[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

28 August 2022

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Hal Pengabulan Doa (6)

Lukas 11:1-13

Hari ini kita akan mengakhiri seri perikop tentang ajaran Tuhan Yesus minta, cari dan ketuk. Dan di dalam akhir seri ini saya membawa saudara-saudara kepada satu perikop yang paralel dengan Matius. Perikop di injil Lukas ini adalah perikop yang paralel di tempat dari inijl Matius dan ada sesuatu penekanan atau satu kata yang sangat unik. Lukas menuliskan ‘Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.’ Yesus mengajarkan minta, cari, ketuk dan kemudian kita bertanya kepada Yesus minta, cari, ketuk, minta apa? Dan Lukas menyatakan minta, cari, ketuk, minta Roh Kudus. Oh ini adalah kalimat yang luar biasa unik. Apa maksudnya minta Roh Kudus, karena jikalau kita bisa berdoa dengan benar, jikalau kita bisa berdoa dengan tekun, dengan ngotot dengan gigih yang sifatnya God-centered, itu pasti pekerjaan Roh Kudus di dalam hidup kita, itu tidak mungkin manusia dengan kedagingan bisa menggenapi apa yang dikatakan oleh Yesus, itu pasti adalah orang-orang yang sendiri disertai oleh Roh Kudus, yang ada Roh Kudus di dalamnya yang bisa mengatakan ‘Bapa di surga’ kepada Allah itu adalah orang-orang yang diadopsi berarti sudah ada Roh Kudus di dalamnya. Jadi sekali lagi jikalau seseorang bisa berdoa dengan benar, pasti ada Roh Kudus yang bekerja di dalamnya, pasti dia sendiri sudah ada Roh Kudus di dalamnya lalu kalau begitu kenapa Lukas menuliskan hal ini? Minta, cari, ketuk, apa? Apa yang harus kami minta, apa yang intensitas yang harus saya ngotot untuk minta kepada Allah? Dan Yesus mengatakan minta Roh Kudus, Dia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Jadi kalau begitu apa artinya meminta Roh Kudus? Pagi ini kita akan melihat dua hal yang penting ini.

Yang pertama adalah dari pengajaran Yesus Kristus minta, cari ketuk dan dikatakan meminta Roh Kudus, Yesus sedang mengajarkan kepada gereja-Nya bahwa sesungguhnya pemberian yang tertinggi dari Bapa di surga, kebaikan tertinggi dari Allah itu adalah kalau Allah itu adalah kalau Allah itu memberikan Roh Kudus kepada umat manusia. Roh Kudus adalah pemberian yang tertinggi nilainya dari Bapa di surga yang bisa diberikan kepada umat manusia. Roh Kudus adalah anugerah dari seluruh anugerah Bapa di surga kepada umat manusia dan dari Roh Kuduslah semua anugerah Allah diberikan kepada gereja-Nya. Perikop ini mau menyatakan value Roh Kudus dan khususnya kepada gereja-Nya, khususnya kepada murid-murid-Nya. Roh Kudus adalah sumber dari seluruh kehidupan spiritual kita. Dialah yang menghidupkan detak jantung manusia rohani kita. Roh Kudus adalah ibu dari gereja. Tanpa Roh Kudus bekerja, maka kita tidak lahir, gereja tidak lahir. Tanpa Dia bekerja, gereja itu mati, umat manusia itu mati adanya dan tanpa Dia bekerja maka gereja seorang hamba Tuhan dapat berbicara tentang apapun saja bahkan berbicara tentang kebenaran tanpa kuasa pengubahan. Tanpa Roh Kudus, saudara dan saya hanya bisa beragama. Tanpa Roh Kudus, bangunan gereja ini, saudara dan saya bisa berkumpul gedung ini, tetapi jiwanya akan kosong. Tanpa Roh Kudus ada, maka seluruh hal ini adalah ritual-ritual yang kosong. Tanpa Roh Kudus ada, saudara akan melihat gereja, sebesar apapun semeriah apapun, sehebat apa pun kefasihan lidahnya, gereja tersebut putar-putar puluhan tahun pada self-center, putar-putar puluhan tahun untuk menghasilkan kesuksesan di dunia ini. Puluhan tahun apakah mata kita tajam atau tidak untuk melihat hal ini? Tidak semua orang yang mengatakan Roh Kudus itu ada Roh Kudus di dalamnya. Tidak semua kalimat yang bicara mengenai karunia-karunia, mujizat dan segala sesuatu yang spektakuler dari Roh Kudus itu ada Roh Kudus di dalamnya. 

Yesus sendiri berbicara mengenai Roh Kudus itu dalam konteks Bapa kami. Itu berarti pemerintahan Allah ada pengubahan di dalam jiwa manusia yang berdosa yang tadinya inklinasinya adalah self-centre sekarang dibuat menjadi God-centered. Orang yang seperti ini, orang yang diubah ini, adalah orang yang memiliki Roh Kudus, selalu pilihannya itu adalah sesuatu yang sifatnya biblical. Yesus mau mengajarkan kepada kita nilai yang tertinggi, hal yang termulia yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah pribadi Roh Kudus. Daud mengerti sekali hal ini, di saat yang paling bawah dari kehidupan rohaninya dengan seluruh dosa dan penghukuman yang sebentar lagi timpa kepadanya, karena dia sudah membunuh Uria, dan juga sudah menghamili Batsyeba, Daud bisa mengucapkan satu kalimat yang begitu tepat sasaran ‘jangan ambil Roh-Mu dari padaku.’ Dia tidak minta ‘Tuhan, tolong supaya jemaatku dan rakyatku tidak tahu perbuatanku,’ dia tidak minta ‘Tuhan, tolong supaya aku jangan dipermalukan,’ dia tidak minta ‘Tuhan, tolong untuk kerajaanku tetap kokoh dan tidak hancur.’ Dia meminta satu hal yang paling berharga, seluruhnya boleh hilang dan satu hal yang paling berharga itu adalah Roh Kudus di dalam hidupnya. 

Yesus mengajarkan minta, cari, ketuk. Minta, cari, ketuk apa Tuhan? Roh Kudus. Lho, kalau saya bisa berdoa dengan benar itu kan berarti Roh Kudus itu ada dalam hati saya, ya betul tetapi Yesus sedang mau menyadarkan gereja-Nya, saudara dan saya, nilai kehadiran Roh Kudus. Kita tidak boleh take it for granted untuk hal ini, Roh Kudus adalah satu-satunya hal yang utama di dalam gereja Tuhan. Bahkan Yesus sendiri mengatakan pergi jadikanlah segala bangsa muridku. Oh, mungkin murid-muridnya sangat bersukacita karena Yesus yang bangkitlah yang mengatakan itu kepada mereka dengan kenyataan kebangkitan Kristus, hati mereka yang tadinya layu sekarang itu bangkit berkobar-kobar. Mereka memiliki keinginan yang besar sekali untuk mengabarkan dari peristiwa ini keseluruh dunia. Pergi, jadikan seluruh bangsa murid-Ku. Oh, kami akan pergi Tuhan! Tapi Yesus mengatakan nanti dulu, tunggu waktunya, tunggu apa Tuhan? Kamu akan diperlengkapi dengan kuasa di tempat yang tertinggi Roh Kudus akan datang kepadamu, tidak pergi dulu sampai Roh Kudus datang. Maka untuk kerajaan Allah itu tersebar di seluruh muka bumi, saudara perhatikan kalimat saya, kerajaan Allah tersebar di seluruh muka bumi, bukan teologi sukses tersebar ke seluruh bumi, bukan stand up comedy di mimbar tersebar ke seluruh bumi, bukan mimpi-mimpi pengkhotbah yang tidak-tidak tersebar ke seluruh bumi, tetapi kerajaan Allah, itu berarti setiap Firman yang disampaikan akan menaklukan hati kepada Kristus. Kalau itu yang diinginkan harus ada Roh Kudus. Kalau lawakan atau lelucon yang mau disebarkan, tidak perlu Roh Kudus, kalau mimpi-mimpi yang tidak-tidak dari pendeta-pendeta mau disebarkan ke seluruh dunia, tidak perlu Roh Kudus tetapi kalau dosa mau dihancurkan kehidupan yang tadinya adalah self-centered sekarang mau ditaklukkan pada Kristus itu perlu Roh Kudus.

Roh Kudus itu adalah hal yang paling berharga bagi gereja yang sejati. Roh Kuduslah yang menghidupkan seseorang yang sudah mati rohani. Apa itu maksudnya mati rohani? Sekali lagi banyak orang Kristen bahkan pergi ke gereja pun itu mati rohani artinya adalah tidak peduli dengan urusan-urusan yang isi hatinya Allah. Banyak orang pergi ke gereja adalah aku peduli dengan urusanku. Berpuluh-puluh tahun seperti itu. “Bagaimana caranya, saya ini sekarang berantem sama isteri saya.” “Saya lagi cari kerjaan, Pak.” “Saya ada sakit, Pak.” Maka saudara datang, saya datang adalah untuk urusanku, saya tidak peduli dengan urusan-Mu Tuhan. Kalau terus seperti itu sampai kita mati, mungkin tanda bahwa kita mati rohani. Mati rohani tapi beragama Kristen, terus mengatakan Yesus Tuhan tapi mati rohani, tidak peduli sama isi hati Tuhan, tidak peduli dengan Engkau itu naturnya apa dan sifat-Mu apa. Setiap kali saudara itu buka Alkitab adalah pikir masalahku apa diselesaikan apa di sini. 

Saudara-saudara, orang yang secara rohani mati hanya bisa diubahkan hidup adalah kalau Roh Kudus bekerja. Mari kita lihat Yehezkiel 37, ini adalah suatu ayat yang indah tetapi mungkin tidak banyak dari kita itu pernah membaca Yehezkiel 37 sedang menyatakan suatu penglihatan berkenaan dengan begitu banyaknya tulang yang sudah kering yang sudah mati dan dikatakan ini adalah Israel yang sudah mati. Orang dari luar melihat ini adalah Israel umat Allah tapi mati. Saudara kalau ditanya sama orang lain atau orang lain mengenal saudara, mungkin saudara-saudara katakan “Aku orang Kristen.” atau mungkin saudara mengatakan “Aku umat Allah.” Saudara-saudara, tidak peduli kita mau ngomong tentang diri kita itu apa, Allah ngomong tentang diri kita itu apa. Allah melihat Israel itu mati adanya seperti tulang yang kering, padahal namanya Israel tapi tidak ada kehidupan. Saudara perhatikan ayat yang pertama: Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: "Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain.” Ayat 14 “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."

Saudara lihat kuncinya ada di mana dari tulang yang kering yang mati itu menjadi tulang yang hidup dan kemudian menjadi manusia yang baru intinya ada di mana? Saudara perhatikan intinya ada pada kehendak Allah kehendak Allah Bapa dinyatakan melalui Firman, “Aku akan membangkitkan engkau.” Itu Firman dan kemudian Firman itu digenapi oleh pekerjaan Roh-Nya. Roh Kuduslah yang mengubah tulang yang mati itu menjadi manusia yang hidup. Dia adalah sumber seluruh kehidupan rohani kita. Melalui Dia, seluruh anugerah Allah itu diberikan kepada kita. Dialah gift yang paling tertinggi yang manusia bisa dapatkan, jangan take it for granted untuk hal itu, jangan berpikir, “Aduh aku tidak dapat pekerjaan, kemudian mengasihani diri sendiri, kapan kita pernah bersyukur kepada Tuhan di dalam doa kita? “Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu karena pekerjaan-Mu di dalam Kristus yang menebus aku dan aku diberikan roh-Mu yang suci.” Satu hal yang kami sungguh rindukan terjadi kepada kami dan kepada saudara-saudara, pikiran kita ditransformasi oleh Firman. Kita bisa melihat dari nilai apa yang Tuhan sendiri nyatakan sungguh bernilai itu membawa mata kita tidak mengharapkan hal-hal yang ada di bumi ini tetapi bersyukur  untuk segala sesuatu yang Tuhan berikan dari surga jikalau itu tidak terjadi maka saudara sekali lagi menjadi orang Kristen tetapi duniawi. Dan jikalau kita adalah orang Kristen yang duniawi, sampai titik tertentu, tidak peduli seberapa aktifnya kita di gereja maka sebenarnya apakah kita sungguh-sungguh itu milik Kristus atau tidak, itu menjadi suatu question mark. Sekali lagi, di dalam kitab Lukas, Yesus mengajarkan kepada kita mintalah, carilah dan ketuklah. Minta, cari, ketuk apa Tuhan? Roh Kudus. Yesus sedang mengajarkan kepada kita nilai tertinggi dari pemberian Allah di surga kepada manusia di muka bumi ini.

Hal yang kedua adalah minta, cari ketuk apa Tuhan? Yaitu Roh Kudus. Apa artinya Yesus mengajarkan kita untuk memiliki intensitas merindukan pergaulan diri kita dengan Roh Kudus. Intensitas merindukan pergaulan-pergaulan dengan Roh Kudus-Nya. Saudara-saudara, Roh Kudus itu, ketika Alkitab mengajarkan mengenai Roh Kudus, kita harus mengerti ada dua konsep yang ada, diajarkan oleh Alkitab kepada kita. Yang pertama adalah permanent dwelling of the Holy Spirit dan yang kedua adalah conditional dwelling of the Holy Spirit. Permanent dwelling itu artinya Roh Kudus sudah datang kepada gereja-Nya dan Dia ada di dunia ini Dia bekerja di dunia dan tidak kembali ke surga itu dinyatakan di dalam Pentakosta. Jadi Roh Kudus secara terus menerus menyertai gereja-Nya yang sejati di dunia ini. Alkitab mengatakan ini adalah cara kerja Roh Kudus yang berbeda dengan Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama maka Roh Kudus itu mengurapi seseorang, satu orang tertentu, dan kemudian kadang Dia mengurapi dan kemudian Dia kadang meninggalkan, tetapi di dalam Perjanjian Baru, maka Yesus itu mencurahkan Roh-Nya kepada bumi ini, melahirkan gereja-Nya, maka ini adalah cara kerja Roh Kudus yang berbeda dengan Perjanjian Lama. Kalau Perjanjian Pama adalah bicara mengenai individu, datang dan kemudian pergi, tetapi dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus itu hadir kepada community dan tidak pergi lagi. Ini yang disebut sebagai permanent dwelling of the Holy Spirit. Saudara lihat atau tidak, merasakan atau tidak, Roh Kudus hadir di tengah-tengah kita dan hadir di tengah-tengah dunia, 2000 tahun yang lalu pada hari Pentakosta sehingga kita tidak perlu dan tidak benar ketika kita berdoa “Roh Kudus kiranya Engkau hadir lagi,” terus kemudian hari Pentakosta “Roh Kudus kiranya Engkau hadir lagi.” karena Roh Kudus tidak pernah ditarik oleh Bapa di surga. Tetapi di tempat yang lain, Alkitab dengan jelas mengatakan ada sesuatu aspek, element conditional dwelling of the Holy Spirit, maka Roh Kudus itu hadir ada beberapa aspek-aspek yang mengikutinya atau aspek-aspek conditional dan di sini Yesus meminta untuk murid-Nya menggumulkan pimpinan Roh Kudus ini. Apakah saudara memiliki pergaulan, pergumulan dengan Roh Kudus? Banyak orang Kristen yang biasa saja, yang hanya KTP saja, tetapi tidak memiliki pergaulan dengan Roh Kudus. Pergumulan-pergumulannya itu sebatas masalah-masalah saja tetapi tidak pernah melihat Roh Kudus bekerja di dalam kehidupannya atau keluarganya.

Saudara-saudara, kalau saudara adalah anak Tuhan yang sejati, Roh Kudus itu nyata, Roh Kudus itu hidup adanya. Tetapi siapa yang menyadari keberadaan-Nya dan kehadiran-Nya, siapa yang mencari dan menyadari pimpinan-Nya? Sebagai hamba Tuhan, banyak orang datang konseling dengan kami. Ada masalah-masalah yang kadang sepele ada masalah-masalah yang sangat rumit dan berat. Tetapi mata saya adalah hanya mau memastikan apakah Roh Kudus, apakah mereka bisa melihat Allah di tengah-tengah pergumulannya itu. Saya tidak memiliki jawaban terhadap masalah-masalah saudara. Tetapi sebagai gembala saya hanya akan membawa saudara-saudara untuk menyadari kehendak dan rencana dan penyertaan Allah di dalam kehidupan pergumulan kita masing-masing. Karena jikalau itu ada, itu cukup bagi kita semua. Segelap apa pun pergumulan kita, pemazmur mengatakan, “Tongkat-mu dan gada-Mu itulah yang menghibur aku berjalan di dalam lembah kekelaman.” Siapa yang bisa melihat Dia berjalan bersama kita dalam setiap pergumulan, itulah yang membedakan. Banyak orang berpikir, “Oh, seharusnya kalau saya jadi anak Tuhan tidak ada masalah seperti ini dong, tidak ada masalah seperti itu dong. Kalau saya anak Tuhan harusnya hidupnya lancar dong, saya diberkati, saya kepala dan bukan ekor dong.” Siapa yang mengatakan itu kepada kita? Seluruh masalah yang ada pada orang di dunia bisa terjadi kepada kita. Tetapi yang membedakan bukan masalah yang terjadi, yang membedakan bukan kalau mereka bisa rugi aku untung terus. Saudara-saudara, kita bisa rugi, bisa rugi banyak, bahkan lebih dari mereka. Tetapi yang membedakan adalah, dan ini merupakan janji Tuhan. Tuhan tidak berjanji kamu tidak rugi sebanyak orang Islam, engkau tidak akan rugi sebanyak orang atheis, tidak. Tuhan tidak pernah menjanjikan itu. Tetapi Tuhan menjanjikan adalah, Aku menyertai engkau. Imanuel. God with us. Dan Tuhan beserta kita adalah melalui Roh-Nya yang suci itu. Tidak bisa kita lihat tetapi kita bisa menyadarinya. Pertanyaannya adalah, seberapa dari antara kita yang menginginkan-Nya? Seberapa dari antara kita yang menyadari-Nya dan mengalami-Nya? Mungkin saudara akan bertanya, kalau sungguh-sungguh Dia menyertai kita apa perbedaan antara saya menyadari Dia menyertai kita dan saya tidak menyadari Dia menyertai kita. Oh, saudara-saudara menyadari keberadaan-Nya itu sangat penting dan akan membedakan dengan orang yang tidak menyadari keberadaan-Nya. Saudara-saudara, sekali lagi pemazmur itu bisa kuat berjalan dalam lembah kekelaman karena dia menyadari Allah beserta dengan dia.

Ada satu pujangga Kristen yang menuliskan seperti ini, dia mengambil kitab Keluaran dari Musa ketika bertemu dengan Allah di semak berapi yang tidak terbakar. Dia mengatakan demikian, bahwa dunia ini penuh dengan semak api yang tidak terbakar, semak api di mana Tuhan itu hadir tetapi tidak terbakar. Dunia ini penuh dengan hal itu. Dan ini kalimat kedua. Tetapi siapa yang bisa melihat-Nya, dialah yang melepaskan kasutnya. Siapa yang bisa melihat-Nya yang melepaskan kasutnya. Yang menyadari Roh Kudus ada di tengah-tengah pergumulan kitalah yang bisa kuat imannya. Yang menyadari Roh Kudus ada di tengah-tengah kita dan berjalan memimpin kitalah yang memiliki kekuatan untuk hidup selanjutnya ke depan.

Yesus mengatakan minta, cari, ketuk. Minta, cari, ketuk apa? Minta, cari, ketuk untuk engkau memiliki intensitas pergaulan merindukan Roh Kudus hadir. Apakah itu kerinduan terdalam kita untuk benar-benar dipimpin oleh Allah melalui pimpinan Roh-Nya setiap hari? Untuk seluruh kehendak-Nya jadi. Pimpinan Roh Kudus itu terus menerus setiap hari itu perlu digumulkan. Kemana dia memimpin itu harus menjadi isi pikiran kita. Dan itu adalah melalui daripada Firman. Orang yang tidak membaca Firman sudah pasti saudara dealing dengan roh yang lain. Saudara-saudara ini adalah sesuatu yang dikokohkan pengajaran Reformasi. Ketika bicara mengenai para Reformator, sampai kepada Puritan sekalipun, ketika mereka bicara berkenaan dengan Roh Kudus di dalam presa posisinya mereka, maka ini harus ada Alkitab. Ini berbeda sekali dengan pengajaran orang Karismatik. Ketika orang Karismatik bicara mengenai Roh Kudus adalah bicara mengenai pergaulan dengan Dia semata tetapi tidak. Reform menyatakan itu harus di dalam Firman. Karena Roh Kudus itu ketika memimpin tidak mungkin lepas dari Firman. Dari mana saudara dan saya bisa tau bahwa Roh yang memimpin itu adalah Roh Kudus dan bukan roh yang lain? Bukan dari kita cuma punya kerinduan, atau kita punya feeling, atau mungkin ada roh lain yang memimpin kita atau mungkin cuma hati nurani ktia yang bekerja. Seluruh hal itu bisa dibedakan jika kita berakar di dalam Firman. Pimpinan Roh Kudus harus kita gumulkan. Dan Yesus mengatakan cari, ketuk dan minta dan itu bicara berkenaan dengan pergaulan dengan Roh Kudus, dan itu adalah pergaulan dengan Firman-Nya.

Sekali lagi saudara-saudara, Lukas menyatakan minta, cari, ketuk. Yesus mengajarkan kita memiliki conditional dwelling dengan Roh Kudus. Kehadiran Roh Kudus itu harus digumulkan. Pimpinan-Nya itu harus jelas di dalam hidup kita. Di dalam perikop ini secara khusus, Lukas meletakkan hal ini di bawah pengajaran Yesus tentang doa Bapa kami. Kalau saudara-saudara mengingat kotbah tentang doa Bapa kami, maka doa Bapa kami bisa dibagi menjadi dua bagian besar, tiga permintaan di atas dan tiga permintaan yang di bawah. Dan permintaan yang di bawah itu diberikan di dalam rangka permintaan yang di atas itu menjadi tujuannya. Dan permintaan yang di atas adalah: Bapa kami yang di surga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi ini seperti di surga. Dan untuk melakukan itu, menggenapi hal itu, kita memerlukan Roh Kudus. Seberapa pun saudara punya suatu kerinduan, semangat untuk bisa menghadirkan kerajaan Allah maka kita akan kalah hidup di dunia ini tanpa Roh Kudus memimpin kita. Sebaliknya, orang yang mau menghadirkan kerajaan Allah, yang mau kehendak Allah jadi di tengah-tengah dunia dan hidupnya adalah orang yang rela dipimpin oleh Roh Kudus. Dia mengalami guidance of the Holy Spirit. Roh Kudus adalah Roh yang bersifat Theosentrik, yang menghadirkan pemerintahan Allah dalam hidup kita, atas keluarga kita dan gereja kita. Saudara-saudara, permintaan kita banyak yang sangat dangkal, picik, sering egois. Yang jikalau dikabulkan itu akan lebih berbahaya daripada memberikan berkat kepada kita. Maka di dalam perikop ini, dalam perikop minta, cari, ketuk, Yesus mendorong kita untuk meminta sesuatu yang terbaik. Dan yang terbaik itu adalah kedalaman kehidupan rohani kita. Bertumbuhnya kerinduan sungguh-sungguh yang mendalam yang mengkristal di dalam doa, dan itu adalah suatu permintaan untuk Roh Kudus itu bekerja, berkarya secara jelas di dalam hidup kita.

Sekali lagi saudara-saudara, khususnya di dalam konteks gereja, Saudara harus mengerti setiap detak jantung pada gereja Tuhan itu apa. Biarlah mata kita memiliki kemampuan mereduksi sedemikian rupa sehingga bisa melihat hal yang terpenting dari sesuatu itu apa. Kalau saudara melihat piano ini, seluruhnya saudara bisa lihat, bisa memuji apa pun saja, mengagumi apa pun saja. Tetapi kita harus tau apa inti sesungguhnya piano itu, jikalau itu hilang, maka sebesar apa pun, sebagus apa pun, semengkilap apa pun tidak ada gunanya. Itu membuat kita bisa fokus pada yang paling penting daripada sesuatu yang penting. Saudara lihat segala sesuatunya itu seperti itu. Saudara lihat mobil, oh mobil ada begitu banyak bentuknya tetapi saudara mesti tau apa yang paling penting. Dan kalau itu paling penting, apa yang membedakan mobil ini yang paling penting di mana dengan mobil yang main. Seluruh hidup kita harus memiliki kejelian di dalam hal ini. Apa elemen yang membuat sesuatu itu ada adalah ada. Kalau itu tidak ada, maka seluruhnya boleh tidak ada. Yohanes Pembaptis sendiri mengajar kita melalui Firmannya, suatu hari dia berbicara kepada semua orang yang ada, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”  Maka Martin Luther mengatakan ini adalah satu orang the greatest reductionist seluruh dunia, dia bisa menyimpulkan dengan satu kalimat Orang ini sesungguhnya siapa.

Sekarang saya tanya kepadamu seluruh jemaat, apa yang membuat gereja ini exist? Apa inti dari gereja ini tetap ada? Jikalau itu diambil, maka gereja ini tidak perlu ada. Semua orang di sini harus berpikir, dan itulah yang kita perjuangkan terus di tahta Maha Kudus-Nya Tuhan. Melihat kepentingan mutlak ini, maka saudara memiliki api untuk berdoa. Saudara memiliki api untuk memperjuangkan sesuatu. Saya katakan dua hal, dua hal ini dan ini selalu bergabung menjadi satu. Gereja ini berguna. Gereja ini perlu ada di dunia ini. Gereja ini perlu kehadirannya di dunia ini jika dan hanya jika dua hal ini terjadi. Pertama, Dia tetap memberikan firman-Nya kepada kita. Kedua, Dia tetap memimpin gereja ini. Dua hal ini diberikan kepada kita melalui Roh-Nya yang suci. Jikalau sudah tidak ada Firman-Nya maka tidak perlu kita kumpul di sini, jikalau Dia tidak memimpin maka ini adalah suatu bangunan saja. Dua hal ini; Firman-Nya, pimpinan-Nya. Apakah engkau pernah berdoa untuk gereja ini? Berdoa dengan hati yang remuk, dengan air mata Tuhan jangan tinggalkan kami, pimpin selalu. Berikan aku Firman, berikan gereja ini Firman, setiap hari Minggu dan setiap dari pelayan-pelayan yang ada adalah suatu pertaruhan. Pertaruhan apakah Tuhan yang memimpin kemarin, memimpin hari ini? Apakah Tuhan tetap memberikan Firman-Nya kepada kita hari ini? Minta, cari, ketuk. Itulah sebabnya saya minta saudara, kalau engkau rela, berdoalah bersama dengan kami. Karena setiap hari Minggu itu pertaruhan. Ya Allah kita adalah Allah yang murah hati, tetapi Allah sendiri menyatakan minta, cari, ketuk. Ini harus terus digumuli. 

Saya mengajar di sekolah teologia. Apa perbedaan antara mengajar dan berkotbah? Mengajar itu membuat saudara mengetahui apa yang sebelumnya saudara ketahui. Beberapa tahun yang lalu seseorang mengatakan kepada saya, “Gus, sebenernya yang membuat kita itu masih bisa berdiri adalah kita membaca satu buku lebih daripada jemaat membaca.” Saya tidak setuju dengan kalimat itu. Jadi kalau kita itu bisa membaca satu atau dua buku lebih daripada jemaat kita yang belum membaca, kita bisa mengajar lho. Saudara-saudara itu ada dalam pikiran beberapa guru yang lain. Saudara-saudara tetapi aspek itu ada, karena aspek mengajar itu aspek pengetahuan. Tetapi aspek berkotbah itu lain. Aspek berkotbah itu bukan berbicara mengenai knowledge tetapi message. Apa yang sebenarnya Tuhan itu mau hari ini berbicara kepadaku dan kepadamu? Here and now. Dan ini menjadi sesuatu yang terus menjadi beban. Dan apa yang sudah berhasil kemarin itu tidak menjadi jaminan berhasil hari ini dan kalaupun hari ini saya ‘berhasil’, minggu depan saya belum tentu berhasil. Itu adalah pertaruhan existential setiap minggu. Apa yang sulit di dalam sebuah gereja? Bukan membuat aktivitas buat orang lain itu ada aktivitas itu ada aktivitas ini. Tetapi adalah gereja itu harus bergerak. Gereja itu harus bergerak seturut dengan pimpinan Roh Kudus saat itu apa, dan ke mana Dia bergerak terus itu menjadi air mata saya. Tuhan ini mau ke mana? Ini Engkau mau bawa kemana? Gereja harus menjadi garam dan terang dunia, ini semua kita tau, tetapi siapa yang digarami?  Menuju ke mana? Siapa yang diterangi? Itu harus peka.

Beberapa bulan ini saya terus pikir, ini misi harus kemana? Apa elemen-elemen yang Tuhan munculkan yang membuat kita itu bisa berani melangkah. Kita punya tubuh ada di sini tetapi pikiran dan seluruh gerakan gereja ini harus berjalan. Itu bukan program saya, bukan keinginan saya. Kalau saudara bicara mengenai keinginan, lebih baik kita di sini membesarkan gereja ini, beres. Tetapi kalau ada sesuatu yang menggerakkan hati saya dan membuat saya itu bisa memiliki satu passion yang sebenarnya bertolak belakang dari karakter dan indwelling sin yang ada dalam diri saya, saya yakin itu pasti dari Tuhan. Kita musti peka Tuhan itu gerakkan kita apa. Gereja ini harus menggumuli bukan cuma hamba Tuhan saja. Dan pengajaran ini saya terus tekankan dan tinggalkan kepadamu sampai suatu hari Tuhan mungkin memimpin saya di tempat yang lain tetapi saudara tau bagaimana harus bergumul dengan Roh-Nya yang kudus. Ini harus ada dalam isi hatimu, orang-orang jemaat Tuhan. Sekali lagi, terus gumulkan supaya Tuhan itu tetap memberikan firman. Punya uang, tidak punya uang, gerejanya terkenal, tidak terkenal, itu tidak penting. Yang penting adalah apakah Dia tetap memberikan Firman kepada gereja-Nya ini. Dan juga yang kedua, apakah Tuhan memimpin saat ini dan pimpinannya ke mana. Ke mana Tuhan? Engkau mau apa dengan orang-orang ini? Engkau mau apa dengan kelompok ini. Saya bukan bicara hanya misi, saya terus pikirkan remaja, saya pikirkan sekolah minggu, saya pikirkan seluruhnya satu per satu ini mau ke mana? Apa yang Tuhan kehendaki? Harus ada suatu perjalanan rohani yang terus menerus yang kita lihat, yang saudara akan tau Tuhan itu sedang membentuk kita di tengah-tengah kita, mesti mata kita tidak melihat tetapi sebenarnya membentuk sesuatu yang Dia kehendaki ke depan. Kalau ada pintu yang tertutup atau pintu yang terbuka, kita peka, Tuhan kenapa ini tertutup dan apa yang Tuhan kehendaki? Dan dengan terus menerus Firman itu kita baca, terus baca dan setiap hari. Jemaat bergumullah dengan Roh Kudus. Milikilah pergaulan dengan Roh Kudus. Rindukan Dia untuk berbicara kepada kita dan untuk memimpin kita dan keluargamu dan dirimu dan saya. Hidupnya keluargamu, hidupnya keluarga kita dan juga gereja ini tergantung dari dua ini menjadi satu. Apakah Dia tetap berbicara kepada engkau dan saya. Dan apakah Dia memimpin keluargamu dan keluarga saya, dan juga gereja ini? Maukah saudara minta, cari, ketuk maukah saudara mempertaruhkan setiap minggunya di dalam doa kita dan di dalam doa gereja kita?

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^