Kenaikan Tuhan Yesus (2)
Kolose 3:1-4
Minggu yang lalu kita sudah merenungkan peristiwa dan arti kenaikan Yesus Kristus ke surga. Saat ini kita akan merenungkan aplikasinya di dalam hidup kita. Beberapa tahun yang lalu seorang dari dosen saya menanyakan: apakah ada perbedaan di dalam hidupmu Kristus bangkit atau tidak? Apakah ada perbedaan di dalam hidupmu mengetahui, mengenal Kristus bangkit atau tidak? Saudara-saudara, kehidupan orang Kristen itu sesungguhnya berbeda secara esensial dengan kehidupan semua orang beragama. Perbedaannya bukan pada tampak luar, tetapi perbedaannya adalah apa yang menjadi inti iman. Hari ini kita bicara mengenai aplikasi. Aplikasi adalah sesuatu yang sehari-hari. Tetapi saudara-saudara kalau melihat di dalam Alkitab, kehidupan sehari-hari kita, aplikasi sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari event of Christ. Kalau orang-orang di dalam agama yang lain ketika melihat buku agamanya, dia akan mengambil dari perintah nabinya. Dan nabinya itu diganti namanya pun, jikalau perintah itu tetap, maka dia melakukan perintah itu. Tetapi kalau saudara-saudara melihat Kekristenan sesungguhnya, itu bukan kumpulan perintah-perintah lalu kemudian kita harus melakukannya. Perhatikan setiap perintah yang muncul, maka saudara akan melihat ada event of Christ yang terjadi sebelumnya. Empat hal ini akan bergabung menjadi satu, pertama yaitu Kristus yang menjadi perintis. Yang kedua adalah Kristus yang menyatukan Diri-Nya dengan umat-Nya di dalam union with Christ. Yang ketiga adalah Kristus yang memberikan perintah dan yang keempat adalah Kristus yang memberikan kuasa. Empat hal itu bergabung bersama-sama terjadi di dalam diri kita, baru kemudian kita melakukan apa yang tertulis di dalam Alkitab. Perhatikan perintah Kristus, maka tidak mungkin bisa terpisah dari apa yang Dia kerjakan. Saya ambil contoh misalnya, di dalam ayat ini pun, Paulus tidak mengatakan begini: engkau tahukan hidup ini kan ada yang di dunia dan ada yang di Surga, maka sekarang pikirkan hal-hal di surga. Tidak, saudara-saudara. Perintah itu tidak keluar begitu saja. Dia mengatakan Kristus sudah bangkit, Kristus sudah naik ke Surga, maka pikirkan hal-hal di surga. Aplikasi saat ini memikirkan hal-hal yang surgawi dikaitkan dengan event of Christ. Bukan sekadar perintah, karena kehidupan kita sekecil apapun tidak mungkin akan terlepas dari Pribadi Kristus dan pekerjaan-Nya.
Sekarang kita akan masuk dalam Kolose pasal 3 ini. Kolose pasal 3 menyatakan Dia sudah bangkit, Dia naik ke surga, duduk di kanan Allah Bapa. Dan itu apa artinya? Jikalau kita mengerti kenyataan itu, apa artinya bagi kita? Apa yang secara natural seharusnya terjadi kepada kita? Alkitab mengatakan carilah perkara di atas, pikirkan perkara-perkara yang di atas. Perhatikan, kalimat ini adalah suatu perintah. Jelas bagi kita itu adalah suatu perintah sekaligus realitas. Perintah karena pikirkan perkara-perkara yang di atas, itu suatu perintah, bukan? Tetapi juga realitas. Realitas yang saudara dan saya miliki. Artinya, orang-orang yang di dalam Kristus akan memiliki kemampuan dan kerinduan untuk mencari hal-hal yang di atas di mana Kristus berada. Saudara-saudara, kita tidak pernah mengajarkan seekor burung itu terbang, burung itu dengan sendirinya belajar secara natural. Sama seperti itulah seorang Kristen yang sejati, yang mengerti kebangkitan Kristus, yang mengalami kebangkitan Kristus, yang memiliki natur yang baru, akan memiliki kerinduan untuk memiliki pikiran-pikiran surgawi. Sekarang saya akan masuk ke dalam apa artinya mencari, memikirkan, memeditasikan perkara-perkara yang di atas. Sekali lagi, saudara-saudara perhatikan ayat Firmannya: karena itu kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Apa artinya mencari perkara-perkara yang di atas, di mana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah?
Hal yang pertama, artinya kita musti memikirkan secara dalam atau di dalam Bahasa Alkitabnya adalah memeditasi tentang realitas identitas diri kita yang baru bahwa kita adalah warga negara Surga yang diletakkan di dunia ini. Kita, yang dibangkitkan bersama dengan Kristus, sesungguhnya kita adalah warga negara Surga yang diletakkan di dunia ini. Ini adalah realita hidup kita sesungguhnya. Prinsipnya adalah union with Christ. Kita yang mati bersama Kristus, kita bangkit bersama Kristus dan kita dimuliakan bersama Kristus. Di mana Kristus ada, umat-Nya akan berada. Alkitab mengatakan, kalau kamu, ketika kamu atau sejak kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara-perkara yang di atas di mana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah. Ini adalah suatu perubahan orientasi hidup. Perhatikan 2 hal ini: orang-orang dunia memikirkan apa yang harus dia lakukan di dunia ini untuk menuju ke surga. Orang-orang dunia berpikir aku milik dunia, aku mau pergi ke Surga, aku harus melakukan apa? Tetapi, orang-orang di dalam Kristus sebaliknya, Surga sudah menjadi milikku. Aku warga negara Kerajaan Surga. Sekarang aku adalah wakil Kerajaan Surga yang sementara hidup di dunia ini. Aku memiliki mandat surgawi, aku memiliki tugas dari Surga yang harus aku kerjakan di dunia ini. Yesus sendiri mengatakan dalam doanya, murid-murid-Nya dan orang-orang di dalam Dia bukan berasal dari dunia ini. Perhatikan kalimat di bawah ini: orang-orang di dalam Kristus, kita tidak berjuang untuk mendapatkan status kekekalan kita. Kita sudah mendapatkannya. Kita berjuang agar Kerajaan Surga yang kekal hadir di dunia di dalam diri kita dan melalui diri kita. Jemaat, perhatikan baik-baik! Perjuangan kita bukanlah untuk mendapatkan surga. Perjuangan kita adalah mendapatkan bumi ini untuk surga, untuk Kerajaan Surga hadir. Di sini dikatakan carilah perkara yang di atas. Di dalam Bahasa Yunaninya adalah zeteite. Kata dasarnya adalah zeteo, artinya adalah cari, tetapkan, rindukan itu. Kata yang sama adalah kata yang beberapa minggu yang lalu kita bicarakan, yaitu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Maka di dalam ayat ini pemercaya, saudara dan saya, diminta untuk mencari, merindukan, meminta, mengejar perkara-perkara yang di atas untuk dilakukan di bumi ini, untuk dikerjakan di bumi ini. Artinya dengan sengaja, setiap hari mengkomitkan hidup kita terhadap nilai-nilai Kerajaan Surga. Kita mau untuk seluruh perkara surgawi diletakkan, dilakukan di bumi ini. Kita mau nilai-nilai Kerajaan Surga kita hidupi dan prinsip-prinsipnya kita jalankan di bumi ini. Kita melakukannya bukan supaya kita diterima oleh Allah di surga. Posisi kita sudah secure dan aman selama-lamanya. Kita melakukannya bukan untuk merebut Surga, tetapi kita melakukannya untuk kita merebut bumi ini untuk Kerajaan Surga. Sungguh sesuatu arah yang berbeda. Sungguh sesuatu orientasi hidup yang berbeda.
Hal yang ke-2.Yaitu menetapkan hati untuk mengharapkan berkat-berkat surgawi dan bukan duniawi. Berkat-berkat surgawi yang sifatnya kekal dan bukan duniawi yang sifatnya sementara. Menetapkan hati untuk dapat menikmati hal-hal yang dari Surga dan makin tidak menikmati berkat-berkat dan keindahan dunia. Alkitab mengatakan, kamu telah mati terhadap dunia ini. Calvin menyatakan dalam ayat ini: Kristus mengingatkan kita bahwa jiwa manusia tidak diciptakan hanya untuk menikmati dunia selama beberapa hari tetapi untuk memperoleh keabadianya di surga. Kecerobohan apa dan kebodohan brutal apa ini, sehingga manusia begitu terikat dengan dunia dan begitu sibuk dengan urusannya sehingga tidak mempertimbangkan mengapa mereka dilahirkan dan bahwa Tuhan memberikan kepada mereka jiwa yang tidak mati. Agar ketika perjalanan kehidupan duniawi telah selesai mereka dapat hidup kekal di surga. Dan lihatlah, jiwa memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada semua kekayaan dan kenikmatan dunia. Ketika bicara berkenaan dengan menetapkan hati, mencari perkara yang di atas dan bukan yang di bumi ini, Paulus menyatakan kepada kita: kita harus mengharapkan banyak kepada berkat-berkat surgawi dan tidak berharap banyak kepada berkat-berkat dari dunia ini.
Richard Baxter menyatakan demikian, orang yang tidak di dalam Kristus mencari kebahagiaannya di dalam harta dan di dalam kehidupan fana di dunia ini. Sebaliknya, orang-orang di dalam Kristus akan menemukan kebahagiaannya di dalam Allah. Bagi orang di dalam Kristus, pencarian kedamaian dan kenikmatan duniawi bertentangan dengan natur imannya. Baginya adalah kebodohan bila mengharapkan kedamaian dan kesukaan yang stabil dan menetap jika itu tidak berasal dari Kristus sebagai sumbernya. Apabila kesukaan kekal mengusai pikiran kita, maka kesukacitaan rohani akan berlimpah dalam hidup kita saat ini. Perhatikan apa yang menjadi penekanan: ‘di saat ini’. Perjuangan kita bukan bicara berkenaan dengan Surga nanti, tetapi bagaimana hidup seturut dengan prinsip Kerajaan Allah saat ini. Tuhan sudah menentukan nasib kita dan nasib kita adalah saudara dan saya yang sudah dibeli oleh Kristus, yang sudah dibangkitkan di dalam Kristus, jiwa kita tidak mungkin mendapatkan kesukaan dari berkat dunia ini. Manusia baru tidak akan mendapatkan kesukaan dari berkat dan keindahan dunia ini. Kita memiliki kesukaan jika dan hanya jika kita mendapatkan berkat-berkat dari Surga dan memikirkan surga. Richard Baxter menyatakan, tidak heran banyak anak-anak Tuhan hidup tidak tenteram karena melupakan surga. Ketika orang-orang percaya membiarkan pengharapan surgawinya menurun dan menaikkan keinginan duniawinya, mereka sedang mengundang rasa takut dan masalah. Perhatikan, ini adalah kalimat yang tajam. Kita punya masalah, bukan? Kita punya rasa takut. Baxter menyatakan itu karena saudara melupakan pengharapan surgawi, saudara tidak mengharapkan surgawi; pengharapan surgawi itu tidak banyak, itu menurun dan saudara mengharapkan ada pengharapan, keinginan-keinginan terhadap dunia. Siapa anak Tuhan yang tertekan? Siapa yang bersungut-sungut? Bukankah mereka yang sedikit mengharapkan hal surgawi dan memiliki ekspektasi besar kepada dunia ini untuk memberikan sukacita kepada dirinya? Kita berduka atas kehilangan, kita berduka atas kerugian, kejahatan musuh, perlakuan teman yang tidak pantas, penyakit, penghinaan, atau kecerobohan dunia. Tetapi apakah Allah memanggil anda untuk menaruh kepercayaan kepada hal-hal itu? Apakah tertulis di dalam Firman-Nya, bahwa Anda diminta untuk menaruh kepercayaan dan pengharapan kepada kemakmuran, kekayaan, sanjungan para kerabat saudara, kepada satu berkat dari dunia ini? Apakah Allah menjanjikan itu di dalam Firman-Nya? Tidak. Allah tidak pernah menjanjikan ada sukacita dari hal-hal dunia ini. Maka mengapa anda mempercayainya? Anda sendiri yang membuat janji itu. Dan ketika janji itu telah menipu anda, siapakah yang harus dipersalahkan? Apakah Allah? Tidak. Allah sudah menyatakan, saudara mempunyai seluruh isi dunia tidak pernah akan memuaskan kita. Terlalu banyak kekecewaan dalam dunia ini dan mengapa terus-menerus secara besar saudara mengharapkannya. Kapan kita belajar? Seperti yang diajarkan Alkitab, untuk kita lebih banyak mengharapkan surga dan sedikit saja mengharapkan dunia. Pikirkan perkara yang di atas dan bukan yang di bumi.
Hal yang ke-3.Yaitu memeditasikan Kristus yang bersyafaat bagi kita di surga. Inilah penghiburan besar kita, yaitu adanya suatu kenyataan ada seorang Pribadi, Imam Besar yang bersyafaat kepada kita di tahta Allah sampai selama-lamanya. Di dalam 1 Yohanes 2:1, dikatakan, “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.” Orang-orang Puritan mengatakan ayat ini adalah salah satu ayat yang menjamin posisi kita tetap bisa berada di surga. Singkirkan syafaat Kristus, maka kita akan kehilangan seluruh harapan di dalam kekekalan. Semua orang kudusnya Allah, jatuh bangun, di tangan syafaat Kristus, karena syafaat Dia sajalah, di hadapan Bapa kita menerima pengampunan. Saat ini, detik ini, setiap hari, setiap kali kita melakukan dosa, maka setan akan menuju ke Surga untuk menuduh kita. Tetapi Kristus yang tetap ada di sana berdoa syafaat membela kita. Karena Kristuslah, maka kita tetap memiliki tempat di surga. Memikirkan perkara yang di atas di mana Kristus ada di sebelah kanan Bapa memberikan kita jaminan yang kekal, dan berpusat kepada pekerjaan Kristus. Secara manusia, dan ini adalah sesuatu yang normal. Kita sering sekali bertindak, merasa berdasarkan pusatnya adalah diri. Kalau aku baik, aku rajin, aku hati-hati dalam hidup, aku menjadi good boy, aku memiliki relasi yang baik dengan Tuhan. Aku merasa diri diterima oleh Tuhan. Tetapi ketika kita jatuh dalam dosa, atau kita terikat dengan dosa, kita akan merasakan Tuhan yang jauh. Kita merasakan Tuhan yang tidak lagi mau dekat kepada kita. Bahkan kita berpikir, bahwa Tuhan akan membuang kita. Sadar atau tidak, cara berpikir seperti ini adalah pusatnya aku dan Allah hanya berespon kepada tindakanku. Kalau aku baik, dia baik. Kalau aku jahat, dia jahat. Tetapi Alkitab mengatakan tidak demikian. Iya, kita harus bertobat, iya kalau kita tidak bertobat itu akan ada berapa hukuman yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi hukuman itu adalah untuk menghajar kita di dalam kekudusan-Nya. Tetapi sesungguhnya bagaimana Bapa berespon kepada kita adalah bukan berdasarkan tindakan kita kepada Dia, tetapi tindakan Kristus kepada Dia.
Apa yang Kristus kerjakan bagi kita? Dalam suatu tulisan yang sungguh indah Flavel mengatakan demikian, dalam 2 Raja-raja 3:14, tulisan itu memiliki konteks yaitu ada 3 raja. Pertama adalah raja Yoram, raja Israel. Kedua adalah raja Yosafat, raja Yehuda. Ketiga adalah raja Edom. Dan ketiga raja sedang berkumpul untuk melawan negara yang lain. Kemudian mereka pergi kepada Elisa meminta berkat atau meminta perkataan Tuhan. Dan Elisa mengatakan demikian, “Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan; jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu.” Jadi Elisa itu mau memandang dan menganggap perkataan mereka adalah karena demi Yosafat. Kalau Yosafat tidak ada di situ, Elisa tidak akan memandang dan tidak akan menemui 2 raja itu. Dengan analogi yang sama, Flavel menyatakan, maka di hadapan Bapa, maka Kristus Yesus itu datang bersyafaat kepada kita. Dan seakan-akan Bapa mengatakan kepada kita, jika bukan karena aku menghormati Pribadi Putra-Ku yang tunggal itu, yang di dalam nama dan hak-Nya engkau datang. Aku tidak akan memandang engkau, engkau harus pergi dari sini. Surga bukanlah tempat bagimu. Surga bukanlah tempat bagimu, hai Abraham. Surga juga bukan tempat bagimu, hai Musa. Untuk orang yang paling suci yang kita kenal sekalipun. Jikalau bukan Kristus ada di sebelah kanan Allah Bapa menjadi pensyafaat, satupun dari pada mereka tidak akan menyentuh surga.
Hal yang ke-4, yaitu memeditasikan kemuliaan Kristus. Sejak dari pertama saya meletakkan kaki saya ada di sini. Sejak pertama kali saya berkhotbah di mimbar ini, maka satu kalimat yang saya keluarkan adalah seluruh jemaat biarlah kita selalu minta dan berdoa: show me Thy glory. Nyatakan kemuliaan-Mu kepadaku. Kristus naik ke surga, ditahtakan, duduk di sebelah kanan Allah. Itu adalah menyatakan posisi yang paling terhormat, posisi yang berkenan dan juga posisi yang pemenang. Dan dari sana Dia akan memerintah dunia dan sejak waktu itu kitab suci kemudian menggabungkan 2 kalimat ini: Tahta Allah dan Tahta Anak Domba. Sebelum peristiwa ini, saudara akan menemukan selalu tahta Allah. Tetapi begitu peristiwa ini ada, maka selalu akan muncul tahta Allah dan tahta Anak Domba bersama-sama. Dia duduk di tahta yang tak terguncang di dalam kekekalan, tempat sandaran kita. Tempat kita berdiri tegak di tengah-tengah dunia yang berguncang dan tempat perlindungan dan persembunyian umat-Nya. Karena dari sana Dia akan menghakimi seluruh dunia. Mazmur 47 menyatakan bagaimana Dia naik. Dia naik diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala dan awan disiapkan sebagai kereta Kerajaan bagi Dia. Kemudian para pengawalnya berdiri mengelilingi kereta itu, memberikan pagelaran yang besar dan kehormatan ketika Kristus Yesus naik di depan mata seluruh murid-murid-Nya. Dan meskipun langit itu tertutup di antara pandangan kita, kitab Ibrani menyatakan, ketika Dia sudah sampai di surga maka Allah Bapa di surga menyatakan biarlah seluruh malaikat menyembah Dia. Surga kemudian tenang dan seluruh surga menghormati Dia. Kristus yang telah menggenapkan pekerjaan penebusan dan menjadi pemenang sampai selama-lamanya. Ya, selama-lamanya dan tidak pernah berakhir kemenangan-Nya itu. Dan seperti penglihatan Daniel, ketika para malaikat membawa Kristus yang lanjut usianya, kepada Allah Bapa dan Allah Bapa menyatakan penyambutan-Nya kepada Kristus. Allah Bapa memberikan kemuliaan dan kerajaan. 1 Timotius 3:16 menyatakan, Allah mengangkat Dia di dalam kemuliaan. Kristus naik ke surga dan Bapa di surga menerima Dia dan sesungguhnya tidak ada satu pribadi yang pernah diterima oleh Bapa atau yang akan diterima oleh Bapa selain Dia. Kristus di tempat yang tertinggi, yang tidak terguncangkan sampai selama-lamanya menjadi sandaran bagi kita semua. Lihatlah tahta yang tidak terguncangkan ini dan lihatlah apa yang terjadi dalam dunia yang berguncang ini.
Ketika saya mempersiapkan hal ini sampai semalam, saya mau melihat apa yang ada di dalam dunia ini. Saya melihat koran demi koran. Saat ini apa yang terjadi? Bagi itu koran yang di Indonesia maupun koran yang ada di Sydney. Kita tahu semua. Beberapa hari yang lalu, seorang pemuda Salvador Ramos, menembak 19 students dan 2 teacherssampai mati di elementary school di Texas. Rusia sedang menguji coba rudal hypersonic Zircon jelajahnya 1.000 km. Kita mendapatkan news dari Korea Utara, 100.000 orang ditemukan demam. Tentara Republik Demokrasi Kongo sedang berperang melawan pemberontak, 72.000 orang saat ini sedang mengungsi. Pemimpin ISIS tertangkap di Turki. Dan saya melihat beberapa data berkenaan dengan penyembaran covid di dunia dan juga di Indonesia. Menteri luar negeri Rusia, menyatakan Barat sudah menyatakan total perang terhadap kami. Belum lagi Ukraine yang masih bergejolak dengan Rusia. Afghanistan yang makin dipaksa dengan syariah Islam. Dan semua yang terjadi di dalam hidup kita, urusan suami-istri yang masih tidak beres. Ada orang-orang yang sakit, yang tidak kunjung sembuh. Pekerjaan yang belum didapatkan karena redundant. Ada banyak urusan-urusan keluarga sehari-hari, mengantar les yang sangat melelahkan. Belum lagi kita berusaha untuk menghibur kita dengan melihat Oz Bargain. Ada Apple educationyang 5% cashback. Ada HD4 kamera turun sampai $300. Seluruh urusan dunia. Apakah engkau melihat terus ke bawah? Lupakah bahwa Raja Gereja kita ada di tahta-Nya yang tidak terguncangkan. Dan apa perbedaannya di dalam hidup kita? Kalimat dosen saya itu menggema lagi. Apakah ada perbedaan dalam hidupmu antara Kristus duduk di kanan tahta Allah atau tidak? Carilah perkara-perkara yang di atas di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkan perkara yang di atas demikian kata Alkitab jangan yang di bumi. Dan kita akan melihat bagaimana Tuhan memimpin kita di bumi ini.