhi dan Yohanes Pembaptis. Saudara tidak akan menemukan nabi apa pun di situ. Beberapa teolog mengatakan itu adalah 400 tahun masa kegelapan. Tidak ada satu nabi pun yang bersuara, tidak ada Yesaya, tidak ada Yeremia, semuanya sudah mati, tidak ada Maleakhi, semuanya terdiam. Dan Yohanes Pembaptis belum dimunculkan oleh Allah, maka orang Israel tidak ada nabi, tidak ada pemimpin. Maka apa yang terjadi? Maka muncullah school of thoughts dan atau muncullah movement atau muncul aliran-aliran. Dan ada 4 aliran besar di dalam 400 tahun itu, yang seluruh aliran merupakan respon terhadap teologia Kerajaan Allah. Saudara perhatikan, Kerajaan Allah, konsep ini luar biasa mendarah daging kepada Israel. Bahkan ketika tidak ada nabi sekali pun, maka mereka kemudian mengembangkan teologia Kerajaan Allah. Mereka hidup berdasarkan pengertiannya kepada Kerajaan Allah. Mereka melakukan apa pun saja, itu merupakan responnya terhadap Kerajaan Allah supaya Kerajaan Allah itu sungguh-sungguh terjadi di muka bumi kepada Israel. Dan di dalam 400 tahun ini ada empat aliran utama. Dan kalau Saudara nanti melihat dalam Perjanjian Baru, maka Saudara akan tahu bahwa empat aliran utama itu masih mendarah daging di dalam Perjanjian Baru. Tetapi empat-empatnya sebenarnya terjadi di dalam masa intertestamental. Empat aliran utama itu apa? Yang pertama adalah Zealot. Yang ke-2 adalah Pharisees. Yang ke-3 adalah Qumran. Yang ke-4 adalah Apolcalyptic movement.
Saya sudah katakan kepada Saudara-saudara bahwa hari ini saya akan lebih mengajar. Saya sudah berbicara beberapa kali dalam khotbah berkenaan dengan beberapa prinsip teologi Kerajaan Allah dan aplikasinya, tapi hari ini saya akan lebih banyak mengajar. Tujuannya adalah kalau Tuhan pimpin nanti di belakang, Saudara akan mengerti, makin mengerti letak kita itu ada di mana. Kembali lagi, Intertestamental, empat movement.
Kelompok pertama, Zealot. Zealot adalah kumpulan orang-orang yang memakai senjata militer. Mereka berpikir Kerajaan Allah harus datang, tetapi mereka tunggu-tunggu tidak datang. Yang ada adalah kerajaan Romawi. Yang ada adalah kerajaan Yunani yang menguasai. Maka mereka memiliki teologi seperti ini, Kerajaan Allah tidak akan datang sendiri, Kerajaan Allah itu harus kita usahakan. Maka kita harus melawan Romawi, menghancurkan pemerintahan mereka dengan militer, dengan pedang. Saudara, di dalam seluruh sejarah Israel, Saudara akan menemukan pemimpin-pemimpin perang berkarisma dan orang-orang ini adalah orang-orang yang sering sekali ditakuti oleh bangsa Romawi. Begitu ada kumpulan besar, maka orang Romawi berpikir ini orang Zealot, dan mereka akan mengadakan pemberontakan, maka mereka harus dihancurkan. Salah satu murid Yesus Kristus adalah orang Zealot. Dan di mata orang Romawi sendiri, Yesus dengan pengikut-Nya yang besar, mereka terus mencermati, jangan-jangan Yesus ini mau melakukan pemberontakan sebagai seorang Zealot.
Kelompok ke-2 adalah Pharisees. Apa yang dipikirkan oleh orang Farisi? Kerajaan Allah tidak akan datang sampai kita semua itu mentaati Taurat. Sehingga mereka mati-matian mengajarkan Taurat, habis-habisan mengajarkan Taurat, karena di dalam Perjanjian Lama Musa mengajarkan Taurat dan Taurat itu sebagai simbol kehadiran pemerintahan Allah atas hidup mereka. Paulus sendiri sebenarnya adalah orang Farisi, tetapi Saudara-saudara apakah tahu ketika Paulus bertobat, lawan utama Paulus itu bukan Romawi tetapi adalah orang Farisi itu sendiri. Kenapa? Karena setelah bertobat, Paulus terus mengatakan bukan v yang menyelamatkan, bukan Taurat yang menyelamatkan tetapi kasih karunia Allah, kasih karunia Allah, berkali-kali dia berbicara seperti itu. Maka kalau Saudara-saudara melihat tulisan Paulus bahkan sampai saat ini, Saudara mempunyai satu sense seakan-akan Paulus itu merendahkan Taurat. Yakobus yang akan meninggikannya, dia mengatakan iman tanpa perbuatan itu mati. Tetapi Paulus mengatakan bukan Taurat tapi iman. Maka orang Farisi kemudian sangat marah kepada dia. Orang Farisi mengejar-ngejar Paulus. Kenapa? Karena kalau ajaran Paulus diterima sama orang Israel, maka orang Israel makin jauh dari pengharapan kehadiran Kerajaan Allah. Karena bagi orang Farisi, ketika engkau percaya Taurat, engkau akan mempercepat kedatangan Kerajaan Allah.
Kelompok yang ke-3 adalah Qumran. Qumran tidak mau masuk untuk melawan pemerintahan. Qumran itu maunya aku tidak mau lagi datang ke tempat dunia, saya mau menyendiri saja. Saya akan membaca Firman saja. Saya tidak mau campur tangan dengan dunia. Dan saya di sini menjaga kesucian, menunggu Kerajaan Allah itu datang. Saudara akan menemukan kitab suci-kitab suci Perjanjian Lama itu masih utuh sampai sekarang karena karya dari Qumran, karena Qumran menyimpannya. Saudara-saudara, sampai sekarang tulisan Perjanjian Lama itu banyak sekali yang masih ada, itu bukan karena orang Zealot, bukan karena orang Pharisees, tapi orang Qumran. Kalau mereka ada di sini, mereka tidak akan ada di Sydney. Mereka akan cari tempat yang paling ujung dan paling banyak dombanya daripada manusianya. Orang-orang Mennonite seperti itu, orang-orang Quaker seperti itu. Mereka adalah orang yang menunggu Kerajaan Allah datang dengan kesuciannya, dengan kesendiriannya.
Kelompok ke-4 adalah Apocalyptic. Apocalyptic, apa yang mereka ajarkan? Mereka menunggu Kerajaan Allah, mereka tahu bahwa iman kita tidak kuat untuk bertahan lama. Maka mereka membentuk tulisan-tulisan untuk memberikan pengharapan bahwa Kerajaan Allah akan datang. Mereka berjuang bukan dengan pedang, mereka berjuang dengan tulisan untuk membangkitkan iman. Kalau saudara membaca Kitab Wahyu, itu adalah kelompok apocalyptic. Saudara membaca Kitab Wahyu, apa yang Saudara baca? Suatu hari pemerintahan akan datang, pemerintahan Allah akan datang, suatu hari akan datang.
Saya sudah menjelaskan intertestamental dan bagian terakhir ini maka saya akan menjelaskan apa yang terjadi dalam Perjanjian Baru. Saudara perhatikan baik-baik suara yang muncul pertama kali di dalam Perjanjian Baru: “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah datang.” Ketenangan 400 tahun dipecahkan dengan kalimat Yohanes Pembaptis mengenai satu teologia, Kerajaan Allah. Karena apa? Karena Mesias, Yesus Kristus itu sudah datang. Maka kalau Saudara-saudara perhatikan seluruh tulisan Perjanjian Baru, dari Matius sampai Wahyu, maka Saudara akan menemukan tiga stage ini terjadi.
Yang pertama adalah inagurasi. Inagurasi artinya pembukaan Kerajaan Allah datang, dan itu terjadi pada waktu pelayanan Yesus Kristus. Secara cepat saya akan memberikan pada Saudara-saudara beberapa ayat-ayat yang ada, sebenarnya begitu banyak, tetapi saya memilih kepada Saudara-saudara untuk menjadi lebih jelas. Saudara lihat bahwa sepanjang pelayanan Yesus, dari sejak lahir-Nya sampai Dia mati dan bangkit, itu adalah Kerajaan Allah datang. Raja yang diurapi oleh Allah itu datang. Matius 2:2; dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Di dalam Matius, Matius menulis untuk orang-orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan Mesias, sang raja itu. Matius menulis kelahiran Yesus Kristus adalah kedatangan Mesias itu, kedatangan Kerajaan Allah itu. Matius 4:23; “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”
Saudara-saudara perhatikan, apa yang dibicarakan oleh Yesus? Ketika Dia melayani, adalah bicara mengenai Injil kerajaan. Saudara-saudara, ketika saya berkhotbah, saya sedang berkhotbah tentang apa? Tentang Injil kerajaan. Setiap hamba Tuhan dipanggil berkhotbah dengan harapan, dengan doa. Setiap khotbah diberitakan, semakin kita seluruh hati masuk di dalam pemerintahan-Nya, semakin taat kepada Dia. Kita tidak sedang berkhotbah berkenaan engkau sakit lalu kemudian jadi sembuh, miskin atau kurang uang lalu kemudian ditolong oleh Tuhan. Mau cerai lalu tidak jadi. Bukan itu. Tapi bicara berkenaan membawa kita ke dalam pemerintahan-Nya. Dan ketika membawa kita ke dalam pemerintahan-Nya, Saudara akan melihat berkat-berkat-Nya diberikan kepada kita. Saudara lihat, Lukas 11:20; “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Saudara perhatikan, kalau ini terjadi dan itu memang benar-benar terjadi, engkau harus tahu, Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Saudara-saudara, karya Yesus Kristus dari sejak lahir sampai salib adalah untuk mendatangkan Kerajaan Allah di muka bumi. Seluruh kehendak Allah jadi kepada Dia dan melalui Dia bagi muka bumi ini. Di taman Getsamani, Yesus mengatakan, “Bapa, Aku mau cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi bukannya kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu.” Sekali lagi, kedatangan Yesus Kristus dan seluruh pelayanan-Nya adalah inagurasi Kerajaan Allah. Sebelumnya tidak pernah terjadi. Itu kalau inagurasi, itu kalau saudara-saudara punya toko, toko yang baru, sebelum saudara masukin, sebelum ada transaksi apa pun, lalu kemudian Saudara ada perayaan, lalu kemudian Saudara potong pita, baru kemudian seluruh aktivitasnya dilakukan. Potong pita itu adalah inagurasi. Dan sejak itu, sejak Yesus datang, maka Kerajaan Allah tidak mungkin bisa dibendung oleh musuh-musuh-Nya. Satu tempat satu tempat satu tempat, Tuhan akan membangkitkan anak-anak-Nya yang rela takut dan dikuasai oleh Dia sebagai raja.
Hal yang ke-2 di dalam New Testament setelah inauguration, ada fase continuation. Ini adalah fase di mana Kristus sudah naik ke sorga dan Kerajaan Allah itu kemudian seluruh aspeknya, seluruh message-nya dibawa ke seluruh muka bumi oleh gereja. Matius 24:14; “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Matius 28:18-20; “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Saudara-saudara, pada masa stage continuation ini, kita harus mengerti berita dari Kerajaan Allah itu ada di tangan Saudara dan saya. Pekerjaan dari Kerajaan Allah itu akan berkembang atau tidak, ada di tangan gereja. Untuk itulah Roh Kudus diberikan di tengah-tengah kita. Gereja ada bukan untuk menikmati hidup. Gereja ada bukan untuk menikmati kekayaan. Hidup yang Tuhan berikan kepada kita ini, nafas yang diberikan bukan untuk santai, bukan untuk nonton TV, bukan untuk menikmati youtube, tetapi untuk satu hal, untuk mengekspansi Kerajaan Allah yang sudah dinyatakan pertama kali oleh Yesus Kristus. Apakah Saudara-saudara tahu, betapa kita berdosa jikalau kita tidak mengerti titik ini. Seluruh nabi-nabi bicara mengenai hal ini. Yesus Kristus dan murid-murid-Nya pergi kemana pun saja menyebarkan Injil Kerajaan Allah. Itu persis satu tongkat estafet ke tongkat yang lain. Dan begitu sampai di tempat Saudara, Saudara letakkan di bawah dan Saudara cuman nonton TV. Apakah kita tahu isi hati Allah? Apakah kita tahu ada sesuatu hal yang besar yang memayungi seluruh iman kita, overarching yaitu Kingdom of God? Saudara lihat, Kolose 4 :10-11; “Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas - tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu - dan dari Yesus, yang dinamai Yustus. Hanya ketiga orang ini dari antara mereka yang bersunat yang menjadi temanku sekerja untuk Kerajaan Allah; mereka itu telah menjadi penghibur bagiku.” Saudara-saudara, kita semua kalau Saudara dan saya adalah anak Tuhan, kita adalah teman sekerja. Kita punya satu company yang sama. Kita punya tujuan yang sama. Kita punya pemilik yang sama. Kita punya bisnis yang sama, teman sekerja untuk Kerajaan Allah demikian kata Paulus. Fellowship pun itu adalah untuk kemajuan Kerajaan Allah. Dan nanti kalau Saudara-saudara melihat dalam Kisah Para Rasul, maka Kerajaan Allah yang tadinya konsep itu ada pada Israel, sekarang dibuka membershipnya kepada seluruh bangsa. Sehingga Saudara dan saya, orang Batak, orang Madura, orang Jawa orang China, orang Malaysia, Saudara di masukkan di dalam Kerajaan Allah, the membership of the Kingdom of God.
Terakhir consummation, satu ayat, Wahyu 11:15; “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Saudara-saudara, ini adalah titik consummation dari semuanya. Saudara perhatikan, The kingdom of the world, dunia ini akan menjadi kerajaan-Nya. Yang transcendent itu akan menjadi earthly. Yang future itu akan sungguh-sungguh menjadi kenyataan. Apakah kita mengerti bahwa yang disebut sebagai sorga itu bukan kita akan pergi ke sana, tetapi Dia akan datang ke bumi ini menguasai seluruhnya. Present and future menjadi satu. Earthly and transcendental menjadi satu. De jure dan de facto menjadi satu. Dan kalimat Tuhan Yesus itu akan terjadi, Bapa kami yang di sorga, di kuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu di bumi seperti di sorga, di bumi seperti di sorga. Apakah kita mengerti posisi kita? Di sepanjang rentang sejarah keselamatan Allah, kita gereja Tuhan, Roh Kudus di tengah-tengah kita, untuk pemerintahan-Nya hadir. Dan melalui hidup kita, Kerajaan-Nya dan pemerintahan-Nya hadir pada orang lain. Kiranya Tuhan mengurapi kita seperti janji-Nya Roh Kudus mengurapi kita. Mari kita berdoa.