[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

9 January 2022

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Gereja yang Bermisi adalah Isi Hati Allah

Kisah Para Rasul 1: 1-11

Sekali lagi, biarlah kotbah pada pagi hari ini, mengarahkan seluruh hati kita, khususnya di dalam tahun 2022. Gereja yang sejati harus mengerti isi hati Tuhan. Gereja yang sejati harus mengerti gerak langkah Roh Kudus yang dinamis. Gereja yang sejati bukan didirikan untuk mengumpulkan orang-orang Kristen saja. Tetapi gereja yang sejati menyatakan kehendak Allah di tengah-tengah dunia. Jikalau kita ingin mendalami apa yang menjadi isi hati Tuhan untuk gereja-Nya maka salah satu kitab yang penting di dalam Alkitab di dalam bagian ini adalah Kisah Para Rasul. Kisah Para Rasul menceritakan mengenai pergantian pelayanan Yesus Kristus menuju pelayanan gereja. Atau lebih tepatnya lagi, Kisah Para Rasul adalah buku yang menceritakan transisi pelayanan Yesus Kristus menjadi pelayanan Roh Kudus yang memakai gereja-Nya. Ada beberapa bagian yang penting yang menjadi isi hati Tuhan, yang jelas terlihat di dalam ayat-ayat yang kita baca ini. Sekali lagi saya mau menegaskan center dari isi hati Tuhan adalah umat Allah. Isi hati Tuhan yang paling dalam adalah mengenai gereja-Nya yang sejati. Jikalau gereja adalah isi hati Tuhan, maka untuk gereja-Nya Tuhan datang ke dunia dan mati. Biarlah gereja yang menjadi isi hati Tuhan juga ada dalam isi hati kita. Di dalam Kisah Para Rasul, kita akan menemukan hari lahir gereja. Kita akan jelas melihat dari Kisah Para Rasul tugas-tugas daripada gereja. Pertentangan-pertentangan apa yang terjadi di dalam maupun di luar gereja. Di dalam ayat yang 1-11 saja, Saudara akan menemukan hal-hal yang penting sekali, yang merupakan isi hati Allah. Mari kita perhatikan apa yang Tuhan perhatikan. Mari kita membawa dalam hati apa yang ada di dalam isi hati-Nya Allah.

Perhatikan baik-baik, hal yang pertama. Kerajaan Allah yang didirikan di tengah-tengah dunia adalah isi hati Yesus Kristus. Sekali lagi, isi hati Tuhan Yesus adalah menjadikan Kerajaan Allah di bumi ini. Allah berkuasa di sorga. Pemerintahan-Nya sama sekali tidak dipertanyakan di sorga, seluruh hukum-Nya dan kehendak-Nya jadi di sorga. Yesus Kristus turun dari sorga ke dunia mau menjadikan seluruh kondisi sorga di tengah-tengah dunia. Kerajaan Allah yang ada di sorga terjadi di muka bumi ini. Karena di bumi ini, kerajaan dunialah yang menguasainya. Di bumi ini, kuasa kegelapan dengan seluruh prinsipnya yang menguasainya. Kristus Yesus datang untuk menegaskan berkenaan dengan adanya Kerajaan Allah yang tidak terlihat, tetapi harus dihormati. Kristus Yesus datang untuk menghadirkan sifat-sifat dan elemen-elemen Kerajaan Allah ke dalam dunia ini. Empat puluh hari setelah Dia bangkit, Dia tidak langsung naik ke sorga. Ayat yang ketiga mengatakan Dia berulang-ulang menampakkan diri berbicara tentang Kerajaan Allah. Ini diberitakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Perhatikan kalimat di bawah ini, Kerajaan Allah adalah bisnis satu-satunya Kristus Yesus. Kerajaan Allah bukan bisnis utama tetapi bisnis satu-satunya Yesus Kristus. Kalau melihat keempat Injil, Saudara-saudara mengerti seluruh pekerjaan Kristus, perkataan-Nya, setiap tindakan-Nya, tutur kata-Nya, hidup-Nya, mati-Nya, doa-doa-Nya. Saudara-saudara akan menemukan seluruhnya hanya untuk satu, yaitu menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Ini adalah satu topik yang penting yang menjadi isi hati Yesus Kristus. Lalu kita akan bertanya ini adalah satu-satunya yang penting dalam Kristus? Lalu apa artinya Kerajaan Allah? Kata ini mungkin asing bagi kita. Tetapi kata ini tidak asing bagi orang Israel. Pertama kali, Yohanes Pembaptis keluar dan dikenal secara umum, dia berteriak, “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat!” Pada waktu itu tidak ada satu orang pun yang bertanya kepada Yohanes Pembaptis apa artinya Kerajaan Allah? Aku tidak tau artinya Kerajaan Allah, tidak ada satu orangpun yang bertanya. Tidak ada satu orang pun yang mengganggapnya gila karena seluruh Israel, konsep Kerajaan Allah sudah tertanam di dalam DNA mereka. Meskipun Kerajaan Allah, kata ini tidak ada di seluruh Perjanjian Lama tetapi prinsipnya Tuhan sudah nyatakan berkali-kali. Kerajaan Allah secara sederhananya seperti apa? Kerajaan Allah secara sederhananya adalah penguasaaan Allah dalam hidup kita. Itu artinya pemerintahan Allah, penguasaan Allah di dalam Yesus Kristus, di dalam hidup kita dan seluruh bumi ini. Prinsip-prinsipnya, sifat-sifat Allah dan seluruh etika Allah, seluruh kekudusan-Nya, seluruh hukum-hukum-Nya mau dijadikan di muka bumi di dalam kita dan melalui kita.

Hadirnya Kerajaan Allah adalah bisnis gereja satu-satunya. Seluruh program gereja kita dibuat untuk hal ini. Seluruh KTB, seluruh persekutuan, seluruh ibadah, seluruh pilihan musik dibuat dan dipilih untuk satu hal ini. Seluruh pelayanan dan seluruh kehidupan para murid-Nya adalah untuk satu hal ini. Apakah kita menyadari seluruh murid Yesus Kristus mati secara tidak wajar hanya untuk satu hal ini? Mempertahankan penglihatan mereka di tengah-tengah dunia bahwa Kerajaan Allah ada dan harus dihormati. Bahkan keluarga kita, dibentuk, dibuat, dipertemukan Allah untuk satu hal ini yaitu Kerajaan Allah. Kerajaan Allah hadir di dalam keluarga kita dan melalui keluarga kita. Perhatikan apa yang terjadi waktu Yesus bicara kepada murid-murid yang mungkin 70, mungkin 120 pada waktu itu. Mereka harus menghadapi kerajaan Roma yang besar. Mereka harus menghadapi orang-orang Yahudi yang mau menerkam mereka dan gentile yang tidak mengenal Allah, yang menertawakan mereka. Mereka hadir dan mereka pergi, mereka pergi dan berbicara mengenai Kerajaan Allah dengan prinsip-prinsip-Nya yaitu Firman Yesus Kristus yang asing bagi dunia. Paulus mengatakan beritakan Firman baik atau tidak baik waktunya. Bagi mereka selalu tidak baik. Tetapi untuk itulah mereka bergerak. Bukan untuk yang lain. Bukan untuk menjadikan seseorang itu baik. Saya terbeban untuk bicara hal ini. Semua pemimpin KTB perhatikan baik-baik, saya mengerti Saudara-saudara adalah orang yang tulus dan mengasihi Tuhan. Tapi mungkin untuk hal ini kita minta belas kasihan Tuhan untuk membentuknya lebih kuat lagi dalam hati kita. Pemimpin KTB kita memiliki anak-anak yang kita bina, bukan dibina untuk menjadi orang Kristen yang baik saja. Kalau hanya ingin membentuk seseorang menjadi baik, Saudara cuma memerlukan agama. Tetapi membentuk seseorang yang tadi hidupnya untuk diri, hidup yang satu kali untuk kesenangan-kesenangan diri, untuk dunia, kemudian orang ini bisa berubah dan melihat visi sorgawi dan hidup sepenuhnya untuk Kerajaan Allah, kita memerlukan Roh Kudus. Jangan berpikir untuk mendidik anak Saudara dan membelai-belai, terus menjadi orang baik yah. Bukan untuk menjadi orang baik tetapi orang yang taat. Menjadi orang taat pasti dia akan baik tapi orang baik belum tentu taat. Orang baik belum tentu rohani. Biarlah kita boleh mengerti tujuannya apa. Kalau Saudara dan saya tidak sampai kepada tujuan, hanya beberapa meter saja tetap tidak sampai. Biar kita boleh minta belas kasihan Tuhan. Kalau mau menjadi orang baik atau mendidik orang baik, Saudara tidak perlu commitment, tidak perlu memberikan hati tetapi kalau bicara mengenai Kerajaan Allah maka Yesus Kristus mengatakan; yang Aku cari murid. Ketika bicara berkenaan murid, barang siapa tidak menyangkal dirinya, tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, dia tidak layak menjadi murid-Ku. Barang siapa membajak dan kemudian menoleh belakang, engkau tidak layak menjadi murid-Ku. Di sini perbedaannya. Kalau bicara berkenaan dengan orang baik adalah bicara berkenaan dengan relation. Saudara mempertahankan relation itu. Tapi kalau berbicara berkenaan dengan murid, Kerajaan Allah, bicara berkenaan dengan ketaatan kepada kehendak Tuhan. Ini tidak mungkin bisa dihindarkan. Biarlah kita boleh menyadari bisnis gereja yang sejati hanya satu - menghadirkan Kerajaan Allah. Ini adalah isi hati Yesus Kristus. Kalau Yesus Kristus hanya mau mengajar saja, Dia tidak perlu mati. Tetapi Dia menuntut setiap orang, takut, taat kepada Bapa-Nya di sorga, maka Dia harus mati dan melawan orang itu. Yang pertama adalah Kerajaan Allah adalah isi hati Yesus Kristus.

Sekarang hal yang kedua, misi adalah isi hati Allah Tritunggal. Sekali lagi, misi adalah isi hati Allah Tritunggal. Misi bukan tindakan awal yang ditemukan oleh gereja mula-mula. Misi pertama kali dilihat oleh manusia adalah tindakan Allah Tritunggal. Allah Bapa mengutus Allah Anak. Allah Bapa dan Allah Anak mengutus Allah Roh Kudus. Karena ini adalah isi hati Allah Tritunggal maka gereja dipanggil untuk menjalankan misi bersama Allah Tritunggal. Kalau membaca Kisah Para Rasul, akan menemukan catatan misi gereja mula-mula. Menemukan komentator-komentator mengatakan hal ini, buku Kisah Para Rasul adalah buku yang mencatat misi Allah Tritunggal. Ini adalah isi hati Allah Tritunggal. Allah di dalam Kristus Yesus yang menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab berbeda dengan allah-allah lain dalam pikiran manusia yang berdosa. Agama-agama lain, ketika bicara berkenaan dengan allah, mereka memiliki konsep allah ada di atas tahta, yang mulia, yang tersendiri, yang tiada bandingnya, yang meminta seluruh orang menyembah. Saudara tidak akan menemukan satu prinsip bahwa Allah yang ada di atas itu turun ke muka bumi ini. Pencipta masuk ke dalam dunia ciptaan mencari manusia yang berdosa. Karena Yesuslah Allah yang bermisi itu. Maka Dia memiliki hak untuk menyatakan perintah-Nya, misi kepada gereja-Nya. Seluruh ini adalah suatu prinsip dasar yang ketat. Kita tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang kita sendiri tidak lakukan. Bahkan ketika kita, orang tua bicara kepada anak, anak kita akan membantah kita. Kalau kita mengatakan sesuatu yang dulu kita tidak lakukan, anak kita akan membantah kita; dulu mama papa juga tidak melakukan apa yang diperintah. Tetapi murid-murid Yesus tidak mungkin bisa berbicara seperti itu. Tidak bisa membantah karena Yesus Kristus turun dari sorga maka Dia mengatakan; kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea dan Samaria dan ke ujung bumi. Engkau menginginkan saya bergerak. Engkau mengingin saya untuk pergi. Ya, ok, saya mau, engkau akan menjadi saksiku sampai ke Zetland. City lah Tuhan, City sudah cukup panjang. Yesus mengatakan; Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Bumi itu tidak ada ujungnya. Bumi itu bulat. Apa maksud Yesus? Sampai ke seluruh muka bumi. Ini melampaui batasan geografis yang bisa mereka lihat pada waktu itu. Ini melampaui kemampuan mereka untuk pergi. Kalau pakai cara pikir kita, kita akan pikir beberapa hal ini, uangnya siapa? Buat orang yang cara berpikir pertamanya adalah uang, Saudara mesti belajar bertobat. Selalu lihat ini, duitnya berapa? Duitnya dari mana? Kita akan pikirkan itu, kita bukan tidak pikirkan tapi itu tidak mungkin menjadi pertama. Kamu akan menjadi saksiku dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi. Kemudian kita bilang duitnya siapa Tuhan? Apalagi Tuhannya mau pergi ke atas. Enak saja bicara. Pertanyaan ke-2, keluargaku bagaimana? Anak-anakku bagaimana? Ke-3, keamananku bagaimana? Saya pulang itu one way ticket atau pp(pergi-pulang)? Seluruhnya menembus, menjebol kenyamanan. Tetapi ini yang Tuhan inginkan. Orang Kristen adalah orang yang salah satu godaaan terbesarnya adalah kemalasan. Kita bisa jadi orang yang paling malas di antara orang-orang dunia. Yesus, Engkau sudah menyelamatkan aku, sekali selamat, tetap selamat. Mata kita adalah untuk istri kita sudah selamat atau belum? Anak-anak kita sudah selamat atau belum? Kita bisa menangis untuk anak-anak kita yang belum selamat. Ini sudah punya gereja yang baik, punya gedung sendiri. Tuhan engkau harus tahu bahwa saya menghargai doktrin yang benar, saya tidak pergi ke gereja yang doktrinnya salah. Semuanya nyaman dan sekarang saya membina keluargaku dengan prinsip-prinsip kekristenan saja, cukup itu. Bukankah itu yang seharusnya dipikirkan? Tetapi tepat sebelum Kristus naik ke sorga. Dia mengatakan; engkau menjadi saksi-Ku dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi. Ini adalah perintah Allah. Satu utusan untuk bermisi. Ketika bicara berkenaan dengan misi yang menjadi isi hati Tuhan, kita akan menyadari bahwa itu adalah gerakan dari Roh Kudus dalam hati kita yang mendorong kita untuk tidak memikirkan diri tetapi memikirkan Allah dan pekerjaan-Nya kepada orang lain di dunia ini. Hanya ada dua jenis agama. Agama yang pertama adalah dari bawah mau ke atas. Dan agama yang kedua adalah dari atas menuju ke bawah. Seluruh agama ingin bisa pergi ke sorga. Tetapi kekristenan mengajarkan Allah dari sorga mencari manusia yang berdosa di muka bumi. Seluruh agama berpikir bagaimana manusia menjadi Allah. Dan kekristenan, Alkitab mengajarkan Allah yang menjadi manusia. Hanya ada dua jenis agama, dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Hanya ada dua kehidupan. Ini menyatakan kerohanian sejati atau tidak. Yang pertama adalah dari luar dibuat untuk self. Atau kedua adalah self dijebol, didobrak oleh Roh Kudus, kemudian hidup bagi orang di luar. Hanya ada dua kemungkinan ini. Saudara dan saya hidup yang mana? Saudara dan saya yang mengaku diri Kristen, yang mengaku diri anak Tuhan. Apakah kita memiliki spirit Roh Kudus? Apakah kita memiliki isi hati Allah? Berkali-kali di dalam Alkitab, Allah selalu mendobrak orang-orang yang sifatnya itu self-centered. Yang paling jelas adalah menara Babel. Bagaimana semua orang mau bergabung menjadi satu, tetapi Tuhan menyerakkannya. Bukan menjadi self-centered, tetapi hidup yang satu-satunya itu dipakai oleh Allah untuk menjadi berkat bagi seluruh dunia. Ini adalah isi hati Allah. Allah Tritunggal pun melakukan hal ini. Dia turun dari sorga, Allah Tritunggal adalah Allah yang bermisi.

Di sini dikatakan, bahwa ada dua pendorong yang membuat murid-murid-Nya bisa terus menerus tahan di dalam misi. Misi adalah sesuatu yang sulit. Setiap kali saya membaca buku misionaris-misionaris saya selalu bertanya; kenapa mereka harus pergi? Gereja ini, kalau Tuhan perbolehkan, tahun ini kita bukan mendukung misi, kita akan bermisi. Seluruh jemaat saya minta satukan hati untuk hal ini, berdoa untuk hal ini, meratap untuk hal ini, dan kita pergi satu persatu untuk hal ini. Bukan salah satu aktivitas, ini adalah isi hati Allah Tritunggal. Gereja yang melakukan misi itulah gereja yang sungguh-sungguh diberkati dengan kehadiran Allah. Gereja yang bermisi adalah gereja yang mempertaruhkan seluruh kehidupan gerejanya untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Tetapi perhatikan, misi itu di luar zona kenyamanan kita. Misi bahkan di luar kebutuhan gereja kita. Salah satu buku yang paling saya suka adalah buku tentang misionaris-misionaris. Saya sangat mendorong Saudara-saudara ketika berada di dalam kekeringan rohani, bacalah buku-buku misionaris. Ketika membaca buku-buku ini, orang dari Amerika pergi ke Afrika, orang dari Inggris pergi ke China, atau William Carey pergi ke India, sangat-sangat berbahaya. Saya selalu bertanya kenapa mereka harus pergi? Kalau kita ada Persekutuan Remaja, karena ada remaja di tengah-tengah kita, sehingga kita perlu melatih orang-orang untuk memimpin membina remaja. Apa jadinya kalau satu gereja ada remajanya tetapi tidak ada pembinaan remaja. Pak Agus mengapa ada Sekolah Minggu? Karena ada anak-anak sekolah minggu. Pak Agus kenapa harus ada pembinaan liturgis, ya karena dibutuhkan. Seluruh pelayanan yang saat ini kita sudah lakukan adalah karena kebutuhan kita. Itu tidak salah. Tetapi ketika masuk ke dalam misi, Saudara akan menyadari itu tidak ada urusannya dengan gereja kita. Nothing to do dengan gereja kita. Apa urusan kita dengan orang yang jauh ribuan kilometer itu? Kalau dia bertobat, kalau bisa bertobat, apakah dia akan menjadi anggota gereja kita? Apakah kita akan mendapatkan $1 dari persembahannya? Sama sekali tidak. Lalu bagaimana? Saya kemarin ketika telpon bertanya, “Kalau kami pergi berapa lama di sana?” Dikatakan, “Pergi dua hari, pulang dua hari, di sana minimal 8 hari.” Saya langsung pusing. Minimal 12 hari. Kalau saya minta Saudara-saudara ikut, satu per satu mesti ambil cuti 12 hari. Uang bayar sendiri. Pesawat bayar sendiri. Sekarang bagaimana? Saya dapat apa? Gereja ini dapat apa? Ini cari perkara. Apa urusannya dengan kita? Tetapi ini isi hati Allah. Kalau Dia tidak mau bermisi maka tidak ada keselamatan bagi kita. Saya sungguh-sungguh tidak mengerti bagaimana cara kerja Allah. Kenapa Dia tidak mengatakan saja, “Agus, engkau bertobat,” lalu saya bertobat? Kenapa Dia mesti mengirim Anak-Nya, mengirim Roh Kudus, mengirim orang-orang Kristen yang diurapi Roh Kudus sampai di depan mata saya. Effort-Nya terlalu besar. Tetapi sekali lagi, ini adalah cara kerja Allah dan gereja, melalui Roh Kudus, Allah memampukan gereja untuk sinkron, untuk menjadi satu dan mengerjakan misi Allah Tritunggal di dunia oleh gereja yang sejati.

Ada dua pendorong misi yang utama, dan dua hal ini tidak boleh kita hilangkan, sungguh-sungguh harus ada, kalau tidak ada pasti kita gagal. Sepanjang kita baca Alkitab, bukan uang, bukan kemudahan. Tetapi dua hal ini, pertama adalah Roh Kudus. Engkau akan menerima kuasa kalau Roh Kudus hadir, menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kamu. Ini kuasa apa? Terlalu banyak, kuasa untuk menaklukkan diri kita yang malas. Kuasa untuk menaklukkan diri kita yang beralasan. Kuasa untuk menaklukkan diri kita yang tidak mau pergi. Kuasa untuk menggerakkan kita melangkah meskipun kaki berat. Selain menopang jalan kita, dan kuasa untuk mengubah hati manusia yang belum mengenal Allah menjadi mengenal Allah. Dari awal sampai akhir seluruhnya kita memerlukan kuasa Roh Kudus. Itulah sebabnya kita harus lebih banyak berdoa. Tahun ini mari, lebih banyak lagi berdoa. Datanglah dalam persekutuan doa, mari berlutut bersama-sama, berdoa. Gereja ini bergantung sepenuhnya kepada kebaikan dan kasih sayang Allah, maka minta belas kasihan-Nya setiap hari. Kita terlalu banyak kekurangan, terlalu banyak yang bisa dikritik, tetapi kita minta belas kasihan Tuhan. Kuasa daripada Roh Kudus.

Yang kedua, pendorong utama daripada misi selain dari Roh Kudus adalah Kristus Yesus yang akan datang. Di dalam ayat yang ke-11 dikatakan: Malaikat berkata kepada mereka, hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang sama ini, (dalam bahasa aslinya bukan Yesus ini tetapi Yesus yang ‘sama’ ini) yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga. Ini bicara tentang kedatangan Yesus yang kedua. Kedatangan Yesus yang kedua atau Eskatologi. Kita tahu seluruh Alkitab mengatakan berkali-kali, ketika bicara tentang kedatangan Yesus yang kedua, apa yang ada dalam pikiran yaitu Yesus yang akan menghakimi kita semua. Itu tidak salah. Itu diajarkan di dalam Alkitab. Tetapi di sini ada sesuatu hal yang unik. Di sini dikatakan; Yesus yang sama. Pertanyaannya adalah Yesus yang seperti apa yang mereka kenal? Yesus yang naik ke sorga itu Yesus seperti apa yang mereka kenal? Yesus yang beberapa jam sebelumnya mengumpulan mereka di dalam Perjamuan Kudus. Yang mengatakan berkali-kali di dalam pengajaran-pengajaran terakhir itu: Aku mengasihi engkau, Bapa mengasihi Aku dan Aku mengasihi engkau. Yesus yang sama, Yesus yang seperti apa? Yang sama, yang dilihat dan dikenal mereka, yang mati di atas kayu salib dan ditinggalkan mereka? Mereka yang sudah mengecewakan hati Tuhan Yesus, tetapi Yesus menghampiri mereka satu per satu. Dan bahkan Dia berbicara kepada Petrus, yang telah menyangkal Yesus tiga kali. Yesus kemudian meneguhkan dia tiga kali; apakah engkau mengasihi Aku? Petrus mengatakan; aku mengasihi Engkau, Engkau tahu Tuhan. Yesus yang berbicara kepada Tomas, yang mengatakan; kalau aku tidak melihat lubang itu, aku tidak akan percaya. Yesus dengan kesabaran-Nya, dengan cinta kasih-Nya, dengan kemurahan-nya datang sendiri menghadap Tomas; cucukkan, masukkan telunjukmu ke tanganku dan jangan tidak percaya lagi. Yesus yang lembut, yang penuh kasih, yang murah hati, yang kudus, yang agung, yang berdaulat tetapi yang mengasihi para murid-Nya dengan sepenuh hati, itulah yang akan datang kedua kalinya.

James Boice, seorang teolog reformed Amerika yang sangat terkenal, hamba Tuhan senior dari Tenth Presbyterian Church di Philadelphia. Dia mengatakan Yesus yang sama itu, yang naik ke sorga itu, dan yang akan datang yang kedua kali, Dia akan bertanya kepada Petrus, Yakobus, Yohanes, Tomas dan seluruh murid-murid-Nya, “Bagaimana kabarmu? Apakah yang telah engkau lakukan bertahun-tahun sejak Aku meninggalkanmu untuk melaksanakan amanat agung-Ku?” Dengan kasih-Nya, Dia mengatakan, “Apakah engkau telah melakukan pekerjaan yang Aku berikan kepada-Mu baik-baik?” Dengan kerendahan hati dan dengan cinta kasih dan kelembutan-Nya, Dia akan mengatakan, “Apakah engkau membiarkan banyak peluang itu hilang ataukah engkau sudah menjadi malas?” Saudara perhatikan amanat agung yang ditulis di sini, dikaitkan dengan Roh Kudus dan eskatologi. Roh Kudus dan kedatangan Yesus yang kedua yang penuh kasih bagi gereja-Nya adalah pendorong untuk misi. Di ujung zaman kita, pada waktu pengadilan itu ada, Kristus akan datang kepada gereja-Nya bukan dengan pedang penghakiman, tetapi dengan kasih sayang. Itulah yang mendorong misi. Tetapi perhatikan, kasih sayang yang akan membelah jiwa kita itu jikalau pada waktu kita hidup di dunia, kita tidak menaati Dia yang mengasihi kita. Sekali lagi James Montgomery Boice, pada tahun 1986 dia pergi ke kebaktian besar di Cheswick. Salah satu berkat yang besar bagi dia pada waktu itu adalah bertemu dengan Derick Bingham seorang pengkotbah Irlandia. Derick Bingham memiliki pekerjaan yang hebat di Irlandia di mana setiap Selasa malam dia mengajar lebih dari 1000 anak muda di sana. Di sepanjang konvensi itu, pada suat malam, James Boice dan Derick Bingham berjalan bersama-sama, pada kesempatan itu Derick menceritakan bagaimana asal mulanya dia dipanggil Tuhan ke dalam pelayanan. Ibunya mengasihi dia dan dia sangat mengasihi ibunya. Ketika ibunya sedang sekarat, dia berkata kepada Derick,Derick anakku, kamu memiliki bakat bicara. Tapi engkau tidak tahu Firman Tuhan. Jikalau engkau bisa belajar Firman Tuhan, mungkin Tuhan akan memakaimu untuk memberitakan Injil-Nya.” Hanya sesederhana itulah Derick menerima panggilannya untuk menjadi pelayan Tuhan. Sejak saat itu Derick membaca Firman Tuhan dengan rajin, dan dalam 3 minggu setelah kematian ibunya Derick telah berkotbah. Suatu malam, ketika James Boice berjalan pulang bersama dengan Derick setelah konvensi itu, Derick baru saja berbicara kepada 5000 orang dalam konvensi itu. Dia mengungkapkan rahasianya ketika dia di mimbar. Kepada James Boice dia mengatakan, “Hei James, you tahu atau tidak? Saya berdiri di mimbar itu, saya terus memikirkan ibu saya. Saya berpikir jikalau ibu saya bisa kembali sejenak dari sorga dan berjalan di depan saya dan melihat konvensi yang besar ini, di mana saya berbicara kepada ribuan orang, saya akan melihat wajahnya dan memeluk dia dan saya akan mengatakan: Mama, lihat apa yang kita sudah lakukan. Mama, di sini, di mimbar ini aku melakukan apa yang engkau ingin aku lakukan, sepanjang waktu memberitakan Firman.” Misi adalah isi hati Allah Tritunggal. Yesus naik ke sorga. Malaikat mengatakan Yesus yang sama itu akan kembali. Yesus yang seperti apa yang dikenal murid-murid-Nya? Yang mengampuni, yang mengasihi, yang menerima kembali dan bahkan yang sudah menolak dan yang menyangkal Dia, diampuni dan ditarik oleh cinta-Nya kembali. Dia akan datang lagi untuk yang kedua kali, dan kepada murid-murid-Nya dan kepada gereja-Nya Dia akan bertanya; bagaimana kabarmu gereja-Ku? Apakah engkau sudah melaksanakan tugas yang Aku berikan kepadamu? Yesus tidak kasar, Yesus tidak sinis, tetapi Dia akan datang dengan harapan bahwa kita sudah melakukan amanat agung ini. Seperti Derick biarlah kita boleh berbicara kepada Dia, ketika Dia datang untuk yang kedua kali, bertemu dengan engkau, bertemu dengan saya, bertemu dengan kita satu per satu dan kita bisa mengatakan; lihatlah Tuhan, kita sudah melakukan bersama-sama, terima kasih untuk cinta-Mu. Kiranya Tuhan menambahkan cinta kita kepada Dia. Mari kita berdoa.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^