[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

29 January 2023

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Bentukan Allah Kepada Pelayan-Nya (2)

Nehemia 1:1-6

Perikop Nehemia adalah cerita seorang awam yang dipakai Allah di dalam perluasan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Salah satu kunci penting sebuah gereja yang bertumbuh adalah banyaknya kaum awam yang dipakai Allah. Ketika banyaknya kaum awan dipakai Allah bukan saja memberikan uang, tetapi berdoa dan bergerak bersama-sama untuk melayani di dalam misi Allah bagi bumi ini. Pada tahun 2010, dalam anugerah Tuhan saya mengikuti Lausanne Congress di Cape Town, dan para pemimpin Kristen dunia pada waktu itu menyadari mengapa setelah ribuan tahun masih banyak sekali daerah-daerah dan suku-suku yang belum mendengar tentang Kristus. Setelah mereka selidiki, jawabannya adalah karena pekerjaan penginjilan dan misi dunia dikerjakan hanya oleh hamba Tuhan. Maka di Lausanne Congress di Cape Town itu, ada 4000 orang yang hadir dan sekarang mereka merubah kalau Lausanne Congress sebelumnya, seluruhnya adalah ribuan hamba Tuhan berkumpul. Tetapi, di Lausanne Congress di Cape Town, dari 4000 orang yang berkumpul, tiga perempatnya adalah kaum awam. Saudara akan melihat konferensi penginjilan dan misi dunia, tetapi yang mengikutinya adalah seorang manajer bank, teacher, dosen, engineer, designer, IT, wartawan. Intinya adalah para pemimpin dunia Kristen menyadari bahwa perluasan Kerajaan Allah di muka bumi tidak bisa dikerjakan oleh orang-orang full-timer hamba Tuhan saja. Ini adalah tugas kita bersama ketika Yesus Kristus mengatakan, “Pergi jadikanlah segala bangsa murid-Ku”, itu bukan bicara berkenaan dengan orang-orang yang dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan seutuhnya, sepenuhnya seorang pendeta, seorang penginjil. Tidak! Tetapi seluruh orang Kristen memiliki amanat Agung tersebut.

Tentu saja, ketika kaum awam bergerak tetap harus ada di dalam struktur ordo dan bukan keliaran. Di dalam gereja, kita diajar melalui Alkitab adanya ordo, ada hamba Tuhan yang Tuhan berikan visi center. Pusat kebangunan rohani terletak pada mimbar, terletak pada hamba Tuhan. Ordo harus dijaga, tetapi jika sebatas hamba Tuhan yang melayani maka gereja tersebut tidak sehat dan tidak akan bertumbuh dan misi Kerajaan Allah tidak akan terselesaikan. Saya sekali lagi merindukan gereja kita, gereja ini dan semua gereja dalam keadaan sehat dan bertumbuh. Gereja kita diperbolehkan oleh Allah masuk ke dalam pusat pergerakan Allah di muka bumi ini dan artinya adalah saudara kaum awam dan saya hamba Tuhan bergerak bersama-sama melayani Tuhan di dalam misi dunia ini dengan kuasa dari Roh Kudus. Kita harus bergerak bersama-sama kita harus, berjuang bersama-sama kita harus melayani bersama-sama kita harus berdoa bersama-sama untuk memperluas Kerajaan Allah di dalam diri kita dan melalui diri kita di dalam gereja kita dan melalui gereja kita bagi dunia.

Minggu yang lalu saya sudah mengatakan ketika kita membaca cerita-cerita seperti Nehemia, kita diajar prinsip-prinsip rohani bagaimana Allah melalui Roh Kudus-Nya dan melalui providensianya membentuk kerohanian Nehemia seorang awam ini. Biarlah kita mengerti proses pembentukan Allah itu prinsipnya sama meskipun konteksnya yang berbeda. Kita pasti tidak memiliki konteks yang sama dengan Nehemia. Kita tidak ada di depan Raja Arthasasta. Kita tidak memiliki kabar tentang tembok Yerusalem atau umat Israel yang berada dalam penderitaan besar seperti perkataan Hanani kepada Nehemia. Tetapi ketika kita dibentuk menjadi seorang pelayan, apakah saudara hamba Tuhan yang full-time ataukah saudara seorang awam, maka pastilah Roh Kudus akan membentuk kita dan prinsipnya memiliki prinsip yang sama dengan apa yang Dia kerjakan kepada para nabi dan rasul dalam Alkitab. Ketika seseorang dibentuk oleh Roh Kudus menjadi pelayan-Nya maka uniknya Roh Kudus akan memampukan kita menjebol (breakthrough), kenyamanan hidup kita atau memberikan kita kuasa menang mengatasi permasalahan-permasalahan hidup kita yang belum selesai dan Roh Kudus akan memberikan kepada kita kuasa membalik pikiran kita untuk terfokus pada pekerjaan Allah yang belum selesai.

Kita sering sekali tidak rela meninggalkan kenyamanan hidup kita, kita pergi ke sana kuatir, pergi ke sini kuatir, kita sering takut, kita sulit sedikit sudah tidak mau, kurang uang sedikit kita sudah mengeluh, udara panas sedikit kita sudah menggerutu atau di sisi lain kita terus-menerus dipenuhi (di-preoccupied) oleh masalah-masalah dan tugas-tugas yang belum selesai. Ketika bicara berkenaan dengan penginjilan, berkenaan dengan misi, berkenaan dengan pelayanan, selalu ada saja alasannya. Urusan pekerjaan saya masih banyak Pak, belum selesai Pak deadline itu, sebentar lagi, beberapa hari pak, report-nya belum selesai Pak. Belum lagi ada pergumulan ini itu, ada pergumulan yang belum punya pacar sehingga tidak bisa melayani lebih, tidak bisa misi; atau baru saja pacarnya diputus maka dia juga tidak bisa pergi atau masalah keuangan yang belum selesai atau kadang mengatakan belum punya anak maka saya fokus lebih dulu untuk masalah ini, tetapi di tempat yang lain, ada yang mengatakan sudah banyak anak sehingga tidak bisa pikirkan apapun saja untuk pekerjaan Tuhan. Apapun saja bisa menjadi alasan kita untuk kita tidak masuk di dalam pekerjaan Tuhan di muka bumi ini dan lihatlah sekarang apa yang Tuhan kerjakan pada Nehemia. Nehemia memiliki ribuan alasan yang lebih banyak daripada kita untuk tidak meninggalkan istana Raja Arthasasta dan membangun puing Yerusalem. Dia sudah enak hidupnya di sana, kenapa dia harus pulang untuk menempuh bahaya. Kalau dia harus pulang, dia harus menghadapi begitu banyak pemerintahan daerah dan juga gerombolan-gerombolan yang bisa menyerang jiwanya ketika dia pulang; maka dia mempertaruhkan hidup dan matinya. Saudara tahu bukan bahwa safety reason adalah hal yang paling utama dalam segala pekerjaan kita. Kalau kita naik pesawat, safety reason paling utama. Kita naik kapal, safety reason paling utama. Kita kerja apapun saja safety reason adalah yang paling utama. Safety, keamanan, keselamatan dari jiwa kita dan tubuh kita.

Tetapi, saudara-saudara perhatikan, Nehemia yang sudah nyaman kemudian berdoa dan Roh Kudus menjebol seluruh kenyamanannya. Dia mau mengambil resiko meskipun ini adalah sesuatu hal yang sangat berbahaya tetapi inilah ciri pekerjaan Tuhan. Kalau Tuhan bekerja dalam diri saudara dan saya, dia akan memampukan kita untuk menang terhadap hal-hal seperti ini. Belum lagi Nehemia harus memikirkan bagaimana dengan ekonominya, stabilitas ekonominya. Lalu bagaimana dengan pergolakan politik bangsa-bangsa. Bukankah kalau kita ada masalah ekonomi saja, kita punya masalah, langsung kerinduan pelayanan kita semuanya memudar. Dan lagi, kenapa Nehemia harus membangun sebuah kota yang dia sendiri tidak pernah lahir di dalamnya, untuk apa dia memikirkan kota itu? Bukankah tidak ada urusannya dengan dia? Sekarang dia punya masalah dengan hidupnya sendiri, kenapa masalah kota itu, mengapa masalahnya Allah harus menjadi masalahku. Nehemia adalah keturunan Yahudi tetapi dia tidak pernah lahir di Yerusalem. Sama seperti banyak dari anak-anak kita lahir di Australia. Apa urusannya memikirkan bangsa Indonesia? Anak kita lahir di Australia, apa urusannya memikirkan Biak? Kenapa memikirkan tempat-tempat dari desa-desa, ujung-ujung, hutan-hutan di Indonesia, apa urusannya dengan aku? Nehemia bisa mengatakan seperti ini, “Oh sebaiknya saya memikirkan pertobatan Raja Arthasasta saja bukan, kenapa musti cari perkara lagi, kenapa mesti mencari hidup yang susah. Uangku juga kurang, masalahku juga sangat banyak.”

Nehemia memiliki ribuan alasan yang jauh lebih besar dari hidup kita. Tetapi visi dari Tuhan, beban yang dari Tuhan tidak bisa dibendung. Gerakan Rohnya tidak bisa dikalahkan oleh semua permasalahan yang menghimpit ini. Coba perhatikan apa yang terjadi di dalam hati Nehemia. Pernahkah saudara memiliki kerinduan dipakai oleh Allah di tengah-tengah begitu banyaknya masalah saudara? Mungkin saudara ingin pergi ke satu tempat atau mungkin saudara tidak jelas tempat itu, tetapi ada dorongan sesuatu, aku tidak puas di sini, aku ingin dipakai oleh Allah lebih. Mungkin saudara ingin untuk mendedikasikan hidup saudara untuk misi di tengah-tengah seluruh masalah saudara. Kerinduan yang kecil seperti itu muncul di dalam hati, tetapi kemudian keinginan itu tertutup dengan masalah dan saudara melupakan di dalam kerutinan hidup kita. Perhatikan saudara, jikalau ada kerinduan sekecil apapun, cepatlah meresponi dengan doa yang tekun, jikalau kerinduan itu sejati dari Tuhan maka saudara akan menyadari makin lama hati kita makin dikobarkan, beban itu makin dalam dan hidup kita makin diarahkan menuju kepada beban dan kerinduan yang Tuhan berikan. Saudara mungkin mengatakan, “Oh itu adalah suatu emosi.” Jangan simpulkan dulu, saudara-saudara tidak akan tahu itu emosi atau tidak. Ya, mungkin sekali emosi, tetapi saudara doakan dan jangan hanya sekali. Terus doakan! Kalau itu benar-benar dari Tuhan, maka saudara akan menyadari beban itu makin lama makin besar, kerinduan itu makin lama makin dalam. Jangan padamkan dengan tidak peduli, jangan padamkan dengan kemalasan atau jangan padamkan dengan kalimat, “Oh, itu cuma emosi,” dan saudara tidak mau untuk follow up. Apa yang terjadi di dalam diri Nehemia ketika mendengarkan kalimat Hanani itu adalah sesuatu yang biasa. Orang lain yang mendengarkannya juga biasa, tetapi Nehemia tiba-tiba memiliki satu kerinduan dan bukan di dalam waktu yang sesaat, tetapi 4 bulan dia mendoakan sampai benih itu bertumbuh menjadi besar dan tidak terbendung lagi. 

Minggu yang lalu saya sudah bicara mengenai prinsip pertama ketika Roh Kudus membentuk seorang menjadi pelayan Kristus maka Dia akan mengaitkan hati kita dengan kebutuhan umat Allah. Kalau saudara membaca Nehemia, maka saudara akan melihat Nehemia menangis, berdoa, berpuasa selama berbulan-bulan dan hatinya terus-menerus berbeban berat sekali. Apa yang mendorong itu? Maka tiga hal ini, minggu yang lalu saya katakan yang pertama adalah kehormatan Allah yang diinjak-injak; yang ke-2 adalah pekerjaan Allah yang belum selesai; dan yang ke-3 adalah umat Allah di dalam penderitaan. Hati Nehemia tersentuh oleh berita itu, tetapi mau tahu apakah itu hanya emosi manusia ataukah itu beban dari Tuhan, Nehemia berdoa berbulan-bulan dan ternyata ini bukan emosi yang dangkal, tetapi suatu beban yang sejati yang ditanam oleh Allah di dalam hati dan dengan tepat Nehemia menyiraminya dengan doa.

Minggu yang lalu saya sudah bicara saya menekankan berkenaan dengan seorang nabi yang mau memposisikan dirinya sejajar dengan umat Allah. Nehemia adalah seorang nabi dan sama seperti nabi-nabi yang lain, Yeremia, Yesaya, Musa juga Paulus. Maka saudara menemukan kalimat-kalimat mereka adalah kalimat seorang nabi, tetapi bukan saja mereka penyambung lidah Allah, bukan saja mereka menegur umat, jemaat, tetapi di dalam tulisan mereka, saudara akan melihat bahwa mereka juga menegur diri mereka sendiri. Yesaya yang mengatakan, “Celaka,celaka engkau hai Israel”, di dalam Yesaya 3 dan 4, Yesaya yang sama kemudian dibentuk oleh Allah mengatakan, “Celaka aku, aku binasa, aku ada di tengah-tengah bangsa yang najis bibir dan aku sendiri adalah najis bibirnya.” Seorang nabi yang sejati tidak menunjuk-nunjuk umat Allah dari kejauhan. Allah kita di dalam Kristus Yesus juga tidak berbicara dari Surga. Dia turun di tengah-tengah manusia. Nabi yang sejati bukan saja penyambung lidah Allah dengan menyatakan dosa dan kesalahan umat, tetapi nabi yang sejati juga berdoa dan dalam doanya berdoa syafaat. Maka dia mengikut sertakan dirinya, aku juga berdosa. Ini bukan kepura-puraan, tetapi ini adalah bentukan Roh Kudus yang ada di dalam nabi tersebut. Untuk nabi tersebut diposisikan sama dengan umat. Roh Kudus kalau membukakan dosa seseorang, orang tersebut tidak akan merasa lebih tinggi daripada orang lain. Seorang nabi tidak akan lebih tinggi daripada umat Allah, meskipun umat Allah yang berdosa, meskipun nabi tersebut ada kalimat dari Tuhan tetapi Tuhan kemudian merendahkan daripada nabi tersebut dan memiliki personal identity yang sama dengan umat Allah.

Dalam case Musa yang minggu lalu kita sudah bicara bahwa Musa yang meminta: Show me Thy glory (Nyatakan kemuliaan-Mu, ya Tuhan). Musa yang diberikan anugerah oleh Allah bahwa Allah sendiri, Yahweh, akan menuntun dia. Musa yang meminta supaya Yahweh tidak mengirimkan malaikat-Nya, tetapi menuntunnya sendiri. Yahweh sendiri yang menuntunnya. Musa pula yang meminta bahwa dia dan seluruh umat dituntun oleh Yahweh. Lihatlah Musa meminta dua permintaan. Pertama adalah penyertaan Allah dan yang ke duaadalah umat yang menyertai dia atau dia yang menyertai umat. Dia tidak menyatakan kepada Tuhan: Amin Tuhan, benar Tuhan, mereka semua layak untuk dihancurkan. Aku mengucap syukur untuk seluruh berkat dan pernyertaan-Mu. Terserah mereka disertai atau tidak." Perhatikan dua hal ini: Minta pernyertaan Tuhan dan minta untuk Tuhan juga menyertai umat. Minta penyertaan Tuhan dan meminta bahwa umat juga beserta dengan nabi tersebut.

Minggu yang lalu saya sudah mengatakan bahwa seorang nabi yang sejati memiliki hati seorang imam. Seorang yang menegur dosa jemaat memiliki air mata untuk mendoakan jemaat tersebut. Saya merindukan banyak kaum awam yang bangkit untuk melayani Tuhan. Dan ketika bicara mengenai bangkit melayani Tuhan itu artinya adalah bangkit untuk mengasihi jiwa-jiwa umat Allah. Sekali lagi, tiga hal ini tidak mungkin bisa dipisahkan. Pertama adalah kehormatan Allah. Kedua adalah pekerjaan Allah. Dan yang ketiga adalah umat Allah. TIga hal ini yang menjadi air mata, beban, doa, puasa dari Nehemia dan itu tidak terpisahkan. Kita sering sekali berpikir bahwa aku bekerja untuk kehormatan Allah, tetapi sering sekali pada saat yang sama kita tidak mempedulikan sesama kita. Kita tidak mempedulikan jiwa-jiwa yang kita layani. Dalam prinsip Alkitab, melayani Allah adalah hal yang pertama, tetapi, ketika seseorang melayani Allah, akan dibawa untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Kiranya Roh Kudus menanamkan hati yang peduli dan menangis bagi umat Allah dan jiwa-jiwa di luar sana.

Sekarang kita masuk ke dalam prinsip kedua bentukan Roh Allah di dalam diri seorang pelayan. Nehemia adalah seorang awam, perhatikan apa yang dibentuk oleh Roh Kudus di dalam dirinya. Pelajaran ini adalah pelajaran tentang Roh Kudus yang membuat fokus hidup yang utama. Sekali lagi, prinsip ke-2 adalah Roh Kudus akan bekerja di dalam diri kita jika kita adalah anak Tuhan yang sejati yang dipakai untuk pelayanan-Nya. Roh Kudus akan membuat kita mampu memberikan fokus atau menunjuk suatu fokus hidup yang pertama. Dalam bahasa yang paling sederhana yang kita paling sering kenal adalah first things first.

Kalau saudara melihat buku Stephen Covey tentang leadership atau Peter Drucker, maka banyak sekali buku-buku leadership mengajarkan tentang first things first. Salah satu kemampuan seorang leader yang tidak dimiliki oleh orang-orang lainnya adalah kemampuan menempatkan hal yang pertama itu pertama. Menentukan yang pertama itu apa. Karena dengan first things first maka saudara dan saya akan mengerti prioritas. Ini adalah suatu cara berpikir untuk menentukan prioritas dan dari situ me-manage segala sesuatu sumber daya, termasuk waktu secara efektif. Tetapi pertanyaannya adalah apa yang seharusnya menjadi first things first seorang pemimpin? Hal-hal apa yang sesungguhnya merupakan hal yang pertama? Apakah itu relasi dengan orang lain? Apakah itu manajemen? Apakah itu planning waktu? Ataukah kemampuan keuangan atau apapun? Apa yang menjadi first things first?

Dalam Alkitab, pemimpin-pemimpin, leader, yang Tuhan bangkitkan maka hal yang pertama yang paling utama, first priority, first things first adalah doa. Begitu Nehemia mendengar ada masalah, lihatlah apa yang secara spontan menjadi gerakan dari seluruh jiwa dan tubuhnya? Apa yang menjadi prioritas utamanya? Dia langsung merendahkan diri dan mencari wajah Allah. Itulah yang paling utama dan pertama. Orang-orang Puritan mengatakan ini adalah kerangka hati yang dibentuk oleh Roh Kudus. Roh Kudus kalau membentuk seseorang, kerangka hatinya adalah kerangka hati yang ready selalu untuk berdoa. Kita tahu semua bahwa bagian ini bukan cuma satu bagian yang menceritakan mengenai doa Nehemia; ada bagian-bagian lain di Kitab Nehemia tentang doanya. Kita tahu bahwa Nehemia adalah man of prayer. Dan kita tahu bahwa Nehemia adalah orang yang penting di dalam kerajaan Allah. Berbeda dengan banyak orang yang penting, orang yang penting biasanya memiliki sifat arogan di hadapan Allah, tetapi jiwa seperti itu tidak dimiliki oleh Nehemia. Nehemia sering sekali merendahkan dirinya dan mencari wajah Allah dengan air mata dan berpuasa.

Seorang komentator Kitab Nehemia menuliskan dengan bijak seperti ini: Nehemia pastilah bukan seorang yang memiliki self-sufficient, self-satisfied atau self-righteous. Orang dengan self-sufficient merasa cukup dengan dirinya sendiri; mandiri. Seorang yang self-sufficient tidak berdoa, mereka hanya akan berbicara kepada diri mereka sendiri. Kedua, orang yang berpuas diri (self-satisfied), tidak akan berdoa, mereka tidak memiliki pengetahuan tentang apa sesungguhnya kebutuhan mereka sendiri. Ketiga, orang yang merasa benar sendiri (self-righteous) juga tidak bisa berdoa, mereka mungkin sedang berdoa, saudara mungkin melihat mereka berdoa atau orang lain melihat kita berdoa, tetapi seorang self-righteous tidak bisa berdoa karena mereka tidak memiliki dasar untuk mendekati Tuhan, tidak ada hati yang remuk, tidak ada dukacita. Seluruhnya yang dia pikirkan dan apa yang ada dalam pikirannya adalah segala keberhasilannya; kehebatannya.

Seorang pemimpin sejati adalah seorang yang tidak mandiri, tidak puas diri dan tidak merasa benar sendiri. Sebaliknya, dia mengetahui kebutuhannya dan siap merendahkan dirinya kapanpun saja di di hadapan Tuhan yang satu-satunya Pribadi yang dapat mencukupkannya. Satu prinsip dalam Alkitab: great leaders are great prayer worriors (pemimpin yang hebat adalah pejuang doa yang tangguh). Saudara juga akan melihat pelajaran penting: Nehemia adalah seorang yang sudah dilatih Tuhan di dalam doa sehingga hatinya lembut. Kitab ini memang menjelaskan ketika Nehemia mendengarkan kabar lalu dia berdoa; first things first. Tetapi, bukan itu saja. Kita harus mengerti kenapa dia terbiasa dengan hal itu? Begitu mendengarkan suatu kabar maka dia berdoa, orang lain tidak. Bukan itu saja, ketika dia mendengarkan suatu kabar, dia kemudian lembut hati, dia menangis dan mencari wajah Allah, berdoa dan berpuasa. Lihat di belakangnya, Nehemia adalah seorang yang sangat strong, sangat berani dan seorang yang begitu tajam di dalam berkata-kata dan memimpin. Seorang yang luar biasa tangguh pendiriannya, tetapi kenapa di awal-awal perikop ini saudara mendapati Nehemia yang kelihatannya begitu lembut, begitu gentle. Kalau ada seseorang yang bisa mendengar sesuatu dan hatinya langsung bisa terfokus kepada Allah, hatinya langsung peka, apa yang terjadi ini, Tuhan? Kemudian dia bisa membawa ini di hadirat Allah, dan dia berdoa, berpuasa menangis berbulan-bulan. Itu karena dia adalah man of prayer yang terlebih dahulu dia sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dilatih oleh Allah di dalam ruang doanya sendiri. Sehingga ketika dia mendengar kabar ini dia langsung dapat berespon dengan tepat. Jadi dia tidak berdoa setelah kabar ini didengar. Dia sebelumnya sudah berdoa dan Tuhan membentuk hatinya peka. Hatinya lembut dan memiliki suatu kepekaan akan apa yang terjadi di luar sana, yang melampaui panca inderanya dan melampaui circumstances-nya sebagai seorang pemimpin.

Sekali lagi, dia bukan seorang yang berdoa setelah mendengar kabar ini. Dia adalah seorang yang sudah berdoa sebelumnya. Satu kutipan yang sebenarnya lucu tetapi benar sebenarnya ‘If you pray when you are in trouble, you are in trouble.’ Bagi anak-anak Tuhan, doa adalah kerangka hati. Bagi pelayan-pelayan Tuhan, doa adalah kerangka hati yang dibentuk oleh Roh Kudus. Latihlah diri kita untuk berdoa! Ada banyak latihan rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus ketika kita mau bertekun di dalam doa. Satu dari latihan tersebut akan menghasilkan satu hati kita yang peka, hati yang lembut di hadapan Tuhan, hati yang ready menerima suatu message dari Tuhan meskipun di dalam keadaan yang sifatnya adalah kejadian sehari-hari. Nehemia tidak mendengarkan suara Tuhan: hai engkau Nehemia pergi ke sana, bangunlah tembok. Tidak! Nehemia tidak didatangi oleh seorang malaikat yang berbicara kepada dia. Sama sekali tidak. Tetapi Nehemia adalah seorang yang berjalan bersama dengan Allah di dalam kesendiriannya, di dalam kamarnya dan dia berjalan di dalam rutinitas hidupnya berdoa, tetapi doa akan membuat hatinya lembut. Doa akan membuat hatinya sensitif, doa akan membuat kepekaannya terhadap segala hal yang dijumpai dengan panca inderanya. Doa akan membuat dia terlatih untuk mendengarkan Tuhan mau bekerja dan bergerak ke mana.

Saudara ingat hal-hal ini. Kalau kita dipakai oleh Allah, Roh Kudus akan membawa umat Allah, pertama tentu kehormatan Allah, kedua adalah pekerjaan Allah tetapi jangan lupakan ketiga umat Allah. Banyak orang yang ingin dipakai sama Tuhan, banyak orang yang mau untuk menjadi berkat dari Tuhan tetapi di dalam hatinya tidak melibatkan umat Allah dan tidak melibatkan dirinya kepada umat Allah. Tetapi, orang yang dipakai Tuhan dia akan menjadi seorang nabi atau di dalam masa ini kita berfungsi sebagai nabi tetapi bukan saja nabi. Kita diminta menjadi imam. Minggu yang lalu saya sudah mengatakan semua dari kita ingin menjadi penyambung lidah Allah, kalau kita melihat ada orang yang sulit kita ingin bicara, menghibur dia seturut dengan Firman Allah, itu adalah fungsi nabi. Hal yang paling sederhana saudara mengetik sebuah whatsapp atau saudara forward whatsapp yang berisi Firman Tuhan. Saudara ingin sebarkan kepada ratusan orang dan harap-harap ada 1 atau 2 orang bisa mendapatkan berkat Tuhan dan saudara sukacita karena dengan forward seperti itu saudara dipakai oleh Allah. Tetapi semua dari kita ingin menjadi berkat bagi orang lain, dipakai oleh Allah untuk menjadi penyambung lidah Allah menjalankan fungsi nabi. Tetapi pertanyaannya adalah siapa yang mendoakan orang-orang yang kita forward message-nya? Ketika saya berkhotbah, apakah saya mendoakan saudara-saudara? Ketika seorang hamba Tuhan berkhotbah apakah mendoakan jemaat-Nya. Atau kita berada di mimbar dan kita berada di kasta tertentu dan kita merasa lebih tinggi dari orang lain, sehingga kita mampu dan kita berhak mengajar orang lain. Alkitab mengatakan: "Celaka aku, aku juga orang yang binasa karena aku berada di tempat yang najis bibir bersama-sama dengan orang-orang yang najis bibir dan aku najis bibir." Pertama adalah Allah akan memberikan kepada kita suatu hati yang mengasihi umat Allah, baik itu dekat, baik itu jauh ketika seorang dibentuk menjadi pelayan Tuhan. Ingatlah bahwa first things first ketika saudara dan saya ingin dipakai Tuhan, dibentuk oleh Tuhan, maka Dia akan membentuk hal yang pertama adalah kebiasaan berdoa, frame of heart, struktur, bingkai jiwa hati kita, yaitu hati seorang pendoa. Kiranya kasihan Tuhan membuat kita, membentuk kita menjadi pelayan-pelayan-Nya dan sekali lagi saya harap di dalam seri-seri ini ke depan Tuhan membentuk dan membukakan hal-hal bagaimana Dia bekerja untuk kita dibentuk menjadi pelayan-Nya; kaum awam. Jemaat di GRII Sydney, bangun, bangkitlah dan layani Tuhan! Kiranya kasihan Tuhan menyertai kita semua.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^