[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

24 April 2022

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Hal Kekhawatiran (1)

Mat 6:25-34

Matius pasal 5-7 berbicara mengenai khotbah di bukit. Sekali lagi, khotbah di bukit adalah pengajaran yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya beberapa puluh atau ratus orang pada waktu itu. Dan kalau saudara-saudara memperhatikan dengan baik seluruh khotbah di bukit ini, inti dari khotbah di bukit adalah Kristus mau membentuk suatu kelompok umat kerajaan-Nya di bumi ini. Sekali lagi, Kristus mau membentuk sekelompok umat kerajaan-Nya di bumi ini. Umat yang ditebus oleh Dia. Umat yang memiliki prinsip-prinsip hidup kerajaan surga. Umat yang memiliki masalah yang sama dengan semua orang di dunia ini tetapi berespon dengan cara yang berbeda. Umat yang memiliki pergumulan yang sama identik dengan semua manusia di bumi ini tetapi berespon berbeda dengan dunia secara prinsip, secara nilai, dan berespon dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Setiap perikop pasal 5-7, saudara-saudara akan bisa melihat ada bagian-bagian tertentu, konteks-konteks tertentu yang diajarkan oleh Yesus.

Dan perikop ini membicarakan konteks apa? Yaitu kekhawatiran akan kebutuhan hidup. Seorang psikolog terkenal di dalam kekeristenan, Dr. Archibald Hart mengatakan, “This age is the age of anxiety.” Yesus tahu manusia hidup di tengah-tengah dunia adalah hidup dengan kekhawatiran yang intrinsik. Ketika Yesus mengatakan jangan kamu khawatir, Yesus mengerti sesungguhnya kekhawatiran itu melekat dalam hidup kita. Jadi saudara-saudara bisa melihat kalau kekhawatiran itu benar-benar nyata. Kita sungguh-sungguh menghadapi dan memiliki kekhawatiran itu. Kalau orang itu tidak khawatir, sesungguhnya orang itu tidak tahu hidup ini seperti apa atau orang itu memiliki pikiran seperti anak kecil yang masa bodoh. Tetapi kalau saudara melihat Alkitab, Alkitab sendiri mengatakan bahwa kita itu pada stage yang khawatir. Dan seluruh hidup kita dan ketika kita melihat dunia sekitar kita, seharusnya membuat kita khawatir. Tetapi Kristus ada, dan Kristus mengajarkan kepada kita umat yang khawatir ini untuk kita tidak lagi khawatir, bukan karena hidup di dunia ini menjadi lebih baik tetapi karena ada Bapa di surga yang intervensi di dalam hidup kita.

Ketika kita membaca Alkitab, dan semakin kita mengenal Alkitab, sebenarnya begitu jelas bahwa Allah yang mencipta kita di dalam Kristus Yesus adalah Allah yang menjamin, menjawab pergumulan-pergumulan yang riil yang dihadapi oleh kita jemaat-Nya. Allah tidak akan berpangku tangan. Allah di dalam Alkitab bukanlah Allah deism yang menciptakan dunia lalu  berpangku tangan dan kemudian membiarkan dunia berjalan sampai pada akhirnya saja. Allah di dalam Alkitab menyatakan bahwa Dia adalah Allah Tritunggal yang menciptakan engkau dan saya dan dunia ini, dan Dia secara aktif masuk berintervensi di dalam hidup kita. Allah yang memelihara umat-Nya. Allah yang menyertai umat-Nya. Allah yang menyatakan God with us. Untuk apa Dia memilih kita lalu kemudian membuang kita? Untuk apa Dia memilih kita kalau cinta-Nya tidak diberikan kepada kita? Gereja tidak perlu untuk masuk di dalam teologia sukses untuk membuat jemaat percaya bahwa Allah itu menyediakan seluruh kebutuhan kita. Khotbah-khotbah yang menekankan ini berulang-ulang adalah tanda bahwa hamba Tuhan maupun jemaatnya tidak mengenal Allah dan tidak mengenal Firman.

Jemaat perhatikan baik-baik. Jikalau engkau dan saya sungguh-sungguh dealing dengan Firman, sungguh-sungguh tekun membaca Firman, kenyataan-kenyataan ini begitu jelas, tidak perlu saudara belajar teologia sampai luas. Benar-benar hitam di atas putih. Begitu jelas sampai anak kecil pun bisa mengertinya. Bahwa Allah itu yang menciptakan kita adalah Allah yang intervensi dan memelihara kita. Berapa kali Dia mengatakan Aku tidak akan meninggalkan engkau, sama sekali tidak sekalipun Aku meninggalkan engkau? Khawatir itu tanda bahwa sebenarnya kita tidak mengenal Firman. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan, “Jangan kamu khawatir apa yang harus kami makan, apa yang harus kami minum, apa yang harus kami pakai, semua itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, gentile, yang kafir itu.” Untuk apa Dia memilih lalu membuang kita? Untuk apa Dia memilih kita kalau cinta-Nya tidak diberikan kepada kita?

Saya menggunakan satu ilustrasi sederhana tanpa bermaksud untuk merendahkan. Kami memelihara guinea pig di rumah, jadi pada waktu kami pergi ke toko binatang maka saya, tepatnya anak saya, memilih 2 guinea pigs. Dan sampai di rumah, sejak dia ada di rumah saya sampai tadi pagi, kami selalu memberi makan, kami selalu mengingatkan satu dengan yang lain mengenai guinea pigs ini harus dipelihara dan diberi makan.  Kami bahkan makin lama makin menyayangi dia. Istri saya malah mengatakan, “Nanti kalau ke surga kamu ikut atau nggak ya?” Dan istri saya selalu mengatakan, “Kalau bisa nanti kalau ke surga, mama mau ngomong sama kamu.” Dipilih untuk dikasihi. Dipilih untuk dipelihara. Kita saja manusia punya perasaan seperti itu. Tidak membiarkan binatang itu mati kelaparan satu jam pun. Mengapa kita memikirkan bahwa Allah itu tidak memelihara kita? Bukankah itu penghinaan kepada Dia? Kalau Dia memilih kita, untuk apa dipilih kalau tidak dicintai dan dipelihara?

Salah satu kemarahan Allah dalam Perjanjian Lama adalah orang-orang Israel yang di padang gurun itu, yang dikeluarkan dari Mesir itu, mengeluh dan bersungut-sungut untuk makanan dan air. Mereka menggunakan kalimat-kalimat yang makin lama makin menghina Tuhan. Pertama-tama, kalimatnya itu mengatakan demikian, “Oh, better di Mesir, di Mesir itu begitu banyak sayuran, makanan, di sini tidak tersedia apa-apa.” Lalu, kalimatnya makin lama makin evil. Mereka mengatakan demikian, “Oh, mungkin Tuhan membebaskan kita dari Mesir untuk membuat kita mati kelaparan di padang gurun ini.” Dan Tuhan begitu marah dengan kalimat ini! Kekhawatiran bukannya berbicara tentang ketidakadaan kebutuhan saja, tetapi kekhawatiran adalah bicara berkenaan dengan menyerang pribadi Allah! Allah kita adalah Allah yang memilih kita dan Dia memilih di dalam cinta kasih-Nya, tidak mungkin membiarkan kita. Kenapa engkau hidup seperti orang yang tidak dipilih? Kenapa engkau hidup seperti orang yang tidak dipelihara? Kenapa kita hidup seperti orang yang tidak dicintai? Kenapa khawatir untuk sesuatu yang sebenarnya itu sudah dipelihara oleh Allah? Kenapa tidak mempercayai Dia? Apakah lebih sulit untuk memberikan kepada kita makanan daripada Dia mati di atas kayu salib? Dia memiliki seluruh dunia ini. Biarlah kita boleh menghancurkan dosa kekhawatiran ini dengan semakin mengenal Dia.

Orang Israel di Mesir kelihatan begitu enak tetapi dalam perbudakan, dan Tuhan membebaskan mereka dan membawa ke Tanah Perjanjian sebelumnya melewati padang gurun. Tuhan memberikan pemeliharaan. Meskipun seakan-akan tidak begitu variasi makanannya dibandingkan dengan Mesir, tetapi jelas terlihat pemeliharaan Allah. Saudara-saudara, dalam perjalanan kita di dunia ini, mungkin saja hidup umat Tuhan lebih sulit dari sebelumnya. Mungkin saja sebelum kita menjadi Kristen, sebelum kita bersungguh-sungguh mengikuti Tuhan, hidup kita lebih mudah. Sebelum saudara menyerahkan seluruh hati saudara kepada Tuhan, hidup mungkin lebih mudah. Atau mungkin ada orang yang dipanggil sebagai hamba Tuhan, sebelum saudara berkomitmen menyerahkan hidup saudara sebagai hamba Tuhan, hidupmu mungkin akan lebih mudah. Tetapi jangan pikir kembali lagi ke Mesir, karena yang paling penting adalah bukan makanan atau minuman, tetapi yang paling penting adalah Tuhan itu ada atau tidak untuk memelihara kita.

Kemarin di retreat remaja, kita berbicara mengenai ‘The devoted life’, dan di sesi awal, saya berbicara tentang kudus. Kita tahu semua bahwa kata kudus itu memiliki 3 arti atau 3 jurusan yang berbeda. Yang pertama, kudus artinya kalau diberikan kepada Tuhan, itu artinya adalah pada kelasnya tersendiri. Yang ke-2, ketika berbicara mengenai kudus adalah tidak ada kesalahan sama sekali, dan ini adalah berbicara mengenai etika atau moralitas. Dan yang ke-3, kita berbicara mengenai kudus adalah hati yang dimiliki, hidup yang dipisahkan dan didedikasikan untuk dimiliki oleh Allah saja. Jadi poin yang ke-3 ini adalah bicara mengenai posisi hati. Saya mesti membereskan pengertian ini kepada anak-anak remaja, karena bagi anak-anak remaja dan sebagian dari kita, kita dibebankan dengan urusan agama, do and don’t. Dan selalu ketika berbicara mengenai agama, bicara mengenai kekudusan, itu kata yang menyerang kita. Karena kekudusan adalah bicara mengenai, “Aku harus etikanya, moralnya itu bersih, tidak boleh ada kesalahan dalam hidupku.” Ya, memang ada aspek itu nantinya, tetapi saudara kalau pertamanya mengejar aspek itu, kita akan kecapean.

Sesungguhnya, kekudusan bukan bicara mengenai etika di luar terlebih dahulu tetapi bicara mengenai hati ini dimiliki oleh siapa? Hati ini dimiliki oleh siapa? Bicara dulu mengenai hati. Jangan bicara berkenaan dengan etika. Saya tanya kepada semua orang di sini, khususnya semua orang-orang muda, kita bicara berkali-kali mengenai pergi ke gereja atau tidak, commitment atau tidak, saya mau tanya terlebih dahulu. Bicara terbuka, bicara jujur! Saya tanya. Hatimu dimiliki siapa? Kalau hati kita memang tidak dimiliki oleh Tuhan, maka orang tersebut akan pergi ke gereja, pelayanan, ribuan alasannya. Mau pakai alasan apa pun saja. Apalagi kalau sudah ada alasan dari pemerintah, waduh, itu langsung dipegang dan langsung dilakukan, “ini pemerintah yang bicara.” Jujur! Hatimu dimiliki siapa? Alkitab dengan jelas menyatakan, kita di dalam Kristus dipilih untuk dikuduskan. Kita dipilih, dipisahkan untuk dikasihi, untuk dimiliki oleh Allah. Dengan bahasa yang lain, perhatikan baik-baik. Kita dikuduskan itu artinya kita dipisahkan untuk hidup kita yang satu kali ini diintervensi oleh Allah. Kalau kita ada di dalam Kritsus, kita akan mengalami pengalaman-pengalaman sampai mati bagaimana Allah itu campur tangan dalam diri kita.

Saudara, kalau  sekarang ini, jaman ini, apalagi orang Barat selalu akan bicara privacy. Privacy. Oh, bagian ini you boleh masuk, sampai di sini you tidak boleh masuk lagi. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, saya tanya apakah saudara baca Alkitab? Bagian mana yang Allah bilang itu privacy-mu Aku tidak akan masuk? Dan ketika Dia mau masuk, Dia menggunakan nabi, rasul, hamba-hamba Tuhan, dengan Firman masuk menembus hatimu. Membuat kalimat-kalimat ini menyodok kita, menusuk kita, akhirnya membuat kita menyerah, akhirnya kita membuka pintu dan Tuhan silahkan masuk, intervensi dalam seluruh hidupku. Kita dipilih untuk dikuduskan. Kita dipilih untuk dikasihi. Kita dimiliki oleh Allah untuk dipisahkan, untuk Dia bisa berintervensi di dalam hidup kita. Kita dipisahkan untuk dipakai bagi kemuliaan-Nya. Biarlah kita boleh mengingat pada pagi hari ini. Allah kita berbeda dengan semua konsep Allah di dunia ini. Allah memelihara kita bukan karena Allah berkuasa saja tapi karena hati-Nya ditujukan, mata-Nya diperlihatkan kepada kita. Di dalam Kristus, Dia memilih kita. Dan di dalam Kristus, Dia memelihara, mengasihi dan berintervensi di dalam hidup kita termasuk hal-hal seluruh kebutuhan kita.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^