[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

28 April 2019

Pdt. Agus Marjanto, M.Th

Mazmur 34

Mazmur 34:12

Latar belakang Mazmur 34 ini adalah 1 Samuel 21:10-15. Ketika itu Daud berada di salah satu kota orang Filistin, ketika lari dari Saul yang mau membunuhnya. Saul sangat geram dan ingin membunuh Daud, karena Daud bisa mengalahkan Goliat sehingga seluruh rakyat memuji-muji Daud melebihi Saul. Alkitab mengatakan, sebelumnya sudah terjadi bahwa Saul ditinggalkan Tuhan. Hal paling ironis di dalam Alkitab adalah ditinggalkan Tuhan. Orang yang ditinggalkan Tuhan akan iri dengan orang yang dipakai sama Tuhan. Tetapi irinya tetap tidak bisa mengganggu orang yang dipakai dan disertai oleh Tuhan. Ada orang-orang yang tadinya dipakai oleh Tuhan tetapi kemudian tidak lagi dipakai oleh Tuhan, karena hatinya sudah mulai bengkok. Tuhan kemudian meninggalkan dia, meninggalkan gereja-Nya. Gereja-Nya menjadi tidak berbuah. Firman Tuhan tidak mungkin tajam, karena Firman Tuhan juga tidak tajam di dalam hati hamba Tuhan tersebut. Penyertaan Tuhan makin pudar. Orang-orang ini sudah melayani Tuhan puluhan tahun. Tetapi bagaimana dia memegang semua yang sudah hilang itu. Jemaat, pengurus, mungkin tidak tahu. Mereka mengikuti hamba Tuhan karena sudah lama berelasi baik. Tetapi Tuhan sudah meninggalkan dia. Dia mulai menyadari Tuhan memakai orang lain. Ketika itu terjadi, itu adalah salah satu neraka di dunia untuk orang itu. Biarlah kita boleh takut kepada Tuhan, sungguh-sungguh dididik oleh Tuhan, untuk tidak ditinggalkan oleh Tuhan. Lebih baik dihajar, bahkan dihukum oleh Tuhan daripada ditinggalkan oleh Tuhan. Jangan sampai gereja kita ditinggalkan oleh Tuhan, jikalau itu terjadi, tidak ada gunanya kita berkumpul di sini. Seluruh kalimat adalah kalimat moralitas, kalimat-kalimat yang tidak diurapi oleh Tuhan, yang tidak bisa masuk dalam hati dan menghancurkan dosa. Kemuliaan Tuhan tidak terlihat dalam gereja yang sudah ditinggalkan oleh Tuhan. Saya tidak sedang berbicara mengenai keselamatan kekal, tetapi berkenaan dengan dipakai Allah, diurapi Tuhan di dunia ini, diberikan kuasa untuk menggempur musuh dan memenangkan banyak jiwa. Alkitab dengan jelas menyatakan ada orang-orang yang kemudian disisihkan oleh Tuhan. Biarlah kita minta tolong sama Tuhan supaya sampai kita mati, Gereja ini tetap dipakai oleh Tuhan dan tidak ditinggalkan. Keluarga kita, semua orang yang melayani, hamba Tuhan, semua pengurus dan aktivis di tempat ini, tidak ditinggalkan oleh Tuhan. Tidak punya uang, relasi, dijelekkan, tidak apa-apa, tetapi jangan sampai ditinggalkan oleh Tuhan. Sebaliknya, sekalipun relasi begitu baik, keuangan gereja sangat kuat, tetapi ditinggalkan Tuhan, tidak ada gunanya. Kita hanya menipu orang lain. Pelayanan gereja yang ditinggalkan Tuhan tidak akan kokoh berdiri dengan salib. Tidak akan mempercayai lagi bahwa Firman dengan khotbah salib bisa membawa orang kepada Kristus. Dia memerlukan sesuatu dari dunia untuk meneguhkan pelayanannya. Dia akan membawa seluruh entertainment dunia masuk ke dalam gerejanya, untuk menipu dirinya bahwa Tuhan tetap memberkati dengan banyaknya jumlah jemaat. Singkirkan itu. Buktikan bahwa Allah tetap menyertai meskipun tidak ada dunia yang dimasukkan ke dalam gereja. Buktikan bahwa Tuhan itu menyertai, dengan menyatakan Firman Tuhan dengan sesungguhnya, dengan mengabarkan salib. Pribadi Kristus pada dasarnya tidak diinginkan oleh manusia. Tetapi kalau Tuhan menyertai, meskipun sulit, ketika salib dikabarkan, akan membuat jiwa-jiwa itu takluk satu persatu.

Saul sudah ditinggalkan oleh Tuhan, sekarang Daud dipakai, diurapi oleh Tuhan. Dia memenangkan peperangan. Dia masih remaja, pengalaman hidupnya di padang gurun saja. Tanpa perlengkapan senjata perang, dia memenangkan pertarungan. Goliat mati. Seluruh rakyat memuji-muji Daud. Saul membunuh beribu-ribu tetapi Daud beribu-ribu laksa. Saul mengerti kenyataan ini, hatinya tidak bisa tenang, dia mulai iri. Perhatikan! Jikalau saudara dan saya melihat ada orang yang lebih dipakai oleh Tuhan, tidak ada gunanya iri. Bertobat. Minta Tuhan memakai lagi. Tetapi jangan iri. Tidak ada gunanya. Tidak akan mengembalikan urapan. Tidak akan mengembalikan Tuhan itu nyata. Saul iri kepada Daud. Dia berusaha untuk membunuh berkali-kali. Daud lari, dari satu kota ke kota lain. Di kota Nob, imamnya yaitu Ahimelekh tidak mengetahui apa yang terjadi, memberikan makanan kepada Daud. Ketika Saul tahu, dia membunuh Ahimelekh, seluruh imam dan seluruh laki-laki dan perempuan di kota itu, karena berbuat baik kepada Daud. Irinya sampai sangat evil. Daud kemudian lari terus. Tidak ada lagi kota-kota di Israel yang aman baginya, maka dia lari melampaui Israel sampai ke kota Gat. Rajanya adalah Akhis. Karena itu daerah Filistin, Daud berpikir tidak ada orang yang mengenalnya. Tetapi Gat adalah kota kelahiran Goliat, nama Daud terkenal di sana. Orang-orang mengenalinya dan melaporkan ke raja Akhis. Raja itu kemudian mau menangkapnya. Ketika perwira mendatanginya, Daud dengan cerdik berpura-pura menjadi gila. Dia menggores-gores pintu gerbang, membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya. Raja berpikir, “Bagaimana orang gila seperti ini menjadi tantangan bagi aku? Ini tidak penting, lepaskan orang ini.” Kemudian Daud dibiarkan lepas. Tuhan memakai seluruh peristiwa ini untuk melepaskan Daud.

Mazmur 34 terbagi menjadi 2 bagian. Ayat 1-11, seluruh kalimatnya adalah dengan latar belakang yang tadi saya katakan. Bagaimana Tuhan begitu baik kepada Daud, menjaga hidupnya untuk tidak dimatikan oleh musuhnya. Ayat 12-23 adalah pengajaran Daud kepada anak-anak. Sangat mungkin ketika dia berpura-pura gila, maka anak-anak di dekatnya mengejek-ejek dia. Dia melihat bagaimana orang-orang yang masih muda itu, tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati orang asing.

 

Beberapa hal yang penting di dalam Mazmur ini:

Hal Pertama, bandingkan keadaan perendahan dan keadaan kesuksesan dunia. Daud mendapatkan pelajaran hidup penting ketika dia berada dalam pelarian dan perendahan seperti ini. Dia terus dikejar, hendak dimatikan, nasibnya tidak menentu, kelelahan, kehausan, penuh air mata dan penderitaan, harus berpura-pura menjadi orang gila, ditertawakan, dimaki, direndahkan selama berbulan-bulan. Setelah hari kelegaannya tiba, dia menuliskan Mazmur. Apa yang Daud pelajari? Daud mengatakanfear of the Lord. Takut akan Allah. Itulah sebabnya dia mengatakan, mari ke sini semua anak-anak. Dia berbicara kepada orang-orang yang lebih muda, kepada semua anak-anak dalam kerajaannya. Mari ke sini, aku akan mengajarkan kepadamu takut akan Allah. Ini adalah satu topik utama dan center dari seluruh hidup kita. Seluruh didikan gereja harusnya membawa saudara dan saya takut akan Dia. Seluruh hidup kita harus dipusatkan pada takut akan Allah. Allah mengajarkan bagaimana berjalan takut akan Dia di dalam perendahan.

Bandingkan dengan Salomo. Allah mengijinkan Salomo mendapatkan segala-galanya di tengah-tengah dunia. Kemakmuran, kesuksesan, apapun saja. Ketika ditanya apa yang engkau pelajari secara rohani seluruh hidupmu Salomo? Dia mengatakan sia-sia. Seringkali kesulitan jasmani membuat kita masuk dalam dimensi hidup bergaul dengan Tuhan secara intense. Menemukan kebenaran-kebenaran inti, yang tidak dapat Tuhan ajarkan di dalam kehidupan nyaman. Sehingga kalau saudara melihat ada orang sedang berlinang air mata, penuh penderitaan, kesulitan besar, sakit-penyakit, hati yang patah, masalah keuangan, masalah keluarga, jangan berpikir dia orang yang kasihan. Kalau orang itu berjalan bersama Tuhan, remuk hatinya, maka orang itu akan mendapatkan kebenaran inti bergaul dengan Tuhan melebihi kita yang hidup nyaman. Kita tidak boleh meminta penderitaan tentunya. Doa Bapa Kami mengatakan: “Lepaskan kami daripada yang jahat. Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan.” Tetapi ketika Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, Tuhan akan mengajarkan kebenaran utama-Nya di dalam penderitaan itu. Penderitaan tidak menjadi sia-sia. Karena Kristus sudah meletakkan diri-Nya di pusat penderitaan dunia di atas kayu salib, Dia mengubah arti seluruh penderitaan dari kesia-siaan menjadi berarti di hadapan Allah. Karena Dia pernah di atas kayu salib, maka Dia menemani anak-anak-Nya di dalam penderitaan itu. Dialah Allah yang Mahasuci yang masuk ke dalam penderitaan dunia ini.

Hal kedua, Daud mengajar kita untuk mengajar anak-anak sejak kecil memiliki hati yang takut akan Tuhan. Tuhan menghendaki kita mendidik orang-orang yang lebih muda, orang-orang di bawah kita, dan khususnya anak-anak kita. Banyak keluarga memperhatikan fisik, kepandaian anak-anaknya, tetapi tidak memperhatikan kehidupan kerohanian anak-anaknya. Property terbesar kita sebenarnya bukan rumah, kendaraan, pekerjaan, uang tabungan tetapi anak-anak, karena anak-anak adalah property yang bersifat kekal. Adalah kebodohan jikalau saudara kuatir akan kesehatan, kepandaian, masa depan mereka di dalam hidup ini, melebihi kuatir akan jiwa mereka. Mereka tidak serius terhadap hal-hal rohaninya, jarang bahkan tidak pernah bertanya kepada anak-anaknya bagaimana relasimu dengan Tuhan. Apakah engkau sudah diselamatkan? Apakah di dalam hatimu ada kesukacitaan mengikut Kristus? Mungkin saudara juga tidak pernah bertanya apakah saudara sungguh-sungguh orang diselamatkan atau tidak. John Flavel menyatakan, “Jika kita mengabaikan mendidik anak kita di dalam jalan kesucian, apakah anda berpikir setan akan mengabaikan anak-anak kita di dalam jalan kejahatan.”

Di Jakarta kita sering mengadakan KKR anak-anak. Ketika bertemu dengan ratusan anak-anak, kita sering memikirkan bahwa anak-anak adalah asset gereja, asset masa depan bangsa. Perhatikan! Anak-anak muda, juga anak-anak kecil, juga adalah asset setan. Kepada anak-anak yang sudah mengerti, saya berbicara seperti ini, “Di depan saya, beberapa puluh tahun lagi, ada orang yang akan dipakai oleh Tuhan, menjadi hamba Tuhan, misionaris, guru, pemimpin perusahaan. Tetapi dari tempat ini juga, ada orang-orang yang akan mengambil suami atau istri orang lain, yang akan berzinah, mencuri, membunuh. Ada orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dan merusak banyak orang di dalam persekutuan ini.” Siapa yang mengatakan bahwa seluruh orang yang ada di depan seorang pengkhotbah adalah anak-anak yang pasti milik Tuhan? Setan bekerja lebih keras daripada hamba Tuhan. Setan bekerja lebih keras daripada saudara dan saya.

Saudara juga memberikan anak saudara dealing dengan dunia lebih daripada dealing dengan gereja. Banyak orang mengatakan, di GRII Sydney orang-orangnya tahunya cuma pergi ke gereja. Hari Sabtu ke gereja dari pagi sampai malam. Hari Minggu juga ke gereja dari pagi sampai malam. Silakan kalau punya pendapat seperti itu. Saya serahkan pada saudara-saudara sampai harinya Tuhan bekerja dalam dirimu. Salah satu anakmu dipakai setan, engkau pasti diam. Ketika engkau bermain-main dengan Tuhan, engkau pasti diam suatu hari. Ketika anakmu sudah dipakai sama Tuhan, maka engkau akan bersukacita. Tetapi anakmu dipakai oleh setan, engkau akan datang ke gereja dengan air mata dan penyesalan seumur hidup. Kenapa dulu aku tidak sungguh-sungguh? Kenapa tidak lebih banyak? Kenapa tidak lebih tulus? Kenapa ada kemunafikan di dalam pernikahan kami sehingga anak kami tidak bisa melihat Tuhan? Ketika semua itu ada, baru saudara-saudara tahu tidak ada kata berlebihan ketika orang itu berada di dalam gereja. Suatu hari, ada orang bicara. Suamiku itu pergi ke gereja terus. Kalau saudara pergi ke gereja tetapi tidak beres pekerjaan di rumah, istrimu boleh ngomel. Saudara yang mesti bertobat bukan istri saudara. Kalau saudara adalah anak, pelayanan di gereja lalu mengabaikan pekerjaan di rumah, papa mamamu boleh complain. Itu adalah sesuatu yang Tuhan kehendaki. Saudara-saudara harus melayani Dia dan juga harus membereskan urusan rumah. Itu adalah tanggung jawab. Suatu hari seorang istri complain kalau suaminya ke gereja terus. Kepinginnya apa? Kalau nanti bertengkar pun dia pergi ke gereja, masih bersyukur daripada pergi ke night club. Ada orang yang saya ajak Sabtu pergi pelayanan. Ajak pergi KKR regional. Tidak mau, kebanyakan. Seminggu kemudian, saya tanya Sabtu kemarin ngapain? Paling banter main Facebook. Kalau saudara tidak saya ajak untuk pergi ke gereja, tidak saya dorong untuk masuk ke dalam pelayanan, saudara cuma diam sama lihat TV. Seperti itu masih berani ngomong kebanyakan pergi ke gereja. Ujilah, itu baik untuk jiwamu, baik untuk keluargamu, jangan asal ngomong di depan Tuhan atau gereja yang sejati. Saya bicara dengan sungguh-sungguh karena saya juga memperhatikan hamba-hamba Tuhan yang sejati. Saya tidak sembarangan bicara, mengritik dia. Ketika saya tidak mengerti, meskipun merasa terserang, saya lebih baik diam. Ketika diam, saya belajar untuk taat. Setelah beberapa tahun saya mengatakan, benar dia. Saya bersyukur mau mendengarkan suara dia meskipun sulit.

Banyak orang tidak memperhatikan keselamatan jiwa anak-anaknya atau memperhatikan dengan setengah hati. Daud tidak berbicara berkenaan dengan keselamatan saja, dia mengatakan, “Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu!” Takut akan TUHAN dan TUHAN yang dipakai seluruhnya dalam huruf besar, God of Covenant, Allahnya Abraham, Isak dan Yakub. Ini artinya mendidik anak-anak sebagai suatu bangsa perjanjian. Orang-orang bangsa perjanjian yang disebut sebagai remnant itu adalah orang-orang yang di dalam hatinya dididik untuk takut akan Tuhan. Bukan mengajar agama, bukan mengajar moralitas kepada anakmu. Saudara mementingkan pokoknya anak saudara pergi ke gereja. Itulah sebabnya ketika kesulitan terjadi, saudara-saudara kemudian menjauh dari Tuhan karena memang takut akan Allah tidak pernah ada dalam hidup kita. Daud mengatakan, aku akan akan mengajar hidup di dalam takut akan Allah. Calvin mengajarkan Fear of the Lord disebut sebagai pietas. Kesalehan. Yaitu hati yang tulus mengasihi Allah sebagai Bapa, tetapi juga hormat dan takut kepada Dia sebagai Tuhan, memegang kebenaran-Nya dan takut menyakiti hati-Nya lebih daripada takut akan kematian. Jangan kita berfokus kepada dosa yang dilakukan anak. Berfokuslah, takut akan Tuhan itu ada apa tidak? Ada satu buku yang bagus, judulnya Shepherding a Child Heart, isinya tentang menggembalakan hati anak, bukan menggembalakan sikap luar, behaviour mereka. Kalau hatinya takut akan Tuhan, maka sikap luarnya juga akan takut Tuhan. Banyak dari kita salah dalam hal ini. Kamu nonton video porno ya? Kamu lakukan ini ya? Kamu bohong ya? Seandainya anak saudara tidak melakukan itu semua, belum tentu takut akan Tuhan ada di dalam hatinya. Sebaliknya, kadang Tuhan mengijinkan ada kejatuhan-kejatuhan yang besar seperti Daud misalnya, tetapi dia memiliki takut akan Tuhan. Ketika memiliki takut akan Tuhan, ketika dia jatuh dalam dosa, dia akan kembali kepada Tuhan, dia akan meratap dengan dosanya. Fokus dari seluruh pelajaran rohani kita adalah karakter takut akan Tuhan ada dalam anak kita dan ada dalam diri kita. Itu yang harus kita doakan. Itu yang harus kita didik pada jiwa kita dan kepada anak-anak kita.

Di dalam pelajaran takut akan Tuhan, ada empat hal di dalam mazmur ini yang Daud sertakan.

Yang pertama adalah pelajaran jahatnya dosa. Ayat 16-17, NIV mengatakan, wajah Allah memperhatikan orang benar, wajah Allah menantang orang jahat. Dua-duanya wajah Allah. Kita harus menekankan kejahatan dosa, keseriusan Allah dan akibat dosa. Akibat dosa jauh lebih horor daripada yang kita pikirkan. Spurgeon mengatakan, terlalu banyak orang Kristen yang menipu anak-anak mereka. Dalam satu kotbahnya dia mengatakan, ada seorang bapak yang kehilangan anaknya yang mendadak mati. Anak ini hidup tidak takut Tuhan. Bapak ini kemudian bicara kepada anak-anaknya yang lain seperti ini, “Dengan air mata, anak-anakku, kakakmu sudah mati, aku takut sekarang dia berada di neraka.” Spurgeon memuji bapak ini. Banyak orang mengatakannya seperti ini, “Aku harap anakku ada di surga.” Jawabannya adalah tidak demikan kata Spurgeon. Dia tidak ada di surga. Saya tidak menghakimi orang itu. Saya mengatakan hal yang sebenarnya, itu adalah buah yang ada pada dia, yang menetapkan orang tersebut. Saya akan memberi ilustrasi. Jikalau saya berada di satu taman, menemukan ada satu pohon yang dimiliki dan ditanam seseorang. Saya menemukan pohon itu, memetik dan memakan buahnya, dan berkata, “Apel ini enak!” Pemilik itu mendengar dan berkata, “Engkau salah! Itu bukan apel, itu jeruk!” Saya katakan: “Ini apel, pak.” “Ini pohon jeruk, aku menanam jeruk! Engkau mau menghakimi, ini bukan apel, ini jeruk!” Saya hanya akan mengatakan, saya tidak tahu kamu menanam apa, pokoknya saya mendapatkan buah pohon ini apel. Kalau anak saudara terus berbuat kejahatan, tidak bertobat, tidak takut Tuhan, diberitahu melawan, diberitahu kesucian muak, kalau sampai mati saudara mau mengatakan itu jeruk, silahkan! Bukan kami yang menghakimi orang itu, buahnya sendiri yang mengatakannya. Kita tidak bisa menipu diri anak kita baik. Spurgeon mengatakan, jadilah jujur dengan dirimu dan anak-anakmu. Dosa itu kejahatan di hadapan Allah, jangan sekalipun meringankannya. Minta anugrah Allah agar hal ini tertanam di dalam hati mereka.

Yang kedua, Daud mengajarkan keperluan mutlak untuk hati yang remuk di hadapan Allah. Berkali-kali di ayat 19, Tuhan datang kepada orang yang patah hati dan yang remuk jiwanya. Di dalam Mazmur 51, kalimat ini sangat terkenal, hati yang remuk itu tidak pernah ditolak. Hati yang remuk dan tidak tinggi hati, menghampiri Tuhan dengan airmata, tidak pernah ditolak atau disiniskan oleh Tuhan. Sejauh apapun kita dari Tuhan, sebesar apapun Dia marah kepada kita, sejauh apapun kita berada di dalam kubangan dosa, satu-satunya jalan kita mendekat kepada Allah adalah jalan remuk hati. Ini adalah prinsip. Alkitab sendiri mengatakan Aku tidak akan pernah menolak hati yang remuk. Hampirilah Yesus dengan air mata, hati yang remuk. Tidak pernah ditolak, tidak pernah dibuang oleh Dia. Dia disukakan dengan hal itu, bahkan di dalam Injil ada tulisan bahwa Yesus bersukacita di dalam Roh Kudus. Yesus berkata, “Aku mengucap syukur kepada-Mu, Allah, karena Engkau tutup kepada orang-orang congkak tetapi engkau nyatakan kepada orang-orang yang rendah.” Ini adalah prinsip kerja Yesus Kristus, Dia akan menentukan, yang bawah akan diangkat dan yang di atas akan direndahkan. Ajarkan anak-anak kita untuk meminta air mata pertobatan semenjak mereka muda. Ajarkan mereka memiliki kerendahan hati. Berdoa supaya Tuhan mau meremukkan hati mereka.

Yang ketiga, anak-anak harus dididik di dalam moralitas. Ayat 14-15 mengatakan: “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah untuk mendapatkannya.” Alkitab dengan jelas tidak pernah mengajarkan moralitas sebagai jalan keselamatan. Jalan keselamatan hanya ada pada Yesus Kristus yang kita percayai di dalam iman. Tetapi keselamatan yang terjadi di dalam diri kita maupun anak-anak kita, membawa seluruh hidup kita bertanggung jawab kepada Tuhan. Hal pertama yang biasanya di-convert oleh Tuhan, yang begitu sangat kelihatan adalah bibir. Daud mengatakan, “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu dari ucapan yang menipu.” Yesus Kristus mengatakan, “Yang keluar dari bibir itu dari hati.” Jikalau hati berubah, pertama yang kelihatan buahnya adalah bibir. Memaki-maki, berbohong, menipu, membuat keributan maka perlahan-lahan saudara akan lihat Tuhan akan bekerja dari dalam ke bibirnya. Biarlah kita boleh mengajar diri kita dan anak-anak kita bagaimana berespon kepada keselamatan.

Yang keempat, ajarkan anak-anak memiliki kesukacitaan hidup dan menikmati berkat-berkat besar sebagai orang Kristen. Ini adalah poin yang mudah bagi kita kalau saudara dan saya adalah benar-benar orang Kristen yang sejati. Allah telah menolong begitu banyak di dalam kehidupan kita. Hidup Kristen adalah hidup yang penuh dengan berkat-berkat yang ada. Beberapa waktu yang lalu saya berkotbah mengenai angkatlah the cup of salvations. Itu bukan hanya bicara tentang keselamatan di dalam Kristus (surga yang kekal) tetapi adalah artinya jamak. Mulai dari di dalam Kristus, hidup kekal itu, kita mendapatkan keselamatan demi keselamatan, kelepasan demi kelepasan, berkat demi berkat di dunia ini. Jikalau saudara tidak merasa bahwa berkat-berkat Tuhan itu begitu melimpah dalam hidup kita, saudara merasa terus kurang, merasa orang lain lebih diberkati, tidak punya contentment di dalam hidup ini, merasa bahwa Allah itu tidak bergeming, Allah kelihatan tidak ada dan saya tidak dapat berkat apa-apa. Maka saya katakan, ada sesuatu yang salah di dalam kerohanianmu. Mungkin itu dosa, yang menutupi seluruh berkat Allah. Mungkin itu adalah ketamakan, yang saudara tidak pernah merasa puas dan menginginkan hal-hal dunia melebihi berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada engkau. Sekalipun banyak alasan saudara untuk tidak bersukacita, tetapi sebenarnya saudara akan menemukan, bahwa orang benar itu akan dijagai Tuhan. Bahkan Daud mengatakan, orang benar itu banyak kemalangannya, tetapi dia selalu dilepaskan.

Alkitab mengatakan, kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu. Hai orang-orang yang berlindung kepada-Nya, berbahagialah mereka. Apakah engkau berbahagia? Apakah sungguh-sungguh ada sukacita kristiani dalam hidupmu? Alkitab mengatakan, Dia selalu baik bagi orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Ayat 23 mengatakan, Tuhan melepaskan jiwa hamba-hambanya. Semua orang yang berlindung kepada-Nya tidak akan menanggung hukuman. Engkau berlindung kepada siapa? Mungkin kepada seseorang yang engkau sayangi, kepada seluruh apa yang engkau miliki, uangmu, dan relasimu dengan orang lain. Saudara tidak mungkin bisa mengatakan kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh mengandalkan Dia satu-satunya penolong dalam hidup dan tidak memiliki yang lain, dia akan bersukacita melihat perbuatan-perbuatan Allah yang hidup di dalam keseharian. Ceritakan itu kepada anak-anak kita, bagaimana Tuhan menolong. Ketika tidak memiliki uang tetapi Tuhan menolong. Ketika berada dalam sakit, hampir mati, kemudian Tuhan menolong. Ketika disingkirkan dalam pekerjaan, kemudian Tuhan menopang hidup kita. Ceritakan sukacita hidup menikmati kebaikan Tuhan.

Alamat

556 - 558 Botany Road, Alexandria, NSW, 2015
sekretariat@griisydney.org
0422690913
0430930175

Social Media

Facebook GRII Sydney Instagram GRII Sydney Twitter GRII Sydney


Google Play Store
App Store

^