[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

8 January 2023

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Misi Allah Tritunggal yang Diajarkan Yesus (Hakekat, Tujuan, Cara dan Harga)

Mat 9:35-38, Mar 5:1-20

Alkitab adalah buku tentang Allah, Alkitab juga buku tentang manusia. Dan di tempat yang lain, Alkitab sendiri adalah missionary book yang ditulis oleh Allah yang mengirimkan Anak-Nya yang tunggal ke dunia dalam misi Kerajaan Allah. Yesus sendiri mengajar kepada kita suatu doa, bukan sembarang doa, tetapi suatu doa dengan perspektif mission. Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Ini bukan sekadar doa biasa, ini adalah doa yang menjadi isi hati Kristus yang diajarkan kepada murid-Nya dan kepada gereja-Nya berabad-abad sampai kepada akhir jaman. Ini adalah doa yang menjadi isi hati Kristus dan menjadi isi hati para murid-Nya dan seharusnya menjadi isi hati gereja kita. Bukan sekadar doa permintaan, tetapi doa dengan perspektif mission.

Saudara-saudara, kembali lagi, kalau kita melihat kembali Alkitab, saudara akan melihat bagaimana misi Allah itu dijalankan di dalam pribadi anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus, dan kemudian Yesus Kristus mengajarkannya kepada para murid untuk memperhatikan misi ini. Saudara-saudara, Yesus sendiri mengatakan kepada Petrus dan para murid yang lainnya “Ikutlah Aku, Petrus! Maka kamu akan kujadikan penjala manusia.” Sejak detik itu maka Petrus mengikut Yesus ke mana saja Yesus itu pergi sampai suatu saat Petrus mengikut Yesus dan kemudian dengan menggunakan perahu dan kemudian digoncang dengan badai yang besar di danau itu, dan setelah badai itu reda, kemudian Yesus mengarahkan perahu itu dan sampai ke daerah yang bernama Gerasa dan bertemu dengan seluruh cerita di dalam Markus 5. Saya minta untuk saudara-saudara memikirkan bahwa seluruh perjalanan ini dan segala hal yang terjadi, percakapan, dan apa yang dilakukan oleh Yesus semuanya adalah di dalam rangka bagaimana Yesus mengajarkan para murid-Nya itu untuk bermisi, mengajarkan murid-Nya untuk pergi jauh dari tempatnya dan kemudian masuk ke suatu tempat dan mengunjungi orang gila, dan membebaskan orang gila tersebut. Saya minta saudara-saudara, di dalam pikiran saudara, ini adalah the way, cara Tuhan kita mengajarkan para murid-Nya, hal-hal yang penting di dalam pelayanan, khususnya di dalam misi. Dan saudara-saudara, Yesus terus mengatakan kepada Petrus: “Follow me Peter, ikut Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia.” Dan saat ini Yesus sedang mengajar Petrus, mengajar para murid menjadi penjala manusia. Dan apa yang kita bisa pelajari di dalam Markus 5 ini? Saudara akan melihat prinsip-prinsip yang paling dasar tetapi paling penting di dalam pelayanan dan bukan sekadar pelayanan, ini adalah bicara berkenaan dengan misi.

Yang pertama saudara-saudara, adalah saudara akan melihat bagaimana Yesus melihat nilai/value dan destiny dari human soul. Saudara-saudara, nilai dan takdir akhir jiwa manusia. Saudara-saudara, perhatikan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya pergi jauh ke daerah Gerasa. Kalau saudara-saudara melihat commentaries, saudara-saudara akan menemukan bahwa sebenarnya daerah ini di mana, tidak ada yang tahu. Meskipun saat ini di dalam peta ada Gerasa, ternyata itu adalah beda dengan Gerasa yang ada di dalam Markus 5. Saudara-saudara, tidak ada yang tahu Gerasa ini di mana, tetapi diperkirakan tempat ini adalah tempat yang jauh dan sebagian besar, kalau tidak semua, maka mungkin saja adalah bukan orang Yahudi, bukan orang Israel, karena mereka semua itu memelihara babi. Sama seperti anak yang terhilang saudara-saudara, perikop itu menyatakan dia pergi jauh dari rumah bapanya dan kemudian menjadi penjaga babi. Nah saudara-saudara, dia menjaga ternak babi. Saudara-saudara tahu bukan kalau orang Islam itu sangat melihat babi itu sesuatu yang najis, Israel itu ratusan kali lipat melihat babi itu lebih najis daripada orang Islam. Kalau ada babi di situ, tidak ada orang Israel, maka sangat mungkin tempat ini adalah tempat yang sangat jauh. Saudara-saudara, sudah jauh, Yesus membawa para murid-Nya itu mengarungi danau dan terkena ombak dan hampir mati. Saudara-saudara, coba bayangkan sekarang, mereka punya pelayanan ini, alam pun melawan mereka. 

Untuk apa? Untuk menemukan satu orang dan kemudian pulang dan satu orang ini orang gila. Apa yang Yesus sedang ajarkan kepada para murid? Pasti para murid akan memikirkan kenapa engkau mencari orang seperti ini? Kenapa mesti melayani orang seperti ini dan kenapa kami harus bertarung dengan maut untuk melayani, ketemu sama orang ini. Kenapa mesti mengarungi danau seperti ini dengan seluruh bahayanya untuk ketemu satu orang ini, sudah satu orang, rendah sekali, gila. Yesus mau membawa murid-muridnya mengerti satu jiwa, meskipun gila, meskipun buta huruf, meskipun lumpuh, meskipun tidak bisa apapun saja, jiwa itu diciptakan oleh Allah dan nilainya berharga. Satu jiwa diselamatkan seluruh surga akan bersuka-cita, malaikat surga akan bersuka-cita, seluruhnya, bukan cuma satu malaikat, seluruh malaikat surga akan bersuka-cita, satu jiwa bertobat. Yesus mengatakan, di tempat lain, apa gunanya engkau memiliki seluruh dunia jikalau engkau kehilangan jiwamu, jikalau jiwamu itu dihukum di dalam kekekalan. Seluruh surga bersuka-cita karena satu jiwa. Saudara-saudara, seorang pelayan kalau saudara sungguh-sungguh mau dididik, dimuridkan, diajar oleh Tuhan, kita semua kalau sungguh-sungguh mau dididik, dimuridkan, diajar, kecuali engkau adalah cuma pendatang ke gereja, menikmati khotbah, lalu kemudian engkau pulang. Tetapi kalau sungguh-sungguh kita mau dididik oleh Tuhan satu hal, Tuhan akan mengajarkan pentingnya jiwa kita dan jiwa manusia. Ini begitu berharga, nilainya begitu tinggi, bukan Tuhan memerlukan kita, Tuhan tidak memerlukan kita, tetapi Tuhan mau mengajarkan kita dari seluruh yang diciptakan, jiwa manusia memiliki nilai yang tinggi.

Saudara-saudara, setiap kali point saya selesai, saudara-saudara pikirkan, minta kepada Tuhan, doa, Tuhan ajarkan itu di dalam hatiku karena prinsip-prinsip Alkitab sebenarnya tidak ada, tidak mungkin muncul secara alamiah di dalam hati kita karena kita adalah orang berdosa, kecuali itu diberikan oleh Allah. Kita tidak mungkin akan memikirkan jiwa orang lain, tidak mungkin akan melihat nilai jiwa orang lain, ya jiwa anak kita iya, ya jiwa orang-orang yang kita kasihi iya, tetapi orang lain, orang di Gerasa ini, orang gila ini tidak ada hubungannya sama Petrus, sama Yohanes, sama Yakobus, bukan saudaranya sama sekali. Tetapi Yesus membawa mereka ke sana, mata mereka sekarang dibawa oleh Yesus untuk memikirkan dan melihat daripada apa yang Yesus pikirkan dan lihat sendiri, nilai dan akhir jiwa manusia.

Hal yang ke-2 saudara-saudara. Di dalam Alkitab, saudara-saudara, ketika bicara misi itu adalah bicara mengenai salvation, tetapi saudara-saudara, salvation di sini itu di dalamnya ada element pembebasan dari berbagai macam pihak atau dari berbagai macam sisi, dari berbagai macam element pembebasan. Saudara-saudara, salah satu masalah di dalam mengajar saat-saat ini adalah, kata-kata yang dipakai kadang-kadang sama tetapi sudah begitu dangkal. Kalau saya bilang keselamatan, maka orang-orang Injili di mana-mana pun saja akan berpikir keselamatan adalah: Bapak mau terima Tuhan Yesus? Ok, kalau terima Tuhan Yesus bapak akan pergi ke surga, kalau tidak terima Tuhan Yesus, Bapak akan pergi ke neraka. Kalau kemudian ketika dia terima Yesus, maka kemudian kita senang dan kemudian selesai. Itulah pelayanan kita.

Saudara-saudara, ketika bicara mengenai keselamatan, itu di dalamnya ada area pembebasan dari seluruh pihak dan area pembebasan itu ada suatu progressive sanctification, pengudusan. Misi Kristus itu menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia, menghadirkan keselamatan. Dan ketika bicara mengenai keselamatan itu adalah deliverance, pembebasan, pelepasan. Matius itu tidak diikat oleh demonic power seperti ini, Matius itu diikat oleh dosa yaitu dosa, dia adalah seorang pemungut cukai. Perempuan yang berzinah itu diikat oleh dosa yaitu dosa dikuasai hawa nafsu. Yesus datang membebaskan mereka, membebaskan mereka dari dosa. Di Gerasa ini maka seorang yang tidak diketahui namanya ini diikat oleh setan, dikuasai, dibelenggu oleh setan, maka Yesus datang membebaskan dia dari ikatan setan. Paulus tidak diikat oleh dosa, Paulus tidak diikat oleh kuasa kegelapan, tetapi Paulus itu diikat oleh suatu ikatan filsafat. Demonic power itu menguasai langsung kepada seseorang, tetapi dia adalah suatu kuasa kegelapan yang menguasai cara berpikir manusia yang sudah jatuh di dalam dosa. Intinya adalah kalau saudara-saudara melihat Alkitab, Yesus hadir, dan element pembebasan di dalam berbagai macam sudut, berbagai macam sisi itu terjadi di tengah dunia yang dibelenggu oleh dosa dan kuasa kegelapan.

Saudara-saudara, di dalam perikop ini, maka orang gila yang diikat oleh setan itu dilepaskan oleh Yesus Kristus, ini adalah suatu tindakan yang hanya dengan kuasa Roh Kudus, kita nanti akan bicara waktu itu, tetapi yang saya mau katakan adalah pelepasan itu, deliverance, pembebasan itu menjadikan manusia baru. Menjadikan manusia itu manusia atau pakai bahasa yang lebih sederhana : “memanusiakan manusia”. Mengembalikan manusia itu di dalam order creation, tatanan yang memang sebagaimana Tuhan itu kehendaki. Saudara-saudara, orang gila di Gerasa ini adalah orang yang Alkitab menggunakan berbagai macam bentuk kata yang sebenarnya itu mau bicara berkenaan dengan orang ini penuh dengan element kenajisan dan keterikatan. Ini ada salah satu komentator mengatakan, ini adalah salah satu cerita paling puncak dari kasihannya manusia. Seorang yang paling kasihan, ini  salah satunya. Seorang yang paling kasihan yang perlu diratapi. Ini salah satu cerita dari seorang manusia yang paling kasihan yang bukan seperti manusia lagi tetapi seperti binatang. Seorang yang penuh kenajisan, berlapis-lapis, uncleanness. Di kuburan letaknya, orang yang menyentuh orang mati, orang yang menyentuh kuburan itu harus mengatakan dirinya najis, najis, dan dia membersihkan dirinya, kalau dia tidak bisa membersihkan dirinya, dia harus dikeluarkan dari seluruh komunitas. Dan orang ini adalah orang yang jelas dikuasai oleh setan. Yesus datang melepaskan, Yesus datang membebaskan. Kalau saudara-saudara masuk ke dalam satu daerah, atau saudara melayani seseorang, ketika Allah itu bergerak pada orang tersebut atau rakyat tersebut, saudara-saudara, Allah dengan kekuatan kuasa-Nya melakukan deliverance, pembebasan, pelepasan dalam aspek-aspek tertentu di dalam sebuah daerah. Dan kita telah belajar bagaimana Yesus melihat value, dignity, and destiny dari human soul. Kita mendoakan supaya Tuhan itu mengajarkan kita kuasa pelepasan, pembebasan yang terjadi dalam diri kita dan juga semua orang yang kita layani di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Hal yang ke-3. Saudara ingat kembali, Yesus mengatakan kepada Petrus dan para muridnya: “Ikut Aku, maka Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Yesus sedang mengajarkan bagaimana melayani di tengah-tengah dunia menghadirkan Kerajaan Allah, bagaimana bermisi. Yesus mengajarkan kepada seluruh murid-Nya keperluan mutlak akan Roh Kudus di dalam menjalankan misi Kerajaan Allah. Saudara-saudara, misi Kerajaan Allah terjadi, jika dan hanya jika, kita dipimpin oleh Roh Kudus. Misi Kerajaan Allah adalah suatu misi yang menuntut ketergantungan mutlak kepada Roh Kudus. Di dalam Alkitab, saudara-saudara, berkali-kali dijelaskan Roh menuntun Kristus untuk dibabtis, untuk dicobai oleh setan, untuk pergi ke satu desa, untuk pergi ke satu kota. Saudara-saudara, Roh menuntun Kristus datang ke suatu tempat yang jauh saat ini. Tempat yang tadi saya sudah katakan bahwa di mana kita tidak tahu, para  scholars masih memperdebatkannya, tetapi sangat mungkin itu adalah tempat yang jauh. Roh yang menuntun kaki Kristus untuk khusus mendatangi satu orang di daerah Gerasa ini dan satu orang ini adalah satu orang gila.

Saudara-saudara, bukan saja kuasa Roh Kudus yang kita perlukan, tetapi yang kita perlukan adalah seluruh pribadi-Nya karena Dialah yang menuntun kita di depan,  bertemu dengan seseorang, pergi ke satu tempat, atau mungkin kita pergi ke tempat yang lain, tuntunan Roh Kudus. Kita memerlukan mutlak, memerlukan Roh Kudus di dalam tuntunannya dan kedua tentu dalam kuasa-Nya. Misi kerajaan Allah juga berurusan dengan meneguhkan Kerajaan Allah di dunia dan ketika meneguhkan Kerajaan Allah di dunia ada dua hal yang akan melawan kita. Pertama adalah si jahat itu sendiri, dan yang kedua adalah dunia itu sendiri. Saudara perhatikan ya, Kerajaan Allah datang ke dunia, saudara-saudara jangan pikir bahwa kita akan disambut saudara-saudara. Dua akan melawan kita, satu adalah setan itu sendiri dan yang kedua adalah orang dunia itu sendiri. Saudara-saudara bisa melihat bahwa setan itu melawan Kristus. Dan di dalam ayat-ayat ini, bukan itu saja, pada akhirnya Yesus itu harus keluar dari daerah itu, mereka mengusirnya. Di dalam ayat 17 dikatakan “lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.” Saya membaca ayat-ayat ini hati saya tersentuh. Bagaimana Kristus itu sangat-sangat rendah hati. Saudara-saudara, kita kalau ketemu misalnya orang yang diurapi oleh Tuhan, dipakai oleh Tuhan, Pak Tong misalnya datang ke GRII Sydney, Pak Tong misalnya datang ke gereja-gereja cabang, semua dari kita pasti senang. Orang yang dipakai sama Tuhan datang, revivalist datang, akan memberikan berkat Firman. Kita pasti senang. Kalau dia cuma datang beberapa jam, kita akan pikir kenapa Pak Tong kenapa tidak mau menginap? Sekarang saudara perhatikan, Allah Anak yang menciptakan seluruh isi dunia yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa itu, didesak keluar, “Kamu dari tempat ini! Pergi Kamu! Aku tidak menginginkan Kamu!” Saudara-saudara, kita perlu kuasa dari Roh Kudus, kita perlu buah Roh Kudus. Kalau kita tidak memiliki kuasa dari Roh Kudus, makin kita melayani, apalagi melayani misi, saudara-saudara, kita mungkin akan sakit hati, kita mungkin akan pahit. Kita musti minta pertolongan Tuhan untuk melindungi kerohanian kita dan juga memberikan buah Roh di dalam hidup kita selain memberikan kuasa di dalam pelayanan kita.

Yesus mengatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah jadikan segala bangsa murid-Ku.” Sebelum bicara mengenai misi Dia sudah memiliki power, siapa yang punya kuasa? Sebelum engkau melayani harus ingat ini, “Segala kuasa telah diberikan kepada-Ku.” Saya memikirkan kenapa murid-murid-Nya itu diminta menunggu 10 hari sebelum hari Pentakosta setelah Yesus itu naik ke surga. Sekali lagi, Yesus mengatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” baru Dia mengatakan, “Pergi!” Kenapa ya? Di dalam Kisah Para Rasul dikatakan murid-murid-Nya itu diminta menunggu sebelum mereka diutus kemana-mana. Bukankah dari surga Yesus bisa memberikan dengan sekejap Roh Kudus dan mengurapi mereka di dalam hitungan detik. Tapi kenapa mesti berhari-hari? Apakah Yesus sedang mengadakan sesuatu di surga? Saudara-saudara, saya percaya satu hal, yaitu adalah supaya para murid itu menyadari keperluan mutlak akan Roh Kudus, keperluan mutlak dari Roh yang menyertai. Sehingga mereka itu dibangun sesuatu ketergantungan mutlak dan keperluan akan urgensi ini, desakan akan urgensi ini yaitu pribadi Roh Kudus. Sehingga di dalam 10 hari itu para murid itu tidak diajar sekedar berdoa seperti doa makan, “Tuhan terima kasih ya ada makanan ini,” tetapi suatu penantian, suatu desakan, suatu ratapan untuk meminta Roh menyertai. Ini adalah pengajaran dari Kristus kepada jiwa para murid akan pentingnya Roh Tuhan yang menyertai. Saudara-saudara, perhatikan satu kalimat penting ini: Ini adalah pekerjaan Roh Tuhan melalui kita, bukan pekerjaan kita yang kemudian diberkati oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya poin yang ke-3 keperluan mutlak Holy Spirit, absolut necessity of the Holy Spirit.

Hal yang ke-4, elemen misi yang Yesus ajarkan kepada para murid dan juga bagi gereja-Nya yaitu adanya harga yang harus dibayar. Saudara perhatikan, sadar atau tidak, ada harga yang harus dibayar oleh para murid, tetapi ketika Kerajaan Allah itu hadir, ternyata juga ‘ada harga yang harus dibayar’ oleh penduduk setempat, 2000 babi dikorbankan dan satu orang gila itu waras. Saudara-saudara, saya mau tanya kepada saudara-saudara, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Ini adalah dilema moral. Pembebasan satu jiwa mengancam ekonomi seluruh kampung. Sekarang saya tanya kepada saudara-saudara, menurut saudara, mana yang lebih berharga? 2000 babi atau satu jiwa itu?  Saudara perhatikan, kalau itu kita, kita kan yang nonton peristiwa itu, kita akan bilang yang berharga adalah satu jiwa itu. Tetapi kalau kita yang punya babinya, apalagi kita punya babi 100, maka yang paling berharga adalah babiku. Orang itu siapa aku tidak tahu. Apa urusannya sama aku? Dia mau mati di situ, dia mau tenggelam di situ, apa urusannya sama aku? Dia tidak ada harganya bagiku. Saudara-saudara, kalau saudara dan saya itu cuma nonton, ya kasihan itu satu orang, ini babi, babi kan binatang, bisa cari lagi uangnya. Iya, kalau itu bukan kita. Tapi kalau sudah pekerjaan Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan menuntut harga yang harus dibayar, baru saudara tahu sebenarnya isi hatimu, hatiku itu seperti apa. Sama. Apa urusannya orang Biak dengan GRII Sydney. Bukan anakku, bukan saudaraku. Kalau kita memenangkan satu orang, membuatnya dia bisa membaca pun saudara, tidak ada nama bagi kita, tidak akan jadi satu anggota dibaptis di tempat kita. Tetapi, untuk itu aku mesti keluar uangku, waktuku, keringatku, ada orang yang mengatakan di dalam hatinya, pasti tidak berani dengan mulutnya, “Sudah pergi sana, aku kasih uang saja, pergi, ini misi 30 orang itu, saya tidak akan mempersembahkan keringatku, waktuku sangat berharga, sudah saya kasih uang saja, persembahan saja.” Jangan pikir kita lebih baik daripada orang di Gerasa ini, minimal mereka sudah persembahkan 2000 babinya.

Saudara-saudara apakah sungguh-sungguh kita mau dididik untuk menjadi pelayan Tuhan atau memikirkan terus keluargaku, waktuku, holiday-ku. Kalau aku pergi ikut, aduh kurang lagi waktuku. Kalau aku pergi ikut, bagaimana nanti urusanku sama keluargaku. Saudara-saudara, suatu hari saya pergi ke satu daerah dan saya mengatakan kepada orang-orang, pendeta-pendeta di situ, “Pendeta Stephen Tong akan KKR di sini.” Mereka mengatakan “Puji Tuhan, ini sudah kami doakan tahunan.” Ada yang meneteskan air mata di depan saya. Saya sampai tidak mengerti sebenarnya manusia itu jiwanya luar biasa munafiknya. Dan kemudia setelah bicara-bicara lalu kemudian saya mengatakan, “Untuk kebaktian ini maka kita akan memerlukan biaya totalnya kurang lebih 375 juta, kalau saya tidak salah.” Dan kemudian dari gereja saya, pada waktu itu dari GRII Karawaci, sebenarnya kami mau menganggung semuanya, tapi seturut dengan prinsip Pak Tong, ajak dari orang-orang lokal untuk menanggung, mungkin 5 juta, 2 juta, 10 juta, kita mengerti. Tapi kita tidak mau bicara, ayo kita tanggung bersama-sama. Langsung orang-orang, pendeta-pendeta itu tidak suka sama saya, marah. “Pak, kalau 375 juta bapak kasih saja uangnya sama saya, saya akan bangun gereja saya.” “Bapak tahu tidak, gereja saya itu tidak ada lantainya.” “Pak, kalau 375 juta tidak usah saja.” Saudara-saudara, tadi itu bilang Tuhan mau berikan kebangunan rohani, lawatlah kota ini, ini jawaban saya. Itu semua apa? Saudara menginginkan hal-hal rohani kalau saudara tidak mau membayar harganya, tidak pernah terjadi, dan itu adalah suatu keinginan munafik. Itu bukan keinginanmu sebenarnya, bukan yang terdalam dalam hatimu, seluruh yang terdalam hatimu cuma satu yaitu keuntungan pribadi. Karena engkau dan saya mengerti begitu kita mau Tuhan bekerja, pasti ada harga yang harus dibayar. Begitu Kerajaan Allah itu dihadirkan di muka bumi, pasti ada satu konflik pertentangan batin dengan diri kita. Yesus sedang menyatakan kepada murid-Nya bahwa engkau tidak menyukai orang di Gerasa ini, engkau harus mengalami badai untuk masuk sampai di sini, untuk melayani mereka, dan mereka juga, orang di desa itu, di daerah itu juga tidak ada yang suka. Yesus, cepat pergi! Daripada rugi lagi. Itu baru satu, kalau dua saudara-saudara, 4000 babi saudara-saudara. Langsung bangkrut itu sekampung. 

Hal yang kelima, terakhir. Saudara-saudara ketika bicara mengenai misi, bicara mengenai apa? Hal yang kelima adalah, sebelum saya sampai ke poin ini. Saudara-saudara sebelum perikop ayat ini, Yesus itu menenangkan badai dan sekarang Dia melepaskan seorang yang dirasuk oleh setan, yang meronta-ronta sebelumnya. Kedua peristiwa ini bicara tentang gejolak. Bicara mengenai turbulensi yang besar sekali, yang dahsyat. Yang satu itu di luar melalui lautan, ombak, danau itu, dan satu di dalam jiwa. Dan dengan kuasa-Nya Yesus menenangkan dahsyatnya gejolak, chaos, yang merusak ini. Baik itu di lautan maupun juga itu di dalam jiwa orang gila tersebut. Saudara-saudara, cerita ini mau bicara mengenai apa? Cerita ini ternyata bukan saja mau membuat kita terpaku betapa hebatnya kuasa Yesus. Tetapi cerita ini lebih jauh lagi membuat kita menyadari betapa banyaknya yang Dia telah perbuat bagi kita, dan betapa besarnya Dia mengasihi kita. Dan lihatlah di dalam poin yang kelima kita sudah sampai kepada inti isi hati Allah. Bukan saja pelayanan-Nya, bukan saja human dignity dan value. Bukan saja pertentangan dengan kuasa kegelapan, tetapi, saudara-saudara dibawa masuk ke dalam isi hati Allah yang sesungguhnya. Yesus mengatakan (ayat 19). Poin yang kelima bicara misi adalah bicara mengenai belas kasihan Allah, belas kasihan Kristus Yesus dan belas kasihan Roh Kudus. Ketika bicara mengenai misionari, bicara mengenai gereja yang bermisi, sesungguhnya adalah melanjutkan, meneruskan misi Tritunggal. Trinitarian Mission. Isi hati Allah yang dinyatakan. Belas kasihan Bapa yang memilih orang yang berdosa dirasuk oleh setan itu, di dalam kekekalan. Belas kasihan Bapa yang mengirim anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, sehingga setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Dan belas kasihan Kristus yang melampaui lautan, dan kemudian berjumpa dengan orang itu, dan bahkan mendapatkan serangan dari penduduk sekitar tapi Dia tetap fokus kepada satu orang itu dan melepaskannya. Dan belas kasihan Roh Kudus menyertai grup ini dan kemudian melakukan kuasa pelepasan. Trinitarian Mission. Belas kasihan dari Allah, kasih Allah yang mendorong. Dan lihatlah apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada para murid-Nya, supaya mereka mengerti jiwa itu harganya dan takdirnya seperti apa. Mereka itu mengerti dari misi itu membebaskan, mereka mengerti keperluan mutlak dan bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus, mereka mengerti ada harga yang harus dibayar, dan mereka bisa melihat sesungguhnya seluruhnya ini Petrus, Yakobus, dengar baik-baik, Aku sudah bicara kepada orang yang barusan diwaraskan ini. Lihat betapa banyaknya apa yang sudah Allah kerjakan bagimu, dan bagaimana Dia itu mengasihi engkau. Sesungguhnya ini adalah misi cinta, love.

Saudara-saudara, 2023 kalau Tuhan kasih kita hidup, ini yang kita akan kerjakan. 2023 saya harap semakin banyak orang di dalam gereja ini dan semua orang yang mendengarkan live streaming ini, untuk saudara-saudara masuk bersama-sama mengerjakan misi Allah Tritunggal di tengah-tengah dunia ini. Dengan prinsip-Nya, dengan pandangan-Nya, dengan nilai-nilai-Nya, dan dengan hati-Nya. Kiranya hidup kita yang satu kali adalah hidup yang sinkron dengan apa yang ada dan yang dilakukan di dunia ini oleh Yesus Kristus dan apa yang ada di dalam diri Yesus Kristus. Kiranya kasihan Tuhan menyertai kita.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^