Bagaimana Merenungkan Jalan Providensia Allah (4)
Kita terus memasuki bab yang besar yang dikatakan oleh John Flavel berkenaan dengan memikirkan providence harus bersama-sama dengan memikirkan Firman. Dua hal yang tidak pernah boleh untuk dipisahkan. Ketika kita memikirkan jalan-jalan hidup di dunia ini maka kita harus memikirkan Firman karena jalan-jalan hidup yang Tuhan lakukan atau yang Tuhan nyatakan adalah seturut dengan Firman-Nya. Providence akan membuktikan bahwa Firman itu hidup dan Firman itu benar adanya. Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai 4 hal contoh di dalam Alkitab yang sangat jelas berkenaan janji Tuhan dan Flavel membawa kita untuk mengerti jalan-jalan Tuhan dan bagaimana janji dan jalan-jalan Tuhan menjadi satu. Kalau Tuhan pimpin maka kita akan masuk ke dalam poin 5-10 dengan singkat dan kita akan melihat apa yang Alkitab nyatakan, kemudian apa yang providence Allah itu buktikan.
(v) Firman menjamin kita bahwa Tuhan berjanji kepada umat-Nya, bahwa umat-Nya tidak akan kekurangan dan tidak akan kehilangan apapun melalui jalan sangkal diri bagi kemuliaan-Nya. Mari kita melihat Markus 10:29-30. Ketika melihat ayat-ayat seperti ini sangat mungkin kita tidak mau menyentuhnya. Kalau saudara-saudara melihat ayat-ayat ini, berapa banyak dari kita yang mengertinya? Ayat-ayat ini seakan di luar pengertian kita. Apakah sungguh-sungguh akan terjadi bahwa orang yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus Kristus, maka Yesus Kristus akan mengembalikan segala sesuatu kepada orang tersebut. Maka lihatlah jalan providence. Lihatlah orang-orang yang dipakai Tuhan di dalam Alkitab maupun di dalam sejarah gereja. Saudara akan menemukan satu prinsip ini : Seseorang yang mau menyangkal dirinya bagi kemuliaan Allah tidak akan kekurangan apapun dan tidak akan kehilangan apapun. Firman ini akan menemukan buktinya di dalam jalan providence. Kalau saudara-saudara pernah mendengar khotbah yang ada di mimbar ini berkenaan dengan para misionaris. Sebenarnya bukan saja misionaris tetapi semua orang Kristen yang sungguh-sungguh mau taat, sungguh-sungguh mau mengikut Yesus Kristus. Ketika Yesus Kristus diikuti dan dia harus mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang dicintainya, dengan air mata mungkin orang ini harus keluar dari rumahnya. Di tengah-tengah seperti itu mereka tetap mengatakan bahwa aku mau mengikut Yesus Kristus. Uniknya karena anugerah Tuhan, Tuhan setia di dalam janji-Nya. Bahkan orang yang menolaknya kemudian akan bertobat. Orangtuanya itu menjadi bertobat. Saya yakin sekali di tengah-tengah kita ada orang-orang seperti itu. Saya yakin sekali di tengah-tengah kita ada orang-orang yang pernah mendengar orang-orang lain seperti itu. Berapa puluh, ratus, ribu kali bahkan orang-orang yang memberikan kesaksian, “Saya pada waktu itu bertobat dan saya bicara kepada papa mama saya dan papa mama saya kemudian menolak saya dengan air mata bahkan mereka mengusir saya.” Dia harus meninggalkan keluarga itu. Tetapi kemudian Tuhan membalikkan hati orangtuanya.
Beberapa kali di gereja ini saja yang baru berumur sekitar 7 tahun ada beberapa orang yang dibaptis tetapi sebelum dibaptis dia berbicara kepada saya, “Saya takut sekali untuk dibaptis, orangtua saya akan marah kepada saya.” “Dia tidak akan mengijinkan saya untuk hal ini. Saya yakin sekali untuk hal ini. Dan saya tidak bisa menanggungnya. Dan saya akan melukai orangtua saya. Lalu di dalam keadaan seperti itu apa yang harus saya lakukan? Saya tidak bisa memaksakan orang ini untuk bertumbuh atau orang ini memiliki iman. Yang saya bisa lakukan adalah membawa orang ini melihat Firman dan harap Roh Kudus itu memberikan kekuatan untuk taat kepada Firman. Dan saya mendoakan dia. Dan di dalam satu minggu kemudian saya tanya kepada dia. Bagaimana apakah engkau sudah memberitahu kepada orangtuamu? Kemudian ia mengatakan sudah. Dan bagaimana respon mereka? Sangat mencengangkan ayah dan ibu saya memperbolehkan saya untuk menjadi Kristen. Ada beberapa orang juga yang pernah terjadi bahwa kemudian mereka seakan-akan mau memutuskan hubungan. Ketika sudah memutuskan hubungan, dari mana anak mereka mendapatkan uang untuk makan. Anak ini berjuang sendiri, cari makan sendiri, cari kerja sendiri dengan kuliah. Dalam beberapa tahun kemudian, dia bisa melihat orang di rumahnya, papanya mamanya, kemudian bertobat dan menjadi orang Kristen. Berapa banyak kesaksian yang seperti ini. Bukankah itu jalan-jalan Tuhan yang Tuhan sendiri bukakan di depan mata kita untuk kita mempercayai Firman ini. Perhatikan pemeliharaan yang lembut yang mengagumkan dari Allah. Diberikan kepada anak-anak-Nya dengan sepenuh hati rela meninggalkan segala sesuatunya demi Yesus Kristus. Sebaliknya banyak orangtua yang masih keras. Karena kita itu kompromi. Karena kita takut kepada manusia lebih daripada Tuhan. Alkitab mengatakan: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya. Sekalipun disertai dengan berbagai penganiayaan orang ini akan menerima seratus kali lipat.
(vi) Firman Tuhan memberikan jaminan, apapun yang diperlukan oleh orang kudus. Sesuram apapun jalan hidup mereka, Allah tidak pernah meninggalkan dan membuang mereka. Tuhan akan bersama mereka di dalam kesukaran hidup. Mari kita melihat Ibrani 13:5, Maz. 91:15. Ini adalah janji Allah kepada anak-anak-Nya di dalam kesesakan kesukaran hidup. Allah tidak pernah akan meninggalkan orang-orang yang berseru kepada-Nya. Apapun yang mereka perlukan dan sesuram apapun keadaan mereka Allah itu menyertai mereka di dalam kesukaran hidup. Ini adalah Firman yang pasti dan teruji dalam providence. John Flavel menanyakan hal ini kepada jemaatnya. Tanyakan kepada dirimu sendiri. Di mana dan kapan Tuhan pernah meninggalkan dan membiarkan umat-Nya tenggelam dan binasa di dalam beban hidup yang berat? Sebagian umat Tuhan, saudara dan saya, mungkin pernah mengalami hal yang sangat berat di dalam kehidupan ini. Kita meragukan Firman Tuhan, kita tidak yakin akan kepastian Firman Tuhan. Bahkan kita berpikir Firman ini adalah untuk orang lain. Saudara, Firman ini adalah bagi kita jikalau saudara dan saya ada di dalam Yesus Kristus. Yang perlu saudara uji, apakah sungguh-sungguh kita adalah orang-orang di dalam Yesus Kristus? Apakah saudara dan saya orang Kristen KTP atau sungguh-sungguh penyembah Yesus Kristus di dalam hati? Jikalau Kristus menjadi Raja di atas hidup kita dan keluarga kita. Itu sungguh-sungguh ada di dalam hati dan bukan di bibir mulut saja. Maka seluruh janji Allah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah bagi kita di dalam Yesus Kristus. Ya kita bisa meragukannya, bisa melupakannya. Tetapi providensia Allah akan membuktikan apa yang Dia ucapkan di dalam Firman-Nya akan terjadi di dalam hidup kita.
Suatu hari Daud menjadi sangat-sangat ragu akan janji Allah. Di dalam 1 Sam. 27:1 ada sesuatu yang unik di dalamnya. Apa yang terjadi di dalam diri Daud? Kalimat ini ada setelah Daud diurapi oleh Samuel. Diberikan nubuatan bahwa dia akan menjadi raja. Tetapi kesulitan demi kesulitan terjadi dalam hidup Daud. Saul berkali-kali mengejar untuk membunuhnya, sampai Daud sudah putus asa. Bahkan di dalam pikirannya (self-talk-nya) dia mempercayai pasti akan dihabisi Saul. Apa artinya? Artinya bahwa Daud ragu akan pengurapan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Daud tidak lagi mempercayai Firman Tuhan yang pernah diucapkan kepada dia. Mungkin saja Daud berpikir seperti pemazmur, berpikir bahwa semua orang adalah pendusta termasuk Samuel. Sangat mungkin umat Allah mengalami keraguan yang besar seperti ini. Tetapi saudara mengerti bahwa ketika kita membaca ayat-ayat Alkitab selanjutnya Daud ditolong oleh Allah. Tuhan tidak lupa akan janji-Nya. Tuhan memberikan satu kepastian janji-Nya sungguh-sungguh terjadi. Tanyakan kepada diri anda sendiri. Apakah Tuhan pernah meninggalkan anda? Apakah Dia pernah mengusir anda hari anda datang pada-Nya minta tolong ketika anda dalam kesulitan? Apakah ada orang di dalam Alkitab yang ditolak, dibuang, diusir oleh Tuhan ketika orang itu di dalam kesulitan, kepedihan, kegelapan; masuk dalam hadirat Tuhan ia minta tolong. Apakah Allah pernah mengusir orang tersebut? Tidak pernah. Bartimeus berteriak ketika dia itu minta tolong, “Kristus Yesus Anak Daud kasihanilah aku” Perempuan Siro Fenisia yang anaknya sakit datang dengan air mata, remuk hati kepada Yesus Kristus. The Son of David have mercy on me. Zakheus yang penuh dengan dosa, diburu oleh guilty feeling terus cari Yesus Kristus. Apakah dia pernah ditolak oleh Kristus? Pernahkan Tuhan dalam Alkitab mengusir umat-Nya dalam kesulitan datang pada-Nya minta tolong? Mungkin satu-satunya tempat Alkitab di mana Yesus pernah mengusir adalah kepada orang-orang yang berbuat kesesatan. Perhatikan semua orang-orang yang sesat. Semua nabi palsu, guru palsu, pengajaran palsu. Tuhan sampai mengusir. Yesus Kristus mengatakan pada hari terakhir akan banyak orang berseru-seru kepada-Ku, “Tuhan..Tuhan.. aku bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu, melakukan mujizat demi nama-Mu.” Dan Yesus mengatakan, “Enyahlah dari pada-Ku engkau pembuat kejahatan.” Ya..diusir. Satu-satunya diusir. Orang sakit, orang berdosa, orang minta tolong kepada Yesus Kristus. Bahkan bukan domba Israel-Nya pun tetap Yesus tidak pernah mengusir, hati-Nya begitu lembut. Ketika seseorang berada dalam kegelapan dan tidak ada dilihatnya jalan keluar dari masalah. Orang biasanya akan berpikir aku binasa, aku tenggelam dalam masalahku ini. Kemudian dia mulai berpikir aku tidak mempercayai Allah mau menolong aku. Kesulitan ini akan mendorong kita masuk ke dalam satu langkah berikutnya yaitu memprovokasi Allah. Dengan bersungut-sungut. Dengan menggerutu. Dengan self-pity. Dengan tidak sabar. Dosa memprovokasi berkali-kali kalau saudara-saudara membaca tulisan Puritan, akan menemukan ini dan warning berkali-kali jangan sampai kita memprovokasi kemarahan Allah. Sebenarnya ketika kita memprovokasi Allah, maka akan membuat Allah meninggalkan umat-Nya di dalam kesulitan. Dalam Alkitab disebut mencobai Tuhan. Tetapi di dalam Alkitab, Allah tidak melakukan hal itu. Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Bahkan di padang gurun pun Allah tetap memberikan daging dan tetap memberikan minum.
Biarlah kita boleh menyadari bahwa sepanjang Alkitab Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Jangan kita memprovokasi Allah. Jangan kita menggerutu atau self-pity ketika kita berada dalam masalah. Dalam Alkitab, Allah memberikan apa yang diinginkan oleh bangsa Israel. Tapi bangsa Israel menggerutu. Allah memberikan apa yang mereka minta dengan kemarahan. Pelajaran ini, Flavel mau menekan sebenarnya dalam keadaan apapun saja, kesukaran dan kebutuhan apapun saja Allah memperhatikan kita. Tapi jangan kita menggerutu kepada Dia. Ketika Allah memperhatikan dan memberikan kepada umat-Nya apa yang diperlukan, sungguh-sungguh terjadi karena sesuai dengan janji-Nya. Itu dibuktikan dalam providensia-Nya. Sebaliknya, ketika umat-Nya berbeban berat Tuhan biasanya akan melakukan beberapa hal ini. Pertama adalah Tuhan akan memperkuat punggung umat-Nya untuk menanggung beban tersebut. Atau yang kedua, Dia akan meringankan beban yang kita pikul tersebut. Atau yang ketiga, Dia akan membukakan pintu kelegaan yang tidak pernah kita duga. Dia akan memberikan kepada kita jalan keluar yang tidak pernah kita pikirkan. Sehingga kejahatan yang kita takuti tidak datang menimpa hidup kita. Ketiga prinsip ini yang diucapkan adalah sesuai dengan 1 Korintus 10:13.
(vii) Firman Tuhan menyatakan bahwa Firman Tuhan satu-satunya penopang dan bantuan di dalam hari yang gelap ketika kita sengsara. Dalam konteks John Flavel, ada penafsir yang menafsir tulisannya ini sangat mungkin sakit. Pada zaman itu banyak orang yang sakit terkena wabah dan kemudian mati. Orang-orang Puritan, isteri dan anaknya mati. Itu adalah masa-masa gelap ketika orang mau menuju kematian atau harus berpisah dengan orang yang dikasihi. Firman Tuhan menyaksikan bahwa Firman Tuhan sendiri satu-satunya penopang dan bantuan di dalam hari yang gelap. Ketika kita sengsara atau ketika kita sakit. Mari melihat dua bagian Firman Tuhan: Pertama dari Maz. 119:50. Perhatikan, penghiburan dalam sengsara. Bukan pertolongan Tuhan. Bukan Tuhan mengirimkan orang yang menolong kita. Bahkan bukan Tuhan menyembuhkan kita. Tentu semua juga akan memberikan kepada kita comfort. Tetapi dalam ayat ini penghiburan dalam sengsara adalah janji-Mu menghidupkan aku. Ketika pemazmur melihat Alkitab dan menemukan Firman, Tuhan akan menggairahkan hatinya. Kita tahu semua kalau kita itu sakit, ketika kita berada di dalam sengsara, maka hati kita juga down, ciut, kita menjadi tidak bersemangat. Maka dari mana penghiburan kita? Ada orang-orang yang datang untuk menghibur kita, besuk kita. Memberikan penghiburan-penghiburan dengan mulutnya. Yang kuat ya. Cepat sembuh ya. Nanti pelayanan lagi ya. Kalimat-kalimat itu maksudnya baik untuk menghibur kita. Tetapi Flavel menyatakan bahwa Alkitab memberikan satu kepastian bahwa semua tidak bisa menghidupkan jiwa kita. Seluruh perkataan manusia tidak bisa menghidupkan jiwa kita yang sedang discourage. Apa yang bisa menghidupkan jiwa kita? Bahkan di dalam ayat yang tadi kita baca, itu bukan pertolongan Tuhan. Ya Firman kadang menunjuk kepada pertolongan Tuhan yang akan datang. Tetapi dalam poin ini Firman sendiri berkuasa untuk menghidupkan kita.
Mari kita melihat Mazmur 119:92. Sama dengan ayat yang tadi, yang membuat seseorang bisa menjadi kuat adalah membaca Firman-Nya. Itulah sebabnya kita sangat mempercayai prinsip ini. Kalau saudara sedang down, sedang dalam masa kegelapan dan sengsara. Jangan malah saudara tidak pergi ke gereja. Kalau saudara sedang merasa discourage dan tidak ada keinginan untuk membaca Firman, kemudian saudara mengatakan sudah baca Firman? Belum. Karena aku tidak kepingin, aku sedang down. Saudara sebaliknya hampiri Firman, baca! Karena dengan Firman akan menghidupkan kita. Firman memberikan satu jaminan akan pentingnya Firman. Roma 15:4, satu kalimat Firman Tuhan akan lebih berhasil untuk memberikan penghiburan dan meringankan beban dalam penderitaan kita dibandingkan dengan puluhan ribu kalimat-kalimat yang indah dari manusia. Firman itu penghiburan dan penopang dan bantuan ketika kita berada di dalam sengsara.
Hal-hal ini sungguh-sungguh terjadi dan sudah dibuktikan oleh Firman Tuhan ataupun oleh sepanjang sejarah gereja Tuhan. Bayangkan ada orang yang berada dalam sengsara misalnya dalam sakit penyakit. Dia terisolasi, dia tersendiri. Orang-orang seperti ini kalau kita sedang senang, banyak orang di sekitar kita dan bisa sharing. Tetapi kalau kita sedang menderita, bahkan suami, isteri, anak kita menyadari bahwa mereka tidak bisa mendekati hati kita yang paling dalam. Tuhan sering menolong orang-orang yang berada di dalam kesulitan sakit penyakit, penderitaan. Dia meneguhkan ayat-ayat di bawah ini. Misalnya, ketika dia berada dalam sakit lalu dia membaca Mazmur 91:4, Tuhan menjamin bahwa Tuhan bersama dengan orang tersebut dalam sengsaranya. Mazmur 91:4 mengatakan: Jalan yang lain yang Tuhan sering pakai adalah Dia memberikan satu damai sejahtera yang melampaui akal. Ini adalah buah Roh Kudus. Ini adalah damai sejahtera yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya. Ini yang ditulis dalam Yohanes 10:33. Beberapa puluh tahun yang lalu ketika saya belajar di seminari, dosen saya mengatakan, “Kalau engkau melihat damai sejahtera, sukacita di dalam Alkitab ini, itu tidak seperti yang kita mengerti. Ini adalah damai sejahtera Kristus. Ini adalah damai sejahtera yang dibentuk oleh Roh Kudus dalam hati kita.” Apa artinya damai sejahtera Kristus yang diberikan kepada anak-anak-Nya? Yesus sendiri mengatakan dalam ayat ini. Dalam dunia, kamu mengalami penganiayaan. Maka ada damai sejahtera bagi kamu, damai sejahtera di dalam Aku. Jadi ini sesuatu yang unik, ketika orang berada dalam kesulitan, harusnya kesulitan akan mengeluarkan keluh kesah. Tetapi ketika dia datang kepada Tuhan, Alkitab menyatakan dan providensia membuktikan begitu banyak anak-anak Tuhan datang kepada Tuhan lalu Tuhan memberikan damai sejahtera yang melampaui akal. Damai sejahtera ini adalah damai sejahtera Kristus. Kristus sendiri menyatakan dalam dunia, “Kamu mengalami penganiayaan, tetapi ada damai sejahtera.” Itu beyond understanding. Seharusnya kamu seperti itu nangis loh, kamu discourage loh, kamu kuatir loh, tetapi kok malah ada damai sejahtera.
Berapa kali dalam hidup saya ketika saya besuk seseorang yang sedang sakit, kadang terminal ill, sebagai hamba Tuhan saya terkadang berpikir dengan kesombongan yang berdosa. Saya datang untuk menghibur dia, tetapi kenyataannya adalah ketika saya melihat dia, saya melihat pekerjaan Tuhan nyata dalam hidupnya. Saya menjumpai dia berjumpa dengan Tuhan, ada aspek-aspek di dalam hidup yang Tuhan ajarkan kepada dia khusus di dalam penderitaan. Bukannya saya menghibur, dia menguatkan iman saya. Saya keluar dari tempatnya, bukan dia yang dikuatkan iman oleh perkataan saya. Saya yang dikuatkan iman oleh perkataan dia. Berapa banyak ini terjadi di dalam hidup. Yesus menggenapi Firman-Nya dalam providence. Mungkin, sering sekali Allah mengingatkan Roma 8:28, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya. Ini adalah suatu jaminan yang memberikan sukacita, meskipun orang tersebut berada dalam kesakitan. Atau Tuhan mengingatkan 2 Samuel 7:14. Ketika kita berada dalam kesulitan, kesukaran, misalnya sakit penyakit atau kesengsaraan. Sebaik-baiknya kerohanian kita, pasti di dalam pikiran kita ada satu atau dua elemen yang menyatakan bahwa, “Jangan-jangan ini adalah hajaran Tuhan kepadaku.” Di dalam keadaan itu, kalau kita ikuti terus maka iman kita akan goyah. Benar, kita harus menerima kenyataan itu, sangat mungkin hidup kita berdosa, tetapi seandainya pun tidak, tetap kita harus mengerti prinsip ini. Bahwa kalau sesuatu yang buruk terjadi kepada kita, tetap ada sesuatu hajaran Tuhan kepada kita, tetapi itu hajaran Bapa yang mencintai anak-anak-Nya. Dalam Yesaya 27, ada satu prinsip Firman Tuhan mengatakan, Tuhan menyatakan kepada umat-Nya, apakah Aku itu membunuh engkau seperti Aku membunuh bangsa-bangsa yang jahat kepadamu? Kalau melihat seluruh konteks pasal 27, Tuhan mau berbicara bahwa kalaupun Tuhan menghukum kita, Dia tidak sama dengan seperti Dia menghukum bangsa-bangsa yang tidak mengenal Dia. Dalam keadaan sakit seperti ini, saudara bayangkan, dalam keadaan yang gelap sengsara seperti ini, ayat-ayat ini akan menguatkan hidup kita. Dan ini sungguh-sungguh terjadi di dalam jalan providensia Allah.
(viii) Bicara berkenaan dengan uang. Saya rasa banyak sekali dari kita yang harus mempercayai hal ini dan dikuatkan dalam Firman-Nya. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Flavel, jalan providence meneguhkan Firman Tuhan. Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah akan membalas setiap orang yang murah hati kepada orang lain yang membutuhkan, ketika dia melakukannya seperti kepada Tuhan. Sebaliknya ketika Allah meminta untuk kita melepaskan dan kita tidak mentaatinya, hal tersebut membuat orang tersebut tidak beruntung. Poin yang ke-8 adalah berbicara mengenai uang dan bagaimana harus memberikan apa yang Tuhan sendiri tuntut dari hidup kita. Karena Firman ini begitu jelas dalam Alkitab dan terbukti dalam providensia Allah. Kalau saudara dan saya mau beruntung, maka lepaskan uang, lepaskan apa yang kita miliki ketika Tuhan meminta untuk kita melepaskan. Tetapi ketika saudara dan saya berpikir kikir dan ketika saudara dan saya menahan ketaatan ini. Dan mata kita kepada kepemilikan kita, maka Tuhan akan membuat kita tidak beruntung.
Amsal 11:24-25. Amsal 19:17. Biarlah saudara-saudara hati-hati, apakah engkau mau beruntung atau engkau mau buntung dalam hidupmu. Perhatikan baik-baik, orang yang mau beruntung adalah bukanlah orang yang terus mengambil untuk bisa menyimpan harta. Prinsip Alkitab adalah orang yang mau beruntung adalah orang yang mau melepaskan apa yang Tuhan minta. Dalam Alkitab dengan jelas Tuhan menyatakan berikan perpuluhanmu. Tuhan meminta uang kita untuk kita berbagian di dalam pekerjaan-Nya secara mendunia. Tuhan meminta kita menyerahkan uang kepada orang-orang yang kita tahu membutuhkan. Saat-saat ketika saudara menyimpannya, saudara akan tahu ketidak-beruntungan akan melanda hidup saudara. Ini adalah kalimat hitam di atas putih yang sungguh-sungguh terjadi di dalam jalan providensiasi Allah. Flavel mengatakan ada orang dengan satu tangannya berusaha susah payah menabung, mencari uang, tetapi Tuhan membuat tangannya yang lain harus menyerahkan uangnya. Sebaliknya ada anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan uangnya, membagikan uangnya kepada siapapun saja yang Tuhan suruh. Maka Tuhan membayarnya kembali dengan murah hati. Perhatikan, ini tidak bicara berkenaan dengan teologia sukses. Banyak orang karismatik menggunakan ayat-ayat seperti ini untuk memancing memberikan persembahan lebih lagi. Ada kebenaran dan bercampur dengan kesesatan di dalamnya. Kalau saudara tanya saya, apakah gerakan karismatik sesat? Maka saya mau mengatakan ini menjadi sesuatu kesulitan. Saya mengatakan pada saat ini saya melihat tidak sesat, tetapi luar biasa berbahaya. Ketika bicara mengenai kesesatan adalah suatu pengajaran yang mengatakan Yesus bukan Tuhan, kalau Allah bukan Tritunggal. Orang-orang karismatik tetap mengajarkan, sehingga tidak bisa kita katakan bahwa mereka semuanya sesat. Tetapi pengajaran mereka sangat berbahaya, karena campuran antara kebenaran dengan sesuatu kesalahan yang fatal.
Saya jelaskan khususnya dalam ayat-ayat ini. Pengajaran mereka itu campuran antara kebenaran, di mana kebenarannya? Adalah benar, ayat-ayat Alkitab mengajarkan hal ini. Kalau saudara menahan perpuluhan, saudara tidak akan beruntung, kalau saudara tidak mau peduli dengan pekerjaan Tuhan, Allah juga tidak perduli dengan hidupmu, kalau saudara pelit dan tidak mau membagikan sesuatu. Saudara hitung-hitungan dengan uang, Allah akan hitung-hitungan dengan engkau. Itu bagian dari Alkitab dan itu benar. Alkitab bahkan menyatakan: Berikan perpuluhan dan ujilah Aku, maka apakah Aku tidak akan membukakan tingkat-tingkat di langit? Tetapi, apa yang tidak beres dalam pengajaran karismatik? Mereka melakukannya untuk diri sendiri, mereka melakukan memberikan perpuluhan adalah supaya saya bisa lebih kaya. Mereka membagi kepada orang miskin supaya mereka juga nanti mendapatkan uang karena berdasarkan janji Tuhan. Ya, Tuhan tidak akan lupakan janjinya, Tuhan akan menepati kepada orang-orang seperti ini, tetapi Tuhan tidak menerima persembahan karena hatinya sebenarnya mau memanfaatkan Tuhan, memanfaatkan janji Tuhan untuk diri sendiri. Tetapi perhatikan apa yang Reformed ajarkan. Kalau saudara sungguh-sungguh menaati Firman Tuhan, untuk kemuliaan Allah saja dan tidak mau dan tidak pernah berpikir tentang urusan dikembalikan. Saudara akan melihat Tuhan tidak berhutang. Tuhan itu setia. Jangan saudara cuma menikmati Firman, apakah sungguh-sungguh kita mentaati Tuhan dalam urusan ini.
Dalam anugerah Tuhan saya sedikit sharing untuk mendorong saudara, bukan sharing untuk mengangkat diri saya. Ini ada sesuatu kesulitan kalau saya tidak sharing maka saudara tidak mengerti caranya. Tetapi kalau saya sharing, seakan-akan saya mau menonjolkan diri. Tidak, semuanya di dalam takut akan Tuhan dan biarlah nama Tuhan dipermuliakan. Apa yang biasa kami lakukan sebagai satu keluarga ketika kami memberi? Pertama adalah ketika kita melihat adanya perlunya janji iman. Maka saya akan memikirkan berapa janji iman yang saya bisa berikan berdasarkan tabungan saya. Tentu itu adalah sesuatu yang wajar bukan? Saya doakan, tetapi saya tidak akan menentukan hanya berdasarkan itu. Saya menunggu-nunggu Tuhan di dalam hati saya. Kemudian sering sekali Tuhan memunculkan sesuatu desakan untuk sekian. Ketika saya ada satu perasaan harus memberikan sekian, saya melihat di dalam tabungan saya, itu artinya hampir semuanya atau mungkin separuh lebih. Kemudian saya mesti bagaimana? Tetapi di dalam keadaan seperti ini saya bersyukur kepada Tuhan, sudah ada tiga atau empat janji iman yang besar sekali yang terjadi di dalam kehidupan kami. Terakhir adalah di dalam janji iman yang kedua di dalam gedung gereja ini. Kemudian saya memikirkan dan saya mengatakan kepada isteri saya. Saya mengucap syukur karena isteri yang mau taat kepada suami. Saya mengatakan sekian. Kemudian dia mengatakan ya. Dalam keadaan itu saya tidak memikirkan bagaimana Tuhan membalas saya, karena saya bisa berbagian di dalam janji iman adalah privillege dalam hidup saya. Hidup cuma satu kali, setelah itu mati. Hidup cuma satu kali, makan cuma 3 kali sehari, anak kita cuma untuk sekolah seperti ini. Pasti Tuhan akan mencukupkan kita. Maka saya tidak memikirkan untuk tabungan-tabungan yang seperti apa untuk ke depan, saya tidak pernah berhutang, tetapi saya juga tidak memikirkan harus seperti apa, karena yang paling penting adalah bukan memikirkan uang untuk anak saya, memikirkan bagaimana keluarga saya bisa taat. Perhatikan prinsip ini, yang memelihara kita dan keturunan kita ke depan bukan tabungan kita. Yang memelihara kita ke depan adalah jalan ketaatan kita. Karena Allah yang memelihara, Allah itu yang setia. Ketika muncul angka itu, saya ambil contoh yang terakhir. Maka muncul angka itu, besar. Bagi kami besar. Kemudian saya tidak pikirkan lagi, pokoknya ya sudah kasih, nanti kasih. Saya bersukacita saya bisa kasih. Tidak ada angin, A B C D E, suatu saat ketika kami dalam satu pelayanan, tiba-tiba ada orang datang ke isteri saya dan memberikan satu amplop. Isteri saya mengatakan, “Ya nanti saya akan sampaikan ini untuk GRII Sydney.” Orang itu mengatakan, “Tidak, tidak untuk GRII Sydney. Nanti saya akan kasih persembahan lagi, ini untuk keluarga Pak Agus.” Oh ya, terima kasih ya. Kami tidak menggubris persembahan itu dan masukkan kantong. Kami pergi ke bandara, mau pulang ke sini. Ketika kami buka dan menghitung isinya, saya kaget sekali karena begitu besar angkanya. Itu adalah janji iman kami, tepat tidak kurang $1 pun. Saya katakan kepada saudara-saudara, puluhan kali hal-hal seperti ini terjadi. Bukan Agus, tetapi Allah setia kepada janji-Nya. Nikmati jalan ini, jalan ini bagi engkau.
Hal yang lain adalah setiap kali kalau saya sedang berjalan atau drive, atau saya berdoa, atau saya lagi ngobrol-ngobrol sama keluarga, atau apapun saja, tiba-tiba ada akan teringat akan satu orang. Kemudian belas kasihan saya mulai muncul kepada orang itu, maka cepat saya akan bicara kepada isteri saya, “Berikan uang berapa dollar kepada orang itu.” Berkali-kali, isteri saya itu nanti keluar dari tempat tidur, pagi-pagi, kemudian saya sudah siap-siap untuk mau pergi atau mau pelayanan atau apa. Kemudian dia mengatakan, saya kepikir kasih orang itu berapa dollar, berapa ratus dollar. Kemudian saya katakan, “Ya.” Setiap kali saya minta kepada isteri saya sekian, untuk orang itu. Saya minta untuk detik itu juga langsung bisa transfer. Setiap kali begitu uang didapat, meskipun belum waktunya untuk janji iman, atau belum waktunya untuk perpuluhan, cepat kirim dulu. Karena manusia itu hatinya beda satu hari, lain. Saudara pernah mengalami bukan? Nanti perpuluhannya minggu depan saja, sekarang sudah ada uang, perpuluhannya minggu depan. Saudara tunda satu minggu, saudara ternyata tidak bisa mempertahankan uangmu untuk perpuluhan. Tetapi begitu engkau mau taat saat itu berikan langsung, ternyata sepanjang bulan seluruh kebutuhanmu tercukupi. Ini bukan kalimat manusia, ini adalah dari Firman Tuhan.
Flavel mengatakan tidak pernah ada orang sucinya Tuhan yang kehilangan sesuatu ketika dia taat membagikannya, bagi kemuliaan Tuhan. Ketika saudara mau rela membagikannya, Allah akan mengembalikan dengan bunganya, demikian kata Flavel. Bahkan Allah sering membalasnya berkali-kali lipat, sesuatu yang tidak pernah anda pikirkan atau harapkan sebelumnya. Saya harap saudara sebagai jemaat GRII Sydney memperhatikan hal ini. Kenapa? Karena uang adalah sesuatu yang paling dasar. Ketika saudara mengikut Kristus jangan bicara berkenaan dengan sakit penyakit terlebih dahulu. Jangan bicara berkenaan dengan penderitaan atau ada orang di dunia ini yang mengainaya gereja Tuhan. Semua itu mungkin belum terjadi dalam hidup kita, karena hal yang paling dasar adalah urusan uang saudara tidak pernah bereskan. Siapa yang menjadi Tuhan kita? Apakah Kristus Yesus atau uang? Itu terlihat bagaimana saudara melihat uang. Saya mau saudara mendidik keras terhadap diri kita sendiri. Jangan apapun saja saudara bicara mengenai uang. Saya kalau melihat orang bicara, ini ujung-ujungnya duit, dia bicara panjang lebar. Kalau anda adalah umat Allah, biarlah engkau mempercayai Firman, biarlah engkau boleh bertobat dan buktikan Firman ini sungguh-sungguh nyata. Tetapi jikalau engkau adalah umat yang sebenarnya milik dunia ada di dalam gereja binasalah engkau dengan uangmu. Biarlah kita sungguh-sungguh mendidik diri dengan hal ini.
(ix) Adalah di dalam hal harus memilih. Firman Tuhan menyatakan cara terbaik dan bijaksana untuk seseorang menyelesaikan pergumulannya adalah dengan tetap menjaga hati nurani dan mendapatkan kasih dari manusia adalah dengan mengarahkan jalannya menyukakan Tuhan. Jikalau saudara harus memilih antara hati nurani atau suatu relasi dengan orang lain misalnya, maka cara yang terbaik untuk menyelesaikan pergumulan ini adalah mengarahkan jalan kita untuk menyukakan Tuhan Yesus Kristus, Mazmur 16:7. Saya akan jelaskan ini agar menjadi jauh lebih bisa dimengerti. Saudara mengingat Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Daniel, mereka itu orang yang bersaksi bagi Kristus dan kemudian raja dan seluruh rakyat berusaha untuk membuat mereka mati. Ada dua jalan. Yang pertama adalah kalau mereka itu mau mengikuti perintah raja, maka mereka memiliki relasi dengan raja yang baik, tetapi seumur hidup hati nurani mereka akan tertuduh. Tetapi kalau mereka tidak mau kompromi, maka hati nurani mereka tidak tertuduh, tetapi mereka menjadi memiliki relasi dengan raja yang tidak baik dan bisa menyebabkan kematian. Di dalam poin yang ke-9, Allah menjelaskan prinsipnya pilihlah jalan yang menyenangkan Tuhan. Dan sering sekali Allah akan memberikan keduanya menjadi berkat dalam hidup kita. Lihat Sadrakh, Mesakh, Abednego akhirnya bisa tetap menjadi saksi memiliki relasi yang baik dengan kerajaan dan juga dengan orang-orang di Babel sekaligus hati nuraninya masih baik. Saya akan berikan aplikasinya singkat saja. Jikalau atasanmu meminta engkau melakukan sesuatu yang dalam pekerjaanmu berdosa, jangan mau. Dalam saat seperti itu engkau akan berpikir, aku akan dipecat, tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan berkali-kali Allah malah akhirnya ketika engkau tidak kompromi engkau akan mendapatkan kasih sayang dari atasanmu. Banyak orang pacaran, lalu ingin pasangannya menyatakan mari kita melakukan sesuatu yang tidak kudus, lalu saudara kalau menolak dia akan putus. Tetapi berkali-kali, anak-anak Tuhan yang berjalan dalam kekudusan dan memilih untuk menyukakan Tuhan, ketika dia menolak malah orang lain atau pacar kita itu malah makin respect kepada kita.
(x) Ketika kita kebingungan dan harus mengambil keputusan, ketika kita berada dalam masalah membuat kita bingung dan tidak ada kedamaian pikiran dan membuat kita terganggu. Maka cara terbaik yang Firman nyatakan adalah dengan menyerahkan diri kita dan case kita kepada Tuhan, Mazmur 37:5-7 dan Amsal 16:3 menyatakannya. Dalam beberapa minggu ini saya menemukan ada anak-anak muda yang datang kepada saya di dalam kebingungan, dalam air mata, karena mereka menginginkan sesuatu tetapi mereka kebingungan dengan kondisi yang ada. Ada orang yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan lalu mamanya minta dia untuk cepat pulang. Ada orang yang berada dalam kesulitan karena dia lengah terhadap sesuatu dan sekarang dia sedang kebingungan sekali. Ketika berada dalam beberapa opsi dan dijepit dalam kebingungan untuk mengambil sesuatu keputusan. Dan tidak tahu harus bagaimana, cara yang terbaik adalah menyerahkan diri kita dan kasus kita, kepada Tuhan. Raja Hizkia dikepung kemudian ada surat yang datang kepada dia, mengancam dia. Apa yang dia lakukan? Dia bawa ke hadirat Tuhan, membacakannya kepada Allah. Dia membawa dirinya dan case-nya kepada Tuhan. Dan Tuhan menyatakan serahkan perbuatanmu kepada Tuhan maka terlaksanalah segala rencanamu. Kiranya Tuhan boleh memimpin hidup kita.