Kenaikan Tuhan Yesus (1)
Efesus 4:7-16
Setelah Kristus mati, bangkit, maka Dia terus ada di dunia ini selama 40 hari. Dan pada waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kristus naik ke sorga. Kristus naik ke sorga adalah suatu peristiwa yang sangat penting sekali. Kita bukan saja diselamatkan karena kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi kita diselamatkan juga karena kenaikan Kristus di sorga. Sebenarnya kita diselamatkan dari seluruh event of Christ ketika Dia melayani di bumi ini dan di sorga. Kenapa tadi saya katakan kita diselamatkan juga karena Kristus itu naik ke sorga, tidak cukup Kristus mati dan bangkit? Karena dengan kenaikan-Nya ke sorgalah Kristus mengaplikasikan, Kristus mempresentasikan korban-Nya kepada Allah di sorga, di tahta yang maha tinggi. Dan korban Kristus itu diterima oleh Allah. Sama seperti imam besar yang satu tahun satu kali mengadakan upacara pendamaian. Imam itu harus menyembelih domba di luar Bait Suci, kemudian darah yang tercurah dari domba itu harus dibawa masuk dan dipercikkan ke dalam ruang Maha Suci. Jikalau di dalam ruang Maha Suci, darah itu dan semua tata caranya itu sempurna, tidak ada kesalahan, maka baru Allah di sorga menerima korban itu. Tetapi kalau darah itu bukan dari domba yang tidak bercacat cela, dan cara imam itu mempersembahkan kepada Tuhan mengalami kesalahan, maka Imam Besar itu langsung akan mati dan seluruh upacara itu tidak mendamaikan orang yang berdosa. Maka darah itu harus tanpa cacat cela. Maka cara itu harus tepat dan tidak bisa sembarangan.
Saudara-saudara, kalimat-kalimat seperti ini adalah kalimat yang kita mengerti, tetapi hampir tidak kita hidupi. Kita orang Kristen sudah terbiasa dengan seluruh yang namanya anugerah demi anugerah dan kita tidak suka dengan sesuatu yang sifatnya hukum atau legalism. Saudara pergi ke gereja, saudara tidak melakukan apa pun saja tata cara upacara. Dan kita berada dalam gereja ini dengan bersukacita dan dengan kebebasan. Itu adalah benar, karena semua keketatannya, kesempurnaannya itu sudah ditanggung di dalam Kristus Yesus. Tetapi perhatikan bahwa menyembah Allah itu bukan sesuatu yang bentuknya liar. Ada aturan-aturan yang harus dilakukan. Meskipun aturan itu sudah ditentukan di dalam Kristus Yesus, tetapi hati yang hormat dan tidak liar itu adalah sesuatu yang Tuhan tuntut di dalam Perjanjian Baru. Makin lama orang-orang Kristen kalau tidak mengerti prinsip-prinsip seperti ini, kita makin liar menjadi orang Kristen. Saudara bandingkan antara ibadah orang Kristen dan orang Islam, lebih ketat mana? Pasti lebih ketat Islam. Sebelum berdoa pun mereka mesti melihat mana arah menuju ke Mekah. Belum lagi kalau mereka di tanah suci, seluruh aturan harus dilakukan. Sekarang Islam dibandingkan dengan Yahudi, lebih ketat mana? Pasti lebih ketat Yahudi. Imam besarnya saja memakai penutup dada ada 12 batu yang tidak boleh salah urutannya. Kemah pertemuan Musa, aturannya itu begitu ketat, kapan boleh masuk, kapan harus keluar. Seluruhnya ketat. Sense keketatan itu sudah hilang di dalam gereja Tuhan. Kita pikir kita sudah diterima oleh Yesus Kristus kemudian merdeka, sesuka-sukanya, jawabannya tidak! Ada keketatan, ada kekudusan yang Tuhan itu tuntut dalam hidup kita. Dan satu manusia pun tidak bisa untuk memenuhinya kecuali Yesus Kristus di atas kayu salib. Tetapi itu bukan meniadakan hati yang takut akan Tuhan, harus tertanam di dalam hati kita. Biarlah seluruh umat Tuhan itu menghargai Dia. Yesus Kristus mati di atas kayu salib, domba itu disembelih oleh Imam Besar satu tahun satu kali. Darahnya dimasukkan ke ruang Maha Suci. Tata caranya harus tepat. Imam tersebut harus suci. Darahnya harus darah domba yang tidak bercacat cela umur satu tahun. Seluruhnya sempurna, baru tidak ada kematian. Dan seluruhnya Tuhan tidak maksudkan untuk darah domba yang menebus, tetapi itu adalah bayang-bayang Kristus yang akan hadir. Maka seperti imam itu yang menyembelih domba dan kemudian memasukkan darah itu dan mengaplikasikan di ruang Maha Suci, demikian juga Kristus masuk ke dalam Bait Allah sorgawi, masuk ke dalam ruang Maha Kudus di sorga. Dia naik dari bumi ini menuju ke sorga untuk mempresentasikan karya-Nya dan darah-Nya di hadapan Allah. Dialah Domba yang disembelih itu dan Dialah Imam Besar yang mempersembahkan itu. Dialah yang mempersembahkan dan Dialah persembahan itu sendiri. Dan Alkitab menyatakan karya Kristus yang dipresentasikan di hadapan Allah yang Maha Tinggi itu diterima dan kemudian Kristus ditahtakan di sebelah kanan tahta Allah.
Hari ini kita akan melihat beberapa poin untuk kita bisa melihat lebih dekat tentang peristiwa ini. Biarlah pikiran kita melihat apa yang sudah terjadi ribuan tahun yang lalu dan pikiran kita tertuju kepada sorga, apa yang telah Dia sedang kerjakan kepada kita saat ini. Beberapa poin ini.
Yang pertama adalah siapa yang naik? Saudara-saudara, poin pertama ini mungkin agak sulit. Saya akan memberikan kepada saudara-saudara suatu penjelasan teologis yang cukup agak sulit, baru poin ke-2, poin ke-3, saudara mungkin akan bisa lebih gampang. Saudara perhatikan baik-baik, siapa yang naik? Efesus 4:9-10 mengatakan yang naik itu yang sudah pernah turun. Saudara perhatikan, lihat tangan saya. Yang naik itu adalah yang pernah turun. Yaitu Kristus. Ini mau bicara apa? Kenapa Dia tidak katakan, yang naik itu Kristus, beres. Kenapa naik turun, naik turun. Ada masalah apa di sini? Saudara, tidak pernah mungkin Alkitab mencatat satu kalimat yang sia-sia. Ada sesuatu yang mau ditekankan, ada kebenaran yang mau diungkapkan. Perhatikan baik-baik, siapa yang naik? Yaitu Kristus. Yang naik itu adalah yang telah turun. Atau boleh dikatakan Ia yang telah turun, Ia yang juga telah naik. Ia telah naik, berarti bahwa Dia juga telah turun. Saudara perhatikan apa yang menjadi penekanan di sini? Yaitu urutan. Kristus Yesus yang naik, adalah sama dengan Kristus Yesus yang turun dari sorga. Maka kalimat ini menegaskan apa? Kalimat ini menegaskan bahwa yang naik ke sorga itu adalah The Son of God, Pribadi oknum ke-2 Tritunggal. Saudara, perhatikan baik-baik kalimat ini tidak ditulis seperti ini, siapa yang turun itu bukankah yang telah naik? Kalau kalimat ini ditulis seperti itu, maka kalimat ini artinya atau berimplikasi bahwa Tubuh Kristus yang turun dari sorga. Kristus turun dari sorga adalah The Son of God. Di sorga tidak ada pribadi yang memiliki tubuh di sana. Tubuh Kristus tidak turun dari sorga ke bumi. Tubuh Kristus, Kristus mengenakan tubuh-Nya pertama kali ketika Dia ada di bumi ini. Sebelum inkarnasi, di sorga Kristus tidak mengenakan tubuh. Sekali lagi, Kristus mengenakan tubuh-Nya pertama kalinya adalah ketika Dia ada di bumi ini. Dengan tubuh yang Dia kenakan, Dia menjalankan seluruh kehendak Allah di bumi ini. Dan setelah waktunya tiba, Dia naik ke sorga dengan tubuh kemuliaan.
Sekali lagi, siapa yang telah naik? Adalah bukankah yang telah turun? Ini menyatakan sifat keilahian Kristus. Ini bicara mengenai ketidakberubahan Pribadi itu yaitu Pribadi Allah Anak, Pribadi ke-2 dari Allah Tritunggal. Kristus Yesus adalah satu Pribadi dengan 2 natur, manusia yang sejati dan Allah yang sejati. Dia adalah pribadi Allah yang mengenakan tubuh yang berpeta teladan dosa. Ketika Dia mengenakan tubuh yang berpeta teladan dosa, pribadi-Nya tidak berubah. Sama ketika kita seorang pribadi mengenakan pakaian, pribadi kita tidak berubah. Siapa yang naik itu? Yaitu yang telah turun. Yaitu pribadi Allah ke-2 Tritunggal. Yang naik itu sama dengan yang telah turun, itulah sebabnya dalam Ibrani 13 dinyatakan Yesus Kristus tetap sama dulu, sekarang dan selama-lamanya. Apanya yang sama? Satu hal yang pasti, natur ilahi-Nya tetap sama dan tidak berubah. Siapa yang naik bukankah Dia yang telah turun? Tetapi ini belum selesai sampai di sini. Saudara perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, sekali lagi ini adalah bagian yang cukup sulit untuk khotbah pada pagi hari ini, bagian pertama ini saya menekankan mengenai The Son of God, sifat ilahi Yesus Kristus yang tidak berubah. Tetapi bagian kedua dari pertama ini adalah kalimat: siapakah yang naik, bukankah yang telah turun? Kalimat ini paling sesuai dilekatkan kepada kemanusiaan-Nya. Karena kemanusiaan Kristus-lah, di dalam kemanusiaan Kristus-lah ada sesuatu yang berubah tempat dan kondisi oleh-Nya. Yoh 16:28 mengatakan, “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia ini; dan lagi Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” Saudara perhatikan, dari kekekalan The Son of God itu turun ke bumi, mengambil tubuh mengenakannya untuk Dia bisa melakukan kehendak Bapa di bumi ini sampai tuntas. Dengan tubuh ini Dia bisa menderita. Dengan tubuh ini Dia bisa disalah mengerti. Dengan tubuh ini Dia bisa ditampar. Dengan tubuh ini Dia bisa diludahi. Dengan tubuh ini Dia bisa mati bagi kita. Kemudian Dia bangkit, mengenakan tubuh yang baru, tubuh kemuliaan, lalu Dia naik ke sorga dengan tubuh kemuliaan.
Perhatikan dengan tubuh, Dia naik dengan tubuh, perhatikan satu kalimat yang penting ini, efek inkarnasi bukan sementara, tetapi sampai kepada kekekalan. Efek inkarnasi itu bukan sampai kesementaraan tetapi sampai kepada selama-lamanya. Dan sampai di sini itu seluruhnya beyond understanding. Saudara bisa pikir dulu Dia itu Roh, sekarang ada tubuhnya, ada sesuatu yang berubah, The Son of God tidak berubah, tetapi apa artinya sesuatu yang berubah. Ketika bicara mengenai inkarnasi adalah bicara berkenaan dengan sesuatu yang sifatnya itu adalah penghinaan Kristus. Meskipun ketika kita bicara mengenai tubuh yang mulia adalah kemuliaan Kristus, tetapi ketika bicara mengenai tubuh itu adalah sesuatu yang sifatnya perendahan diri Kristus. Maka kalau saudara mengerti ini, meskipun kita meraba-raba apa yang sebenarnya terjadi dan tidak ada satu teolog pun yang bisa menjelaskannya dengan sempurna, tetapi saudara bisa menarik garis lurus berkenaan dengan prinsip ini, bahwa perendahan diri Kristus efeknya itu bukan sementara tetapi kepada kekekalan. Saudara-saudara, kenaikan Kristus ke sorga sebenarnya secara tepat menegaskan kemanusiaan-Nya. Dengan kenaikan-Nya ke sorga maka Kristus memberikan pengharapan atas tubuh yang hina ini. Iya, tubuh yang saudara miliki yang hina ini. Tubuh yang dikuasai oleh nafsu. Tubuh yang dikuasai oleh dosa. Tubuh yang bisa sakit dan bisa mati. Kenaikan Yesus ke sorga dengan tubuh sebenarnya memberikan pengharapan akan kemanusiaan kita karena tubuh ini di dalam Kristus, kalau saudara dan saya ada di dalam Kristus, tubuh ini akan dirubah baik tempat maupun kondisinya. Kristus pergi ke sorga, kita tidak melihatnya lagi sebagai The Son of God, secara rohani dia masih bersama dengan kita bahkan sampai akhir bahkan sampai selama-lamanya. Tetapi sebagai manusia yang sejati, Kristus harus tinggal di sorga sampai pemulihan segala sesuatu.
Hal yang kedua sekarang saudara-saudara, dari mana Kristus naik? Yohanes 6:28 tadi dikatakan, “Aku meninggalkan dunia ini dan pergi kepada Bapa.” Dia naik dari dunia ini ke sorga, ke satu realm yang lain dari realm dunia. Saudara-saudara perhatikan, Alkitab dengan jelas menyatakan ada dua realm. Realm sorgawi dan juga realm duniawi. Dan kita adalah manusia, kita berbeda dengan binatang, kita diberikan kekekalan di dalam hidup kita. Dan kekekalan itu adalah realm sorgawi. Saudara-saudara, biarlah kita mengingat bahwa sepanjang kita hidup di dunia ini, pandangan kita arahkan ke realm sorgawi. Kita menjalankan mandat sorgawi di saat kita hidup di dunia ini. Kitab Kolose menyatakan pikirkan perkara-perkara yang di sorga, dimana Kristus duduk di tahta Allah dan bukan di bumi ini. Dari mana Kristus naik ke sorga adalah dari realm dunia menuju ke realm sorga. Tetapi lebih khusus lagi Alkitab dengan jelas menyatakan Kristus itu naik ke sorga dari bukit Zaitun dekat Yerusalem. Bukit Zaitun adalah tempat di mana Kristus memulai tragedi yang menyedihkan itu. Kita sudah membahas hal ini bertahun-tahun. Dan kita semua familiar dengan persitiwa itu. Di bukit Zaitun itu, maka hati-Nya itu sedih dah bahkan pecah. Dan ketakutan-Nya itu memuncak sampai seluruh nadi-Nya mengeluarkan darah. Ketika kita bicara berkenaan dengan bukit Zaitun, maka selain itu adalah tempat doa Kristus, itu adalah tempat yang paling menakutkan. Tetapi sekarang tempat itu dirubah oleh Allah Bapa di sorga menjadi tempat kemuliaan-Nya. O, betapa berbedanya keadaan di tempat yang sama itu, dulu sengsara dan sekarang sukacita. Dulu meratap melihat ke tanah dan sekarang terangkat ke sorga. Perhatikan saudara-saudara, kalimat di bawah ini, di tempat di mana saudara berdoa dengan ketulusan, minta seluruh kehendak Allah itu jadi, di tempat itulah Tuhan akan mengangkat saudara.
Ada satu kalimat pak Tong yang sangat powerful yang saya dapatkan pada waktu saya ada di Singapore dan kemudian saya mengambil ringkasan kotbah, saya membaca, saya sangat tercengang. Kalimat ini benar bagi kita seterusnya sepanjang kita mengikut Kristus. Kalimat ini berbunyi seperti ini, perhatikan saudara, “Yang aktif merendahkan diri maka secara pasif akan ditinggikan, yang aktif meninggikan diri maka secara aktif akan direndahkan oleh Allah.” Sekali lagi saudara-saudara, lihat bukit Zaitun. Ingat Kristus yang aktif merendahkan diri untuk seluruh kehendak Allah jadi. Yang aktif merendahkan diri maka secara pasif dia akan ditinggikan, dia tidak perlu untuk meninggikan memuliakan diri sendiri, dia akan ditinggikan oleh Allah, tetapi barangsiapa yang secara aktif sombong, maka Allah di sorga akan langsung menantang dia. Yang sombong akan aktif langsung dari sorga direndahkan. Saya bisa bicara panjang lebar berkenaan dengan urusan kesombongan ini. Dan banyak dari antara kita tidak tahu apa inti kesombongan itu. Di tempat yang lain, tidak ada dari antara kita termasuk saya, termasuk orang yang paling hebat sekali pun, siapa pun saja, yang tidak memiliki kesombongan, pasti ada. Dan ini adalah satu dosa tertua yang selalu melekat pada diri kita dan sangat menakutkan. Saya tidak punya waktu sekarang untuk hal itu, kalau Tuhan pimpin mungkin pada waktu yang lain. Sekarang saya akan masuk ke dalam bagian yang ketiga.
Yang pertama adalah siapa yang naik, yang kedua adalah dari mana Kristus naik, dan yang ketiga adalah ke mana Dia naik? Alkitab dengan jelas menyatakan adalah ke sorga, ke tahta Allah ke tempat yang diberkati itu. Dan semua orang kudus akan bersama-Nya selama-lama-Nya. Saudara-saudara, tempat itu dikatakan jauh di atas semua sorga. Kalau saudara-saudara melihat langit, kalau saudara-saudara melihat galaksi-galaksi yang luar biasa besar, maka John Flavel menyatakan itu hanyalah trotoar istana raja yang agung itu. Kristus melintasi semuanya, Dia masuk ke dalam tabir. Ke tempat yang paling suci. Ke rumah Bapa-Nya. Dia pernah mengatakan, “Dan bagaimana jika kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” Itu adalah tempat di mana Dia sebelumya berada, yang dari sorga akan kembali ke sorga. Kristus kembali ke pangkuan Bapa-Nya. Tempat yang dikatakan pemazmur, “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah dan di tangan kanan-Mu ada senantiasa.” Tempat yang penuh kesukaan dan cinta yang manis dan mulia yang agung itu di mana Dia datang dengan tubuh kebangkitan-Nya.
Hal yang keempat, kapan Kristus naik? Apakah segera sesaat Ia bangkit? Ini yang akan saya tegaskan pada pagi hari ini. Ini adalah titik berat daripada kotbah hari ini. Karena dari pengertian ini saudara akan tahu, mengerti apa yang Kristus kehendaki bagi kita sebagai gereja-Nya. Kristus mati. Bangkit. Langsung ke sorga? Tidak. Dia ada di sini 40 hari. Pertanyaannya adalah untuk apa? Saudara-saudara, Dia memiliki kemuliaan yang tidak terlukiskan yang disiapkan untuk-Nya di sorga. Sorga menunggu kedatangan-Nya. Tetapi Kristus tidak langsung ke sana untuk memiliki-Nya sampai Dia menyelesaikan semua perkara demi kebaikan gereja-Nya di sini. Saudara perhatikan satu kalimat yang diucapkan oleh John Flavel ini, Kristus tidak langsung ke sorga, Dia ada di dunia ini sampai Dia menyelesaikan segala hal yang penting untuk gereja-Nya di sini.
Setelah kebangkitan-Nya dan sebelum Dia naik ke surga, ada 40 hari dan ini masa-masa yang luar biasa krusial. Kenapa krusial? Karena nanti setelah Kristus naik ke surga seluruh pelayanan-Nya ditanggungkan kepada gereja-Nya. Gereja lokallah yang akan meneruskan pelayanan Kristus. Kalau saudara-saudara melihat Kisah Para Rasul, maka saudara akan menemukan bagaimana pergerakan dan aktivitas gereja dan ketetapan-ketetapan gereja untuk mengkristalisasi seluruh pelayanan Kristus Yesus. Perhatikan apa yang Yesus Kristus kerjakan dalam 40 hari. Betapa krusialnya waktu-waktu itu. Tongkat estafet akan segera diberikan dari pelayanan Kristus kepada murid-murid-Nya. Lihatnya betapa seriusnya Dia melakukannya. Murid-murid harus mengerti, murid-murid harus memiliki kuasa yang sama dengan Kristus untuk melakukannya. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan, “You jangan bergerak sampai Roh Kudus Aku berikan kepadamu.” Selama 40 hari apa yang dikerjakan-Nya? Tiga hal besar ini.
Dia menyatakan kebangkitan-Nya kepada lebih dari 500 orang. Ini sesuatu yang penting. Penting untuk keabsahan suatu event karena segala sesuatu yang penting itu kalau saudara mau tahu, ini legitimate atau harus ada saksi dan saksi itu harus lebih satu. Ini adalah sesuatu yang penting. Tetapi bukan itu saja, bukan untuk keabsahan daripada Kristus itu bangkit. Oh Kristus itu bangkit loh, Kristus bangkit? Omong kosong. Oh tidak, aku saksinya. Cuma kamu? Tidak, ada banyak, ada 500 orang yang bersaksi Kristus bangkit. Ini penting untuk legitimasi event itu, kebangkitan Kristus. Tetapi lebih daripada itu, ini penting karena siapa yang mau dipakai Tuhan harus mengalami sendiri Tuhan itu hidup. Saya tanya kepadamu saudara-saudara sekalian, “Apakah sungguh-sungguh Tuhan itu hidup di dalam hatimu?” Seperti kata Ayub, “Dulu aku dengar cerita tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ini adalah bicara berkenaan dengan dikasih berita dari orang lain dan mengalami sendiri. Kalau belum, minta belas kasihan Tuhan. Kekristenan itu bukan cerita dongeng. Kekristenan itu adalah sungguh berdasarkan sejarah. Dan itu sampai sekarang masih terjadi. Kalau gereja ini mau dipakai oleh Tuhan, kalau gereja ini sungguh-sungguh berguna dalam Kerajaan Allah, tidak ada lagi yang lain. Hal pertama adalah harus mengalami Allah. Dan semua itu minta, meratap dengan air mata. Karena prinsip Alkitab mengatakan, “Kepada siapa Aku mengasihi Aku kasihi. Hanya Dia yang menentukan kepada siapa Aku mau menyatakan diri-Nya.” Yang mau dipakai oleh Allah harus makin mengenal Allah. Dan orang yang makin mengenal Allah, kerinduannya, kegairahannya, apinya makin lama makin nyata. Tetapi jikalau tidak ada pengalaman ini, kalau tidak ada kehidupan ini, maka seluruh pelayanan kita makin lama makin layu, karena tidak alami, karena tidak pernah mengalami. Orang yang mau memberitakan Injil, hal pertama adalah harus mengalami Injil. Orang yang mau memberitakan Kristus mati dan bangkit dan sekarang di atas surga, hal pertama adalah harus mengalami sendiri peristiwa itu. Kiranya Roh Kudus memberikan anugerah untuk kita semua mengalami dan bertumbuh di dalam pengenalan ini.
Dia menyatakan berulang-ulang tentang kerajaan Allah. Saya tidak mau melewatkan satu ayat yang penting ini, saudara kita melihat sama-sama. Kisah 1:3. Mari kita membaca bersama-sama. Berulang-ulang. Sekali lagi saudara-saudara, saya mau saudara-saudara mengingat apa yang berkali-kali saya katakan, karena ini dikatakan berulang-ulang. Kerajaan Allah itu adalah berbicara mengenai proyek yang luar biasa. Kalau saudara-saudara pergi ke Tangerang, ada proyek yang orang bilang ini mega proyek yang masif, besar sekali, kompleks BSD beberapa konsorsium bergabung. Saudara-saudara, di Sydney juga ada, di Amerika juga ada, di mana pun juga ada. Mega proyek. Mengerahkan begitu banyak, ribuan karyawan, uang, perencanaan, strategi, dan segala hal side effect diperhatikan. Dan proyek tersebut tidak mungkin satu tahun mungkin puluhan tahun. Saya katakan kepada saudara-saudara, Allah memiliki satu mega proyek di dunia ini yang harus kita kerjakan, keseluruhan dari kita dan bahkan seluruh bapa-bapa rohani kita mengerjakannya. Dan orang-orang generasi setelah kita mengerjakannya. Membutuhkan waktu puluhan, ratusan tahun untuk menjadikannya. Projek yang luar biasa besar dari Allah yaitu Allah mau menghadirkan kerajaan-Nya di muka bumi ini melalui gereja-Nya yang bergerak. Apakah engkau bergabung di dalamnya atau tidak? Engkau lihat seluruh daripada Alkitab kita dalam Perjanjian Baru, bahkan minggu yang lalu kita bicara mengenai keuangan, kuatir. Dan apa yang Yesus katakan dan ajarkan? Cari dulu kerajaan Allah dan kebenarannya. Setiap bagian terkecil daripada hidup kita bahkan dihubungkan dengan mega projek ini. Boleh dikatakan bahwa kerajaan Allah, pemerintahan Allah adalah tujuan akhirnya. Untuk itu terjadi Dia berinkarnasi, Dia mati untuk itu, Dia bangkit untuk itu, Dia naik ke surga untuk itu, saat ini Dia ada di surga berdoa syafaat untuk itu. Dia memberikan kita hidup untuk mengerjakan mega projek ini dengan berkat-berkat kerajaan-Nya untuk melakukan misi kerajaan-Nya. Perhatikan hai jemaat. Dia mati untuk kita bukan untuk membuat kita ke surga. Tentu kita akan masuk ke surga. Tetapi kita punya masalah di dunia ini. Kita masih punya umur untuk mengerjakan sesuatu di dunia ini. Masalahnya adalah bukan di surga. Itu sudah jaminannya mutlak yang tidak bisa diganggu gugat oleh setan. Peperangannya adalah di sini, melalui kita apakah kerajaan Allah itu berkembang, ekspansi atau tidak. Dan diri kita sendiri, dan keluarga kita, apakah kita rela ditaklukkan oleh Kristus yang bangkit dan naik ke surga atau tidak? Banyak daripada kita menjadi seteru injil. Bahkan mungkin di tengah-tengah orang-orang Kristen. Seteru injil bukan saja pengajar sesat, sudah pasti itu seteru injil. Tetapi adalah kehidupan kristiani yang mengaku diri kristiani tetapi secara esensial itu membalik arahnya.
Saya akan memberikan contoh. Ketika kita bicara mengenai pertobatan, kata pertobatan itu sendiri adalah pemutaran arah. Jadi artinya, jika tadinya saudara-saudara berarah ke kiri, maka ketika saudara dan saya bertobat, saudara dan saya akan berarah ke kanan. Dan secara mudah maka Alkitab mengatakan; pertama kali aku berarah kepada diriku, hidup untuk aku, maka ketika Kristus itu datang memberikan kita pertobatan, itu artinya saya berubah arah, aku tidak lagi hidup bagi diriku tetapi hidup bagi Allah. Tetapi celakanya orang Kristen yang palsu adalah, saudara-saudara tetap hidup untuk diri tetapi kemudian memuji Yesus Kristus. Saudara terus menerus pergi ke gereja tetapi hidup untuk diri. Kita menjadi seteru Injil. Kita tidak peduli dengan kerajaan Allah. Kita peduli dengan kerajaan keluarga kita sendiri. Kita peduli dengan kesehatan kita sendiri. Seluruh hidup kita tidak berubah. Seluruh arahnya. Seluruh cita-citanya. Seluruh nilainya tidak berubah, hanya nama Kristus ditempel dalam hidup kita. Kerajaan Allah. Setelah Kristus bangkit dan naik ke surga, orang Kristen ya segitu-segitunya saudara-saudara, itu Kristen, semuanya Kristen. Kalau kita sekarang Kristen, sebelah kita bukan Kristen, kan? Seluruhnya Kristen, semua orang itu Kristen. Kemudian Yesus naik ke surga dan mengatakan; “Pergilah, jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Aku perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah bahwa Aku menyertai engkau sampai pada kesudahan zaman.” Saya tanya saudara-saudara, kalau sekarang pendeta kotbah tentang itu, saudara pasti pikir begini, “Itu buat orang itu tuh, Hans itu yang kelihatannya ada panggilan jadi hamba Tuhan itu. Oh, sama orang itu, kelihatannya ada panggilan hamba Tuhan itu. Aku tidak seperti itu.” Saudara, pada waktu itu seluruhnya Kristen. Mereka tidak membedakan antara ada panggilan atau tidak, ini perintah yang harus dijalankan. Mereka menyerahkan diri kepada Kristus. Mereka menundukkan diri kepada perintah-Nya. Mereka melepaskan seluruh hidup mereka dan kemudian mereka mendengar suara-Nya dan mereka pergi ke tempat yang ditentukan-Nya. Sekarang-sekarang tidak, sekarang semua orang ketika bicara mengenai hal ini, lalu akan pikir kenapa musti hidup itu cuma di gereja doang ya? Kenapa isinya itu cuma musti melakukan kehendak Tuhan? Sekarang kapan saya mesti memikirkan pekerjaan saya? Kapan saya mesti memikirkan rumah tangga saya? Saudara, saya mau bereskan terlebih dahulu. Saya tidak katakan saudara mesti pergi ke gereja dan aktif di gereja dari pagi sampai malam apalagi Saudara kemudian meninggalkan keluarga Saudara, dan neglect dan tidak peduli itu tidak benar, itu bukan Kristen. Tetapi pertanyaannya adalah, jikalau kita tahu Kristus mau membangun Kerajaan-Nya di bumi ini, apakah hidup kita pernah dipersembahkan di atas mezbah atau tidak? Dan setelah mempersembahkan diri di atas mezbah, apakah pernah mendengar suara-Nya dari tempat persembahan itu? Pernahkah mempersembahkan diri di hadapan Allah secara existensial, pribadi? Pernahkah berlutut sendirian di hadapan Allah; Tuhan kehendak-Mu jadilah. Aku menyerahkan seluruh hidupku. Kalau Tuhan tidak menghendaki kita menjadi hamba Tuhan full time, jangan pernah menjadi hamba Tuhan full time. Kalau Tuhan tidak suruh kita pergi, jangan kita pergi. Karena utusan itu dari Tuhan. tetapi persembahkan terlebih dahulu di atas mezbah dan ketika dipersembahkan di atas mezbah, maka Abraham mendengarkan satu suara, “Pergi, keluar dari Ur-Kasdim.” “Kemana Tuhan?” Dia diam. Jalan. Setelah diri dipersembahkan di atas mezbah, maka Musa mendengarkan suara, “Kembali ke Mesir.” “Lho Tuhan, aku tidak kepingin ke sana, ayolah Tuhan ke mana saja terserah pokoknya jangan ke sana.” “Pergi ke Mesir, dan bawa umat-Ku keluar dari Firaun.” Terus, susah payah menjalankan, seumur hidup menjalankan cuma satu bagian ini saja. Jalan, jalan dan sampai di padang gurun. Dan Ayub menyerahkan diri di atas mezbah. “Aku disuruh apa Tuhan?” “Aku akan mempermuliakan nama-Ku melalui seluruh penyakit dan keterhilanganmu.” Dan kemudian seluruh anaknya mati, dan kemudian perusahaannya hancur. Ayub mengembangkan Kerajaan Allah melalui penderitaan. Berapa banyak orang Kristen yang dipanggil untuk mengembangkan Kerajaan Allah melalui penderitaan yang terjadi di dalam hidupmu? Ketika engkau berada di dalam sakit yang berat, maka berdoa biarlah kiranya penyakit ini menjadi kemuliaan bagi nama-Mu. Kerajaan Allah itu dibangun oleh semua orang-orang yang remuk hatinya. Yosua menyerahkan dirinya di bawah mezbah. “Apa yang harus aku lakukan untuk mengembangkan Kerajaan-Mu?” “Bawa umat-Ku masuk ke tanah Kanaan.” Yesaya menyerahkan diri di hadapan mezbah. “Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?” “Maka engkau beritakan injil, tetapi kau harus tahu Yesaya, tidak ada orang bertobat dengan berita injilmu, itulah kehendak-Ku.” Apakah kita pernah menyerahkan diri kita di depan mezbah itu? Itu adalah menjalankan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bukan pergi ke gereja setiap minggu, pulang makan-makan untuk keluarga, bukan itu. Saudara menempelkan Kristus untuk kehidupan pribadi saudara, tidak! Kristus bukan untuk kita, kita untuk Kristus. Saya tidak katakan bahwa tidak ada sukacita. Sukacitanya melebihi daripada hidup kita sebelumnya. Ada berkat yang besar jikalau kita mau berjalan di dalam pimpinan Tuhan seperti ini. 40 hari Yesus berulang-ulang mengajarkan kerajaan Allah.
- Karena Dia memberi tugas kepada para rasul tentang disiplin dan ketertiban rumah tangga Gereja-Nya untuk Kerajaan-Nya. Saudara-saudara, hal ini sangat penting karena Kristus bermaksud agar sejarah kehidupan pelayanan para murid-Nya akan menjadi aturan bagi gereja-Nya di depan. Efesus 4:10-11. Saudara-saudara perhatikan, Dia yang naik kemudian Dia yang memberikan rasul-rasul, nabi penginjil, gembala, pengajar. Apa hubungannya? Saudara sekarang mulai mengerti, mulai sadar bahwa kenaikan Kristus dengan ordo di dalam gereja itu luar biasa terkait. Tetapi bukan itu saja, saudara perhatikan Ia yang telah turun, Ia juga telah naik lebih tinggi daripada semua langit untuk memenuhkan segala sesuatu. Saudara dengarkan kalimat di bawah ini. Kristus berkehendak melakukan untuk memenuhi segala sesuatu. Saudara, apa sih artinya memenuhi segala sesuatu. Memenuhi segala sesuatu itu apa? Oh, ada bayang-bayang Yesus di kota Sydney, ada bayang-bayang di kota Jakarta, bukan itu saudara-saudara. Memenuhi segala sesuatu artinya adalah Dia menguasai, mendominasi segala sesuatunya. Dan supaya ini terjadi, Dia menyediakan bagi umat-Nya segala sesuatu yang diperlukan untuk umat-Nya bertumbuh di dalam kesempurnaan tubuh Kristus. Untuk itu Dia mendistribusikan kuasa kedaulatan-Nya kepada gereja-Nya. Gereja-Nya memainkan peranan penting dalam tujuan-Nya secara kosmik.
Sekarang saya akan berikan kepada saudara-saudara pengertian yang lebih mudah. Kristus sudah naik ke surga. Dan kemudian Dia belum turun ke dunia. Dan apa yang Dia tunggu? Apa yang Dia kerjakan? Alkitab mengatakan, Dia akan memenuhkan seluruhnya, akan nanti dikuasai oleh Kristus yang adalah Allah yang sejati dan manusia yang sejati. Dan untuk bisa menguasai segala sesuatu Dia menggunakan satu sarana yaitu gereja lokal. Gereja lokal sepanjang jaman, di mana pun saja untuk mengembangkan kerajaan-Nya. Untuk menaklukkan hati-hati yang memberontak. Maka saudara-saudara perhatikan, ada suatu tujuan kosmik, dan cosmic goal itu akan dilakukan oleh gereja-Nya dengan kuasa Roh Kudus. Dan untuk gereja bisa melakukannya, gereja harus rapih tersusun dengan order ada di atasnya. Dan membuat gereja ini bergerak dengan order, bukan dengan keliaran. Dan dari cara kerja seperti inilah maka Kristus akan memenuhkan segala sesuatu. Gereja-Nya memainkan peran penting dalam tujuannya secara kosmik. Berapa orang yang mengerti hal ini. Aku mau melayani, tidak usah di gereja tidak apa-apa, sendirian saja. Kalau begitu kenapa mesti ditulis seperti ini? Oh, aku mau bertumbuh, tidak usah pergi ke gereja lokal, nonton zoom saja, yang penting hubungan sama Tuhan. Kalau seperti itu saya tanya, Efesus 4:16, mari kita baca bagaimana saudara secara individual menggenapi ayat ini. Saudara harus bergabung dengan gereja lokal kalau mau dipakai sama Tuhan. Saudara tidak harus bergabung di sini, tetapi saudara harus bergabung dengan gereja lokal. Dan bergabunglah dalam gereja yang sehat.
Saudara-saudara perhatikan cara kerja Allah. Roh Kudus datang itu bukan di dalam ruang doa pribadi para murid, tetapi di dalam komunitas pada waktu itu yang berkumpul, gereja-Nya. Ketika Filipus, penginjil itu memberitakan Injil dan orang itu bertobat, apakah langsung Allah senang, oh ini ada orang bertobat, ini gereja-Ku yang sejati. Tidak. Tuhan mengatakan Dia mengutus Petrus dan Yohanes untuk mengesahkan orang yang bertobat itu, baru Tuhan melihatnya gereja yang sejati. Ketika Kornelius bertobat, Petrus tidak pernah mengklaim dirinya, ini asli, sampai sidang di Yerusalem mengesahkan. Kenapa Kristus tidak langsung naik ke surga? Karena Kristus mau menyatakan tugas para rasul tentang disiplin dan ketertiban rumah tangga gereja. Dia memiliki satu tujuan, proyek yang besar. Dan Dia mengajarkan kepada kita, Dia memakai gereja-Nya. Dia tidak pernah melakukan proyek itu tanpa gereja-Nya. Dan panggilan untuk melakukan proyek adalah panggilan terhadap komunitas gereja-Nya, bukan individual. Selidikilah, ujilah. Ujilah kalimat saya. Karena saya sekarang sedang terus-menerus menggempur orang yang terus-menerus menyatakan diri, aku sama Tuhan. Dan kalau saudara sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan yang sejati, Tuhan saudara pasti akan bicara, bergabunglah sama gereja lokal. Kerajaan Allah. Kiranya Roh Kudus menolong kita bergerak bagi kerajaan-Nya di dunia ini, di dalam gereja dan melalui gereja.