[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

30 June 2019

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Doa Bapa Kami (18)

Matius 6:9-13

Doa Bapa Kami adalah doa yang meminta untuk pemerintahan Allah mutlak datang di dalam hidup kita. Di dalam Matius 5-7 berisi pengajaran khotbah di bukit Yesus Kristus berkenaan dengan Kerajaan Allah. Dan khotbah ini diberikan khusus kepada murid-murid-Nya. Orang-orang dunia tidak mungkin akan mengerti khotbah ini. Ada cara pandang yang berbeda dengan dunia. Ada asumsi-asumsi dasar yang tidak diketahui oleh dunia. Dan bahkan itu secara presaposisi berbeda dengan apa yang ada di dunia terbalik 180 derajat. Hanya orang-orang yang sudah dilahirbarukan akan mengerti dan menerima ayat-ayat seperti ini. Hanya Roh Kudus jikalau Dia bekerja maka kita akan mengerti prinsip-prinsip Kerajaan Allah yang akan ditegakkan di dunia ini. Bagaimana mungkin dunia bisa mengerti kalimat berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah, berbahagialah orang yang berdukacita karena kebenaran. Sama dengan doa Bapa Kami ini, doa Yesus Kristus yang diajarkan untuk murid-murid-Nya. Dan tujuan doa ini biarlah di dalam isi hatimu yang terdalam engkau minta satu hal yaitu minta pemerintahan Allah, Kerajaan Allah, kehendak Allah itu jadi. Orang-orang yang sudah dilahirbarukan, engkau dimiliki dan engkau memiliki Allah. Engkau bukan lagi milikmu sendiri. Engkau sudah ditebus oleh Kristus Yesus yang menjadi milik Allah sepenuhnya. Maka cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Seluruh apa yang menjadi isi hati-Nya dijadikan di tengah-tengah dunia melalui hidupmu. Maka tiga dari permohonan pertama adalah bicara berkenaan dengan pemerintahan Allah (vertikal). “Bapa Kami yang di sorga. Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu. Di bumi seperti di sorga.” Yesus menyatakan Yesus mengajarkan itulah seluruh isi hati orang Kristen. Sama seperti isi hati-Nya. Yaitu kehendak Allah itu dijadikan. Meskipun sulit dan harus sangkal diri serta pikul salib. Meskipun kita dimusuhi oleh dunia. Meskipun secara daging itu bukan keinginan kita. Tetapi uniknya orang-orang yang sudah dilahirbarukan, selalu memiliki teriakan ini di dalam hatinya. Ketika Roh Kudus bekerja, ada teriakan, hidup yang hanya satu kali itu hanya ingin untuk memperkenan Dia. Kemudian tiga permohonan kedua adalah horisontal. “Berikan makanan kami secukupnya pada hari ini. Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Ini berbicara berkenaan dengan masa kini, masa lalu, dan masa depan. Orang yang mendoakan doa Bapa Kami ini, yang cara hidupnya prinsip hidupnya sinkron dengan doa Bapa Kami, akan mengalami apa yang disebut sebagai providensia Allah di dalam segala kehidupannya. Allah kita adalah Allah yang memenuhkan seluruh kebutuhan kita baik itu jasmani maupun rohani. Allah kita adalah Allah masa kini, masa lalu, dan masa depan bagi umat-Nya. Tidak ada satu bagian pun di dalam kebutuhan hidup kita, satu titik pun di dalam tubuh dan jiwa kita yang tidak akan di-supply oleh Dia. Dan tidak ada satu pun dari waktu-waktu kita, masa lalu, masa kini dan masa depan yang tidak diperhatikan oleh Dia.

Sekarang saya akan masuk ke dalam permohonan keenam ini. Ayat 13. “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Ini adalah satu ayat yang sebenarnya sulit, yang mengandung berbagai macam dimensi kehidupan. Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah Allah itu mencobai umat-Nya? Tidak! (Yakobus 1:13) Kita memiliki satu keyakinan bahwa Allah tidak mencobai siapapun saja. Tetapi kenapa di dalam Kejadian 22:1 dikatakan bahwa Allah mencobai Abraham dengan meminta anak Abraham yaitu Ishak itu untuk dimatikan. Matius 4 menyatakan bahwa Yesus dipimpin oleh Roh Kudus pergi ke padang gurun untuk dicobai oleh setan. Apakah Roh Kudus begitu jahat sehingga membawa Yesus pergi ke padang gurun untuk dicobai? Saya akan coba untuk menjawab seturut dengan apa yang Reformed Teologi itu katakan kepada kita. Di dalam bahasa aslinya, berkenaan dengan pencobaan bisa diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai pengujian. Pencobaan dipakai oleh setan untuk menjatuhkan. Tetapi pengujian dipakai oleh Allah untuk menaikkan seseorang. Secara konteks sama tetapi beda motivasi. Pada waktu itu Adam dan Hawa dalam keadaan yang baik. Dan Allah itu kemudian mengijinkan setan masuk. Setan masuk dan menggoda Adam dan Hawa dengan tujuan di dalam hati agar supaya Adam dan Hawa itu jatuh di dalam dosa. Perhatikan konteks itu. Konteks yang sama. Sama-sama yang diuji Adam dan Hawa. Sama-sama kasusnya adalah buah terlarang. Dan tempatnya sama di Eden. Konteksnya sama tetapi setan itu mau menjatuhkan. Tetapi Allah mengijinkan itu untuk menguji. Ini adalah prinsip utama yang kita harus mengerti. Jikalau ada hal-hal yang sangat sulit untuk kita tanggung sebagai manusia, yang membuat kita berlinang air mata, yang bahkan menghancurkan jiwa dan bahkan seakan-akan hidup kita, konteks itu dipakai oleh setan untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Tetapi konteks itu dipakai oleh Allah untuk menguji kita apakah kita mau berlindung kepada Dia, dan menguji kita untuk kita boleh menang. Kita tidak suka dengan ujian tetapi merupakan absolute necessity. Ketika anak kita mendapat test, kita tahu supaya anak kita bisa diuji dan nyata bahwa dia itu layak, dia mampu, dia lulus. Dan guru yang baik membuat tes kepada murid-muridnya dan berharap murid-muridnya itu lulus. Itulah hal yang paling mendasar yang kita harus mengerti. Allah tidak mencobai. Itu artinya bahwa Allah tidak memiliki satu maksud yang jahat untuk menjatuhkan kita. Tetapi itu tidak berarti bahwa Dia tidak memberikan ujian-ujian kepada kita. Kadang Allah itu memberikan satu kebebasan kepada musuh-musuh-Nya yaitu setan untuk mencobai kita, pada saat yang sama, Dia menguji kita. Hal yang sama pada Ayub. Bagaimana Allah membiarkan setan dengan seluruh rencananya. Tetapi di tempat yang lain Allah membatasi setan. Dan di dalam 1 Korintus 10:13, Allah dalam pencobaan itu memberikan kekuatan kepada anak-anak Tuhan sehingga anak-anak Tuhan mampu, untuk bertahan dan menang di dalam pencobaan.

Doa Bapa Kami adalah doa yang di set oleh Kristus untuk kita doakan setiap hari. Satu doa yang selalu kita katakan setiap hari dengan spirit yang sama yaitu sinkron dengan doa Bapa Kami. Entah kita berdoa dengan kalimat yang sama atau tidak. Sekarang saya akan menjelaskan apa arti di dalam ayat 13 ini.

  1. Doa ini meminta Tuhan menolong kita melepaskan kita dari penguasaan si Setan. Lepaskan kami dari pada yang ‘jahat’, di dalam bahasa aslinya bisa berkonotasi dua. Yang pertama, jahat secara sifat yaitu sifat kejahatan. Dan yang kedua adalah yang si jahat itu sendiri. Kita tahu bahwa setan itu yang menjadi musuh Kristus, menjadi musuh kita. Yesus Kristus sendiri pernah mengatakan kepada murid-Nya bahwa dunia itu akan membenci engkau dan tidak pernah murid itu lebih tinggi daripada gurunya. Apa yang terjadi kepada gurunya, itu akan terjadi kepada murid. Setan berusaha untuk menggocoh, menghancurkan Yesus Kristus. Dan setan dan dunia dengan sifat kejahatannya juga akan menghancurkan, berusaha menggocoh anak-anak Tuhan. Perhatikan yang menjadi sasaran setan adalah yang pertama mempermalukan Tuhan, membuat Tuhan untuk dihina oleh dunia termasuk dihina oleh anak-anak Tuhan. Dan yang kedua, sasaran setan adalah menghancurkan iman. Ada orang yang imannya hancur karena penderitaan, kehilangan, ketakutan tetapi ada pula orang yang imannya hancur karena kehidupan yang nyaman. Setan mengerti bagaimana cara untuk menjatuhkan kita. Dan di dalam Alkitab dengan jelas diajarkan banyak anak Tuhan tidak hilang imannya di dalam penderitaan tetapi hilang imannya di dalam kenyamanan. Jangan berpikir bahwa kehidupan yang nyaman berarti aku tidak masuk ke dalam pencobaan. Setan mungkin sekali mencobai kita untuk kehilangan iman dengan kenyamanan hidup, tidak lagi memiliki api, tidak lagi memiliki visi, tidak lagi memiliki semangat bagi Kristus. Hidup berpikir bahwa seperti inilah yang kita itu layak untuk jalani. Perhatikan baik-baik bagaimana orang-orang Kristen di Nigeria, Cina, Korea Utara yang mengalami aniaya. Semakin aniaya itu terjadi, semakin darah itu tercurah, semakin banyak orang menjadi Kristen, semakin banyak tentara itu dimunculkan oleh Kristus. Sebaliknya, di negara seperti ini, yang tidak ada penganiayaan, banyak orang yang berapi-api masuk ke dalam negeri Australia, 10 tahun kemudian saudara suam-suam kuku, 5 tahun kemudian saudara berkompromi dengan dunia. Berdoalah untuk minta apapun yang terjadi, apakah itu di dalam air mata atau senyuman, di dalam bahaya atau keamanan, nama Tuhan bisa kita permuliakan dan kita tidak hancur imannya. Itu tidak berarti bahwa kita minta penderitaan tetapi kita harus menyadari bahwa konteks-konteks hidup itu dipakai oleh setan untuk kita terus menerus di dalam penguasaannya. Sering sekali di dalam Alkitab, kehidupan yang nyaman itu kemudian dicabut oleh Tuhan lalu kemudian dibuat kehidupan yang tidak menentu tetapi kemudian orang ini berkemenangan imannya. Ini adalah cara kerja Tuhan yang kita sendiri tidak bisa mengerti tetapi Tuhan menyatakan kepada kita untuk kita minta untuk dilepaskan dari sang jahat atau keadaan yang jahat itu. Kiranya Tuhan menjagai iman kita di dalam keadaan baik sulit maupun lancar. Sehingga di dalam keadaan apapun saja, iman kita bertumbuh dan tidak hancur. Dan kita tidak mempermalukan nama Tuhan.
  2.  
  3. Pernyataan ketergantungan kita kepada Bapa akan belas kasihan-Nya. Dengan mendoakan ini, kita mengakui bahwa kita lemah, rapuh, kita itu perlu anugerah. Kita memerlukan belas kasihan Tuhan. Kita memerlukan perlindungan Tuhan. Kita tidak dapat berdiri dengan kaki kita sendiri. Kecuali Tuhan mendirikan kita. Para reformator mengatakan, saya kuat untuk berdiri dengan kaki saya jikalau saya terlebih dahulu berlutut dengan lutut saya. Semua orang Kristen kita harus belajar prinsip ini. Belajar berlutut. Belajar untuk berdoa. Bukan berdoa sebagai jimat. Tetapi doa sebagai proklamasi kita bahwa kita itu tidak bisa apa-apa dan kami membutuhkan anugerah Tuhan. Di dalam 1 Korintus 10:12 menyatakan siapa yang menyangka dirinya teguh berdiri maka engkau harus hati-hati. Ini adalah peringatan Tuhan bagi kita. Oh dunia ini begitu jahat. Dosa itu begitu tajam. Dan setan itu begitu geram dengan kita. Adalah kebodohan jikalau kita tidak meminta pertolongan Tuhan. Orang yang paling bodoh adalah orang yang ketika dia keluar dari rumah tidak mengharap, tidak meminta belas kasihan Tuhan. Siapa orang yang paling sombong di dunia? Orang yang paling sedikit berdoa. Hidup ini fragile. Kita mudah sekali kehilangan iman. Kita mudah sekali untuk jatuh. Kita mudah sekali untuk dicobai dan kemudian kita meninggalkan jalan kesucian. Dunia dan setan itu terlalu kuat bagi kita. Daud adalah yang dekat dengan hati Tuhan, seperti biji matanya Tuhan. Tetapi kenapa dia jatuh di dalam dosa kemalasan? Dan kemudian jatuh di dalam dosa perzinahan? Setelah itu masuk ke dalam dosa kebohongan secara publik dan berlanjut dengan dosa pembunuhan? Bukankah seluruhnya itu sangat tidak masuk akal? Jikalau Daud sendiri bisa jatuh. Siapakah kita? Kita adalah orang-orang yang begitu lemah. Suatu hari Petrus yang begitu sangat mengagumi Yesus Kristus. Dan begitu sangat tulus hatinya. Maka ketika Yesus mengatakan ada saatnya Anak Manusia akan dianiaya dan kamu semua akan pergi meninggalkan Aku, kemudian Petrus dengan kejujuran dan ketulusannya, dengan hati yang berkobar-kobar bagi Kristus, dia mengatakan mereka semua akan pergi tetapi aku tidak akan pergi, aku akan mati bagimu Kristus. Apakah Petrus bohong? Tidak sama sekali. Dia sangat tulus. Lalu kenapa setelah itu kemudian Petrus itu menyangkal Yesus 3 kali bahkan di hadapan pembantu yang kecil? Kenapa keinginannya dan tindakannya begitu berbeda? Itu mengajarkan kepada kita satu hal. Dunia, setan, dosa lebih kejam dan lebih menakutkan dari apa yang kita duga. Kita tidak mungkin kuat menghadap mereka. Kita memerlukan anugerah Bapa. Kalimat-kalimat ini menyadarkan we are nothing. Meskipun sulit, belajar berdoa. Meskipun tidak ada keinginan, belajar berdoa. Charles Spurgeon mengatakan, satu konteks kehidupan yang paling membutuhkan kita berdoa adalah saat kita tidak ingin berdoa. Gereja ini membuat kita bisa memiliki konteks untuk berdoa. Kebaktian berdoa jam 2 siang setiap hari sabtu itu bukan salah satu kegiatan gereja ini. Kebaktian doa jam 2 siang setiap hari Sabtu adalah pangkal dari gereja ini berdiri. Kalau pangkal itu dipotong, seluruhnya akan runtuh. Dan pangkal itu adalah belas kasihan Tuhan, bukan kehebatan atau talenta atau pengalaman kami. Yang sehebat apapun, yang setulus apapun, nothing di hadapan setan kecuali Tuhan menopang kita. Ketika kita berdoa, hati kita mengharapkan belas kasihan itu. Ketika kita berdoa, kita membuka pintu-pintu sorga untuk memberikan berkat-berkat rohani kepada kita.
  4.  
  5. Kita mengundang Allah berintervensi di dalam hidup kita. Kita meminta dengan sadar Allah berintervensi di dalam kehidupan kita. Pertanyaannya adalah siapa yang mencobai kita? Orang lain? Setan? Ya itu bisa. Yakobus mengatakan diri kita mencobai kita sendiri dengan keinginan-keinginan yang tidak suci (Yakobus 1:14). John Owen mengatakan dalam bagian ini: Jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat yaitu hati kami sendiri. Masuk ke dalam pencobaan itu belum tentu dosa. Yesus Kristus itu masuk ke dalam pencobaan di padang gurun, Dia dicobai berkali-kali, tetapi Dia tidak berdosa. Tetapi perhatikan betapa banyak hidup kita masuk ke dalam pencobaan dan jatuh di dalam pencobaan bukan karena orang lain, bukan karena setan, tetapi adalah karena keinginan berdosa kita yang kita buahi. Daud tidak ditodong dengan senjata untuk berzinah. Dia sendiri yang mencari perempuan yang sedang mandi dan mengulang perbuatannya serta menyukainya. Hal-hal seperti itu tidak sama sekali didorong oleh yang jahat. Sehingga ketika Allah itu menghardiknya melalui nabi Natan, Allah menyatakan bukankah engkau sudah mendapat anugerah demi anugerah dan kalau kurang, Aku berikan anugerah-anugerah lagi? Tetapi engkau menghina Aku dengan perbuatanmu ini. Berkali-kali kita jatuh karena keinginan kita yang berdosa yang kita buahi. Kita harus hati-hati dengan hati kita sendiri. Maka ketika kita berdoa kepada Tuhan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, itu artinya adalah Tuhan berintervensilah di dalam hidupku. Kalau Tuhan itu menutup jalan kita yang membuat akhirnya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan itu, maka bersyukurlah. Kita perlu bersyukur untuk segala banyak hal yang tidak terjadi, tidak dikabulkan Tuhan karena Dia berintervensi di dalam hidup kita. Perhatikan bagaimana Allah membiarkan Firaun masuk ke dalam pencobaan dengan membiarkan apa yang diinginkan Firaun terjadi. Setiap kali keinginan jahat kita terjadi, kita harus gemetar karena itu artinya Tuhan membiarkan kita. Kita harus minta Tuhan berintervensi dalam hidup kita. Kita harus minta Tuhan menjagai kita. Kita harus menyadari hati kita itu jahat. Tendensi hati kita selalu menyimpang dari jalan kesucian. 
  6.  
  7. Doa ini menyadarkan kepada kita untuk kita selalu awas di dalam perang. Kita harus alert bahwa setelah kita menjadi pengikut Kristus, ada musuh. Alkitab dengan jelas menyatakan setan itu dengan sabar berkeliling seperti singa mengaum-ngaum siap untuk menerkam. Ini adalah kesabaran dan ketahanan setan. Dan bahkan yang jahat kadang tidak terlihat, dan yang jahat itu seakan-akan tidak sedang menyerang. Tetapi tiba-tiba dia bisa menyerang dan langsung untuk menghancurkan. Ini adalah doa untuk kesiapan selalu untuk perang. Ada satu buku yang saudara harus membacanya. Buku ini ditulis oleh S. Lewis, berjudul Screwtape Letters. Saudara bisa melihat bagaimana setan itu memiliki strategi yang bisa dipikirkan oleh C.S. Lewis. Tentu C.S. Lewis tidak mungkin bisa membaca seluruh pikiran setan tetapi yang dituliskannya mencengangkan kita. Setan itu begitu sabar, cerdik, teliti. Setan itu membidik kita. Saya tidak mau untuk khotbah ini meninggikan setan, tetapi kita harus mengerti siapa musuh kita. Kecuali kita sekali lagi bersandar kepada Allah yang memberikan anugerah, maka Roh Kudus itu memberikan kepada kita satu pengertian ketajaman melihat musuh itu. Ada satu pelajaran yang Tuhan ajarkan kepada saya untuk selalu alert. Dulu ketika saya kuliah, Pdt. Stephen Tong mengajarkan beberapa mata kuliah misalnya Soteriology – Doktrin Keselamatan, dan Christology adalah Doktrin Kristus, dan kami mendapatkan begitu banyak berkat. Biasanya dia akan mengajar kita pada hari Jumat dan setelah doa pembukaan, dia akan memanggil seseorang secara acak untuk mempresentasikan pelajaran apa yang sudah dibicarakan minggu yang lalu oleh Pdt. Stephen Tong. Saya mengikuti pelajaran dia kurang lebih adalah dua tahun. Setiap kali saya ada di kelasnya saya selalu belajar terlebih dahulu, saya selalu siap, kecuali satu hari itu, karena hari itu anak saya rewel dan kemudian saya tidak punya waktu untuk menyiapkan diri. Dan tepat pada hari itulah saya dipanggil ke depan, akhirnya saya katakan hari ini saya tidak siap. Dan kemudian dia mengatakan satu minggu itu kamu ngapain? Saya diam. Saya malu. Minggu-minggu selanjutnya saya berharap dipanggil, sampai akhir semester tidak pernah dipanggil sampai sekarang. Pada waktu itu saya langsung teringat ayat ini. Pelajaran hari itu itu sungguh-sungguh membuat saya mengerti tidak ada satu waktu di mana saudara melepaskan seluruh senjata perlengkapan perang saudara.

Di dalam Alkitab ada empat pribadi yang dicatat yang merupakan wakil dari setan. Binatang yang keluar dari dalam laut dan itu adalah bicara berkenaan dengan penganiayaan secara fisik bagi gereja Tuhan. Di dalam Wahyu dikatakan bahwa yang terpenting untuk menghadapi binatang ini adalah ketabahan. Orang yang sudah ditentukan untuk mati dengan pedang, dia akan mati dengan pedang.

Lalu kemudian hal yang kedua adalah binatang yang keluar dari dalam bumi. Dikatakan bahwa itu mukanya seperti domba tetapi sebenarnya adalah naga. Itu dibandingkan dengan apa yang ada di dalam kitab Wahyu maka singa dari Yehuda itu adalah domba yang tersembelih yaitu Yesus Kristus. Binatang seperti domba tetapi sebenarnya adalah naga melambangkan pengajar-pengajar yang kelihatan Kristen tetapi sesat, guru-guru, hamba-hamba Tuhan palsu. Dan itu adalah pengajar-pengajar yang memiliki cap 666 di dahinya di dalam tanda binatang tersebut. Ada perang yang membuat kita jatuh di dalam teologia dan mengikut Yesus Kristus. Di dalam kitab Wahyu, Yohanes menyatakan yang paling penting di dalam menghadapi binatang ini adalah hikmat membedakan.

Dan ketiga yang menjadi wakil dari setan itu adalah Babel. Dikatakan itu adalah pelacur besar. Alkitab berbicara mengenai Babel adalah bicara mengenai kehidupan, filosofi, teologi yang melawan Allah, anti-theist. Menara Babel itu dibangun melawan Allah. Babel dengan pemimpinnya Nebukadnezar, Nebopolassar, Nabonidus semuanya melawan Allah melalui melawan umat Allah. Banyak anak Tuhan kemudian jatuh karena Babel. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Ravi Zacharias, Babel pada zaman ini boleh dikatakan di dalam tiga hal ini. Yang pertama adalah hidup materialism, yang kedua adalah hidup hedonism, dan yang ketiga adalah hidup secularism. Hidup materialism melihat apa pun saja berdasarkan materi. Saudara memiliki self-confident adalah berdasarkan berapa property, berapa uang yang kita itu miliki. Kalau saudara tidak memberikan perpuluhan, saudara masuk dalam jebakan filsafat materialism. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan engkau tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Engkau harus memilih antara Allah dan mamon. Hal yang kedua adalah hedonism. Hedonism adalah pleasure at any cost. Adalah kesenangan dengan berapapun saja harganya. Dunia ini memberikan kepada kita kehidupan-kehidupan yang makin lama makin nyaman, makin enak. Sampai titik-titik tertentu itu bukan dosa, tetapi ketika bicara berkenaan dengan hedonism, maka ini adalah –ism, maka ini adalah segala sesuatunya saya mesti nyaman. Itulah sebabnya salah satu hal yang kita bersyukur di dalam gerakan ini adalah Pdt. Stephen Tong mengajar kita semua untuk berjuang. Kita semua menyangkal diri. Kita semua lebih banyak memberi. Kita semua mesti bekerja keras. Kita tidak diciptakan untuk kemudian mendapatkan uang lalu kemudian kita nyaman, menikmati hidup, lalu kita masuk di dalam prinsip pleasure at any cost. Yesus Kristus pernah mengajarkan ada orang yang mendapatkan segala sesuatu dan menyimpannya di lumbung lalu kemudian sesudah dia menyimpannya kemudian dia menikmati. Yesus Kristus mengatakan orang itu orang bodoh. Jikalau hari ini engkau mati untuk apa semuanya itu yang kau miliki? Tidak salah untuk mendapatkan hidup yang baik. Tetapi kalau merajakan itu, itu menjadi seluruh hidup kita, maka kita sudah masuk di dalam spirit hedonism. Tetapi masalah utama hedonism bukan cuma itu. Itu mematikan kita memiliki keteguhan di dalam perjuangan di dalam kesungguhan iman. Hal yang ketiga adalah secularism. Secularism adalah paham menyatakan ini adalah yang milik Allah, yang itu bukan milik Allah. Ini adalah kehidupan yang dualistic. Pada hari ini pergi ke gereja mendengarkan baik-baik Firman tetapi Senin-Sabtu bahkan kita memiliki hidup tidak ada hubungannya dengan Firman hari ini. Kita disebut sebagai orang Kristen tetapi atheist praktis. Kita tidak pernah bergumul dengan Firman, dengan Tuhan untuk mengambil keputusan-keputusan. Biarlah kita boleh ingat Abraham Kuyper menyatakan di dalam seluruh tubuhnya tidak ada satu bagian Yesus Kristus tidak berteriak: “It is Mine”.

Dan hal yang keempat adalah setan itu sendiri. Setan itu mau berusaha untuk menghancurkan gereja. Ini adalah peperangan. Ketika kita itu berdoa jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat, biarlah kita boleh mengerti ada sang jahat yang harus kita hadapi dan kita meminta anugerah dari Tuhan untuk melindungi dan memimpin peperangan ini. Kiranya Tuhan memimpin kita, melepaskan kita dari yang jahat.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^